AKIBAT TERLALU TAMPAN

Rama menggerak-gerakkan kakinya dengan tidak sabar di salah satu kursi yang ada di depan kelas Tiffani. Menunggu kelas Tiffani berakhir bukanlah hal mudah bagi Rama yang merupakan tipe pria pekerja keras. Biasanya ia sudah menggerakkan tubuhnya hingga berkeringat di jam segini, bukannya duduk bagai patung menunggu sebuah serangan datang entah dari mana.

Rama bosan dan mengantuk. Sudah puluhan kali ia menguap. Ingin sekali rasanya ia melakukan sesuatu untuk mengusir rasa kantuknya, tetapi tidak ada yang bisa dilakukannya saat ini selain duduk diam dan menunggu.

Setelah beberapa saat menunggu dan rasa kantuknya semakin parah menyerang kedua matanya, Rama pun memutuskan untuk pergi ke kamar mandi guna mencuci wajah. Sebelum pergi ke kamar mandi, Rama memeriksa keadaan di dalam kelas Tiffani. Ia berdiri di ambang pintu sejenak untuk melihat apakah ada orang yang mencurigakan di sekitar Tiffani, atau benda berbahaya yang dapat melukai gadis itu.

Kehadiran Rama yang hanya sekilas di ambang pintu mampu membuat para mahasiswi menjadi gaduh.

Pekik kekaguman terdengar memenuhi udara di dalam kelas, seolah mereka semua sedang melihat seorang idol K-POP berdiri di depan kelas mereka. Salah seorang teman Tiffani bahkan terang-terangan mengatakan pada Tiffany tentang perasaannya pada Rama.

Bruk!

Telapak tangan Sasa yang duduk tepat di depan tempat duduk Tiffani menggebrak meja Tiffani, membuat Tiffani terkejut dan memelototkan matanya ke Sasa yang memang terkenal tidak memiliki adab dan tata krama yang baik. Maklum saja, Sasa adalah putri dari salah seorang konglomerat terpandang di kota tersebut.

"Apa-apaan, sih!" ujar Mona, yang langsung menghampiri Tiffani begitu melihat tanda bahaya dari Sasa.

Ya, Sasa mungkin tidak akan melukai Tiffani secara fisik, tetapi jelas sekali jika kehadiran Sasa akan mengganggu mood seorang Alika Tiffani Raendra. Tiffani sangat membenci Sasa, bisa dikatakan bahwa Sasa adalah salah satu saingan berat Tiffani.

"Berikan aku nomor ponselnya!" seru Sasa, pada Tiffani.

"Nomor ponsel," gumam Tiffani yang tidak mengerti apa yang Sasa bicarakan.

Sasa mengangguk, lalu merapikan poni yang menutupi sebagian wajahnya. "Dia tampan sekali. Aku menyukainya."

Tiffani mengernyitkan dahi. "Siapa?"

Sasa mendengkus kesal, lalu menyentuh kedua pipi Tiffani dan mengarahkan wajah Tiffani ke pintu. "Dia!"

Kedua mata Tiffani langsung menangkap sosok Rama yang memang terlihat luar biasa. Jas hitam yang menempel di tubuh Rama, serta headset bluetooth yang terpasang di telinga Rama membuat Rama terlihat semakin memesona. Memandang Rama sama saja seperti sedang memandang dewa cinta. Hati siapa pun pasti akan terpanah.

"Rama," ujar Tiffani.

"Oh, namanya Rama." Sasa kemudian bangkit berdiri dan melambai ke Rama. "Hai, Rama, aku Sinta!"

Teriakan Sasa yang begitu keras menarik perhatian dosen yang sedang mengajar. "Sasa, bisa tolong tutup mulutmu!" ujar Bu Ririn. "Kita sedang di kelas sekarang."

Sasa menghela napas dengan malas, lalu kembali duduk di kursinya. "Ayolah, Bu, jangan kolot!" ujar Sasa dengan malas.

Bu Ririn diam saja, ia tahu tidak banyak yang bisa ia lakukan jika sudah menyangkut mahasiswi yang merupakan mahasiswi dari jenis 'anak konglomerat dan anak orang kaya.' Mahasiswi jenis itu sulit sekali dikendalikan.

"Ish, Sasa itu sama sekali tidak punya sopan santun," omel Mona, kemudian kembali ke kursinya.

Sementara itu Tiffani kembali memandang Rama yang masih berdiri di depan pintu. Pria itu memberikan kode ke Tiffani dengan cara menunjuk-nunjuk ke koridor. Tiffani hanya bisa mengangguk, karena ia tidak mengerti apa yang Rama maksud.

