Sebuah Penawaran

Di rumah singgah yang kini menjadi tempat Dave dan Ryan belajar juga bermain, mereka mendapatkan seorang teman, anak itu sangat unik.

"Hai boleh kami bermain bersamamu?" Dave menyapa anak itu.

"Kalian anak baru ya? Aku tidak pernah melihat kalian sebelumnya," seorang anak memperhatikan kedatangan kedua kakak beradik itu.

"Iya, perkenalkan namaku dav dan ini adikku Rayan, aku ke sini bersama ibu dan kak Dragon, dia mengajak kami ke sini supaya kami tidak bosan berada dirumah," jelas Dave sambil mengulurkan tangan pada anak lelaki itu.

"Namaku Roxy, ayo bergabung bersamaku kita belajar bersama dan bermain bersama," ajak anak lelaki itu padanya.

Anak-anak itu bermain dengan gembira. Naira memperhatikan Dave dan Rayan yang sedang asik belajar dan bermain dengan teman barunya. Anak itu cukup menarik perhatiannya, selain sopan dia juga sangat baik pada kedua putranya.

"Bu Astri, siapa anak itu?" tunjuk Naira pada Roxy yang sedang asik bermain dengan putranya.

"Anak itu namanya Roxy, dia anak yatim piatu yang diselamatkan oleh tuan muda dari orang yang hendak menculiknya," jelas Bu Astri

"Penculik? apakah anak itu seorang anak orang kaya?"

"Aku juga tidak tahu nyonya. Seingatku dulu tuan muda membawa anak itu dalam keadaan murung, anak itu sangat susah diatur. Aku dengar tuan muda menyelamatkannya dari perdagangan anak dibawah umur. Saat pertama kali datang anak itu penuh trauma dia selalu membuat kekacauan terhadap teman-temannya tapi setelah berada lama disini anak itu telah menjadi anak yang baik," jelas bu Astri dengan detail.

Naira mengangguk memahami ucapan bu Astri. Dirinya baru mengetahui Dragon merupakan penyelamt bagi anak-anak disana.

"Oh ya nyonya, aku hanya ingin memberi tahumu, harus anda tahu nyonya di rumah singgah ini ada berbagai macam latar belakang anak yang kami dapatkan. Mereka datang dengan berbagai keadaan, ada yang anak orang kaya dan sengaja meninggalkan rumahnya, ada anak terlantar ada juga korban penculikan dan penganiayaan. Tuan muda merawat dan mendidik mereka disini dengan penuh kasih sayang oleh sebab itu anak-anak itu sangat menghormatinya,"tutur wanita paruh baya itu pada Naira.

"Tuan muda Dragon sangat mulia sekali. Aku baru tahu dia memiliki hati sebaik itu terhadap anak-anak," puji Naira kagum akan sikap Dragon.

"Oh ya bu Astri, sebenarnya pekerjaan tuan muda itu apa? Kenapa dia jarang sekali ada dirumah?" Naira penasaran dengan apa yang dikerjakan Dragon selama ini dan hal itu menjadi tanda tanya besar baginya, karena Dragon tak pernah mau menjelaskan padanya.

"Tuan muda seorang pebisnis," jawab bu Astri singkat kemudian wanita itu segera menghampiri anak-anak untuk segera beristirahat makan siang.

Naira mengikutinya kemudian membantu Bu Astri. "Biar ku bantu bu," ucap Naira sambil membawa makanan dan minuman yang sedang dipersiapkan bu Astri. Sudah menjadi kebiasaan ditempat itu mereka akan makan bersama saat jam makan tiba.

***

Dragon baru saja kembali ke markas tempat dimana dia dan anak buahnya mengadakan pertemuan.

"Halo Dragon, lama tak bertemu denganmu. Tidak terasa ternyata kau sudah tumbuh menjadi pria dewasa dan sangat tampan," seorang pria paruh baya kini duduk dengan menghisap cerutunya.

Pria berperawakan kulit kuning langsat dengan mata sipit yang menjadi ciri khas wajahnya itu masih terlihat gagah. Meskipun kerutan diwajahnya telah mulai terbentuk namun tak mengalahkan kharismanya sebagai seorang pemimpin.

"Tuan Okigawa? Sejak kapan kau berada disini, mengapa tidak mengabariku bahwa kau dan anggotamu akan datang ke Indonesia?" Dragon terkejut dengan kedatangan pria berkewarganegaraan Jepang itu yang secara tiba-tiba.

"Ya, ini memang sangat mendadak sekali, karena ada satu urusan yang akan aku kerjakan. Ngomong-ngomong, apa kau tidak merindukan ayah angkatmu ini? Apa kau tidak ingin memeluk orang tua ini?"

Okigawa telah merentangkan tangannya untuk menyambut anak muda yang berada dihadapannya itu dengan sebuah pelukan.

Dragon yang begitu bahagia melihat ayah angkatnya itu segera memeluk tubuh tua itu dengan hangat. Ya, Okigawa merupakan rekan bisnis dari ayahnya yang telah membesarkannya yaitu Ferdinan dan Dragon banyak membantu lelaki Jepang itu untuk melebarkan sayapnya di dunia bisnis sebagai bentuk loyalitasnya.

"Oh ya nak, aku dengar sekarang bisnismu telah menjadi sangat besar dan kau telah memimpin sebuah kelompok yang sangat disegani di Asia," ujar lelaki paruh baya itu padanya.

"Ah, itu belum seberapa dengan bisnismu tuan. Aku hanya meneruskan usaha ayah saja," Dragon mencoba merendahkan hati padanya.

"Aku punya penawaran bagus untukmu," Okigawa mencoba untuk bernegosiasi dengan lelaki muda itu.

"Penawaran apa tuan?" Dragon mendengarkan dengan serius.

"Bagaimana kalau kau tinggalkan saja negara kecil ini, dan ikutlah bersamaku ke Jepang. Aku akan membuatmu menjadi penguasa terbesar di Asia," Lelaki itu menatap dengan serius wajah Dragon.

Dirinya sangat berharap Dragon akan menerima penawarannya, karena akan menjadi suatu keuntungan besar baginya jika Dragon mau ikut bersamanya. Dengan power yang dimiliki oleh Dragon saat ini dirinya meyakini anak muda itu akan sangat membantunya untuk melebarkan bisnis ilegalnya ke penjuru dunia.

"Hm, tawaranmu sangat bagus tuan hanya saja aku tidak bisa ikut bersamamu ke Jepang, masih banyak hal yang harus aku selesaikan di sini. Kau lihat tuan, disini banyak orang-orangku yang masih membutuhkanku. Jika aku pergi bersamamu bagaimana mereka akan menyambung hidup bersama keluarga mereka?"

Benar, Dragon membangun bisnisnya memang untuk mendapatkan keuntungan tapi yang dia lakukan selama ini bukan semata hanya urusan materi saja, karena pada dasarnya dia mendirikan bisnis itu bersama teman-temannya dengan rasa kekeluargaan. Dragon cukup memperhatikan anggotanya dan juga nasib keluarga mereka, dan hal itu pula yang membuat mereka sangat menyegani Dragon.

"Inilah salah satu sikap yang paling aku sukai darimu nak. Kau bukan hanya seorang ketua penuh dengan komitmen kau juga memiliki rasa kekeluargaan yang tinggi, dan hal itu tidak dimiliki setiap ketua gengster sepertimu," Okigawa menepuk pelan bahu anak muda itu. Dirinya merasa kagum dengan pemuda itu.

"Itu bukan apa-apa tuan. Aku hanya melakukan tugasku dari sisi kemanusiaan. Bukankah aku dan mereka pernah berada di satu tempat yang sama? Aku tidak akan pernah dari mana asalku berada tuan," ucap Dragon yang cukup membuat Okigawa memahami bahwa pemuda yang berada dihadapannya itu cukup tahu diri dan tidak lupa dengan masa lalunya.

"Okay, aku paham. Aku hanya berharap kau pikirkan kembali tawaranku, karena tidak sembarang orang akan mendapatkan tawaran dariku. Kau tahukan aku sangat pemilih untuk menentukan orang yang pantas ikut bersamaku?" pungkas pria paruh baya itu dengan senyum tipis.

"Tentu tuan, aku akan pikirkan kembali tawaranmu," Dragon menundukkan kepala sebagai tanda hormatnya pada lelaki Jepang itu.

"Hm, baiklah. Besok jangan lupa siapkan anggotamu untuk menemaniku ke sebuah pertemuan, karena aku akan mengadakan pertemuan dengan seluruh pengusaha besar di negeri ini. Aku mau kau menjagaku dalam pertemuan itu," titahnya pada Dragon.

Dragon yang memahami perkataan lelaki itupun menganggukkan kepalanya, "baik. Aku akan mempersiapkannya tuan,"

Lelaki paruh baya itu tersenyum kemudian meninggalkan ruangan itu bersama para pengawalnya.

"Jason, kau dengarkan apa yang dikatakan tuan Okigawa tadi? Segera persiapkan anggotamu untuk tugas kita besok," titah Dragon pada salah satu orang kepercayaannya.

"Baik tuan," lelaki itu segera mengikuti perintah Dragon.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!