Pada tahun, 1923
Sepintas tentang Paul Muller yang menjadi salah satu dugaan besar beberapa pihak yang bisa saja ada kaitannya dengan pembunuhan di Hinterkaifeck pada tahun 1922, Paul Muller adalah salah satu pembunuh yang cukup terkenal di Amerika serikat—Paul Muller juga satu-satunya orang yang tersangka sebagai pelaku pembunuhan di tahun 1897 sebuah keluarga Massachussets dia juga terduga dalam pembunuhan di tahun 1912 di Vilisca, Lowa Amerika serikat yang dikenal dengan nama kasus Vilisca Axe Murder House.
Dan seorang penulis Bill James sedikit percaya jika Paul Muller bisa terkait akan kasus Hinterkaifeck ini. Pasalnya senjata yang digunakan pelaku di Hinterkaifeck ada sedikit kesamaan dengan pembunuhan di Vilisca, Lowa Amerika serikat—meski hanya dugaan, penulis James sangat yakin jika Paul Muller bisa saja salah satu pelakunya, karena selain senjata yang digunakan persis sama motif pembunuhan ini juga ada kaitannya, Paul Muller tidak merampok atau mengambil harta benda pada keluarga yang dibunuhnya.
Tapi, lagi, lagi dan lagi tidak ada bukti penguat untuk itu. Kejadian pembunuhan keluarga pada tahun 1922 kini sudah berjalan satu tahun, dan naasnya pelaku tidak ditemukan. Pada tahun 1923 ini, Hinterkaifeck diratakan, entah kenapa begitu. Andreas yang dewasa datang kembali ke Hinterkaifeck ia berkunjung ke tempat ini karena hanya sekadar mengingat jika kasus itu tak pernah usai. Andreas berdiri mematung menatap dan bahkan mengingat dimana letak gudang penyimpanan makanan ternak, dimana gudang penyimpanan mesin, dimana letak rumah besar itu dan dimana pula kandang kuda.
Semua itu sudah jadi ingatan masing-masing manusia, Andreas sedang menunggu Franz mendatanginya. Katanya Franz hendak mengingat kembali kejadian atas keluarganya, meski rumah mereka sudah dihancurkan, Andreas menyimpitkan matanya saat melihat dua orang sedang berbincang-bincang, ia memang tak berani mendekat tapi suara mereka cukup terdengar karena arah angin bertiup ke arah dirinya yang sedang berdiri.
Sayup-sayup orang yang dipanggil Lorenz Schlittenbauer berbicara tentang pembunuhan 1922 itu, seperti berkata; pelaku pasti berupaya untuk mengubur jasad keluarga Gruber pada saat itu, tapi niatnya untuk mengubur terhalang oleh tanah peternakan yang beku. Mendengar percakapan mereka Andreas lantas mengerutkan keningnya, tunggu bagaimana Lorenz Schlittenbauer tahu betul tentang kondisi tanah di peternakan, apakah mungkin memang benar jika Lorenz Schlittenbauer pembunuh keluarga Gruber?
Andreas menepis anggapannya itu, ia berpikir mungkin saja karena Lorenz Schlittenbauer bertetangga dengan keluarga Gruber dan akrab dengan tanah peternakan makanya orang itu tahu betul kondisi tanahnya, tapi aneh juga rasanya—ah, kenapa tidak ada bukti yang kuat untuk menangkap orang itu, spekulasi kepada Lorenz Schlittenbauer sebagai pembunuh keluarga Gruber membuat kuat rasa penasaran Andreas.
"Sudah lama kau menunggu ku, Andreas?" suara itu, Andreas merindunya meski ia tahu hubungan mereka begitu terlarang dan jika masyarakat tahu mungkin mereka berdua akan terusir dari desa Bavaria.
Andreas yang dulu pendiam dengan agresif memeluk Franz, "Cukup lama tapi, aku senang kau akhirnya datang." jawab Andreas, begitu nyaman didengar oleh telinga Franz.
"Baiklah, mari menemui mereka, sayangku." sambil mengambil lengan kanan Andreas, Franz membawa anak itu ke kuburan enam korban dalam peristiwa 31 Maret 1922.
Mereka berdua terlihat berdoa, setelah itu Andreas hanya berdiri memperhatikan Franz yang duduk berjongkok memusatkan perhatiannya pada enam kuburan. Napas panjang terdengar kasar keluar dari Franz, ia menatap lamat nama ditugu peringatan itu—setahun sudah mereka meninggalkan Franz, membiarkan Franz tak bisa tidur karena selalu terpikirkan akan siapa pelaku pembunuhan terhadap keluarganya ini. Sampai tua nanti, Franz akan tetap hidup dalam rasa penasaran atau sampai mati sekali pun Franz akan tetap penasaran siapa dalang dari kematian enam korban ini.
