Fitnah Pembawa Kematian

Diluar sana Edgard dan anak buahnya tengah memprovikasi warga. Mereka menghasut warga.

 

"Ayo cepat keluarlah, guru telah melakukan pemerkosaan!! Seorang siswa telah dikurung oleh guru itu. Ayo cepat grebek guru itu, dia telah mengotori kampung kita dengan berbuat asusila." Seorang lelaki suruhan Edgard menghasut warga.

 

Warga yang mendengar perkataan orang itu ada yang merasa tidak percaya dan ada yang penasaran. Mereka berbondong-bondong menuju sekolah.

 

Abghair masih memeluk anak itu, dia masih menunggu istrinya untuk segera datang membantunya tapi bantuan itu belum datang juga. Tiba-tiba pintu kelas itu didobrak dan terlihat para warga tengah berkumpul disana.

 

"Cepat bantu anak ini." Abghair mencoba meminta bantuan.

 

"Anakku! Apa yang terjadi padamu nak?" Seorang wanita menangia histeris mendapati putrinya dalam keadaan yang mengerikan.

 

"Siapa yang telah melakukan ini padamu?" tanya ayah anak itu.

 

"Guru, apa yang kau lakukan? Kau telah memperkosanya?" Edgard yang datang ke arah mereka langsung menuduhnya dengan buruk.

 

"Di ... dia ... dia ..." Gadis itu menunjuk ke arah Edgard yang berdiri dibelakang Abghair. Dia ingin memberitahukan sesuatu tapi dia telah kehilangan banyak darah membuatnya tidak mampu berkata-kata dan tubuhnya melemah. Gadis itu telah tiada.

 

"Kau!!! Beraninya kau menyentuh putriku!!!" Satu pukulan mendarat diwajah Abghair dari lelaki paruh baya itu.

 

"Bukan, bukan aku yang melakukakannya. Anak itu telah dalam kondisi mengenaskan saat aku mendapatkannya." Abghair mencoba membela dirinya.

 

"Guru, jangan berpura-pura, untuk apa kau malam-malam seperti ini datang ke sekolah dalam keadaan hujan seperti ini. Pasti kau telah merencanakan semua ini," hasut Edgard lagi dengan tuduhan kejinya itu.

 

"Tidak aku tidak melakukan apapun," ujarnya membela diri.

 

"Mana mungkin kau mengaku. Sudah jelas aku melihat kau menyentuh anak itu," cicit lelaki disebelah Edgard mencoba memanas-manasi warga.

 

"Hajar dia!!!" ujar seorang warga memprovokasi warga lain.

 

Para warga yang sangat emosi segera memukuli Abghair.

 

Dave yang baru saja tiba bersama ibunya berteriak. "Jangan!!! Jangan pukuli ayahku. Ayahku tidak bersalah."

 

"Diam kau anak kecil. Ayahmu telah melakukan kesalahan dia harus dihukum," ujar Edgard sambil mendorong Dave.

 

Dave tersungkur karena Edgard mendorongnya cukup kuat. Naira yang melihat anaknya terjatuh langsung memeluk anaknya. Dia memohon pada semua orang yang berada disitu "tolong jangan sakiti anak dan suamiku. Mereka tidak bersalah," ujarnya sambil menangis tersedu-sedu.

 

Warga tidak memperdulikan rintihan wanita itu malah semakin membabi buta menghajar Abghair. Mereka memukuli, menendang bahkan menyeret tubuh Abghair.

 

Edghar dan anak buahnya tertawa menyeringai. Merasa senang usahanya berhasil. Kemudian dia menghasut kembali "tidak ada tempat untuk seorang pemerkosa di desa ini, ayo gantung dia dipohon itu sebagai hukuman."

 

"Ayo gantung dia!!!" teriak semua warga yang terprovokasi. Mereka semakin menyeret Abghair yang penuh darah dan tak berdaya.

 

"Jangan aku mohon jangan gantung suamiku," Naira memohon dan menghalangi mereka. Begitu juga Dave, anak kecil itu berusaha menghalangi mereka dengan sekuat tenaganya.

"Hentikan, ayahku tidak bersalah, jangan sakiti ayahku," cegah anak itu pada warga yang semakin brutal menghukum sang ayah, tapi apalah daya kedua orang itu. Kekuatan yang mereka miliki tidak sebanding dengan warga yang sedang mengamuk.

 

Edgard yang merasa kesal meluapkan sakit hatinya dengan menarik tubuh Abghair yang tidak berdaya. Memukuli wajah lelaki itu kemudian mengambil seutas tali dan mengikatkannya ke leher Abghair, dengan tubuh kekarnya dia menarik tubuh tak berdaya Abghair ke atas bukit. Tidak memperdulikan tangisan dan raungan Naira dan Dave dibawah bukit itu.

"Rasakan guru, kau akan menerima akibatnya karena kau telah berani menentangku!" Gumam lelaki plontos itu sambil menyeret tubuh Abghari.

