BODYGUARD TAMPAN

Richard terkekeh melihat tingkah putri kesayangannya yang keras kepala dan tidak mudah bersahabat. Tidak heran jika dalam waktu tiga bulan saja Tiffani sudah memecat sebanyak 49 pengawal. Sekarang saja Tiffani terlihat tidak bersahabat pada Rama, padahal Rama terlihat lebih unggul dibanding pengawal-pengawal Tiffani lainnya. Selain tampan, Rama juga masih muda, bahkan Rama terlihat seusia dengan Tiffani.

Tiffani menghempas bokongnya dengan kasar di kursi, lalu mulai meraih selembar roti gandum, mengoles roti itu dengan mentega dan kemudian mengunyah roti itu dengan kasar.

Sambil menyantap sarapan, Tiffani mulai memikirkan bagaimana cara membalas kelancangan pengawal barunya. Setidaknya ia harus memberi pelajaran kepada pengawal yang telah menghinanya secara tidak langsung, entah itu sengaja ataupun tidak sengaja, dan akan lebih bagus lagi jika ia bisa memecat pengawal itu sekalian.

"Ayah, siapa dia?" tanya Tiffani, sambil mengedikkan kepala ke tempat Rama berdiri.

Richard yang sedang mengunyah sarapannya meminta Rama untuk memperkenalkan diri. "Rama, perkenalkan dirimu," titahnya.

Rama mengangguk, lalu maju mendekat ke Tiffani. "Perkenalkan, Nona, saya adalah pengawal baru Anda. Saya Rama," ujar Rama, sambil membungkuk ke Tiffani.

Tiffani memindai penampilan Rama dari ujung rambut hingga ujung kaki. Bagi Tiffani pria bernama Rama itu terlalu sempurna untuk menjadi seorang pengawal. Wajah Rama begitu tampan dengan mata elang yang memiliki tatapan tajam dan memabukkan, bibirnya terlalu sensual, hidungnya terlalu mancung, alisnya begitu tebal dan memiliki bentuk yang sempurna. Tubuh Rama memang tidak sebesar para pengawal yang pernah bekerja untuk menjaganya, tetapi dengan bentuk tubuh seperti yang Rama miliki, Rama malah terlihat lebih seksi dan cocok untuk berada di sebelahnya.

Tiffani menggeleng, ia begitu terkejut dengan pikirannya sendiri yang menganggap Rama cocok untuk menjadi pengawalnya. Padahal memiliki pengawal adalah sesuatu yang sangat memuakkan baginya.

"Berapa usiamu?" tanya Tiffani.

Rama yang sejak tadi menunduk, sekarang mengangkat wajahnya dan menatap Tiffani. Ia terlihat berpikir keras, dan hal itu membuat Tiffani bingung.

"Kamu bahkan tidak ingat berapa usiamu? Wah, jika hal seperti itu saja membuatmu bingung, tidak heran jika barusan kamu salah mengira bahwa Mona adalah putri ayahku yang harus kamu jaga," komentar Tiffani. "Sudahlah, tidak usah dijawab. Aku tidak begitu tertarik."

Tiffani lalu mengalihkan pandangan, menatap Richard yang masih asyik menyantap sarapan. "Ayah, bukankah aku sudah bilang kalau aku tidak butuh pengawal. Pengawal sangat membuat ribet ayah. Bayangkan saja jika aku selalu diikuti oleh tiga atau empat pria sekaligus setiap hari. Mona saja sudah cukup bagiku, aku tidak butuh pengawal."

Richard tersenyum dan membalas tatapan sang putri. "Kali ini ayah pastikan kamu tidak akan merasa tidak nyaman, Nak. Ayah sudah melihat bagaimana kemampuan bela diri Rama, dan itulah sebabnya ayah memilihnya untukmu. Kamu tidak akan diikuti oleh beberapa pengawal sekarang. Hanya Rama yang akan bertugas untuk menjagamu. Apakah itu adil?"

Tiffani kembali menatap Rama. "Dia jago berkelahi?"

Richard mengangguk. "Ya, dia jago menghajar seseorang. Mulai sekarang ayah akan merubah formasi saat kamu hendak bepergian. Tidak ada lagi mobil pengawal yang akan mengekor mobilmu, kamu tidak nyaman dengan hal itu, 'kan?"