Andreas dan Franz duduk berdua di dekat tugu peringatan pembunuhan Hinterkaifeck mereka berdua saling bercerita, membahas pendidikan apa yang ditempuh oleh Andreas nanti. Tapi, Franz cukup bahagia jika ternyata Andreas bercita-cita menjadi seorang Detektif, seperti dirinya. Franz merangkul pundak Andreas, seolah dia merangkul Frissca di saat mereka melihat kuda-kuda ternak dilepas dan memakan rerumputan di belakang rumah.
"Jadi, kau akan memutuskan kuliah ke Amerika? Ya, apa pun itu ku harap kau menjadi detektif yang mampu menuntaskan kasus besar. Jangan seperti ku yang sudah gagal diawal dan gagal lagi di tahun kemarin." Franz terdengar tertawa sambil berucap, bahunya terguncang saat tawa Franz meriah di telinga Andreas.
Andres tersenyum, merapatkan pelukannya pada pinggang Franz, "Aku bercita-cita jadi Detektif karena dirimu Tn. Franz, akan ku usahakan dalam kasus ku nanti." jawab Andreas menangapi. Franz mengacak rambut Andreas, tersenyum sebelum akhirnya memeluk anak delapan belas tahun itu, itu usia yang sudah cukup dewasa.
...🗞️🗞️🗞️...
Meski pun kasus Hinterkaifeck menjadi tanda tanya dan bahkan menjadi salah satu kasus terkejam di Jerman, masih banyak dari masyarakat yang begitu mencurigai jika Lorenz Schlittenbauer bisa saja adalah salah satu pembunuhnya, kecurigaan setempat tetap mengarah pada orang itu, guru lokal Hans Yblangger juga pernah mengatakan jika Lorenz Schlittenbauer cukup terpelajar menerangkan kondisi tanah di Hinterkaifeck, itulah mengapa spekulasi tentang Lorenz Schlittenbauer sebagai pembunuh Keluarga Gruber sangat diyakini masyarakat setempat.
Dalam kasus pada tahun 1922, sebelum kejadian rupanya Lorenz Schlittenbauer kedatangan Victoria ke rumahnya, ada pihak yang mengatakan jika Victoria menagih uang tanggungan untuk Josef putranya yang berusia dua tahun, hingga sampai sekarang pun Josef menjadi pertanyaan. Sebenarnya apakah betul Victoria melakukan hubungan badan dengan Aaric Gruber atau bercinta dengan Lorenz Schlittenbauer, meski ada bukti jika Victoria menuliskan di akhta kelahiran jika Josef adalah putra Lorenz Schlittenbauer.
Lalu hubungan inses-nya dengan Aaric Gruber? Jika dikatakan itu hanyalah berita yang tidak benar sangat tidak logis, sebab ada catatan di pengadilan jika mereka berdua dihukum karena ulah mereka. Selain pelaku pembunuhan, keberadaan Josef pun menjadi pembicaraan masyarakat setempat—belum tuntas permasalahan pelaku pembunuhan masyarakat malah menanyakan siapa sebetulnya Ayah Josef itu.
Siang ini, banyak masyarakat berkunjung ke Hinterkaifeck mereka mengirimkan doa dan juga melihat puing-puing bangunan rumah tua itu dihancurkan, sisa reruntuhan seperti batu bata masih memenuhi tanah. Anak kedua mereka yakni Franz Dagbert sudah memilik rumah baru di kawasan desa Bavaria tidak berjauhan dengan tempat kerjanya. Hinterkaifeck adalah salah satu kasus yang bisa dikatakan gagal dituntaskan, karena pelaku yang sangat cerdas menyembunyikan jejaknya.
Angin pada siang itu berembus kencang, pucuk-pucuk pohon di hutan bergoyang seirama dengan arah tiupan angin. Franz telah lama pergi kembali ke rumah sementara Andreas masih setia di Hinterkaifeck ini, yah. Kesalahan Fernia yang dulu sebagai selingkuhan Aaric Gruber menjadi pembicaraan masyarakat di desanya—entah siapa yang lebih dulu mengatakan hal itu sehingga semua orang di desa membicarakan keburukan meski orang yang mereka bicarakan sudah lama tewas.
Andreas berdiri, ia berjalan menuju jalan setapak yang sudah dikelilingi oleh tumbuhan-tumbuhan hijau. Matanya sengaja terus menatap ke arah samping, ia hanya ingin mengingat setiap tempat di desa ini. Mungkin pekan yang akan datang, ia tidak lagi bisa merasakan hembusan angin desa. Amerika termasuk negara yang bisa dikatakan maju, suasananya juga pasti berbeda. Andreas kurang hati-hati, dia terjatuh karena tersandung batu.
