Kepingan Ingatan Kembali Muncul

Radeus di bawa ke rumah sakit yang ada di kota.

Reyga kembali ke rumahnya dan langsung mengerjakan bisnisnya yang ada di luar kota bersama dengan sekertarisnya.

Anak pertama Reyga yaitu Marcel pergi menemani Radeus karena ia tidak melakukan apapun.

Sementara Sylphy dan Philips masih berada di Vila.

Hubungan Philips dan Reyga tidak terlalu baik, maka dari itu Philips sudah pernah bersumpah bahwa ia tidak akan kembali ke rumahnya sebelum ia bisa membuktikan bahwa dirinya bisa hidup tanpa perlu bantuan dari Reyga.

“Kenapa kau enggak mau ngaku kalau kau bukan Janesiyu?” tanya Philips.

“Karena kalau aku ngaku jadinya kakek Radeus akan membenciku.” jawab Sylphy dengan nada suram.

Sylphy menyenderkan kepalanya di batang pohon besar. Namun, tiba-tiba matanya melihat sebuah sepeda yang berdiri di sebelah Vila Radeus.

“Sepeda!” ujar Sylphy dan langsung berlari ke sana. “Punya siapa ini?”

“Punya Anna.” Jawab Philips yang tiba-tiba berada di belakang Sylphy.

Sylphy terkejut. Tapi, kemudian ia berdeoh lalu mencoba menaiki sepeda tersebut.

“Mau ke mana?”

“Beli es lah, haus tau, panas banget.” jawab Sylphy jujur tanpa keraguan sedikitpun.

Sylphy hendak menaiki sepeda tersebut. Namun, tiba-tiba saja Philips menariknya. “Ada apa?”

“Biar aku aja yang bawa.”

“Ha?” Sylphy bingung.

“Biar aku yang bawa, kau duduk aja di belakang.”

Karena sepeda tersebut memiliki kursi boncengan, akhirnya Sylphy duduk manis di belakang sementara Philips duduk di depan.

“Di mana warungnya?” tanya Philips.

“Lah iya ya, hahaha aku juga gak tau sih..” Jawab Sylphy sambil tertawa geli. “Yaudah nanti tanya aja sama orang-orang sekitar.” saran wanita itu.

Philips hanya menjawabnya dengan deohan saja.

Setelah beberapa saat. Akhirnya mereka sampai di sebuah grosir. Karena lelah, mereka duduk di sana sambil memakan es krim.

“Bukannya itu asam?” tanya Philips sambil menunjuk ke arah es krim yang sedang Sylphy makan.

“Oh iya sih.. tapi kalau lama-lama jadinya manis kok.” Jawab Sylphy.

“...”

Setelah selesai memakan es krim, Philips langsung mengajak Sylphy untuk kembali ke Vila.

“Eh btw, di sini ada tempat bagus, aku pernah jalan-jalan di sekitar sini beberapa kali dan tempat itu bisa di bilang bagus dan menenangkan!” ujar Philips.

“Tempat apa?”

“Ada di dekat sini, ayo ke sana.” Jawab Philips setelahnya ia mengajak Sylphy untuk pergi ke tempat yang ia katakan.

Sylphy diam sejenak, tapi kemudian ia menjawab “Oke..”

“Nah bagus! oke kalau gitu ayo kita ke sana!”

Karena Philips yang terlalu energi, tanpa sadar ia menginjak pedal sepeda dengan kuat hingga membuat kayuh nya sangga cepat.

“Hwahh!”

Sylphy hampir terjatuh karena ia tidak berpegang pada apapun.

“Woy, gila mau mati apa lo? peluk gue buru, gue mau ngebut nih.”

Sylphy mengeryitkan alisnya, namun bibirnya masih berusaha tersenyum. “Oke oke.”

Sylphy segera meraih pinggang Philips dan memeluknya dengan erat. Philips tersenyum tipis lalu ia segera menginjak pedal sepeda dan langsung lekas pergi dari sana dengan ngebut. Kecepatannya bahkan bisa imbang dengan kecepatan motor.

...~Flash Back Off~...

Setelah beberapa waiter mengarahkannya ke lantai atas. Akhirnya mereka berdiri di depan salah satu ruangan, tanpa lama-lama Philips langisng membuka ruangan itu dan masuk ke dalam.

Orang yang ada di dalam tersenyum ketika melihat Philips. Namun, senyumnya malah terlihat seperti iblis bagi Philips. “Apa kabar?”

“Seperti yang kau liat saat ini.” jawab Philips dingin, ia segera menarik salah satu kursi dan duduk di sana.

“Tsk, sifat mu benar-benar menganggu!” ujarnya kesal. Namun, tiba-tiba ia menyeringai. “Ahh.. btw, katanya kau hilang ingatan, right?”

Philips melihat ke arahnya datar. “Ya.” Jawabnya. “Tapi, walau aku hilang ingatan, aku rasa hubungan kita sejak dulu tidak pernah baik, 'kan?” Philips menyeringai.

“Kenapa pikiranmu begitu?, ckckck kejamnya~”

Philips menyeringai, ia menyandarkan punggungnya di kursi. Namun, matanya masih melihat ke arah pria itu dengan tatapan mengintimidasi.

“Aku akan langsung ke intinya aja, tuan muda kasela.” Wajah Philips menjadi datar. “Di mana Sylphy?”

Kasela tersentak. Ia membelalak terkejut karena pertanyaan Philips. “Tunggu, apa? kau kenal Sylphy? tunggu, bukan. Maksud ku Sylphy siapa?”

“Sylphylee Cyrille.”

“What?! kenapa kau bisa kenal dia?!!” teriak Kasela tiba-tiba sangking terkejutnya. “Ah, maaf, keceplosan.”

Philips segera menghela nafas. “Aku tanya, di mana dia?”

Kasela menghela nafas, ia mengangkat bahunya dan memejamkan matanya. “Mana ku tau, aku udah gak ketemu sama dia selama satu minggu.” jawab Kasela. “Tapi btw, apa hubunganmu sama dia?”

“Bukan urusanmu.” jawab Philips dingin.

“Tch!” Kasela memakan steak miliknya. “Oh yah, aku punya firasat mungkin..”

Perkataan Kasela terhenti di saat tiba-tiba saja sekertarisnya menghampiri dirinya. “Permisi.”

“Ada apa?” tanyanya dingin.

“Maaf tuan karena saya menganggu acara makan malam anda.”

“Kau tahu itu jadi katakan ada apa?!”

“T-Tuan muda, Tuan muda mencari anda dan dia sekarang ada di mansion anda.” jawab sekertarisnya cepat sambil terbata-bata karena panik.

Kasela membuka matanya, matanya menjadi bulat sempurna dan bibirnya memunculkan senyum kecil. “Ehh.. kunjungan yang tiba-tiba~”

“Anakmu?” tanya Philips.

Kasela segera memutar kepalanya dan tersenyum ke arah Philips. “Bisa di bilang gitu~” jawabnya.

Philips berdeoh pelan menjawabnya.

“Aku minta maaf karena tidak bisa menemanimu sampai akhir, aku ada urusan penting saat ini.” Kasela segera bangkit dari kursinya dan menepuk pundak Philips sebelum ia meninggalkan pria itu di sana. “Selamat tinggal~”

“...”

Philips tidak menjawabnya. Ia malah membeku seolah merasakan sesuatu yang mengganjal ketika Kasela memukul pundaknya.

“Rasanya, aku pernah merasakannya..” gumam Philips sambil memegang pundaknya yang di teluk oleh Kasela barusan.

Tiba-tiba bagaikan ada petir yang menyambar nya, tiba-tiba saja ia melihat seperti rol kehidupannya yang tayang di pikirannya, rol masa lalunya.

“Aku benci dia! aku sangat benci dia!”

“Ehee~ kau benci aku?”

“K-Kau, kenapa kau di sini?”

“Aku di sini untuk bertemu denganmu~ jadi, bisa kah kau suruh temanmu untuk keluar, hmm~”

“Maaf! aku menganggu! aku akan segera keluar!”

“T-Tunggu!”

“Jangan lari~ aku di sini untuk menemui mu~”

“Tapi aku enggak mau ketemuan sama orang aneh kayak kau!”

“Kejamnya, padahal aku udah berusaha baik loh sama kamu~ apa aku masih terlihat aneh?”

“Ya! kau aneh karena ka-”

“Stt.. jangan bilang apa-apa lagi, aku benci orang yang gak mau nurut karena aku cuman suka anak baik~”

“Kalau gitu lepasin aku!”

“Tidak akan~”

Kepala Philips benar-benar terasa sangat pusing. Ia mendengar suara-suara aneh di sekitarnya tapi suara-suara itu terdengar familiar baginya. “Apa ini ingatanku?” sayangnya ia hanya bisa mendengar suara, bukan beserta wajah mereka yang berbicara.

“Apa itu aku? tapi yang mana aku? dan.. siapa yang bersama ku di sana?” gumamnya sambil terus memegang kepalanya.

Terpopuler

Comments

Ayano

Ayano

MANTAP JIWA ANAK ONLINE KU
LANJUTKAN NAK 😍😍
Mama masih pantau sambil makan popcorn 🍿

2023-04-08

1

Ayano

Ayano

Sylphy anak mama, kamu harus peluk sekalian itu 😏😏

Mama masih pantau kamu ya nak
Nanti mama ajarin caranya dapet calon suami ter perfect 😚😚

2023-04-08

1

Ayano

Ayano

Philips masih dalam pantauan. Apakah berpotensi jadi mantu online habis ini 😏😏😏😏

2023-04-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!