JATUH CINTA

Rama membantu Tiffani turun dari rumah pohon, lalu menuntun Tiffani kembali menuju rumah. Keduanya berjalan beriringan dengan jarak yang begitu dekat. Pundak Tiffani dan Rama bahkan saling bersentuh saat mereka melangkah. Sebenarnya, baik Rama atau Tiffani ingin saling menyentuh, berjalan sambil saling menggenggam tangan, tetapi keduanya belum berani melakukan hingga sejauh itu. Ada keraguan, Rama takut jika Tiffani menolak, dan begitu juga dengan Tiffani yang takut jika Rama menepis tangannya.

"Setelah ini kamu harus benar-benar masuk ke dalam kamar dan jangan keluar lagi," ujar Rama, saat mereka telah tiba di teras.

Tiffani mengangguk. "Siap, mulai sekarang aku akan mendengarkan semua nasihatmu," ujar Tiffani, sambil tersenyum pada Rama.

Sikap Tiffani yang seperti itu membuat beberapa penjaga yang berjaga di teras terlihat bingung. Penjaga-penjaga itu menatap Tiffani dengan heran, seolah mereka baru saja melihat sebuah keajaiban terjadi di hadapan mereka.

Rama tertawa, dan selanjutnya ia tidak mengatakan apa-apa lagi sampai akhirnya mereka tiba di depan pintu kamar Tiffani.

Tiffani dan Rama menghentikan langkah, lalu berdiri dengan canggung, dan saling berhadapan.

"Aku masuk dulu kalau begitu," ujar Tiffani.

Rama mengangguk. "Ya, masuklah. Selamat istirahat."

Tiffani tersenyum, ia membuka pintu, tetapi menutupnya lagi dan kembali berbalik untuk menetap Rama. "Hem, soal janjimu--"

"Aku akan berdiri di sini sampai jam dua malam," ujar Rama.

Kedua pipi Tiffani merona. "Baiklah, kalau begitu aku masuk dulu, bye, Rama." Tiffani melambaikan tangannya ke Rama.

Ram membalas lambaian tangan Tiffani. "Selamat tidur."

Tiffani segera membuka pintu kamar dan masuk ke dalam kamarnya. Begitu tiba di kamarnya Tiffani langsung melompat kegirangan. Ia berputar-putar sambil tersenyum sebelum berlari menuju ranjang dan menyalakan monitor di samping tempat tidurnya, yang langsung menunjukan wajah tampan Rama.

"Rama, Rama, Rama," gumam Tiffani, menyentuh bayangan Rama di monitor tersebut. "Dia pasti jenuh jika berdiri begitu saja, 'kan?" gumam Tiffani lagi, yang langsung meraih gagang telepon di dekatnya dan menghubungi telpon yang ada di kamar kepala pelayan. "Halo, Ria, ada yang kubutuhkan sekarang juga."

Detik demi detik berlalu, Rama bersandar di dinding, memperkirakan posisinya yang paling baik agar wajahnya dapat terlihat dengan jelas oleh Tiffani. Ia berusaha menahan senyum saat menyadari bahwa Tiffani sedang memandangnya saat ini.

"Ah, gadis itu membuatku gila," gumam Rama.

"Selamat malam, Rama," sapa Ria, seorang kepala pelayan di rumah besar tersebut.

Rama terkejut, dan wajah terkejut Rama itu terlihat jelas oleh Tiffani di layar monitor yang sekarang berada di kedua tangannya. Ukuran layar yang hanya sebesar tablet, membuat Tiffani dapat lebih mudah menggenggamnya daripada harus meletakan monitor itu pada dudukan yang ada di atas nakas di samping tempat tidurnya.

"Apa ini?" tanya Rama, saat beberapa pelayan yang datang meletakkan sebuah kursi lipat dan juga meja kecil di dinding tempat Rama bersandar tadi. Kemudian beberapa pelayan kembali datang membawa bantal leher, camilan, dan minuman bersoda, lalu mereka menata semua camilan itu di atas meja.

