Nafsu

Setelah beberapa saat merenungkan kejadian yang beberapa saat telah berlalu, pria itu akhirnya tersadar dari lamunannya.

"Aku pergi sebentar, ya. Kamu sudah dapat mandi sekarang" ucap wanita itu yang berada di luar kamar.

"Cklek" terdengar suara pintu masuk rumah sudah terkunci. Menandakan si empunya rumah telah berlalu untuk sementara.

Mendengar suara-suara itu, pria yang sedari tadi duduk di pinggir tempat tidur kini berhenti mengelus tempat tidurnya, dan kini mengadahkan kepalanya.

Ia sadar kalau di sini ia hanya menumpang tinggal. Dan kini ia sama sekali tidak mempunyai harta. Bahkan sehelai baju pun.

Ia di sini hanya membawa tubuhnya yang tidak dibungkus sehelai benang apapun.

Setidaknya ia ingin memberikan kontribusi. Ia pun juga sebenarnya juga sangat ingin mengenal wanita itu lebih dalam lagi.

Jadi, ia akan mulai membereskan tempat tidur ini. Lagipula ****** yang telah melengket di selangkangannya seharusnya sudah mengering. Sehingga tidak meninggalkan bercak apapun di tempat tidur.

Atau nanti, mungkin kalau ada waktu ia akan membersihkan bed cover ini. Lantas, tanpa pikir panjang, sebelum beranjak mandi, ia mulai merapikan tempat tidur.

Pria itu menyalakan saklar, karena ia tidak mau membuka gorden, karena tidak mau kelihatan tetangga. Lalu ia merapikan tempat tidur serapi mungkin. Tidak lupa ia memukul sprei itu dengan sapu lidi untuk membuang debu-debu yang ada di sana.

Selesai itu, ia pun ke luar kamar untuk mencari sapu. Beruntungnya sapu dan pengki itu berada di dalam rumah, jadi ia memutuskan untuk menyapu seluruh lantai di rumah itu. Kecuali bagian teras dan halaman.

Alih-alih mandi, pria yang kini sudah agak kerasan dengan bagian rumah ini justru keasikan membereskan bagian dalam rumah. Padahal niatannya hanya membereskan bagian kamar.

Kegiatan mencuci piring yang kotor, mengelap meja dan berbagai perabotan, menyapu dan mengepel ternyata cukup membuatnya berkeringat. Ditambah lagi ia juga sedikit melakukan kegiatan push up dan sit up, juga berbagai olahraga peregangan. Sehingga tidak heran kalau otot di badannya terlihat sangat sempurna.

Maklum saja, ia sudah lama tidak berkeluarga, dan sebenarnya di daerah tempat asalnya dia cukup mapan karena rajin berinvestasi. Jadi ia sudah terbiasa untuk tinggal sendirian, dan membereskan rumah adalah kegiatannya.

Sebelum kejadian penculikan dan penjualan dirinya itu terjadi begitu saja dari orang yang sebelumnya ia tidak kenal...

---

Ia hampir saja menyelesaikan membersihkan setiap sudut dalam rumah. Hanya bagian studio lukis tempat wanita cantik itu berkarya yang tidak ia bereskan.

Pria yang sudah berkeringat itu sengaja tidak membereskan area studio karena takut salah membereskan sehingga membuat wanita itu sedih.

Ia juga sengaja tidak mencuci pakaian wanita itu karena ia merasa kurang sopan menyentuh bagian privasi dari wanita yang ditemuinya.

Ketika ia sudah selesai membereskan rumah, ia sedikit berdiri dan terdiam sebelum memutuskan untuk segera mandi. Ternyata kegiatan ini cukup mengalihkan rasa rindunya akan pemilik rumah.

"Ceklek" kunci pintu rumah kembali terbuka dan pria itu menengok ke arah pintu masuk.

Wanita yang baru saja membuka pintu rumahnya seketika merasa terpukau ketika melihat rumahnya yang sudah rapi. Sedangkan di hadapannya, pria misterius yang baru saja ditemuinya tengah berdiri di tengah ruangan menghadapnya.

"Jadi kamu yang membereskan rumah ini?" Tanya wanita yang sambil memegang bungkusan makanan itu tidak berhenti mengagumi bagian rumahnya yang rapi.

"Iya" jawab pria itu tanpa beranjak dari tempatnya berdiri. Kini pria itu lagi-lagi tidak dapat berhenti menatap wanita yang sempat dirindukannya.

Wanita yang baru saja sampai di rumah itu lantas langsung menutup dan mengunci pintu rumah. Lalu ia berjalan menuju pria yang telah membereskan rumahnya.

"Tapi aku tidak membereskan bagian teras dan halaman. Aku juga tidak mencuci pakaian mu dan bed cover tempat tadi aku tidur. Aku juga tidak membereskan bagian studio lukismu" Ucap pria itu memberikan laporan bagian mana yang tidak ia bereskan.

"Aku mengerti kenapa kamu tidak membereskan bagian teras dan halaman, karena aku tidak menginginkanmu ke luar rumah."

"Kalau bagian pakaian juga bed cover, aku biasa laundry. Sedangkan kalau studio lukis, mungkin seiring berjalannya waktu, kamu bisa juga membereskannya. Itu pun kalau kamu juga ingin belajar melukis." Ucap wanita itu memaklumi.

Mendengar kalau suatu saat ia akan belajar melukis, pria itu pun menjadi semangat. Dan ia pun kembali melihat wajah wanita yang ingin sekali ia ketahui dan berperan di kehidupannya.

"Apakah kamu begitu mencintai dunia seni lukis, aku melihat lukisan mu yang bergambar beruang kutub itu, sangat indah." Ucap pria itu.

Rupanya pria di hadapannya wanita pelukis itu juga menikmati karyanya. Wanita itu, pun tersipu malu. Baru kali ini ia merasa ada seseorang yang menghargai apa yang disukainya.

"Terimakasih" kini matanya kembali tertunduk. Pada saat kepalanya tertunduk, ia melihat pahatan bagian perut yang indah itu nampaknya dipenuhi dengan keringat yang mengering. Wajahnya menjadi terpukau dan kini Saliva nya kembali mengalir.

Menyadari wanita itu lagi-lagi tidak dapat berhenti menatap bagian tubuhnya, pria itu hanya diam. Namun pria itu menjadi canggung. Apalagi ia tidak dapat menyentuh kembali kepala wanita impiannya itu karena tangannya yang berkeringat.

"Sarapanmu?" Tanya pria itu mencoba menyadarkan wanita dihadapannya.

"Ini saja" jawab wanita itu mengigau... Namun tiba-tiba ia tersentak menyadari kalau dia daritadi melamun.

"Eh maaf-maaf! Aku melamun" ucapnya yang masih memegang bungkusan makanan. Lalu ia pun merutuki diri.

"Oh iya, kamu belum mandi, ya? Badanmu terlihat lengket" tanya wanita itu ketika ia tersadar.

"Iya. Aku belum mandi. Apa ada yang bisa kubantu? Mungkin aku bisa bantu menyiapkan makanan itu?" Jawab pria berkeringat itu. Sembari menawarkan bantuan.

"Oh tidak perlu. Aku bisa menyiapkan sendiri. Kamu mandi saja" perintah wanita itu. Sambil wajahnya tetap memerah karena tidak dapat menyembunyikan wajah malunya.

"Baiklah, aku mandi sekarang" lantas pria itu pun pergi dari hadapan wanita yang ditemuinya dan lalu pergi ke arah kamar mandi.

Wanita itu melihat pria yang tadi dihadapannya pergi. Kali ini ia sudah berhasil tidak latah menyentuh bagian tubuh dari pria yang super seksi itu.

Genggaman bungkusan itu tidak lagi ia rasa berat, ia masih terpana melihat bagian belakang tubuh pria itu yang berjalan menjauh. Dan ketika bagian salivanya kini sudah menyentuh bagian tangannya yang satu lagi, ia tersadar kalau ternyata ia juga bernafsu dengan pahatan sempurna seperti itu.

Seperti sangat-sangat menginginkannya.

Ketika pria itu berbelok sehingga menghilang dari pandangannya, wanita itu pun segera menggelengkan kepala menyadarkan diri.

"Tidak-tidak. Jangan berpikiran seperti itu. Ingat, suatu saat ia pasti akan jadi milik orang lain. Aku tidak pantas memilikinya." Batin wanita itu. Seketika ia menjadi merasa minder.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!