Detik berikutnya Rama telah menghilang dari pandangan Tiffani, dan tanpa sadar Tiffani menghela napas karena pemandangan ciptaan Tuhan yang paling indah tidak tampak lagi di matanya.

***

Bruk!

Rama yang melangkah dengan terburu-buru ke kamar mandi tanpa sengaja menabrak seorang gadis, membuat gadis itu terjatuh.

"Astaga, maafkan aku. Aku mohon maafkan aku," ujar Rama, lalu berusaha membantu gadis yang baru saja ia tabrak untuk bangkit berdiri.

Gadis itu diam saja. Ia bahkan menyentak tangan Rama dengan kasar saat Rama berusaha untuk menolongnya. "Pergilah!"

"Tapi, Anda harus berdiri dulu, pakaian Anda bisa kotor."

"Pergi kubilang!" gadis itu kembali berteriak.

Rama memperhatikan gadis itu dengan seksama, ia mulai bertanya-tanya apakah separah itu ia menabrak gadis itu hingga gadis itu marah padanya dan menolak untuk ditolong. Namun, beberapa saat kemudian Rama melihat sesuatu yang tidak biasa di samping gadis itu. Sebuah benda berwarna merah muda dan putih yang pasti terjatuh saat mereka bertabrakan. Benda itu adalah alat tes kehamilan.

Rama mengangguk paham. Ia mengerti sekarang kenapa gadis itu memilih untuk tetap pada posisinya. Gadis itu sedang menangis.

Rama berlutut di samping gadis itu dan meraih alat tes kehamilan yang tergeletak di lantai. "Simpanlah sebelum yang lain tahu. Dan ayo, tidak baik terus duduk di sini."

Si gadis mengangkat wajahnya yang sejak tadi menunduk. Ia menatap Rama dengan kedua matanya yang dipenuhi air mata.

"Jangan menangis, semua orang bisa melakukan kesalahan. Daripada berkubang dalam kesedihan, lebih baik pikirkan apa yang akan Anda lakukan selanjutnya," ujar Rama, lalu bangkit berdiri dan mengulurkan tangan pada gadis itu.

Si gadis menyambut uluran tangan Rama. "Namaku Sela, dan kamu?"

"Aku Rama." Rama menjawab singkat, kemudian berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Sela, tetapi Sela malah semakin meremas tangan Rama.

Detik berikutnya sesuatu yang tidak pernah disangka-sangka oleh Rama pun terjadi. Sela memeluknya dengan erat dan mulai menjerit tak keruan.

"Hai, ada apa ini? Lepaskan," pinta Rama.

"Kamu harus bertanggungjawab, Rama, bagaimana pun juga anak ini adalah anakmu!" pekik Sela.

"What!" Rama bingung untuk sesaat. Ia tidak mengerti kenapa gadis yang tidak ia kenal sama sekali berani bertindak sejauh ini. Namun, detik berikutnya Rama mulai mengerti. Ia menoleh ke belakang, dan ternyata sudah banyak pasang mata yang memandangnya dan juga Sela.

"Sial, Anda memfitnahku!"

***

Tiffani mendengar kejadian yang menimpa Rama, kabar itu menyebar secepat angin berembus. Ia dan Mona segera berlari menuju ruang sekertariat untuk menemui Rama yang menurut kabar dibawa ke sana bersama dengan Sela.

"Sela itu kan memang gatal. Karena dia tidak bisa menggaruk sendiri bagian tergatal di tubuhnya, akhirnya dia meminta digarukan oleh laki-laki ini dan itu, tidak heran kalau sekarang dia hamil. Tapi bisa-bisanya dia menuduh Rama kita," omel Mona.

Tiffani menoleh ke Mona. "Rama kita? Dia Ramaku."

"Ramamu? Wah, ini unik, baru pertama kali aku mendengar kalimat seperti itu keluar dari bibir merah mudamu, Fan." Mona cekikikan.

Kedua pipi Tiffani merona. Ia menyumpah di dalam hati karena kali ini ia tidak bisa mengontrol ucapannya. "Maksudku, Rama itu bodyguardku."

"Ya, terserah kamu sajalah," ujar Mona, cuek.

Beberapa saat kemudian Mona dan Tiffani tiba di ruang sekertariat. Ada beberapa orang yang hadir di sana selain Rama dan Sela.

"Aku tunggu di luar saja, kamu masuklah ke dalam," ujar Mona.

Tiffani mengangguk, lalu masuk ke dalam ruangan dan langsung duduk di samping Rama. "Saya sudah dengar semuanya, dan kedatangan saya ke sini untuk membawa Rama pergi, Pak," ujar Tiffani tanpa berbasa-basi lagi.

"Kamu bahkan baru datang!" seru Sela.

"Di kampus ini, tembok saja bisa bicara, Sel, dan aku mendengar dengan jelas bahwa kamu memfitnah pengawalku. Bagaimana bisa dia menghamilimu kalau hari ini saja adalah hari pertamanya datang ke kampus!"

"Itu yang sejak tadi aku katakan pada semua orang, tapi tidak ada yang mau mendengarkan," keluh Rama.

Tiffani sekarang menatap Rama dan meninju dada pria itu. "Apa yang kamu lakukan dengannya di depan kamar mandi, hah?"

"Aku hanya ingin mencuci muka karena aku mengantuk. Aku kan sudah berpamitan pada Nona sebelum aku beranjak ke kamar mandi, lalu aku bertabrakan dengan dia. Aku berusaha meminta maaf dan menolongnya untuk berdiri, tapi dia malah memelukku dan mengatakan hal aneh yang tidak masuk akal." Rama menjelaskan.

Tiffani menghela napas dan kembali memelototi Sela yang juga melotot ke arahnya. "Lain kali jangan sembarangan menolong orang, Rama, karena tidak semua orang pantas untuk ditolong. Ayo, kita pergi dari sini." Tiffani menyentuh telapak tangan Rama dan meminta Rama untuk berdiri.

"Tunggu, Fan, kamu tidak bisa membawanya pergi begitu saja. Kami harus mengonfirmasi kalau dia ini memang pengawal yang ditugaskan untuk menjagamu. Kami juga harus memastikan bahwa dia memang tidak pernah memiliki hubungan dengan Sela," ujar Pak Kuncoro, salah seorang dosen bagian kesiswaan.

"Pak, Rama memang pengawalku dan dia tidak kenal dengan Sela gatal ini," ujar Tiffani dengan malas.

"Sela gatal katamu!" Sela bangkit berdiri kemudian menjambak rambut Tiffani.

Melihat hal itu, Rama bertindak cepat, ia menarik Tiffani ke dalam pelukannya agar Sela tidak lagi dapat melakukan kekerasan pada Tiffani. Sementara Pak Kuncoro berusaha menahan tangan Sela yang bergerak liar di udara.

"Apa yang terjadi!"

Suara bariton seorang pria yang baru saja memasuki ruangan menghentikan keributan yang Sela ciptakan. Pria itu adalah Richard Raendra.

"Ayah," ujar Tiffani, saat melihat sang Ayah berdiri tidak jauh dari tempat keributan.

Rama langsung melepas pelukannya dari Tiffani dan membungkuk hormat pada Richard.

"Pak Richard, Anda sudah tiba." Pak Kuncoro membungkuk hormat dan mempersilakan Richard untuk duduk.

Richard menghampiri Tiffani dan Rama, lalu ia menyentuh wajah putrinya. "Apa kamu terluka?" tanya Richard.

"Tidak, Ayah, untung ada Rama, kalau tidak kulitku pasti tergores karena ulah Sela sialan itu."

"Sst, jaga bicaramu, Tiffani."

Sela mendengkus kesal melihat kemesraan antara ayah dan anak yang berdiri di depannya. Ia lalu menghempas bokongnya dengan kasar ke kursi, lalu menyilangkan tangan di depan dada, menunggu untuk diintrogasi.

"Tenang saja, Rama, ayah akan menyelesaikan semuanya," desis Tiffani pada Rama yang sekarang berdiri di belakangnya.

Rama mengangguk.

"Aku sudah mendengar sebagian detailnya saat Anda meneleponku tadi, Pak Kuncoro. Dan aku tidak bisa menghabiskan waktu untuk berada di sini seharian, bahkan setengah hari pun tidak. Jadi, langsung saja aku jelaskan bahwa Rama adalah pengawal yang baru bekerja hari ini untuk menjaga putriku. Dan aku berani memastikan bahwa Rama sebelumnya tidak pernah bertemu dengan Sela apalagi tidur dengan Sela. Jika Sela masih tidak terima dan bersikeras bahwa dia mengandung anak Rama, aku akan membicarakan hal itu pada Ayah Sela secara langsung. Kebetulan aku kenal dengan Pak Lubis, ayah Sela."

Sela tersenyum miring. "Ayahku tidak akan mau berbicara denganmu."

Tiffani mengepalkan tangannya. "Yang sopan kalau bicara dengan ayahku, Sel."

"Kenapa, hah? Hanya karena semua orang hormat padanya, lantas aku juga harus mengendus di bawah kakinya. Aku bukan anjing yang meminta untuk diperhatikan."

Richard tertawa. "Aku tidak bisa meladenimu, Nak, karena kamu masih anak-anak. Tapi bukankah keributan yang kamu buat ini adalah salah satu caramu untuk mencari perhatian." Richard kemudian bangkit berdiri. "Aku pamit, Pak Kuncoro, semoga Anda bisa mempertimbangkan mana yang benar dan mana yang salah, terlebih lagi sepertinya Anda sudah tahu bagaimana perangai seorang Sela Lubis."

Pak Kuncoro terlihat malu. "Maafkan saya, Pak, saya seharusnya lebih bijaksana, apalagi keributan seperti ini bukan yang pertama kali Sela buat."

Richard menepuk pundak Pak Kuncoro. "Tidak masalah. Apa Anda sudah menelepon Pak Lubis?"

"Ya, Pak, sudah, tapi beliau tidak bisa datang," ujar Pak Kuncoro.

Richard lalu mengalihkan pandangannya ke Sela yang terlihat kesal. "Sudah kuduga. Ck, kasihan sekali putrinya."

Richard kemudian menoleh ke Tiffani dan Rama, meminta putrinya dan juga Rama untuk keluar dari ruangan itu.

Ketiganya kemudian menyusuri koridor menuju area parkir kampus yang jaraknya lumayan jauh dari ruang sekretariat.

Kehadiran Richard menarik perhatian banyak mahasiswa. Hampir semua mahasiswa yang ada di Universitas itu terkagum-kagum pada sosok Richard Raendra, karena sempat ada rumor yang menyebutkan bahwa Richard adalah seorang mafia. Seorang Mafia yang bersembunyi di balik topeng sebagai pengusaha kaya dan dermawan.

Setibanya di area parkir, seorang pengawal membukakan pintu mobil untuk Richard, tetapi Richard tidak langsung masuk. Ia berbalik dan menatap Tiffani dan Rama bergantian.

"Ini pertama kalinya aku dipanggil ke kampus Tiffani karena sebuah masalah, dan uniknya masalah itu adalah masalah yang ditimbulkan pengawal putriku, bukan putriku sendiri."

Rama langsung membungkuk. "Maaf, maafkan saya, Tuan, saya berjanji tidak akan mengulanginya. Maaf karena saya telah merepotkan Anda."

Richard tertawa. "Tidak mengulangi apa tepatnya? Kesalahan seperti ini tidak bisa kamu kendalikan, Rama, karena semuanya berasal dari wajahmu. Sela tertarik padamu, itulah sebabnya dia memfitnahmu, jika tidak mana mungkin gadis itu bertindak seceroboh itu. Kuakui, kamu memang terlalu tampan untuk menjadi seorang pengawal."

Rama bingung harus berkata apa sekarang. Ia merasa dirinya biasa saja, tetapi entah mengapa semua orang mengatai dirinya tampan dan menatapnya dengan tatapan kagum.

"Maafkan wajah saya kalau begitu, Tuan."

Richard lagi-lagi tertawa. "Baiklah, aku kembali ke kantor dulu. Jaga Tiffani."

"Baik, Tuan!"

Sebelum masuk ke dalam mobilnya, Richard berkata, "Jika ada yang berusaha menyakiti Tiffani, jangan lindungi Tiffani dengan cara yang tadi kamu lakukan. Kamu tidak harus memeluk Tiffani, langsung saja tembak orang yang akan menyakiti Tiffani, bukankah aku sudah memberimu Glock Mayer 22."

Rama diam mematung. Ia tahu bahwa yang baru saja Richard ucapkan adalah sebuah peringatan agar ia tidak melakukan kontak fisik dengan Tiffani.

(Visual Rama)

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Megabaiq

Megabaiq

aku lbh suka visual org bulee gtu

2023-10-09

1

Dwi Winarni Wina

Dwi Winarni Wina

rama sangat tampan digilai banyak gadis2 cantik,,,,lama2 tifani jg jatuh cinta sm rama,,,,lanjut thor💪