"Nona yang meminta kami untuk melakukan semua ini. Jangan tolak kebaikan hatinya, kalau tidak ingin dia mengamuk. Karena jujur saja, Rama, baru kamulah yang nona perlakuan seperti ini. Aneh sekali," ujar kepala pelayan itu. ”Apa kamu menggodanya?"

Rama tertawa. "Apa nona terlihat seperti gadis yang mudah tergoda?" Rama balik bertanya.

Kepala pelayan itu menggeleng. "Benar juga. Nona adalah gadis yang paling keras kepala dan berhati dingin yang ada di seantero bumi, mana mungkin dia luluh pada sebuah godaan, kecuali ...." Pelayan itu menggantungkan ucapannya, kemudian ia menatap Rama dengan tatapan menyelidik.

"Apa?" tanya Rama.

Si pelayan menggeleng. "Aku tidak berani mengatakannya, bisa-bisa Tuan membunuhku kalau sampai aku mengatakan dan berpikir demikian."

Dahi Rama mengernyit. "Memangnya apa yang kamu pikirkan?" tanya Rama penasaran. Ria memang hampir seusia dengan Rama, hingga Rama dapat berbicara santai pada wanita itu.

Si pelayan mendekat, lalu berbisik di telinga Rama. "Mungkin nona jatuh cinta padamu, karena dia belum pernah seperti ini sebelumnya." Si pelayan kemudian menjauh dari Rama, lalu melanjutkan. "Tapi bisa gawat sekali kalau sampai hal itu terjadi. Nona adalah satu-satunya penerus di keluarga ini, mana boleh jatuh cinta pada orang-orang seperti kita."

Rama terdiam, raut wajahnya menunjukan kesedihan. Ia terpukul. Sebelumnya ia tidak memikirkan hal itu. Kedudukannya dan kedudukan Tiffani memang sangat jauh berbeda, bisa-bisanya ia mengharapkan Tiffani.

"Kami memang bagai langit dan bumi," gumam Rama, sambil menatap lurus ke salah satu lubang kamera yang ada tepat di depannya.

Tiffani yang masih memperhatikan Rama melalui monitor menyentuh layar monitor. "Kenapa tiba-tiba kamu terlihat sedih?" tanya Tiffani pada dirinya sendiri.

***

Pagi menjelang. Dering alarm dari jam beker berbentuk bulan mengejutkan Tiffani. Ia meraba-raba ranjang, mencari jam yang semalam ia letakkan tepat di sebelahnya, dan langsung melempar jam itu ke seberang ruangan hingga deringnya tak terdengar lagi, saat ia tidak menemukan tombol yang benar untuk mematikan suara deringnya.

Tiffani yang hampir tertidur kembali kemudian buru-buru bangun ketika teringat sesuatu. "Astaga, hari ini aku harus dandan yang cantik. Aku dan Rama akan melukis hari ini. Jam berapa sekarang?!" Tiffani kemudian memandang jam digital yang menempel di dinding. "Astaga, setengah delapan!"

Tiffani melompat dari tempat tidur, dan segera berlari menuju kamar mandi.

Sementara itu di halaman samping rumah yang letaknya dekat dengan gudang, Rama dan Mona sudah sibuk dengan berbagai macam peralatan lukis seperti cat air, kanvas yang sudah terpasang pada easel atau penyangga, dan palet serta kuas.

Rama yang hanya mengenakan kaos putih polos tanpa lengan, yang dipadukan dengan celana jeans berukuran besar membuat Mona terkagum-kagum, karena otot di lengan Rama terekspos dengan jelas. Jujur saja bagi Mona, Rama terlihat sangat cool dan jantan saat ini.

"Kamu ingin melukis, atau ingin menatapku seharian?" tanya Rama, yang sejak tadi merasa jika Mona tidak berhenti menatapnya.