 

Kejam!!! Edgard sengaja menyakitinya dan sekarang diapun ingin menghabisi guru itu. Sesampainya diatas bukit yang terdapat pohon beringin yang sangat tinggi itu, dengan cepat dia mengikatkan tali yang mengikat tubuh Abghair ke pohon itu. Dave yang mencoba membantu ayahnya dipegangi oleh warga dan tidak dibiarkan membantu Abghair yang sudah lemah.

 

Sekuat tenaga Edgard menyeret tali itu hingga menggantung ke pohon itu. Abghair dengan sisa-sisa tenaganya mencoba melepaskan tali yang mencekik lehernya itu, namun kekuatannya tidak berarti apa-apa dan diapun tergantung dipohon itu hingga menghembuskan nafas terakhirnya. Ditempat itu terpecahlah tangisan Naira dan Dave.

 

Pilu dan benar-benar menyakitkan. Edgard benar-benar kejam. Tidak punya belas kasih sedikitpun!!!

 

Merasa puas dengan kematian Abghair, Edgard tertawa dengan keras dihadapan swmua orang "itulah hukuman yang pantas bagi orang yang telah mengotori desa ini."

 

Bukan apa-apa yang dia lakukan semata-mata untuk meluapkan sakit hatinya. Dia sengaja memprovokasi warga dengan menuduh Abghair melakukan perkosaan terhadap seorang siswa kemudian menghabisi Abghair, dengan begitu akan memudahkannya mengambil tanah Abghair.

 

Setelah kematian Abghair, Dave dan Naira menurunkan mayat Abghair yang masih tergantung dan tidak ada seorangpun yang membantu mereka. Semuanya pergi meninggalkan mereka, karena dianggap telah berbuat salah Abghair tidak dipandang sedikitpun.

 

Dave mengambil sebuah gerobak yang terletak didekat pohon itu, kemudian mengangkat tubuh kaku ayahnya dibantu oleh ibunya. Mereka menyusuri jalan terjal menuju kebawah bukit untuk menguburkan Abghair ditanah milik Abghair.

 

 

 

***

 

Pagi harinya Edgard datang kembali ke desa itu. Dia melihat Dave dan Naira yang menangisi kepergian Abghair.

 

"Bagaimana keadaan kalian?" sapanya yang baru saja keluar dari mobilnya.

 

"Kau ... kau pembunuh. Kau telah membunuh suamiku!!" Naira begitu marah saat melihat Edgard didepannya.

 

"Suami itu bodoh, sudah aku bilang padanya sebaiknya dia menjual tanahnya padaku, tapi kau lihat dia lebih memilih mati daripada menerima uangku." Terlihat wajah menyeringai lelaki itu sambil mendorong tubuh Naira.

 

"Jangan sakiti ibuku." Dave mencoba melindungi ibunya.

 

"Besar juga nyalimu. Siapa namamu?" Tanyanya sambil menyentuh dagu anak itu dengan tongkat yang berada ditangannya.

 

"DAVE!!! NAMAKU DAVE!!!" teriak anak kecil itu dengan lantang.

 

"Sebaiknya kau bawa ibu dan adikmu dari desa ini sekarang juga. Atau kalian akan bernasib sama seperti guru itu!" ancamnya pada kedua orang itu.

 

Dave yang pemberontak itu mencoba melawan tapi Naira memeganginnya. Tidak mungkin tubuh mungil itu akan sanggup melawan orang seperti Edgard ditambah lagi dia membawa anak buahnya juga.

 

"Ayo kita pergi nak," tukas Naira sambil membawa Dave bersamanya.

 

Edgard hanya melihat dengan tatapan tajam melihat kepergian mereka. Belum puas dengan semua kelakuannya, dia masih memprovokasi warga.

 

"Usir wanita dan anak ini dari desa ini. Orang seperti mereka tidak pantas berada disini."

 

"Iya. Usir para pendosa itu dari desa kita!!!" Seorang warga berteriak menyulut api kemarahan warga lainnya. Suasana memanas kembali. Para warga terpancing emosinya dan mengusir Naira.

 

Kepala Desa yang saat itu berada ditempat itu merasa iba dan lirih pada Naira dan anak-anaknya. Namun, Edgard menghampiri kepala desa itu untuk mengusir Naira sekeluarga dari desa itu.

 

"Nyonya Naira, maafkan saya. Saya tidak ingin terjadi keributan di desa ini. Anda lihat bagaimana warga tidak bisa menerima kehadiran anda. Saya mohon tinggalkan desa ini." Ujar kepala desa itu pada Naira.

 

Dengan berat hati Naira dan anak-anaknya mengikuti permintaan kepala desa itu dan merekapun keluar dari desa itu tanpa arah tujuan yang jelas. Dalam keadaan bingung Naira bersama kedua putranya yang masih kecil menyusuri jalan hingga malam hari tiba mereka hanya berteduh disebuah gubuk reot yang tidak berpenghuni.

 

 

 

 

 

 

 

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!