2023-06-20

1

Tersiani Duni

Tersiani Duni

itu terlalu tampan untuk seorang pengawal ibu author😅😅
kasi ke aku aja gih😁😁😁

2023-04-04

1

lihat semua
Episodes
1 BODYGUARD KE 50
2 NONA MUDA
3 BODYGUARD TAMPAN
4 AKIBAT TERLALU TAMPAN
5 NONA DICULIK
6 KEBOHONGAN TIFFANI
7 JADILAH CINDERELLA
8 BODYGUARD JUGA MANUSIA
9 BERDAMAI
10 TUNANGAN TIFFANI
11 RACUN
12 APRIL MOP
13 RENCANA UNTUK MAKAN SIANG BERSAMA.
14 TERANCAM BAHAYA
15 TIFFANI, PENEMBAK JITU
16 DAFTAR KEINGINAN
17 DAFTAR KEINGINAN PERTAMA DAN KEDUA
18 DAFTAR KEINGINAN KE TIGA
19 RUMAH POHON
20 JATUH CINTA
21 BAWA AKU PERGI!
22 KAMU ADALAH PRIORITAS
23 LANGIT DAN BUMI
24 KEWASPADAAN TIFFANI
25 KITA SEPASANG KEKASIH
26 RAMA TERTEMBAK
27 KAMU MILIKKU
28 KEMARAHAN TIFFANI
29 AKU JATUH CINTA PADA MAJIKANKU!
30 CINTA TERLARANG
31 TIDUR BERSAMA
32 TEROR DI KEDIAMAN TIFFANI
33 I LOVE YOU
34 TIFFANI INGIN MENIKAH
35 ANDREW TERTIPU
36 PERMAINAN DIMULAI
37 ANDREW TERTANGKAP
38 JOHAN, TERSANGKA YANG TERSEMBUNYI.
39 MENYATAKAN PERASAAN
40 RESMI JADIAN
41 TIFFANI YANG MANJA
42 PEMAKAMAN TITO
43 TIFFANI DICULIK
44 MISI PENYELAMATAN
45 LOVE ISLAND
46 TIBA DI LOVE ISLAND
47 MELARIKAN DIRI
48 TIFFANI TERTEMBAK
49 SABRINA?
50 MASA LALU RAMA
51 PERJANJIAN DAN CIUMAN
52 RAHASIA RICHARD
53 LAMAR AKU
54 CEMBURU
55 DARRREN YANG MENYEBALKAN
56 NODA
57 MENGAKHIRI HIDUP
58 PERTEMUAN RICHARD DAN SAPTA ADIGUNA
59 SIKAP TEGAS RAMA
60 MATA-MATA
61 PIKNIK PERPISAHAN
62 PERTEMUAN RAHASIA
63 SEPARUH KEBENARAN
64 KEMUNCULAN PRIA MISTERIUS
65 DALAM BAHAYA
66 KESEPAKATAN TIFFANI DAN RICHARD
67 SEKARAT??
68 TIFFANI YANG TIBA-TIBA SENSITIF
69 RAMA & SINTA
70 MAJIKAN YANG MEREPOTKAN
71 KINJUNGAN SAPTA DAN LAMARAN
72 TERKEJUT
73 MENGURUNG DIRI
74 SETELAH 14 HARI
75 SEPERTI KEMBALI KE MASA LALU
76 BRAIN DEATH
77 SELAMAT ATAS KEHAMILANMU
78 PENGACAU
79 SELA DAN RAMA
80 BICARA PADA BAYI
81 MEMBUAT TIFFANI CEMBURU
82 TUGAS BERBAHAYA
83 PERTEMUAN BISNIS
84 BERPURA-PURA
85 KANKER DARAH
86 SATU MALAM BERSAMA
87 KISAH JOHAN DAN SELA
88 PERTUKARAN INFORMASI
89 KEDATANGAN SAPTA
90 MISI PENYELAMATAN
91 CINTA YANG MEREPOTKAN
92 MEMINTA RESTU
93 TUGAS DUA
94 TIFFANI YANG KAYA RAYA
95 MARI SALING MENJAUH!
96 PELAJARAN UNTUK DARREN
97 HUBUNGAN YANG MULAI BERUBAH
98 CALON PENGHUNI BARU
99 KEKECEWAAN TIFFANI
100 RAMA MENEMUKAN TIFFANI
101 MENJAGA HARGA DIRI
102 KEDATANGAN GRACELLA
103 PERTEMANAN RAMA DAN GRACE
104 Hai, Akak semua. Yuk, mendekat
105 PERKELAHIAN PARA GADIS
106 CINTA PERTAMA, CINTA MATI
107 MUNTAH
108 BALIKAN
109 AKU SUKA DIA
110 DISAPPOINTED
111 DAMAR BERENCANA
112 MEMULAI PEMBALASAN
113 MISI DIJALANKAN
114 MEMPERMALUKAN DARREN
115 PERJANJIAN
116 TEKA-TEKI RICHARD
117 RUMAH POHON
118 TIDAK ADA LAIN KALI!
119 WAKTU YANG TERSISA
120 SETIAP YANG BERNYAWA PASTI AKAN PERGI
121 TAMU TAk DIUNDANG
122 XAVIER
123 KECELAKAAN DAN MIMPI BURUK
124 MEMORY CARD
125 PELAKUNYA DIKETAHUI
126 DOKTER DYLAN ADITYA
127 BODYGUARD VS BODYGUARD
128 MISI PENYELAMATAN BERHASIL
129 GARA-GARA TINDIK
130 MEMULAI UNTUK BERDAMAI
131 HUBUNGAN DYLAN DAN GRACELLA
132 MEMBERI DYLAN PELAJARAN
133 SETELAH TUJUH HARI
134 WANITA DI TANGAN PRIA YANG TEPAT
135 HENING
136 DUA JAM SEBELUM DAN SETELAHNYA
137 HARI PEMAKAMAN DAN TIGA TAHUN KEMUDIAN
138 DAMAR TIDAK MUNGKIN BERKHIANAT
139 BODYGUARD-KU YANG SEKSI
140 SERANGAN
141 MENGEJAR PENGINTAI
142 RAMA MENGHILANG
143 MENJELANG PENYELAMATAN
144 PERTOLONGAN TIBA
145 MEMBEBASKAN RAMA
146 WANITA PENYELAMAT
147 RAMA DAN TIM BODYGUARD SELAMAT
148 BERTEMU KEMBALI
149 KERJA SAMA DAMAR DAN DION
150 RAMA SELINGKUH!
151 HANYA SALAH PAHAM
152 TAMU UNTUK KELUARGA RAENDRA
153 PENYESALAN TIFFANI
154 MENGINTAI MUSUH TERDEKAT
155 ACCIDENTAL KISS
156 BODYGUARDKU , SUAMIKU
157 BURHAN LUBIS KEMBALI
158 RAHASIA TERBONGKAR
159 SEGALANYA MENJADI KACAU
160 MEMBAGI TUGAS
161 MENUNTUT TANGGUNG JAWAB
162 BALAS DENDAM YANG PANTAS
163 TIDAK ADA YANG PASTI DI DUNIA INI
164 KABAR MEMBAHAGIAKAN
165 MEMINTA UNTUK MENIKAH
166 KEMBALI KE RUMAH
167 WANITA PENUH TEKAD
168 BAHAGIA DAN PENDERITAAN
169 ADA APA DENGANNYA?
170 TEROR
171 TIFFANI SAKIT
172 MISI BERBAHAYA KESEKIAN
173 PERTEMUAN DAN PERTARUNGAN
174 TER-TEMBAK
175 DAMAR SEKARAT
176 KEDATANGAN AIRIN SANIA
177 PENYUSUP
178 JUNIOR MENGHILANG
179 TIFFANI BERTEMU AIRIN
180 PENOLAKAN TIFFANI
181 DARREN KEMBALI BERULAH
182 BUKTI PERNIKAHAN AIRIN DAN RICHARD
183 MENEMUKAN DARREN
184 KERJA SAMA TIFFANI DAN RAMA
185 TIDAK AKAN KALAH
186 RAMA SEKARAT
187 KEMBALI KE RUMAH
188 CEMBURU PADA DOKTER TAMPAN
189 AIRIN, IBU SAMBUNG YANG ANGGUN
190 THE EXCITEMENT DISAPPEARS
191 DIA HANYA LUPA
192 TIFFANI YANG CENTIL KEMBALI
193 HADIAH UNTUK NONA
194 JATUH CINTA PADA CINTA YANG SAMA
195 MEMORI YANG DATANG DAN PERGI
196 NOTES FOR MEMORY
197 TUGAS UNTUK XAVIER
198 AIRIN MENYELESAIKAN SATU MASALAH
199 HARI PERTAMA PEMERIKSAAN
200 LEMPARAN SEPATU KHAS TIFFANI
201 TERJADI LAGI
202 KEBENARAN UNTUK TIFFANI
203 MEMULAI DARI AWAL
204 PEMBUKTIAN RAMA
205 MENDNEGAR KISAH DARI RAMA
206 BERKATA JUJUR PADA TIFFANI
207 RENCANA BESAR BURHAN LUBIS
208 OLAHRAGA BERSAMA
209 TAMU TAK DIUNDANG
Episodes

Updated 209 Episodes

1
BODYGUARD KE 50
2
NONA MUDA
3
BODYGUARD TAMPAN
4
AKIBAT TERLALU TAMPAN
5
NONA DICULIK
6
KEBOHONGAN TIFFANI
7
JADILAH CINDERELLA
8
BODYGUARD JUGA MANUSIA
9
BERDAMAI
10
TUNANGAN TIFFANI
11
RACUN
12
APRIL MOP
13
RENCANA UNTUK MAKAN SIANG BERSAMA.
14
TERANCAM BAHAYA
15
TIFFANI, PENEMBAK JITU
16
DAFTAR KEINGINAN
17
DAFTAR KEINGINAN PERTAMA DAN KEDUA
18
DAFTAR KEINGINAN KE TIGA
19
RUMAH POHON
20
JATUH CINTA
21
BAWA AKU PERGI!
22
KAMU ADALAH PRIORITAS
23
LANGIT DAN BUMI
24
KEWASPADAAN TIFFANI
25
KITA SEPASANG KEKASIH
26
RAMA TERTEMBAK
27
KAMU MILIKKU
28
KEMARAHAN TIFFANI
29
AKU JATUH CINTA PADA MAJIKANKU!
30
CINTA TERLARANG
31
TIDUR BERSAMA
32
TEROR DI KEDIAMAN TIFFANI
33
I LOVE YOU
34
TIFFANI INGIN MENIKAH
35
ANDREW TERTIPU
36
PERMAINAN DIMULAI
37
ANDREW TERTANGKAP
38
JOHAN, TERSANGKA YANG TERSEMBUNYI.
39
MENYATAKAN PERASAAN
40
RESMI JADIAN
41
TIFFANI YANG MANJA
42
PEMAKAMAN TITO
43
TIFFANI DICULIK
44
MISI PENYELAMATAN
45
LOVE ISLAND
46
TIBA DI LOVE ISLAND
47
MELARIKAN DIRI
48
TIFFANI TERTEMBAK
49
SABRINA?
50
MASA LALU RAMA
51
PERJANJIAN DAN CIUMAN
52
RAHASIA RICHARD
53
LAMAR AKU
54
CEMBURU
55
DARRREN YANG MENYEBALKAN
56
NODA
57
MENGAKHIRI HIDUP
58
PERTEMUAN RICHARD DAN SAPTA ADIGUNA
59
SIKAP TEGAS RAMA
60
MATA-MATA
61
PIKNIK PERPISAHAN
62
PERTEMUAN RAHASIA
63
SEPARUH KEBENARAN
64
KEMUNCULAN PRIA MISTERIUS
65
DALAM BAHAYA
66
KESEPAKATAN TIFFANI DAN RICHARD
67
SEKARAT??
68
TIFFANI YANG TIBA-TIBA SENSITIF
69
RAMA & SINTA
70
MAJIKAN YANG MEREPOTKAN
71
KINJUNGAN SAPTA DAN LAMARAN
72
TERKEJUT
73
MENGURUNG DIRI
74
SETELAH 14 HARI
75
SEPERTI KEMBALI KE MASA LALU
76
BRAIN DEATH
77
SELAMAT ATAS KEHAMILANMU
78
PENGACAU
79
SELA DAN RAMA
80
BICARA PADA BAYI
81
MEMBUAT TIFFANI CEMBURU
82
TUGAS BERBAHAYA
83
PERTEMUAN BISNIS
84
BERPURA-PURA
85
KANKER DARAH
86
SATU MALAM BERSAMA
87
KISAH JOHAN DAN SELA
88
PERTUKARAN INFORMASI
89
KEDATANGAN SAPTA
90
MISI PENYELAMATAN
91
CINTA YANG MEREPOTKAN
92
MEMINTA RESTU
93
TUGAS DUA
94
TIFFANI YANG KAYA RAYA
95
MARI SALING MENJAUH!
96
PELAJARAN UNTUK DARREN
97
HUBUNGAN YANG MULAI BERUBAH
98
CALON PENGHUNI BARU
99
KEKECEWAAN TIFFANI
100
RAMA MENEMUKAN TIFFANI
101
MENJAGA HARGA DIRI
102
KEDATANGAN GRACELLA
103
PERTEMANAN RAMA DAN GRACE
104
Hai, Akak semua. Yuk, mendekat
105
PERKELAHIAN PARA GADIS
106
CINTA PERTAMA, CINTA MATI
107
MUNTAH
108
BALIKAN
109
AKU SUKA DIA
110
DISAPPOINTED
111
DAMAR BERENCANA
112
MEMULAI PEMBALASAN
113
MISI DIJALANKAN
114
MEMPERMALUKAN DARREN
115
PERJANJIAN
116
TEKA-TEKI RICHARD
117
RUMAH POHON
118
TIDAK ADA LAIN KALI!
119
WAKTU YANG TERSISA
120
SETIAP YANG BERNYAWA PASTI AKAN PERGI
121
TAMU TAk DIUNDANG
122
XAVIER
123
KECELAKAAN DAN MIMPI BURUK
124
MEMORY CARD
125
PELAKUNYA DIKETAHUI
126
DOKTER DYLAN ADITYA
127
BODYGUARD VS BODYGUARD
128
MISI PENYELAMATAN BERHASIL
129
GARA-GARA TINDIK
130
MEMULAI UNTUK BERDAMAI
131
HUBUNGAN DYLAN DAN GRACELLA
132
MEMBERI DYLAN PELAJARAN
133
SETELAH TUJUH HARI
134
WANITA DI TANGAN PRIA YANG TEPAT
135
HENING
136
DUA JAM SEBELUM DAN SETELAHNYA
137
HARI PEMAKAMAN DAN TIGA TAHUN KEMUDIAN
138
DAMAR TIDAK MUNGKIN BERKHIANAT
139
BODYGUARD-KU YANG SEKSI
140
SERANGAN
141
MENGEJAR PENGINTAI
142
RAMA MENGHILANG
143
MENJELANG PENYELAMATAN
144
PERTOLONGAN TIBA
145
MEMBEBASKAN RAMA
146
WANITA PENYELAMAT
147
RAMA DAN TIM BODYGUARD SELAMAT
148
BERTEMU KEMBALI
149
KERJA SAMA DAMAR DAN DION
150
RAMA SELINGKUH!
151
HANYA SALAH PAHAM
152
TAMU UNTUK KELUARGA RAENDRA
153
PENYESALAN TIFFANI
154
MENGINTAI MUSUH TERDEKAT
155
ACCIDENTAL KISS
156
BODYGUARDKU , SUAMIKU
157
BURHAN LUBIS KEMBALI
158
RAHASIA TERBONGKAR
159
SEGALANYA MENJADI KACAU
160
MEMBAGI TUGAS
161
MENUNTUT TANGGUNG JAWAB
162
BALAS DENDAM YANG PANTAS
163
TIDAK ADA YANG PASTI DI DUNIA INI
164
KABAR MEMBAHAGIAKAN
165
MEMINTA UNTUK MENIKAH
166
KEMBALI KE RUMAH
167
WANITA PENUH TEKAD
168
BAHAGIA DAN PENDERITAAN
169
ADA APA DENGANNYA?
170
TEROR
171
TIFFANI SAKIT
172
MISI BERBAHAYA KESEKIAN
173
PERTEMUAN DAN PERTARUNGAN
174
TER-TEMBAK
175
DAMAR SEKARAT
176
KEDATANGAN AIRIN SANIA
177
PENYUSUP
178
JUNIOR MENGHILANG
179
TIFFANI BERTEMU AIRIN
180
PENOLAKAN TIFFANI
181
DARREN KEMBALI BERULAH
182
BUKTI PERNIKAHAN AIRIN DAN RICHARD
183
MENEMUKAN DARREN
184
KERJA SAMA TIFFANI DAN RAMA
185
TIDAK AKAN KALAH
186
RAMA SEKARAT
187
KEMBALI KE RUMAH
188
CEMBURU PADA DOKTER TAMPAN
189
AIRIN, IBU SAMBUNG YANG ANGGUN
190
THE EXCITEMENT DISAPPEARS
191
DIA HANYA LUPA
192
TIFFANI YANG CENTIL KEMBALI
193
HADIAH UNTUK NONA
194
JATUH CINTA PADA CINTA YANG SAMA
195
MEMORI YANG DATANG DAN PERGI
196
NOTES FOR MEMORY
197
TUGAS UNTUK XAVIER
198
AIRIN MENYELESAIKAN SATU MASALAH
199
HARI PERTAMA PEMERIKSAAN
200
LEMPARAN SEPATU KHAS TIFFANI
201
TERJADI LAGI
202
KEBENARAN UNTUK TIFFANI
203
MEMULAI DARI AWAL
204
PEMBUKTIAN RAMA
205
MENDNEGAR KISAH DARI RAMA
206
BERKATA JUJUR PADA TIFFANI
207
RENCANA BESAR BURHAN LUBIS
208
OLAHRAGA BERSAMA
209
TAMU TAK DIUNDANG

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!