"Kamu adalah objek terbaik yang pernah kulihat, rasanya aku tidak ingin melukis, aku hanya ingin memandang ciptaan Tuhan yang paling sempurna ... aaah!" Mona Meringis, saat sebuah pukulan mendarat di kepalanya, dan ternyata pukulan itu berasal dari Tiffani.

"Apa yang barusan kamu katakan?" tanya Tiffani.

Mona nyengir, kemudian ia mengomentari pakaian Tiffani yang lagi-lagi merit Mona adalah berlebihan dan salah kostum. Bagaimana mungkin seorang yang akan melukis mengenakan dress yang sangat pendek, dan high heels setinggi 5 cm. Tiffani bahkan membiarkan rambut panjangnya tergerai.

"Kamu ingin melakukan pemotretan?" tanya Mona, sambil memindai Tiffani dari ujung kepala hingga ujung kaki.

"Kenapa memangnya?" tanya Tiffani, yang merasa tidak ada yang salah pada penampilannya.

Mona baru saja akan bicara, tetapi Rama melarang. Rama menghampiri Tiffani, lalu meraih jaket yang tadi ia kenakan dan mengikat jaket itu di sekitar pinggang Tiffani, setelan itu ia mengikat rambut Tiffani dengan menggunakan karet gelang yang melingkar di tangannya. "Boleh aku melepas sepatumu?" tanya Rama. Saat Tiffani mengangguk, Rama langsung membungkuk dan melepas sepatu berhak tinggi yang Tiffani kenakan dan menukarnya dengan sandal jepit miliknya.

Setelah selesai melakukan semua itu, Rama mundur beberapa langkah menjauh dari Tiffani, lalu menatap Tiffani seolah sedang menatap hasil karyanya. "Nah, begini lebih baik. Mulai sekarang, jangan selalu menggunakan pakaian yang terlalu pendek. Akan sangat berbahaya jika ada pria yang tergoda," ujar Rama. "Aku tidak ingin sesuatu yang buruk menimpamu saat aku tidak ada."

Kedua pipi Tiffani terasa panas, Rama sangat perhatian hingga rasanya ia ingin memeluk Rama saat ini.

Tiffani berdeham, berusaha bersikap biasa saja. Ia lalu menghampiri Rama yang sekarang sibuk dengan kuas dan cat. "Tapi kamu tidak tergoda saat aku mengenakan pakaian pendek, itu berarti tidak semua pria mudah tergoda saat ada seorang perempuan mengenakan pakaian pendek, 'kan?"

Rama kemudian menatap tiffani dengan tatapan tajam. "Apa kamu tidak tahu kalau aku sedang menahannya dengan susah payah, Tiffani?"

Deg!

Tiffani yakin jika sekarang pipinya pasti sudah terlihat semerah tomat.

Keseruan yang berlanjut di halaman samping, tidak lepas dari perhatian Richard yang sekarang tengah berdiri di balkon bagian samping bangunan utama.

"Tiffani terlihat berbeda beberapa hari ini," gumam Richard pada Damar yang berdiri di belakangnya.

"Benar, Tuan, nona terlihat lebih bahagia sejak ada Rama," komentar Damar.

Richard mengangguk. "Kamu juga berpikiran sama denganku rupanya."

"Tentu, Tuan. Aku bahkan mendapat laporan tentang kejadian kemarin." Damar kemudian menceritakan kejadian kemarin di jalan Cendrawasih kepada Richard. Mulai sejak mobil Tiffani yang diikuti penjahat, hingga keputusan Tiffani untuk menyelamatkan Rama.

"Benarkah? Padahal tidak biasanya dia seperti itu," ujar Richard sambil tersenyum.

Damar mengangguk. "Aku rasa, Rama membawa pengaruh positif bagi nona. Nona perlahan menjadi sosok yang perhatian. Nona bahkan sudah bisa mengatakan kalimat maaf, padahal nona kan paling anti minta maaf." Damar tertawa. "Ah, maafkan aku, Tuan, tapi putri Anda memang seperti itu, egois dan merasa tidak pernah salah."

Damar hanya tersenyum, lalu kembali memperhatikan Tiffani yang tertawa terbahak-bahak bersama dengan Rama dan Mona. "Sudah lama aku tidak melihat Tiffani begitu bahagia. Sejak ibunya meninggal, Tiffani menjadi pribadi yang sangat tertutup. Jika semua ini karena Rama, apa menurutmu yang pantas kuberikan untuk pemuda itu?" Richard kembali bertanya pada Damar.

Damar menggeleng. "Anda tidak bisa memberikan apa pun untuk Rama, karena dia pasti akan menolak, Tuan. Apa Anda tidak bisa membaca situasi jika Tiffani dan Rama saling jatuh cinta. Barang apa pun dan nominal berapa pun tidak akan ada artinya bagi Rama."

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Ardie willy

Ardie willy

semakin seruu

2023-05-08

0

lihat semua
Episodes
1 BODYGUARD KE 50
2 NONA MUDA
3 BODYGUARD TAMPAN
4 AKIBAT TERLALU TAMPAN
5 NONA DICULIK
6 KEBOHONGAN TIFFANI
7 JADILAH CINDERELLA
8 BODYGUARD JUGA MANUSIA
9 BERDAMAI
10 TUNANGAN TIFFANI
11 RACUN
12 APRIL MOP
13 RENCANA UNTUK MAKAN SIANG BERSAMA.
14 TERANCAM BAHAYA
15 TIFFANI, PENEMBAK JITU
16 DAFTAR KEINGINAN
17 DAFTAR KEINGINAN PERTAMA DAN KEDUA
18 DAFTAR KEINGINAN KE TIGA
19 RUMAH POHON
20 JATUH CINTA
21 BAWA AKU PERGI!
22 KAMU ADALAH PRIORITAS
23 LANGIT DAN BUMI
24 KEWASPADAAN TIFFANI
25 KITA SEPASANG KEKASIH
26 RAMA TERTEMBAK
27 KAMU MILIKKU
28 KEMARAHAN TIFFANI
29 AKU JATUH CINTA PADA MAJIKANKU!
30 CINTA TERLARANG
31 TIDUR BERSAMA
32 TEROR DI KEDIAMAN TIFFANI
33 I LOVE YOU
34 TIFFANI INGIN MENIKAH
35 ANDREW TERTIPU
36 PERMAINAN DIMULAI
37 ANDREW TERTANGKAP
38 JOHAN, TERSANGKA YANG TERSEMBUNYI.
39 MENYATAKAN PERASAAN
40 RESMI JADIAN
41 TIFFANI YANG MANJA
42 PEMAKAMAN TITO
43 TIFFANI DICULIK
44 MISI PENYELAMATAN
45 LOVE ISLAND
46 TIBA DI LOVE ISLAND
47 MELARIKAN DIRI
48 TIFFANI TERTEMBAK
49 SABRINA?
50 MASA LALU RAMA
51 PERJANJIAN DAN CIUMAN
52 RAHASIA RICHARD
53 LAMAR AKU
54 CEMBURU
55 DARRREN YANG MENYEBALKAN
56 NODA
57 MENGAKHIRI HIDUP
58 PERTEMUAN RICHARD DAN SAPTA ADIGUNA
59 SIKAP TEGAS RAMA
60 MATA-MATA
61 PIKNIK PERPISAHAN
62 PERTEMUAN RAHASIA
63 SEPARUH KEBENARAN
64 KEMUNCULAN PRIA MISTERIUS
65 DALAM BAHAYA
66 KESEPAKATAN TIFFANI DAN RICHARD
67 SEKARAT??
68 TIFFANI YANG TIBA-TIBA SENSITIF
69 RAMA & SINTA
70 MAJIKAN YANG MEREPOTKAN
71 KINJUNGAN SAPTA DAN LAMARAN
72 TERKEJUT
73 MENGURUNG DIRI
74 SETELAH 14 HARI
75 SEPERTI KEMBALI KE MASA LALU
76 BRAIN DEATH
77 SELAMAT ATAS KEHAMILANMU
78 PENGACAU
79 SELA DAN RAMA
80 BICARA PADA BAYI
81 MEMBUAT TIFFANI CEMBURU
82 TUGAS BERBAHAYA
83 PERTEMUAN BISNIS
84 BERPURA-PURA
85 KANKER DARAH
86 SATU MALAM BERSAMA
87 KISAH JOHAN DAN SELA
88 PERTUKARAN INFORMASI
89 KEDATANGAN SAPTA
90 MISI PENYELAMATAN
91 CINTA YANG MEREPOTKAN
92 MEMINTA RESTU
93 TUGAS DUA
94 TIFFANI YANG KAYA RAYA
95 MARI SALING MENJAUH!
96 PELAJARAN UNTUK DARREN
97 HUBUNGAN YANG MULAI BERUBAH
98 CALON PENGHUNI BARU
99 KEKECEWAAN TIFFANI
100 RAMA MENEMUKAN TIFFANI
101 MENJAGA HARGA DIRI
102 KEDATANGAN GRACELLA
103 PERTEMANAN RAMA DAN GRACE
104 Hai, Akak semua. Yuk, mendekat
105 PERKELAHIAN PARA GADIS
106 CINTA PERTAMA, CINTA MATI
107 MUNTAH
108 BALIKAN
109 AKU SUKA DIA
110 DISAPPOINTED
111 DAMAR BERENCANA
112 MEMULAI PEMBALASAN
113 MISI DIJALANKAN
114 MEMPERMALUKAN DARREN
115 PERJANJIAN
116 TEKA-TEKI RICHARD
117 RUMAH POHON
118 TIDAK ADA LAIN KALI!
119 WAKTU YANG TERSISA
120 SETIAP YANG BERNYAWA PASTI AKAN PERGI
121 TAMU TAk DIUNDANG
122 XAVIER
123 KECELAKAAN DAN MIMPI BURUK
124 MEMORY CARD
125 PELAKUNYA DIKETAHUI
126 DOKTER DYLAN ADITYA
127 BODYGUARD VS BODYGUARD
128 MISI PENYELAMATAN BERHASIL
129 GARA-GARA TINDIK
130 MEMULAI UNTUK BERDAMAI
131 HUBUNGAN DYLAN DAN GRACELLA
132 MEMBERI DYLAN PELAJARAN
133 SETELAH TUJUH HARI
134 WANITA DI TANGAN PRIA YANG TEPAT
135 HENING
136 DUA JAM SEBELUM DAN SETELAHNYA
137 HARI PEMAKAMAN DAN TIGA TAHUN KEMUDIAN
138 DAMAR TIDAK MUNGKIN BERKHIANAT
139 BODYGUARD-KU YANG SEKSI
140 SERANGAN
141 MENGEJAR PENGINTAI
142 RAMA MENGHILANG
143 MENJELANG PENYELAMATAN
144 PERTOLONGAN TIBA
145 MEMBEBASKAN RAMA
146 WANITA PENYELAMAT
147 RAMA DAN TIM BODYGUARD SELAMAT
148 BERTEMU KEMBALI
149 KERJA SAMA DAMAR DAN DION
150 RAMA SELINGKUH!
151 HANYA SALAH PAHAM
152 TAMU UNTUK KELUARGA RAENDRA
153 PENYESALAN TIFFANI
154 MENGINTAI MUSUH TERDEKAT
155 ACCIDENTAL KISS
156 BODYGUARDKU , SUAMIKU
157 BURHAN LUBIS KEMBALI
158 RAHASIA TERBONGKAR
159 SEGALANYA MENJADI KACAU
160 MEMBAGI TUGAS
161 MENUNTUT TANGGUNG JAWAB
162 BALAS DENDAM YANG PANTAS
163 TIDAK ADA YANG PASTI DI DUNIA INI
164 KABAR MEMBAHAGIAKAN
165 MEMINTA UNTUK MENIKAH
166 KEMBALI KE RUMAH
167 WANITA PENUH TEKAD
168 BAHAGIA DAN PENDERITAAN
169 ADA APA DENGANNYA?
170 TEROR
171 TIFFANI SAKIT
172 MISI BERBAHAYA KESEKIAN
173 PERTEMUAN DAN PERTARUNGAN
174 TER-TEMBAK
175 DAMAR SEKARAT
176 KEDATANGAN AIRIN SANIA
177 PENYUSUP
178 JUNIOR MENGHILANG
179 TIFFANI BERTEMU AIRIN
180 PENOLAKAN TIFFANI
181 DARREN KEMBALI BERULAH
182 BUKTI PERNIKAHAN AIRIN DAN RICHARD
183 MENEMUKAN DARREN
184 KERJA SAMA TIFFANI DAN RAMA
185 TIDAK AKAN KALAH
186 RAMA SEKARAT
187 KEMBALI KE RUMAH
188 CEMBURU PADA DOKTER TAMPAN
189 AIRIN, IBU SAMBUNG YANG ANGGUN
190 THE EXCITEMENT DISAPPEARS
191 DIA HANYA LUPA
192 TIFFANI YANG CENTIL KEMBALI
193 HADIAH UNTUK NONA
194 JATUH CINTA PADA CINTA YANG SAMA
195 MEMORI YANG DATANG DAN PERGI
196 NOTES FOR MEMORY
197 TUGAS UNTUK XAVIER
198 AIRIN MENYELESAIKAN SATU MASALAH
199 HARI PERTAMA PEMERIKSAAN
200 LEMPARAN SEPATU KHAS TIFFANI
201 TERJADI LAGI
202 KEBENARAN UNTUK TIFFANI
203 MEMULAI DARI AWAL
204 PEMBUKTIAN RAMA
205 MENDNEGAR KISAH DARI RAMA
206 BERKATA JUJUR PADA TIFFANI
207 RENCANA BESAR BURHAN LUBIS
208 OLAHRAGA BERSAMA
209 TAMU TAK DIUNDANG
Episodes

Updated 209 Episodes

1
BODYGUARD KE 50
2
NONA MUDA
3
BODYGUARD TAMPAN
4
AKIBAT TERLALU TAMPAN
5
NONA DICULIK
6
KEBOHONGAN TIFFANI
7
JADILAH CINDERELLA
8
BODYGUARD JUGA MANUSIA
9
BERDAMAI
10
TUNANGAN TIFFANI
11
RACUN
12
APRIL MOP
13
RENCANA UNTUK MAKAN SIANG BERSAMA.
14
TERANCAM BAHAYA
15
TIFFANI, PENEMBAK JITU
16
DAFTAR KEINGINAN
17
DAFTAR KEINGINAN PERTAMA DAN KEDUA
18
DAFTAR KEINGINAN KE TIGA
19
RUMAH POHON
20
JATUH CINTA
21
BAWA AKU PERGI!
22
KAMU ADALAH PRIORITAS
23
LANGIT DAN BUMI
24
KEWASPADAAN TIFFANI
25
KITA SEPASANG KEKASIH
26
RAMA TERTEMBAK
27
KAMU MILIKKU
28
KEMARAHAN TIFFANI
29
AKU JATUH CINTA PADA MAJIKANKU!
30
CINTA TERLARANG
31
TIDUR BERSAMA
32
TEROR DI KEDIAMAN TIFFANI
33
I LOVE YOU
34
TIFFANI INGIN MENIKAH
35
ANDREW TERTIPU
36
PERMAINAN DIMULAI
37
ANDREW TERTANGKAP
38
JOHAN, TERSANGKA YANG TERSEMBUNYI.
39
MENYATAKAN PERASAAN
40
RESMI JADIAN
41
TIFFANI YANG MANJA
42
PEMAKAMAN TITO
43
TIFFANI DICULIK
44
MISI PENYELAMATAN
45
LOVE ISLAND
46
TIBA DI LOVE ISLAND
47
MELARIKAN DIRI
48
TIFFANI TERTEMBAK
49
SABRINA?
50
MASA LALU RAMA
51
PERJANJIAN DAN CIUMAN
52
RAHASIA RICHARD
53
LAMAR AKU
54
CEMBURU
55
DARRREN YANG MENYEBALKAN
56
NODA
57
MENGAKHIRI HIDUP
58
PERTEMUAN RICHARD DAN SAPTA ADIGUNA
59
SIKAP TEGAS RAMA
60
MATA-MATA
61
PIKNIK PERPISAHAN
62
PERTEMUAN RAHASIA
63
SEPARUH KEBENARAN
64
KEMUNCULAN PRIA MISTERIUS
65
DALAM BAHAYA
66
KESEPAKATAN TIFFANI DAN RICHARD
67
SEKARAT??
68
TIFFANI YANG TIBA-TIBA SENSITIF
69
RAMA & SINTA
70
MAJIKAN YANG MEREPOTKAN
71
KINJUNGAN SAPTA DAN LAMARAN
72
TERKEJUT
73
MENGURUNG DIRI
74
SETELAH 14 HARI
75
SEPERTI KEMBALI KE MASA LALU
76
BRAIN DEATH
77
SELAMAT ATAS KEHAMILANMU
78
PENGACAU
79
SELA DAN RAMA
80
BICARA PADA BAYI
81
MEMBUAT TIFFANI CEMBURU
82
TUGAS BERBAHAYA
83
PERTEMUAN BISNIS
84
BERPURA-PURA
85
KANKER DARAH
86
SATU MALAM BERSAMA
87
KISAH JOHAN DAN SELA
88
PERTUKARAN INFORMASI
89
KEDATANGAN SAPTA
90
MISI PENYELAMATAN
91
CINTA YANG MEREPOTKAN
92
MEMINTA RESTU
93
TUGAS DUA
94
TIFFANI YANG KAYA RAYA
95
MARI SALING MENJAUH!
96
PELAJARAN UNTUK DARREN
97
HUBUNGAN YANG MULAI BERUBAH
98
CALON PENGHUNI BARU
99
KEKECEWAAN TIFFANI
100
RAMA MENEMUKAN TIFFANI
101
MENJAGA HARGA DIRI
102
KEDATANGAN GRACELLA
103
PERTEMANAN RAMA DAN GRACE
104
Hai, Akak semua. Yuk, mendekat
105
PERKELAHIAN PARA GADIS
106
CINTA PERTAMA, CINTA MATI
107
MUNTAH
108
BALIKAN
109
AKU SUKA DIA
110
DISAPPOINTED
111
DAMAR BERENCANA
112
MEMULAI PEMBALASAN
113
MISI DIJALANKAN
114
MEMPERMALUKAN DARREN
115
PERJANJIAN
116
TEKA-TEKI RICHARD
117
RUMAH POHON
118
TIDAK ADA LAIN KALI!
119
WAKTU YANG TERSISA
120
SETIAP YANG BERNYAWA PASTI AKAN PERGI
121
TAMU TAk DIUNDANG
122
XAVIER
123
KECELAKAAN DAN MIMPI BURUK
124
MEMORY CARD
125
PELAKUNYA DIKETAHUI
126
DOKTER DYLAN ADITYA
127
BODYGUARD VS BODYGUARD
128
MISI PENYELAMATAN BERHASIL
129
GARA-GARA TINDIK
130
MEMULAI UNTUK BERDAMAI
131
HUBUNGAN DYLAN DAN GRACELLA
132
MEMBERI DYLAN PELAJARAN
133
SETELAH TUJUH HARI
134
WANITA DI TANGAN PRIA YANG TEPAT
135
HENING
136
DUA JAM SEBELUM DAN SETELAHNYA
137
HARI PEMAKAMAN DAN TIGA TAHUN KEMUDIAN
138
DAMAR TIDAK MUNGKIN BERKHIANAT
139
BODYGUARD-KU YANG SEKSI
140
SERANGAN
141
MENGEJAR PENGINTAI
142
RAMA MENGHILANG
143
MENJELANG PENYELAMATAN
144
PERTOLONGAN TIBA
145
MEMBEBASKAN RAMA
146
WANITA PENYELAMAT
147
RAMA DAN TIM BODYGUARD SELAMAT
148
BERTEMU KEMBALI
149
KERJA SAMA DAMAR DAN DION
150
RAMA SELINGKUH!
151
HANYA SALAH PAHAM
152
TAMU UNTUK KELUARGA RAENDRA
153
PENYESALAN TIFFANI
154
MENGINTAI MUSUH TERDEKAT
155
ACCIDENTAL KISS
156
BODYGUARDKU , SUAMIKU
157
BURHAN LUBIS KEMBALI
158
RAHASIA TERBONGKAR
159
SEGALANYA MENJADI KACAU
160
MEMBAGI TUGAS
161
MENUNTUT TANGGUNG JAWAB
162
BALAS DENDAM YANG PANTAS
163
TIDAK ADA YANG PASTI DI DUNIA INI
164
KABAR MEMBAHAGIAKAN
165
MEMINTA UNTUK MENIKAH
166
KEMBALI KE RUMAH
167
WANITA PENUH TEKAD
168
BAHAGIA DAN PENDERITAAN
169
ADA APA DENGANNYA?
170
TEROR
171
TIFFANI SAKIT
172
MISI BERBAHAYA KESEKIAN
173
PERTEMUAN DAN PERTARUNGAN
174
TER-TEMBAK
175
DAMAR SEKARAT
176
KEDATANGAN AIRIN SANIA
177
PENYUSUP
178
JUNIOR MENGHILANG
179
TIFFANI BERTEMU AIRIN
180
PENOLAKAN TIFFANI
181
DARREN KEMBALI BERULAH
182
BUKTI PERNIKAHAN AIRIN DAN RICHARD
183
MENEMUKAN DARREN
184
KERJA SAMA TIFFANI DAN RAMA
185
TIDAK AKAN KALAH
186
RAMA SEKARAT
187
KEMBALI KE RUMAH
188
CEMBURU PADA DOKTER TAMPAN
189
AIRIN, IBU SAMBUNG YANG ANGGUN
190
THE EXCITEMENT DISAPPEARS
191
DIA HANYA LUPA
192
TIFFANI YANG CENTIL KEMBALI
193
HADIAH UNTUK NONA
194
JATUH CINTA PADA CINTA YANG SAMA
195
MEMORI YANG DATANG DAN PERGI
196
NOTES FOR MEMORY
197
TUGAS UNTUK XAVIER
198
AIRIN MENYELESAIKAN SATU MASALAH
199
HARI PERTAMA PEMERIKSAAN
200
LEMPARAN SEPATU KHAS TIFFANI
201
TERJADI LAGI
202
KEBENARAN UNTUK TIFFANI
203
MEMULAI DARI AWAL
204
PEMBUKTIAN RAMA
205
MENDNEGAR KISAH DARI RAMA
206
BERKATA JUJUR PADA TIFFANI
207
RENCANA BESAR BURHAN LUBIS
208
OLAHRAGA BERSAMA
209
TAMU TAK DIUNDANG

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!