Andreas bergegas berdiri meski ia merasakan sakit luar biasa di lututnya, Andreas mengerutkan keningnya, ia mendekat agar matanya bisa leluasa melihat. Andreas mengambil pisau dapur yang berkarat, sepertinya pisau itu sudah cukup lama terkubur oleh tanah. Ia berusaha mengenali pisau itu, reka ulang tahun lalu membuatnya akan tahu milik siapa gerangan pisau ini.
Andreas menunduk, ia ingat betul ini pisau yang ia bawa dari rumah untuk Aaric Gruber saat pada malam itu, ia diberikan ancaman keji jika dirinya berani membocorkan rahasia bahwa pisau itu digunakan untuk menghabisi nyawa Arsya Nur't, jika boleh diingat—pada malam itu hujan deras mengguyur desa Bavaria Aaric Gruber yang sudah memantapkan niatnya berdiri di sisi jalan, menunggu Arsya datang pulang dari rapat kerja sama dengan salah satu pengusaha.
Aaric mengenakan sepatu bot, memakai jas hujan dan menyelipkan pisau itu di sisi pinggang, pada sekitar pukul 19.40 mobil Arsya sudah terlihat karena cahaya lampu mobil begitu menyorot. Aaric Gruber menjalankan siasatnya, dengan pura-pura datang dari perkebunan, karena pada saat itu Aaric Gruber sengaja membawa sekantong jerami—agar seolah-olah jika setelah datang dari perkebunan ia mencari jerami untuk kudanya.
Arsya Nur't yang melihat jika kakaknya tengah berjalan kaki mengenakan jas hujan dengan bawaan sekantong jerami langsung memelankan mobilnya, mengajak Aaric masuk dan Arsya Nur't berniat dengan senang hati mengantarkan Aaric sampai rumah. Karena tujuan Aaric adalah mencelakai maka tanpa penolakan Aaric langsung masuk ke dalam mobil itu, Arsya yang tanpa curiga sedikit pun menjalankan mobilnya—tepat di persimpangan Aaric mengeluarkan pisau itu dan menikam leher Arsya.
Suara Arsya Nur't sempat terdengar oleh telinga Aaric, dengan begitu keji Aaric menyekap mulut Arsya menyumpal mulut korban dengan beberapa jerami yang ada di dalam kantong itu. Tusukan pisau yang menancap membuat Arsya Nur't tak berdaya sehingga tubuhnya melemah karena darah yang keluar begitu banyak membasahi kursi mobil. Aaric menarik pisau yang menancap itu, sehingga menciptakan sayatan panjang—Aaric melempar pisau itu ke sembarang tempat.
Tewasnya Arsya sebenarnya sudah membuat Aaric cemas, bahkan pada saat itu ia menyesal melakukan hal ini. Dalam kebingungannya, Aaric dengan terpaksa membawa mobil itu pulang ke kediaman Arsya meski ia tahu istri dan anak kembar Arsya akan terpukul melihat kematian ini. Aaric turun dari mobil dengan tergesa-gesa saat Valencia datang membawa payung seraya berkata pada suaminya yang padahal sudah tewas.
Aaric berubah pikiran, jika suatu saat anaknya yakni Franz berhasil memecahkan kasus kematian Arsya maka sudah pasti dirinya akan ditangkap. Aaric melangkah tanpa suara mengambil botol Wine di tempat sampah, mengambil senjata yang cukup tajam dari dalam kantong jerami miliknya. Takut akan Valencia dan anak-anaknya menuntut atas kematian Arsya, maka dengan membabi buta Aaric melakukan pembunuhan terpelajar pada malam itu.
Ia berhasil lari meski sebelah sepatu bot miliknya tertinggal, hingga pada keesokan paginya. Fernia terperanjat menemukan semua majikannya telah tewas, mata Fernia menatap payung hitam yang tergeletak ia juga telah menemukan sekantong jerami dan menemukan beberapa jerami di dalam mobil. Tahu siapa yang melakukan hal ini, Fernia membersihkan segenggam jerami yang berada di dekat setir mobil kemudian memasukkan benda itu ke dalam kantong kumpulan jerami.
Fernia membawa sekantong jerami itu dengan tergesa-gesa, ia masih sempat menggali lubang yang tidak terlalu dalam untuk mengubur sekantong jerami itu. Tapi, Fernia tidak mengecek ke dalam rumah, sehingga ia tanpa sengaja meninggalkan bukti pembunuhan Aaric pada keluarga majikannya, yakni senjata api yang digunakan Aaric saat menghabisi dua si kembar. Fernia melaporkan kejadian ini kepada pihak yang berwenang agar ia tidak terlalu dicurigai telah menyembunyikan bukti—berpura-pura merasa sedih jika mengetahui keluarga majikannya telah mati.
Fernia yang awalnya berusaha menyelamatkan diri dari rasa curiga malah sebaliknya. Fernia yang saat itu bingung hanya membuat banyak sekali alibi-alibi yang kurang masuk akal. Andreas disuruh Fernia menipu pihak kepolisian jika ada yang bertanya pada dirinya kenapa pada saat pihak kepolisian mendatangi rumah mereka di desa—Fernia menyuruh Andreas berkata kepada Polisi bahwa pada saat itu Ayah mereka kembali sakit, sehingga rumah kosong pada saat itu. Jadi, sebetulnya Fernia dan Andreas tidak lagi punya orang tua. Tapi, justru Polisi tidak menanyakan hal itu pada Andreas.
Orang tua mereka melakukan perceraian, hidup mereka bergantung pada penampungan. Ibu mereka lebih memilih pindah kewarganegaraan setelah satu bulan bercerai sementara Ayah mereka meninggal karena penyakit lupus. Andreas diminta oleh Fernia untuk mengada-ada agar Franz percaya. Tapi, Andreas tidak berani mengatakan kebohongan saat melihat kesulitan seorang Franz pada saat itu.
Sehingga lambat laun, semua rahasia yang ia simpan dengan sendirinya ia katakan pada Franz. Itu artinya, Andreas cukup membantu penyelidikan kematian keluarga Arsya Nur't. Sesuai janji dari Franz jika Andreas mau membuka semua rahasia yang diketahui maka dengan senang hati Franz menjamin hidup Andreas—itu salah satu bukti jika Franz mulai tertarik dengan anak remaja tujuh belas tahun pada saat itu.
Andreas melempar pisau berkarat itu ke sembarang arah, ia menepis segala sesuatu yang dulu amat buruk, mungkin jika dipikirkan secara logika patut saja rasanya Aaric Gruber dibunuh sadis oleh orang yang tidak diketahui identitasnya. Anggap saja itu karma karena telah membunuh satu keluarga yang bernotabene adiknya sendiri—Andreas mendengus, ia bahkan bingung bagaimana caranya agar ia lupa tentang pembunuhan berencana itu. Salah satu alasan tersembunyi Andreas mengapa ia bercita-cita menjadi Detektif hanya karena menutupi kesalahannya dulu, ya, menyembunyikan sesuatu tentang perselingkuhan Fernia dengan Aaric, menyembunyikan pelaku siapa pembunuh keluarga Arsya Nur't padahal ia tahu betul dan satu lagi, tindak kriminal dirinya yang terpaksa menikam Perawat desa. Tapi, Perawat itu tidak sempat tewas, karena Frissca yang membawa lari.
Lantas Andreas banyak menyesali perbuatannya dulu, bodohnya kenapa ia menurut saja saat Fernia menyuruhnya membunuh Perawat desa itu dengan alibi khusus—takut jika Perawat desa yang tidak banyak diberikan suap membocorkan masalah mereka. Malam itu, setelah tindak aborsi selesai dan Andreas yang sudah mengubur diam-diam janinnya, ia dipanggil oleh Fernia, disuruh menghabisi nyawa Perawat desa karena Fernia meragukan kepercayaan orang itu. Benar, Andreas mengangguk ia mengambil gunting dari dalam laci meja—melangkah pelan-pelan mendatangi Perawat desa yang membersihkan tangannya oleh noda darah. Andreas dengan wajah yang pucat nan tanpa rasa takut langsung menikam bagian punggung, saat hendak melakukan serangan kedua rupanya Frissca yang menarik tangan perawat desa itu sehingga serangan kedua meleset membuat goresan di bahu saja.
Frissca menendang Andreas hingga terjatuh, dengan susah payah membawa Perawat desa itu berlari keluar. Meminta bantuan seorang Karyawan paman Arsya Nur't yang dipercayai oleh Frissca, entah bagaimana lagi sekarang Perawat itu berhasil dilarikan kembali ke rumah, satu setelah jasad keluarga Arsya Nur't ditemukan Perawat desa pindah ke tempat lain, atas permintaan dan usul seorang Frissca. Sampai saat sebelum Frissca tewas atas pembantaian massal di Hinterkaifeck hubungan Andreas dengan Frissca masih tetap tidak berbaikan.
––––––––
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments