Dimensi Iblis, atau bisa dikatakan sebuah ruang lingkup yang sangat luas dan tak berujung, didominasi oleh aura kegelapan serta letak areanya yang sangat misterius.
Dimensi itu hanya terdapat suatu kesatuan berbentuk monarki absolut, yang dimana rakyat-rakyatnya dipimpin oleh seorang Ratu. Sihir kegelapan paling mendominasi dalam area tersebut, dimana sang Ratu adalah puncak tertinggi dalam kepemilikan kekuatan sihir kegelapan, dan kediktatorannya sangat diagung-agungkan oleh mereka, para rakyat iblis.
Ratu Beelzebub, telah menduduki tampuk kekuasaannya selama ribuan abad. Ia dikenal sebagai sosok yang kejam, dingin, dan bengis.
Akan tetapi, akal pikirannya dapat dikatakan rasional, bentuk terselubung dari upayanya yang selalu menghasut siapapun untuk berbalas dendam.
Luciferd a.k.a Louis Grantarte contohnya. Beelzebub sengaja turun kebumi, menggunakan taktik jitunya untuk mencari anak manusia yang sedang menderita, dan ia pun hanya mendapati satu-satunya penderitaan yang mampu menarik perhatiannya.
Luciferd berhasil terhasut oleh iming-iming yang ditawarkan oleh Beelzebub, bukan karena penderita yang ia alami, akan tetapi karena tingkah lakunya yang begitu polos saat Beelzebub menawarkannya kekuatan sihir.
Sebelumnya, Beelzebub adalah satu-satunya pemilik elemen kegelapan terkuat diantara kalangan ras iblis. Namanya juga disebut-sebut dalam sedikit manuskrip yang menjelaskan, bahwa ialah satu-satunya pemilik mana hitam yang sangat ditakuti keberadaannya.
Dengan mana hitam tersebut, Beelzebub mampu menghilangkan keberadaannya, mengelabui musuh-musuhnya, bahkan yang terunik adalah mampu membuat hidupnya menjadi abadi.
Selain mana hitam, Beelzebub juga memiliki kekuatan fisik diatas rata-rata, dari segalanya.
Salah satu peristiwa penting yang terjadi dimasa lampau, dimana peristiwa itu akan selalu teringat dari generasi ke generasi anak manusia, adalah hancurnya puncak kerucut gunung Elvoyerz, hanya dalam sekali pukulan tangan Beelzebub.
Gunung Elvoyerz terletak ditengah-tengah garis khatulistiwa benua Athareas, menjadi pemisah antara perbatasan kerajaan Grantarte, dengan kerajaan Levardion. Tinggi gunung tersebut saat ini hanya mencapai 10.208 meter diatas permukaan laut, dengan aktivitas magma di puncak kawahnya yang masih menjadi momok bagi seluruh penduduk sekitar.
Sebelumnya, tinggi gunung tersebut mencapai ratusan ribu meter diatas permukaan laut, dengan lebar diamater kawah yang kini nampak melebar dari sebelumnya.
Jauh sebelum Beelzebub menghantam puncak kawah tersebut, gunung itu sudah seharusnya dikatakan mati oleh para ahli vulkanologi lokal pada masa lampau, karena sudah tak dideteksi memiliki aktivitas magma lagi.
Akan tetapi, Beelzebub dengan congkaknya menghantam puncak gunung tersebut, memicu pergerakan-pergerakan aliran magma yang berada dibawah kaki gunung, juga timbulnya kepulan asap hitam yang menebal sampai keatas langit.
Setelah peristiwa itu, terjadilah kepanikan para penduduk yang segera melakukan pengungsian besar-besaran. Beruntung pihak keamanan kerajaan bertindak cepat, mengungsikan penduduk ditempat yang sangat jauh dari jangkauan letusan gunung Elvoyerz.
Gunung Elvoyerz pun akhirnya meledak jauh lebih dahsyat dari letusan terakhirnya yang terjadi beratus-ratus tahun silam. Seluruh rumah para penduduk kerajaan yang mendiami sekitar kaki puncak gunung pun hangus terbakar.
Itulah kekuatan fisik yang dimiliki Beelzebub, tak hanya memukul gunung saja, tetapi ia pernah menjadi dalang atas setiap peristiwa gempa bumi yang kerap melanda benua Athareas.
Beelzebub dikatakan menjadi musuh utama dari setiap kerajaan yang menerima dampak atas ulahnya tersebut. Terlebih lagi bagi kerajaan Grantarte, yang dimana Hendrick Grantarte I pun tewas saat melakukan pertarungan duel melawan Beelzebub.
Raja pertama Grantarte yang juga menjadi Raja paling ditakuti seantero benua Athareas, takluk dengan mudah ditangan Beelzebub.
Ada beberapa hal yang sangat dibenci oleh Beelzebub. Salah satunya adalah jiwa yang lemah, jiwa yang tak berdaya saat menerima berbagai macam penindasan, perlakuan keji, ataupun penghinaan.
Hendrick Grantarte I pun sempat mengakui bila dirinya lemah saat berhadapan dengan Beelzebub, sebelum akhirnya nyawa sang penyihir agung sepanjang masa itu, tewas ditangan sang Ratu Iblis.
Sejak peristiwa tewasnya Raja pertama Grantarte I, seluruh kerajaan serempak membuka sektor kerjasama mereka dalam bidang pertahanan sihir, yang akan menjadi cikal-bakal terbentuknya aliansi penyihir ulung diseluruh kerajaan benua Athareas.
Aliansi itu dibentuk demi meneliti dan menerka seperti apa kekuatan Beelzebub, dan cara-cara yang memungkinkan mereka untuk dapat memojokkan sang Ratu iblis tersebut.
Verdy Grantarte III, sang Raja ketiga dari kerajaan Grantarte, menjadi satu-satunya manusia yang patut diwaspadai Beelzebub. Ia bahkan sempat kewalahan saat melakukan duel dengan Verdy kecil, atas suatu peristiwa yang sama sekali tak diketahui oleh pihak kerajaan manapun.
Dengan simbol sihir yang terletak dibawah kedua telapak tangannya, Verdy menjadi harapan dan tumpuan para petinggi aliansi penyihir ulung benua Athareas, demi mengantisipasi tindakan usil yang akan dilakukan sang Ratu iblis selanjutnya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Dimensi Iblis.
Dimensi yang hanya memiliki waktu malam itu, terdapat sebuah istana yang besar dan megah. Istana tersebut terletak ditengah-tengah pemukiman penduduk dari berbagai ras iblis, juga termasuk ras-ras lain yang sengaja dipindahkan ke alam dimensi tersebut.
Mereka para penduduk, tidak memiliki akses untuk keluar dari dimensi, tidak akan pernah berkesempatan untuk menjelajahi dunia luar, kecuali hanya sang Ratu dan beberapa orang-orang terdekatnya yang memiliki portal untuk menjelajahi ruang antar dimensi.
Setelah Azazel berhasil menculik Luciferd dari belenggu kerajaan Grantarte, sebuah portal tiba-tiba muncul, mengeluarkan dirinya bersama seekor naga hitam besar yang tengah melesat menuju istana sang Ratu.
Naga hitam tersebut kemudian menghilang, meninggalkan Azazel yang nampak sedang membopong tubuh Luciferd masuk melewati jendela istana.
"Yang Mulia ibunda. Azazel sudah datang," kata salah seorang pemuda iblis, seraya bertekuk sebelah lutut dihadapan kursi singgasana Beelzebub.
Beelzebub yang tengah terduduk pun lansung berkata, "Bagus." Ia lalu mendapati Azazel melayang menuju dirinya, membawa Luciferd yang masih dalam kondisi tak sadarkan diri.
Azazel kemudian menapakkan kakinya. "Yang Mulia ibunda. Aku berhasil membawa Luciferd," ucapnya.
Beelzebub menyungging senyum. "Bawa dia kemari, letakkan diatas pangkuanku," perintah sang Ratu.
"B—baik." Azazel lansung berjalan menghampiri Beelzebub, meletakkan tubuh Luciferd diatas pangkuanku Ratu iblis tersebut.
Beelzebub menatap penuh kagum pada wajah Luciferd. "Aku sudah menanti kedatanganmu." Ia lalu mengusap-usap rambut Luciferd, sambil terus tersenyum padanya. "Bangunlah," ucap Beelzebub.
Pancaran sihir berwarna hitam tiba-tiba muncul dalam kepalan tangan Beelzebub, yang nampak masih mengusap-usap rambut Luciferd.
Luciferd pun akhirnya membuka kedua mata secara perlahan. "D—dimana aku?" tanyanya, seraya mengerjapkan mata berulang-ulang.
"Kamu sudah tiba di rumah, nak," jawab Beelzebub.
"D—di rumah?" Luciferd seketika menoleh kearah samping, mendapati kehadiran beberapa pemuda yang tengah berdiri menyaksikannya. "Dimana Ayahanda? Dimana para pengawal kerajaan? Dimana para tetua penyihir? Dimana kak Anna dan yang lain—"
"Cukup!" sergah Beelzebub.
Pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan Luciferd mampu membuat Beelzebub merasa jengkel.
"Mulai detik ini, kamu bukanlah bagian dari anggota keluarga mereka lagi." Beelzebub seketika mendekatkan wajahnya, pada wajah Luciferd. "Kamu sudah resmi menjadi anakku. Anak yang akan segera membuatku bangga, mengibarkan bendera kekuasaanku diseluruh penjuru dunia manusia," tambahnya.
Luciferd sempat kebingungan, sebelum akhirnya ia mulai menyadari apa yang telah terjadi padanya. "N—Nyonya Beelzebub. Apakah aku sudah mati?" tanyanya dengan penuh kepolosan.
Pertanyaan itu, sontak membuat Beelzebub mendongak lalu tertawa terbahak-bahak. Ia kemudian terdiam dan mendengus, saat kembali memusatkan perhatiannya pada Luciferd. "Jangan panggil aku dengan sebutan Nyonya. Kamu harus lebih membiasakan diri untuk tidak memanggilku dengan sebutan itu," jawab Beelzebub.
"Lalu apa? Bibi Beelzebub?" tanya kembali Luciferd.
"B—bibi?!" Beelzebub sontak mengeluarkan aura iblisnya, yang menunjukkan bahwa ia sedang marah saat mendengar perkataan itu. "Biiibi katamuuu?!" gertaknya sambil memelototi wajah Luciferd.
Luciferd menjadi panik "B-bunda?"
"Yang Mulia ibunda!" tegas Azazel spontan, berusaha mencegah amarah Beelzebub, juga bermaksud memberitahukan Luciferd.
"Y—Yang Mulia ... Ibunda ...." kata Luciferd dengan nada pelan.
Beelzebub mendadak berubah, tiba-tiba kembali menunjukkan senyuman pada Luciferd. "Bagus! Itulah sebutan yang pantas untukku, Luciferd," tegasnya, lalu sekejap tertawa terbahak-bahak.
Didalam aula singgasana sang Ratu yang sangat luas itu, nampak kehadiran enam pemuda yang masing-masing memiliki aura ketampanan diwajah mereka.
Pemuda-pemuda tersebut menjadi saksi bagaimana sang Ratu begitu sangat mengasihi Luciferd, membuat beberapa orang diantara mereka menjadi iri dan kesal saat melihatnya.
~Tbc
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 11 Episodes
Comments