Tiffani mengangguk.

"Mulai sekarang hanya ada satu mobil, dan kamu akan duduk di kursi belakang dengan Rama, sementara Mona di depan bersama dengan sopir. Dengan begitu jika terjadi apa-apa, Rama akan mudah menjangkaumu."

"Ayah terlalu berlebihan--"

"Tidak. Ayah hanya terlalu sayang padamu." Richard mengoreksi ucapan Tiffani.

Tiffani tahu jika sudah begitu ia tidak lagi bisa mendebat sang ayah. Tiffani hanya tersenyum simpul lalu melanjutkan makannya, sementara Rama kembali ke tempatnya semula, berdiri tidak jauh dari meja makan, menyaksikan sang tuan rumah menyantap sarapan sambil menahan desakan di dalam perutnya sendiri yang juga minta untuk diisi.

Setelah selesai sarapan Tiffani langsung bangkit berdiri dan mengecup pipi Richard. "Aku pergi, Ayah."

Richard mengangguk. "Hati-hati, dan jangan bicara pada orang asing--"

"Jangan pergi tanpa pengawal, jangan pergi ke mana pun tanpa Mona, jangan mudah percaya pada perkataan orang yang tidak dikenal, dan jangan lupa kabari ayah apa pun yang tejadi." Tiffani menyelesaikan ucapan sang ayah dengan cara menirukan gaya bicara sang ayah.

Richard tertawa.

"Ayah sudah mengucapkan hal itu sebanyak puluhan ribu kali. Aku sudah sangat bosan, Ayah."

Richard membelai rambut Tiffani yang sepanjang pinggang. "Ayah tidak pernah bosan mengatakannya, karena ayah khawatir dan juga menyayangimu, Nak."

Tiffani melunak, wajahnya yang sejak tadi terlihat kesal kini berubah ramah secepat datangnya kilat. Ia lalu memeluk Richard. "Aku juga sangat menyayangimu, Ayah."

Setelah beberapa saat, Tiffani melepas pelukannya dari Richard. "Baiklah, bye, Ayah." Tiffani melambai sambil melangkah keluar dari ruang makan. Mona dan Rama segera bangkit berdiri dan mengekor langkah Tiffani.

Baru beberapa langkah keluar dari ruang makan, Tiffani mendadak menghentikan langkah dan berbalik untuk menatap Rama. "Tasku!" serunya, sambil menunjuk ke ruang makan yang baru saja mereka tinggalkan.

Rama mengangguk, lalu segera berlari untuk mengambil tas Tiffani yang tertinggal di kursi makan.

***

Di dalam perjalanan menuju kampus, Mona terus mengobrol tentang ujian yang akan mereka laksanakan hari ini, sementara Tiffani membaca buku-buku yang ia bawa walaupun tidak ada satu pun kalimat yang ia mengerti.

"Oh, ya, apa kamu sudah sarapan?" tanya Mona pada Rama yang duduk di sebelah Tiffani, saat ia sudah bosan mengoceh tentang ujian yang sama sekali tidak dihiraukan oleh Tiffani.

Rama terlihat terkejut karena Mona mendadak mengajaknya bicara. Ia kemudian menggeleng. "Belum, Nona."

Mona mengibaskan tangan. "Ish, panggil aku Mona saja, karena yang nona di sini hanya Tiffani." Mona kemudian mengeluarkan roti yang telah dioles dengan selain kacang dan memberikannya pada Rama.

"Untukku?" tanya Rama.

"Ya, untukmu. Aku sudah biasa membawa roti seperti ini di dalam tas, karena Tiffani sangat cepat menghabiskan sarapannya. Terkadang aku belum kenyang, tetapi sudah harus beranjak dari hadapan meja makan, karena Tiffani sudah selesai sarapan."

Rama meraih roti yang ditutupi berlapis-lapis tisu itu. "Terima kasih, Mona."

Mona merona, dan hal itu membuat Tiffani kesal.

"Makan yang kenyang, Rama," ujar Mona, dengan suara yang mendayu-dayu.

Tiffani yang melihat tingkah Mona menjadi semakin kesal. Namun, rasa kesalnya menyingkir sejenak saat Rama mengajaknya berbicara.

"Nona, apa aku boleh memakan ini?" tanya Rama, pada Tiffani.

Tiffani mengangguk. "Makanlah."

"Terima kasih."

Akan tetapi, baru saja Rama mengigit ujung roti yang ia pegang, Tiffani berteriak meminta mobil untuk berhenti.

"Stop, stop, stop!" seru Tiffani.

Mobil berhenti mendadak, membuat Roti yang dipegang Rama terjatuh.

"Ada apa, Nona," tanya Rama. Ia tidak terlihat kesal sama sekali, tetapi tidak terlihat khawatir juga pada Tiffani yang mendadak berteriak.

Tiffani menunjuk minimarket yang ada di seberang jalan. "Aku haus, belikan aku minum."

"Biar aku saja. Rama kan sedang makan," ujar Mona, menawarkan diri.

"Tidak usah, Mona, biar aku saja. Roti pemberianmu juga sudah jatuh, maaf. Sebenarnya masih bisa dimakan, tetapi sekarang tidak lagi karena sudah terinjak oleh sepatu Nona Tiffani."

Tiffani dan Mona menunduk bersamaan untuk melihat sepotong roti miliki Rama. Roti yang malang itu memang sudah terinjak oleh sepatu Tiffani.

"Fani," desis Mona, yang terlihat kesal. Ia tahu jika Tiffani pasti sengaja melakukannya.

"Tidak sengaja," ujar Tiffani dengan santainya, lalu segera menendang roti tersebut ke bawah tempat duduk Rama.

Rama yang melihat hal itu hanya bisa diam.

"Aku akan beli minum dulu," ujar Rama, lalu keluar dari dalam mobil.

Seketika puluhan keluhan keluar dari bibir Rama saat ia tidak lagi berada di sekitar Tiffani. "Dasar anak manja. Bisa-bisanya dia menginjak rotiku! Kalau haus, kenapa tidak bawa minum dari rumah. Menyebalkan sekali," omelnya.

***

Sebagai gadis yang memiliki wajah cantik dan bentuk tubuh yang menggiurkan, Tiffani memang selalu mencuri perhatian di mana pun ia berada. Tidak terkecuali saat ia berada di kampus. Memang benar adanya jika tidak ada mahasiswa yang berani bermain-main dan menggoda Tiffani, tapi hal itu hanya berlaku pada kalangan mahasiswa yang berasal dari golongan kelas bawah. Tiffani sering menyebut mereka sebagai golongan kelas dua dan tiga. Sementara untuk golongan mahasiswa kelas satu yang memiliki status sosial sama seperti Tiffani, hal itu tidak berlaku sama sekali. Golongan mahasiswa itu tetap saja menggoda dan menggangu Tiffani.

Seperti pagi ini, baru saja Tiffani turun dari mobil, seorang mahasiswa menghampiri Tiffani dan menyentuh dagu Tiffani.

"Hai, Cantik," ujar mahasiswa yang bernama Brian tersebut.

Melihat tindakan Brian yang kurang ajar, Rama langsung menangkap tangan Brian dan memutarnya sedemikian rupa hingga Brian merintih kesakitan.

"Argh, argh, argh! Sial, lepaskan aku!" teriak Brian.

Akan tetapi, Rama tidak melepaskan tangan Brian, sampai Tiffani meliriknya dan memintanya melepas tangan Brian.

"Kamu tidak dengar apa katanya? Lepaskan dia!" bentak Tiffani.

Rama langsung melepas tangan Brian dari genggamannya.

"Siapa orang sialan ini, Tiffani? Apa dia tidak tahu siapa aku, hah?!" tanya Brian, sambil mendorong tubuh Rama.

"Ck, sudah, sudah, jangan terus mendorongnya." Mona melerai. "Dia bodyguard baru Tiffani. Om Richard sendiri yang memilihnya, jadi jangan macam-macam, Bri!" ujar Mona, menghalangi Brian yang terus mendorong Rama.

Tiffani yang terlihat bosan segera meninggalkan perkelahian kecil yang terjadi antara Mona, Rama, dan Brian.

Melihat Tiffani pergi menjauh, Rama langsung menyusul langkah Tiffani dan berjalan tepat di belakang Tiffani tanpa bersuara seperti yang seharusnya seorang pengawal lakukan.

Suasana koridor yang tadinya tenang mendadak menjadi riuh saat Tiffani lewat. Terdengar banyak bisik-bisik dan cekikikan yang menggaung.

Tiffani mengibaskan rambutnya ke belakang, ia melangkah penuh percaya diri dan merasa bangga karena kecantikannya yang sudah diakui membuat banyak orang terpesona. Bukan hanya dari kalangan mahasiswa saja yang sekarang sedang terkagum-kagum memandangnya, tetapi dari kalangan mahasiswi juga.

"Mereka pasti terpesona pada penampilanku yang modi. Aku memang pandai memadupadakan pakaian," batin Tiffani.

Akan tetapi, beberapa saat kemudian Tiffani sadar jika bukan dirinya yang sedang dipandangi dengan penuh kekaguman oleh para mahasiswi saat ini, tetapi Ramalah yang sedang menarik perhatian puluhan mahasiswi di koridor.

"Hai, Tiffani, bodyguard barumu cute banget, sih. Boleh dong kenalin ke kita," teriak salah seorang teman Tiffani.

"Iya, Fan, siapa namanya?"

"Kalau kamu memecatnya, aku akan bilang pada ayahku kalau aku juga butuh bodyguard," ujar salah seorang lagi.

Detik berikutnya teman-teman Tiffani menjadi heboh, dan langsung mengerumuni Rama.

Rama yang tidak biasa dengan situasi seperti itu hanya bisa berdiri diam bagai patung. Tubuhnya tidak bergerak sama sekali meskipun ada puluhan tangan yang terulur ke arahnya meminta untuk berkenalan.

Beruntung Mona datang tepat waktu, Mona menarik tangan Rama agar pria itu terbebas dari kerumunan.

"Kenapa kamu tidak pergi dari sini?" tanya Mona.

"Aku tidak bisa pergi, karena Nona tidak pergi." Rama menunjuk Tiffani yang ada di hadapannya.

Ya, Tiffani memang masih berdiri di sana, ia terlalu terkejut karena Rama semudah itu mendapat perhatian dari teman-temannya.

Mona mengibaskan tangan di depan wajah Tiffani yang melamun. "Ayo pergi dari sini sebelum Rama dimangsa oleh mereka," ujar Mona, kemudian menarik lengan Tiffani dengan sebelah tangannya, sementara sebelahnya lagi ia menarik lengan Rama. "Sulit sekali memiliki bodyguard tampan!"

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Dwi Winarni Wina

Dwi Winarni Wina

rama yg jadi idolanya membuat tifani kesal,,,lanjut thor💪

2023-06-20

1

lihat semua
Episodes
1 BODYGUARD KE 50
2 NONA MUDA
3 BODYGUARD TAMPAN
4 AKIBAT TERLALU TAMPAN
5 NONA DICULIK
6 KEBOHONGAN TIFFANI
7 JADILAH CINDERELLA
8 BODYGUARD JUGA MANUSIA
9 BERDAMAI
10 TUNANGAN TIFFANI
11 RACUN
12 APRIL MOP
13 RENCANA UNTUK MAKAN SIANG BERSAMA.
14 TERANCAM BAHAYA
15 TIFFANI, PENEMBAK JITU
16 DAFTAR KEINGINAN
17 DAFTAR KEINGINAN PERTAMA DAN KEDUA
18 DAFTAR KEINGINAN KE TIGA
19 RUMAH POHON
20 JATUH CINTA
21 BAWA AKU PERGI!
22 KAMU ADALAH PRIORITAS
23 LANGIT DAN BUMI
24 KEWASPADAAN TIFFANI
25 KITA SEPASANG KEKASIH
26 RAMA TERTEMBAK
27 KAMU MILIKKU
28 KEMARAHAN TIFFANI
29 AKU JATUH CINTA PADA MAJIKANKU!
30 CINTA TERLARANG
31 TIDUR BERSAMA
32 TEROR DI KEDIAMAN TIFFANI
33 I LOVE YOU
34 TIFFANI INGIN MENIKAH
35 ANDREW TERTIPU
36 PERMAINAN DIMULAI
37 ANDREW TERTANGKAP
38 JOHAN, TERSANGKA YANG TERSEMBUNYI.
39 MENYATAKAN PERASAAN
40 RESMI JADIAN
41 TIFFANI YANG MANJA
42 PEMAKAMAN TITO
43 TIFFANI DICULIK
44 MISI PENYELAMATAN
45 LOVE ISLAND
46 TIBA DI LOVE ISLAND
47 MELARIKAN DIRI
48 TIFFANI TERTEMBAK
49 SABRINA?
50 MASA LALU RAMA
51 PERJANJIAN DAN CIUMAN
52 RAHASIA RICHARD
53 LAMAR AKU
54 CEMBURU
55 DARRREN YANG MENYEBALKAN
56 NODA
57 MENGAKHIRI HIDUP
58 PERTEMUAN RICHARD DAN SAPTA ADIGUNA
59 SIKAP TEGAS RAMA
60 MATA-MATA
61 PIKNIK PERPISAHAN
62 PERTEMUAN RAHASIA
63 SEPARUH KEBENARAN
64 KEMUNCULAN PRIA MISTERIUS
65 DALAM BAHAYA
66 KESEPAKATAN TIFFANI DAN RICHARD
67 SEKARAT??
68 TIFFANI YANG TIBA-TIBA SENSITIF
69 RAMA & SINTA
70 MAJIKAN YANG MEREPOTKAN
71 KINJUNGAN SAPTA DAN LAMARAN
72 TERKEJUT
73 MENGURUNG DIRI
74 SETELAH 14 HARI
75 SEPERTI KEMBALI KE MASA LALU
76 BRAIN DEATH
77 SELAMAT ATAS KEHAMILANMU
78 PENGACAU
79 SELA DAN RAMA
80 BICARA PADA BAYI
81 MEMBUAT TIFFANI CEMBURU
82 TUGAS BERBAHAYA
83 PERTEMUAN BISNIS
84 BERPURA-PURA
85 KANKER DARAH
86 SATU MALAM BERSAMA
87 KISAH JOHAN DAN SELA
88 PERTUKARAN INFORMASI
89 KEDATANGAN SAPTA
90 MISI PENYELAMATAN
91 CINTA YANG MEREPOTKAN
92 MEMINTA RESTU
93 TUGAS DUA
94 TIFFANI YANG KAYA RAYA
95 MARI SALING MENJAUH!
96 PELAJARAN UNTUK DARREN
97 HUBUNGAN YANG MULAI BERUBAH
98 CALON PENGHUNI BARU
99 KEKECEWAAN TIFFANI
100 RAMA MENEMUKAN TIFFANI
101 MENJAGA HARGA DIRI
102 KEDATANGAN GRACELLA
103 PERTEMANAN RAMA DAN GRACE
104 Hai, Akak semua. Yuk, mendekat
105 PERKELAHIAN PARA GADIS
106 CINTA PERTAMA, CINTA MATI
107 MUNTAH
108 BALIKAN
109 AKU SUKA DIA
110 DISAPPOINTED
111 DAMAR BERENCANA
112 MEMULAI PEMBALASAN
113 MISI DIJALANKAN
114 MEMPERMALUKAN DARREN
115 PERJANJIAN
116 TEKA-TEKI RICHARD
117 RUMAH POHON
118 TIDAK ADA LAIN KALI!
119 WAKTU YANG TERSISA
120 SETIAP YANG BERNYAWA PASTI AKAN PERGI
121 TAMU TAk DIUNDANG
122 XAVIER
123 KECELAKAAN DAN MIMPI BURUK
124 MEMORY CARD
125 PELAKUNYA DIKETAHUI
126 DOKTER DYLAN ADITYA
127 BODYGUARD VS BODYGUARD
128 MISI PENYELAMATAN BERHASIL
129 GARA-GARA TINDIK
130 MEMULAI UNTUK BERDAMAI
131 HUBUNGAN DYLAN DAN GRACELLA
132 MEMBERI DYLAN PELAJARAN
133 SETELAH TUJUH HARI
134 WANITA DI TANGAN PRIA YANG TEPAT
135 HENING
136 DUA JAM SEBELUM DAN SETELAHNYA
137 HARI PEMAKAMAN DAN TIGA TAHUN KEMUDIAN
138 DAMAR TIDAK MUNGKIN BERKHIANAT
139 BODYGUARD-KU YANG SEKSI
140 SERANGAN
141 MENGEJAR PENGINTAI
142 RAMA MENGHILANG
143 MENJELANG PENYELAMATAN
144 PERTOLONGAN TIBA
145 MEMBEBASKAN RAMA
146 WANITA PENYELAMAT
147 RAMA DAN TIM BODYGUARD SELAMAT
148 BERTEMU KEMBALI
149 KERJA SAMA DAMAR DAN DION
150 RAMA SELINGKUH!
151 HANYA SALAH PAHAM
152 TAMU UNTUK KELUARGA RAENDRA
153 PENYESALAN TIFFANI
154 MENGINTAI MUSUH TERDEKAT
155 ACCIDENTAL KISS
156 BODYGUARDKU , SUAMIKU
157 BURHAN LUBIS KEMBALI
158 RAHASIA TERBONGKAR
159 SEGALANYA MENJADI KACAU
160 MEMBAGI TUGAS
161 MENUNTUT TANGGUNG JAWAB
162 BALAS DENDAM YANG PANTAS
163 TIDAK ADA YANG PASTI DI DUNIA INI
164 KABAR MEMBAHAGIAKAN
165 MEMINTA UNTUK MENIKAH
166 KEMBALI KE RUMAH
167 WANITA PENUH TEKAD
168 BAHAGIA DAN PENDERITAAN
169 ADA APA DENGANNYA?
170 TEROR
171 TIFFANI SAKIT
172 MISI BERBAHAYA KESEKIAN
173 PERTEMUAN DAN PERTARUNGAN
174 TER-TEMBAK
175 DAMAR SEKARAT
176 KEDATANGAN AIRIN SANIA
177 PENYUSUP
178 JUNIOR MENGHILANG
179 TIFFANI BERTEMU AIRIN
180 PENOLAKAN TIFFANI
181 DARREN KEMBALI BERULAH
182 BUKTI PERNIKAHAN AIRIN DAN RICHARD
183 MENEMUKAN DARREN
184 KERJA SAMA TIFFANI DAN RAMA
185 TIDAK AKAN KALAH
186 RAMA SEKARAT
187 KEMBALI KE RUMAH
188 CEMBURU PADA DOKTER TAMPAN
189 AIRIN, IBU SAMBUNG YANG ANGGUN
190 THE EXCITEMENT DISAPPEARS
191 DIA HANYA LUPA
192 TIFFANI YANG CENTIL KEMBALI
193 HADIAH UNTUK NONA
194 JATUH CINTA PADA CINTA YANG SAMA
195 MEMORI YANG DATANG DAN PERGI
196 NOTES FOR MEMORY
197 TUGAS UNTUK XAVIER
198 AIRIN MENYELESAIKAN SATU MASALAH
199 HARI PERTAMA PEMERIKSAAN
200 LEMPARAN SEPATU KHAS TIFFANI
201 TERJADI LAGI
202 KEBENARAN UNTUK TIFFANI
203 MEMULAI DARI AWAL
204 PEMBUKTIAN RAMA
205 MENDNEGAR KISAH DARI RAMA
206 BERKATA JUJUR PADA TIFFANI
207 RENCANA BESAR BURHAN LUBIS
208 OLAHRAGA BERSAMA
209 TAMU TAK DIUNDANG
Episodes

Updated 209 Episodes

1
BODYGUARD KE 50
2
NONA MUDA
3
BODYGUARD TAMPAN
4
AKIBAT TERLALU TAMPAN
5
NONA DICULIK
6
KEBOHONGAN TIFFANI
7
JADILAH CINDERELLA
8
BODYGUARD JUGA MANUSIA
9
BERDAMAI
10
TUNANGAN TIFFANI
11
RACUN
12
APRIL MOP
13
RENCANA UNTUK MAKAN SIANG BERSAMA.
14
TERANCAM BAHAYA
15
TIFFANI, PENEMBAK JITU
16
DAFTAR KEINGINAN
17
DAFTAR KEINGINAN PERTAMA DAN KEDUA
18
DAFTAR KEINGINAN KE TIGA
19
RUMAH POHON
20
JATUH CINTA
21
BAWA AKU PERGI!
22
KAMU ADALAH PRIORITAS
23
LANGIT DAN BUMI
24
KEWASPADAAN TIFFANI
25
KITA SEPASANG KEKASIH
26
RAMA TERTEMBAK
27
KAMU MILIKKU
28
KEMARAHAN TIFFANI
29
AKU JATUH CINTA PADA MAJIKANKU!
30
CINTA TERLARANG
31
TIDUR BERSAMA
32
TEROR DI KEDIAMAN TIFFANI
33
I LOVE YOU
34
TIFFANI INGIN MENIKAH
35
ANDREW TERTIPU
36
PERMAINAN DIMULAI
37
ANDREW TERTANGKAP
38
JOHAN, TERSANGKA YANG TERSEMBUNYI.
39
MENYATAKAN PERASAAN
40
RESMI JADIAN
41
TIFFANI YANG MANJA
42
PEMAKAMAN TITO
43
TIFFANI DICULIK
44
MISI PENYELAMATAN
45
LOVE ISLAND
46
TIBA DI LOVE ISLAND
47
MELARIKAN DIRI
48
TIFFANI TERTEMBAK
49
SABRINA?
50
MASA LALU RAMA
51
PERJANJIAN DAN CIUMAN
52
RAHASIA RICHARD
53
LAMAR AKU
54
CEMBURU
55
DARRREN YANG MENYEBALKAN
56
NODA
57
MENGAKHIRI HIDUP
58
PERTEMUAN RICHARD DAN SAPTA ADIGUNA
59
SIKAP TEGAS RAMA
60
MATA-MATA
61
PIKNIK PERPISAHAN
62
PERTEMUAN RAHASIA
63
SEPARUH KEBENARAN
64
KEMUNCULAN PRIA MISTERIUS
65
DALAM BAHAYA
66
KESEPAKATAN TIFFANI DAN RICHARD
67
SEKARAT??
68
TIFFANI YANG TIBA-TIBA SENSITIF
69
RAMA & SINTA
70
MAJIKAN YANG MEREPOTKAN
71
KINJUNGAN SAPTA DAN LAMARAN
72
TERKEJUT
73
MENGURUNG DIRI
74
SETELAH 14 HARI
75
SEPERTI KEMBALI KE MASA LALU
76
BRAIN DEATH
77
SELAMAT ATAS KEHAMILANMU
78
PENGACAU
79
SELA DAN RAMA
80
BICARA PADA BAYI
81
MEMBUAT TIFFANI CEMBURU
82
TUGAS BERBAHAYA
83
PERTEMUAN BISNIS
84
BERPURA-PURA
85
KANKER DARAH
86
SATU MALAM BERSAMA
87
KISAH JOHAN DAN SELA
88
PERTUKARAN INFORMASI
89
KEDATANGAN SAPTA
90
MISI PENYELAMATAN
91
CINTA YANG MEREPOTKAN
92
MEMINTA RESTU
93
TUGAS DUA
94
TIFFANI YANG KAYA RAYA
95
MARI SALING MENJAUH!
96
PELAJARAN UNTUK DARREN
97
HUBUNGAN YANG MULAI BERUBAH
98
CALON PENGHUNI BARU
99
KEKECEWAAN TIFFANI
100
RAMA MENEMUKAN TIFFANI
101
MENJAGA HARGA DIRI
102
KEDATANGAN GRACELLA
103
PERTEMANAN RAMA DAN GRACE
104
Hai, Akak semua. Yuk, mendekat
105
PERKELAHIAN PARA GADIS
106
CINTA PERTAMA, CINTA MATI
107
MUNTAH
108
BALIKAN
109
AKU SUKA DIA
110
DISAPPOINTED
111
DAMAR BERENCANA
112
MEMULAI PEMBALASAN
113
MISI DIJALANKAN
114
MEMPERMALUKAN DARREN
115
PERJANJIAN
116
TEKA-TEKI RICHARD
117
RUMAH POHON
118
TIDAK ADA LAIN KALI!
119
WAKTU YANG TERSISA
120
SETIAP YANG BERNYAWA PASTI AKAN PERGI
121
TAMU TAk DIUNDANG
122
XAVIER
123
KECELAKAAN DAN MIMPI BURUK
124
MEMORY CARD
125
PELAKUNYA DIKETAHUI
126
DOKTER DYLAN ADITYA
127
BODYGUARD VS BODYGUARD
128
MISI PENYELAMATAN BERHASIL
129
GARA-GARA TINDIK
130
MEMULAI UNTUK BERDAMAI
131
HUBUNGAN DYLAN DAN GRACELLA
132
MEMBERI DYLAN PELAJARAN
133
SETELAH TUJUH HARI
134
WANITA DI TANGAN PRIA YANG TEPAT
135
HENING
136
DUA JAM SEBELUM DAN SETELAHNYA
137
HARI PEMAKAMAN DAN TIGA TAHUN KEMUDIAN
138
DAMAR TIDAK MUNGKIN BERKHIANAT
139
BODYGUARD-KU YANG SEKSI
140
SERANGAN
141
MENGEJAR PENGINTAI
142
RAMA MENGHILANG
143
MENJELANG PENYELAMATAN
144
PERTOLONGAN TIBA
145
MEMBEBASKAN RAMA
146
WANITA PENYELAMAT
147
RAMA DAN TIM BODYGUARD SELAMAT
148
BERTEMU KEMBALI
149
KERJA SAMA DAMAR DAN DION
150
RAMA SELINGKUH!
151
HANYA SALAH PAHAM
152
TAMU UNTUK KELUARGA RAENDRA
153
PENYESALAN TIFFANI
154
MENGINTAI MUSUH TERDEKAT
155
ACCIDENTAL KISS
156
BODYGUARDKU , SUAMIKU
157
BURHAN LUBIS KEMBALI
158
RAHASIA TERBONGKAR
159
SEGALANYA MENJADI KACAU
160
MEMBAGI TUGAS
161
MENUNTUT TANGGUNG JAWAB
162
BALAS DENDAM YANG PANTAS
163
TIDAK ADA YANG PASTI DI DUNIA INI
164
KABAR MEMBAHAGIAKAN
165
MEMINTA UNTUK MENIKAH
166
KEMBALI KE RUMAH
167
WANITA PENUH TEKAD
168
BAHAGIA DAN PENDERITAAN
169
ADA APA DENGANNYA?
170
TEROR
171
TIFFANI SAKIT
172
MISI BERBAHAYA KESEKIAN
173
PERTEMUAN DAN PERTARUNGAN
174
TER-TEMBAK
175
DAMAR SEKARAT
176
KEDATANGAN AIRIN SANIA
177
PENYUSUP
178
JUNIOR MENGHILANG
179
TIFFANI BERTEMU AIRIN
180
PENOLAKAN TIFFANI
181
DARREN KEMBALI BERULAH
182
BUKTI PERNIKAHAN AIRIN DAN RICHARD
183
MENEMUKAN DARREN
184
KERJA SAMA TIFFANI DAN RAMA
185
TIDAK AKAN KALAH
186
RAMA SEKARAT
187
KEMBALI KE RUMAH
188
CEMBURU PADA DOKTER TAMPAN
189
AIRIN, IBU SAMBUNG YANG ANGGUN
190
THE EXCITEMENT DISAPPEARS
191
DIA HANYA LUPA
192
TIFFANI YANG CENTIL KEMBALI
193
HADIAH UNTUK NONA
194
JATUH CINTA PADA CINTA YANG SAMA
195
MEMORI YANG DATANG DAN PERGI
196
NOTES FOR MEMORY
197
TUGAS UNTUK XAVIER
198
AIRIN MENYELESAIKAN SATU MASALAH
199
HARI PERTAMA PEMERIKSAAN
200
LEMPARAN SEPATU KHAS TIFFANI
201
TERJADI LAGI
202
KEBENARAN UNTUK TIFFANI
203
MEMULAI DARI AWAL
204
PEMBUKTIAN RAMA
205
MENDNEGAR KISAH DARI RAMA
206
BERKATA JUJUR PADA TIFFANI
207
RENCANA BESAR BURHAN LUBIS
208
OLAHRAGA BERSAMA
209
TAMU TAK DIUNDANG

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!