18. Malik Mengambil Langkah

”Pokoknya Emil mau ikut papa ke kantor, Emil gak mau tahu siapa suruh pergi ke rumahnya gak ajak-ajak,” seru Emil melipat tangannya di dada berlagak marah pada Malik.

”Maaf, kemarin sore papa hanya antar mama pulang ke rumah lagian dari kantor masa balik ke rumah dulu jemput Emil ya bolak-balik namanya papa kan capek Sayang,” kilah Malik tidak mau kalah dengan putranya.

”Nah kan? Papa gak sayang sama Emil makanya Emil ditinggal. Pokoknya hari ini Emil mau ikut seharian di kantor gak peduli sibuk atau gak Emil mau deket sama mama dan tidak mengijinkan papa dekat dengannya.”

”Baik, silakan saja papa gak akan marah kok sama Emil tapi Emil janji ya jangan merepotkan mama Hana nantinya,” ucap Malik.

”Biarkan sajalah Emil dekat dengan Hana semoga dengan begini aku bisa menebus rasa bersalahku dan dia juga bahagia,” gumam Malik.

”Sebentar Pa, Emil ambil tas dulu ya,” pamit Emil menyiapkan semuanya berikut cookies yang semalam diberikan oleh Malik padanya.

Malik sengaja berangkat lebih awal dan menunggunya di lobi agar lebih mudah menemuinya.

”Na, ditunggu bos tuh!” seru Indah begitu sampai di lobi. Hana menoleh ke arah kursi tunggu di sana ada Malik dan Emil yang tengah menunggunya.

”Bentar ya, aku samperin mereka dulu.”

”Mama,” teriak Emil membuat orang-orang di sekitarnya menoleh ke arahnya.

”Tak usah lari kalau jatuh bagaimana? Kenapa pagi-pagi sekali kau sudah ada di sini?” tanya Hana menatap intens pada Emil yang terlihat semakin gemuk.

”Emil mau ketemu sama mama, udah kangen. Oh iya makasih ya kuenya,” ucap Emil.

”Emil suka?”

Emil pun hanya mengangguk, ”Enak Ma,” ucap Emil mengacungkan dua jempolnya.

”Emil mau ikut mama atau papa?” tanya Hana.

”Mama aja, soalnya masih kangen,” tutur Emil.

”Baiklah, ayo!” Hana menggandeng lengan Emil.

”Pak Malik saya bawa dia ke ruangan saya,” ucap Hana.

”Silakan, Emil ingat pesan papa mengerti!”

Emil memberi kode pada Malik untuk tidak khawatir padanya.

Malik sendiri berbelok menuju ke ruangannya sendiri, ada bahagia terukir di wajahnya melihat kedekatan putranya dan Hana.

”Mm, bahagia sekali!” tegur Faris.

”Dah diem aja ya,” sahut Malik.

”Kamu gak lihat sih tadi semua karyawan pada melihat kalian berinteraksi dengan Hana mereka meyakini jika kalian berdua memiliki hubungan spesial.”

”Abaikan saja, ngurusin netizen gak akan pernah ada habisnya yang penting aku tidak mengganggu privasi mereka.”

”Iya itu buatmu bagaimana dengan Hana?”

”Aku sangat yakin jika dia akan baik-baik saja, justru sekarang aku orang yang harus berjuang keras untuk mendapatkannya melihat sainganku di seberang sana terlihat lebih perfect sebagai lelaki daripada diriku,” ucap Malik membuat Faris kebingungan dengan penjelasannya.

”Maksudmu lebih perfect? Siapa orang yang kau maksudkan, bukan Eric kan?” tebak Faris asal.

Malik menggelengkan kepala, ”Bukan, tapi orang lain aku bertemu dengannya kemarin sore waktu aku mengantarkannya pulang.”

Malik pun menceritakan semuanya membuat Faris tidak dapat lagi menahan tawanya.

”Kenapa kau malah tertawa padahal aku sedang serius!” ucap Malik kesal.

”Jadi sainganmu seorang ustadz? Aku tidak yakin kau akan menang apalagi dia pilihan papanya Hana pasti itu sudah melalui seleksi yang ketat sehingga dia bisa masuk kategorinya kandidat calon menantu.”

”Kau tidak menghiburku memberiku solusi terbaik tapi justru menertawakan diriku sungguh menyebalkan memiliki asisten sepertimu, jika bukan karena Sabrina kau sudah aku pecat Faris!” ucap Malik penuh penekanan.

"Maaf Bang tapi sungguh ini sangat menggelikan, jadi Abang merasa tersaingi kan?” ucap Faris.

”Ya begitulah,” ucap Malik mendadak lesu mengingat kejadian kemarin di rumah Hana.

”Abang tembak langsung aja Hana,” usul Faris.

”Hah? Maksudnya?”

”To the point langsung, jangan menundanya,” seru Faris bersemangat.

”Ck! Itu sudah aku lakukan kemarin,” lirih Malik.

”What? Aku gak salah dengar kan?”

”Tidak aku bilang padanya untuk tidak menerima lamaran dari Mas Jaka itu dan tunggu aku yang akan lamar dia!”

Faris melongo tidak menyangka jika Malik akan senekat itu pada Hana.

”Kau yakin?”

”Tentu saja.”

”Astaga ternyata kau di sini lalu dimana Emil?” tanya Sabrina.

”Tumben kau ke sini apakah kau merindukanku?” goda Faris.

”Ish, terlalu percaya diri sekali kau! Aku ke sini karena ingin bertemu dengan Emil bukankah hari ini hari pendaftaran sekolah dimulai.”

”Astaga aku sampai melupakan hal itu,” ucap Malik.

”Apa kau akan pergi sendiri? Perlukah aku ikut kalian berdua?" seloroh Sabrina.

”Keponakanmu sedang berada di ruangan Hana sebaiknya kau pergi ke sana dan tanyakan langsung padanya dengan siapa dia akan pergi ke sekolahan sekarang,” ucap Faris.

Sabrina menatap ke arah Malik. ”Benarkah itu Bang?” tanya Sabrina.

” Iya dia sedang di sana bersama dengan Hana.”

”Aku akan ke sana sekarang.”

”Apa jadwalku padat hari ini?” tanya Malik.

”Ada pertemuan dengan Rajawali Nusindo hari ini jam sebelas,” ungkap Faris.

”Baiklah minta Pak Basuki untuk menghandle aku yakin di jam itu acara belum selesai.”

”Baiklah.”

”Aku ke ruangan Hana menyusul Emil dan Sabrina.”

Faris mengangguk dan segera menghubungi Pak Basuki untuk datang ke ruangan Malik.

”Sabrina kau masih di sini?” tanya Malik.

”Aku tidak tahu ruangan Hana yang mana?” ucap Sabrina meringis menahan malu.

”Astaga aku kira kau keluar lebih dulu karena kau sudah mengetahui di mana ruangannya tapi ternyata kau masih berada di sini. Ayo!” Malik merangkul bahu Sabrina menuju ruangan Hana.

”Papa,” teriak Emil membuat Hana yang berada di sampingnya menoleh ke arah pintu.

”Pak Malik, Bu Sabrina,” sapa Hana.

”Panggil aku Sabrina saja Han, aku tahu kok usia kita tidak terpaut jauh,” ucap Sabrina.

”Baiklah, silakan duduk.”

”Emil, papa akan mengajakmu pergi ke sekolahan kita akan mendaftarkan dirimu ke sekolah yang baru.”

”Benarkah, ayo mama Hana juga harus ikut!” ajak Emil.

”Sebaiknya kalian saja yang pergi biar aku di sini saja, kau jangan khawatir aku bisa kau andalkan!” ucap Sabrina penuh percaya diri.

”Masalahnya bukan itu tapi jika kau di sini Faris tidak akan fokus bekerja yang ada dia hanya akan duduk manis sambil memandang ke arahmu!”

”Ya ampun kau tidak percaya padanya?” seru Sabrina.

”Iya sama halnya denganmu aku tidak percaya,” sahut Malik.

”Baiklah lebih baik kalian pergi sekarang!”

”Hana kau bisa ikut dengan saya kan?

Malik mengajak Hana untuk menemaninya ke sekolah Emil, tentu saja hal itu membuat Emil merasa bahagia karena merasa memiliki orang tua yang utuh. Bahkan keakraban mereka bertiga membuat karyawan lain saling berbisik.

”Beruntung sekali ya Bu Hana bisa mendapatkan Pak Malik meskipun statusnya duren beranak satu tapi dia duren yang hot!”

”Sebenarnya Pak Malik itu sangat menyayangi keluarganya, beruntung yang jadi istrinya nanti.”

”Siapa yang sedang kalian gosipkan?” tanya Flo begitu masuk ke lobi mendengar obrolan karyawan Malik.

”Itu, mereka bertiga.”

Flo terkejut melihat Malik dan keponakannya terlihat sangat akrab sekali.

”Sejak kapan mereka dekat?”

Inilah sosok Pak Malik, 😍

Terpopuler

Comments

enungdedy

enungdedy

bahasa penulisan nya kurang tepat kak...lebih baik mnggunakan kta "kamu" dri pda "kau"

2023-07-14

0

Wirda Wati

Wirda Wati

kereeen thort

2023-06-10

0

Emon

Emon

krg keren tor KL bisa visualy Serkan cayoglu
kl gak Borkan Al Galah😀😀😀😀

2023-06-06

2

lihat semua
Episodes
1 1. Pembatalan pernikahan
2 2. Emil membuat kesal
3 3. Kejutan
4 4. Perhatian Hana
5 5. Permintaan Emil
6 6. Menikahlah!
7 7. Dia Manager
8 8. Emil Minta Pulang
9 9. Bersabarlah Hati
10 10. Dihibur, Menghibur?
11 11. Hanya Atasan dan Bawahan
12 12. Satu Keinginan
13 13. Semakin Kagum
14 14. Kekhawatiran Malik
15 15. Dijodohkan?
16 16. Keributan
17 17. Pilihan
18 18. Malik Mengambil Langkah
19 19. Dia Mamaku
20 20. Mencoba Buka Hati
21 21. