Keesokan paginya Philips langsung mencari Sylphy setelah bangun dari tidurnya. Namun, sayangnya ia tidak bisa menemukan Sylphy karena Nessy mengatakan kalau Sylphy pergi ke supermarket untuk membeli sesuatu.
Karena Philips yang memiliki jadwal pagi, jadinya ia pergi ke kantor tanpa menemui Sylphy lebih dulu.
Aku bisa minta maaf nanti, itulah yang ia pikirkan.
Ketika Sylphy kembali ke apartemen milik Philips dirinya langsung melakukan tugasnya yang ia tunda.
Hubungan dirinya dan Nessy menjadi tidak enak, Nessy sering melihat ke arahnya dengan tatapan tajam, menghina dan merendahkan. Sebaliknya Sylphy hanya cuek-cuek saja dengan sifat Nessy. Toh, di sini dia bekerja untuk Philips bukan bekerja bersikap baik kepada Nessy.
Namun, walau suasana mereka tidak enak. Tapi, Sylphy masih tetap memasakkan makanan untuk Philips dan, Philips selalu memujinya.
Seminggu kemudian..
Philips mengatakan akan pergi ke Korea lalu ia meninggalkan Sylphy dan Nessy di apartemen nya untuk mengurus rumahnya.
“Aku balik Sabtu depan.” Ujar Philips sambil menarik kopernya menuju pintu keluar. “Jaga rumah, okay.”
“Baik, selamat jalan tuan.” Jawab Sylphy dan Nessy bersamaan sambil membungkuk.
Philips langsung menyeret kopernya lalu keluar dari pintu apartemen. Setelah Philips keluar, ruangan terasa hening dan canggung.
Sylphy segera pergi dari sana menuju ke kamarnya.
Setelah menyelesaikan pekerjaannya. Sylphy hanya mengurung dirinya di kamar saja.
Malamnya..
Tokkk..Tok..Tookk..
Pintu kamar Sylphy beberapa kali terdengar di ketuk. Sudah bisa di pastikan bahwa itu adalah Nessy.
Kriet~
Perlahan Sylphy membuka pintu kamarnya. Setelah terbuka, ia melihat wajah arogan Nessy yang sedang menatapnya tajam dengan alis yang melengkung dan dahinya yang berkerut.
“Ada apa?”
“Mana makan malamnya?”
Sylphy memiringkan kepalanya. “Makan.. malam?”
“Iya! mana makan malamnya?!” jawab Nessy dengan suara yang meninggi.
Sylphy mengangkat bahunya, ia memejamkan matanya. “Karena tuan Philips gak ada di rumah, jadi buat apa aku masak? beli makanan online aja sana.”
Nessy tampak semakin kesal, wajahnya semakin memerah karena marah.
Plak!
Tamparan tepat mendarat di pipi Sylphy. Pipinya yang mulus menjadi merah.
Sylphy membelalakkan matanya. Ia langsung memegang pipinya yang terasa pedih lalu ia melihat ke arah Nessy dengan matanya yang mengilap menjadi tatapan tajam. “Apa yang kau lakukan?”
“Apa lagi? udah jelas kalau aku nampar kau!”
Sylphy melihat Nessy semakin tajam. “Oh.”
“Apa maksud mu 'Oh'? dan kenapa dengan mata mu! jangan berani-berani menatapku seperti itu!!”
Plak!
Sylphy langsung menampar wajah Nessy dan seketika ruangan yang besar itu menjadi hening.
“Kau..”
“Aku udah coba buat baik samamu! aku udah masak buat Philips dan aku rela bilang kalau masakan itu kau yang buat, tapi kau malah ngajari arti yang sebenarnya tentang di kasih hati minta jantung!” Ujar Sylphy, meledakkan amarahnya yang entah sejak kapan ia pendam di dirinya.
“Kau!” Nessy mengangkat tangannya, berniat ingin menampar Sylphy lagi.
Namun, sayangnya tangannya di tahan oleh seseorang. Karena kaget, ia langsung memutar tubuhnya dan melihat ke belakang. “T-Tuan Marcel!”
‘Marcel?..’ Batin Sylphy, ia melihat ke arah pria itu dengan sangat teliti dan serius. ‘EHHHH!! Yang bener aja!! d-dia Marcel..’
Karena Marcel merasa bahwa dirinya sedang di awasi oleh Sylphy. Ia menyeringai lalu melepaskan tangannya dari pergelangan Nessy.
Ia merogoh sakunya dan mengeluarkan tisu, lalu ia gunakan tisu tersebut untuk mengelap tangannya.
“Lama tidak bertemu, Sylphy.” Marcel tersenyum ramah.
Sylphy yang mendapatkan sapaan itu langsung menelan saliva nya. Namun, rasanya Saliva nya menyangkut di lehernya.
Marcel mengerjapkan matanya beberapa kali. Memiringkan kepalanya melihat ke arah Sylphy. “Ehh...? ada apa? apa ada sesuatu di wajah ku?” tanya Marcel.
“Ah, bukan. Cuman..” Sylphy melihat ke arah Nessy. “Ah, gak jadi.” ia tersenyum kepada Marcel.
Marcel berdeoh kemudian ia melihat sekeliling ruangan tersebut. “Apa kalian cuma berdua di sini?”
“Ya.” Jawab Sylphy dan Nessy bersamaan.
Marcel menyeringai. “Oh.” gumamnya. “Jadi, karena ini kalian begini?~” sambungnya bertanya dengan seringai.
“Begini?” Nessy bingung. “Maaf, maksud anda apa ya, tuan?” sambungnya.
Perlahan, seringai Marcel menghilang menjadi wajah datar. Ia melihat ke arah Nessy dengan tatapan tajam dan dingin. Tatapan nya bagaikan menusuk Nessy.
Tanpa banyak bicara. Marcel langsung mendekati Nessy dan mencengkram kera baju Nessy kuat. “Kau! kau melakukan apa tadi dengannya?! kau menamparnya! kau pikir aku tidak tahu, hmm?” marah Marcel.
Nessy tersentak. Ia langsung membelalak. Namun, suaranya masih tenggelam dalam kegelapan.
“Dasar ka-”
“Tuan, udah udah..” Sylphy mencoba melarikan pertengkaran dengan menarik tangan Marcel.
Marcel mengeryit. “Tapi dia-” perkataan nya terhenti ketika ia melihat raut wajah Sylphy yang ia anggap memelas kepadanya. Ia segera melepaskan cengkraman nya lalu berdecih kesal sambil mengerutkan bibirnya.
Sylphy menghela nafas. Ia tidak mau ada pertengkaran di sini mangkanya ia meleraikan Marcel.
Marcel menatap Nessy sinis. “Kau! mulai sekarang kau di pecat, titik!!”
Kedua wanita itu langsung membelalak. Hampir tidak percaya dengan apa yang Marcel katakan barusan.
“D-di.. di pecat?” ujar Nessy terbata-bata.
“Ya.” jawab Marcel tanpa pikir dua kali.
Marcel adalah karakter yang susah untuk di ajak kerja sama, sangat susah untuk mengajaknya berkompromi. Ia tidak pernah main-main dengan kata-katanya, apa yang ia katakan, Itulah yang harus terjadi.
“Baik, saya mengerti..” Nessy menyerah karena ia melihat tatapan Marcel yang bagaikan mengatakan bahwa tidak akan lagi kesempatan untukmu.
Dengan rasa berat hati, ia langsung menuju ke kamarnya untuk membereskan barang-barang miliknya.
“Tuan-”
“Panggil aku Marcel, kau gak perlu formal denganku, lagian.. aku juga gak suka di panggil tuan atau tuan muda!” ujar marcel memotong perkataan Sylphy sebelum wanita itu berbicara.
Sylphy manggut-manggut. “Oke.” Jawabnya. ‘Haahhh.. ternyata sifatnya masih gak berubah..’ pikir Sylphy.
Saat Sylphy menghela nafas. Tiba-tiba Marvel menarik pergelangan tangannya cukup kasar.
“Ack!”
Sylphy berusaha menarik kembali lengannya. Namun, usahanya sia-sia.
“Jangan berisik.” Bisik Marcel. Ia langsung menarik Sylphy pergi dari sana. Mereka pergi keluar dari apartemen milik Philips.
“Ke mana kita mau pergi?” tanya Sylphy.
Kaki mereka melangkah cepat menelusuri lorong gedung yang besar tersebut.
Marcel menjawab percayaan nya dengan nada yang agak pelan. “Nanti kau tau sendiri.”
Karena merasa aneh dengan tingkah Marcel. Sylphy segera menghentakkan tangannya secara paksa hingga akhirnya tangannya terlepas dari cengkraman Marcel.
“Aku harus menjaga rumah. Lagian, mau ke mana emangnya?! aku gak suka main tebak-tebakan kayak gini.” Ujar Sylphy marah.
Marcel segera menarik kembali tangan Sylphy dan setelah ia pegang kembali tangan Sylphy, ia berbisik dengan lembut kepada wanita itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Ayano
Kek ada kepuasan sendiri gitu
2023-04-09
2
Ayano
Enak bener nampar wajah anak orang 😠
2023-04-09
2
mom mimu
dua like mendarat kak, semangat 💪🏻
2023-04-08
2