Bab 5 - Keberuntungan dan kesialan

TOKK!! TOK TOK!!!

Keisha mengetuk pintu sangat keras. Wajahnya terlihat marah dan berapi-api. Hingga tidak lama akhirnya pintu yang dia ketuk terbuka.

“Siapa... apakah kau Yun..... Keisha?” Tio agak bingung melihat kedatangan Keisha yang diiringi amarah. “Kenapa kamu datang—”

“Berhenti berlagak polos dan jelaskan semuanya yang sudah terjadi tadi malam! apa yang sudah kamu lakukan terhadap Yuna, hah?!!”

Mendadak wajah Tio seakan tidak senang. Dia mundur beberapa langkah dan akan menutup pintu kamar hotelnya.

Keisha dengan gesit menahannya. “Heii!! tunggu dulu!!” teriaknya. “Apa yang sebenarnya terjadi?!”

“Ini bukan urusanmu. Lebih baik kamu nikmati saja liburanmu ini.”

“Apa katamu!!” Belum selesai dia marah, Tio sudah lebih dulu menutup pintu. “Dasar tidak sopan! beraninya kau!!”

Ada alasan kenapa Keisha sangat marah. Itu karena beberapa saat lalu dia mengetahui lebih banyak luka di tubuh Yuna saat dia melihat Yuna keluar dari kamar mandi. Ternyata sejak tadi dia terus saja menunggu Yuna di depan kamar mandi akibat khawatir.

Tidak puas dengan sikap Tio akhirnya Keisha pergi masih dalam kondisi kesal. Tapi siapa yang menduga kalau pagi-pagi begini dia akan bertabrakan dengan Deren yang membawa kopi?

“Ahh.. maaf, apakah itu mengenai kulitmu?” Keisha menarik lengan Deren dan melihat di tempat yang terlihat merah.

Deren tersenyum. “Hanya sedikit, bukan masalah..” Tiba-tiba Keisha menekan tangannya yang terlihat merah hingga membuat dia meringis kesakitan.

“Ayo pergi ke rumah sakit untuk mengobati luka bakarmu.”

“Tidak perlu, di kamarku ada kotak P3K kamarku tidak jauh dari sini.” jawab Deren.

Keisha melihatnya memerapa saat. Kemudian dia menjawab. “Baiklah, ayo obati lukamu di kamar mu.”

Deren memimpin jalan mereka. Sejujurnya dia bisa mengobati lukanya itu sendiri. Bahkan luka itu tidak perlu diobati menurut dirinya. Tapi melihat ketulusan Keisha tidak bisa membuat dia menolak.

Ceklek——

Deren membuka pintu kemudian setelah dia dan Keisha masuk dia menutupnya. Keduanya berjalan ke arah ruang tamu, tanpa lama-lama Deren memberikan kotak P3K pada Keisha.

“Ngomong-ngomong dari mana kamu? kelihatannya dirimu sedang kesal..”

Keisha menjawab tanpa melihat ke arah orang yang dia jawab. “Aku pergi ke kamar Tio tadi, tapi dia justru tidak menyambutku dengan sopan, sial.. anak sekarang benar-benar bertindak semau mereka saja!”

Deren tertawa kecil hingga membuat Keisha bertanya-tanya apa yang dia tertawakan. Kesal dengan Deren, dia memukul pria itu.

“Jangan marah.”

“Hm. Btw, kenapa kamarmu terlihat lebih besar dan bagus?”

Deren mengedipkan sebelah matanya sambil tersenyum. “Karena aku pesan kamar paling istimewa.”

Keisha hanya berde'oh saja menanggapinya. Sementara Deren terus saja tersenyum bahagia ketika Keisha memegang dan mengobati tangannya yang terluka.

...

Selang beberapa saat kemudian, akhirnya Keisha selesai dengan luka di tangan Deren. Merasa dia sudah tidak memiliki apapun lagi untuk dilakukan sekarang, dia perparitan untuk pergi kembali ke kamar hotelnya.

Tapi Deren segera menarik tangannya. Menahan dia pergi dari sisinya. “Kemana kamu akan pergi untuk berlibur?” tanya dia.

Keisha melepas tangan Deren yang memegang pergelangan nya. Dia tersenyum, “Sepertinya aku tidak akan kemana-mana. Kalau begitu aku akan pergi.” Dia melambaikan tangan lalu pergi meninggalkan Deren.

Pria itu diam sambil melihat bokong Keisha yang perlahan mengecil lalu menghilang dari pandangannya.

Wajahnya yang sejak tadi tersenyum, sekarang berubah menjadi datar.

“Yahh sudahlah,” Deren bangkit dari sofa. Dia keluar ke balkon dan melihat kendaraan yang lalu-lalang di jalanan. Tapi tiba-tiba saja ada yang mengalami kecelakaan hingga menarik banyak perhatian. Deren mengedipkan matanya sambil bergumam. “Kesialan dan keberuntungan seseorang tidak bisa dipastikan.”

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***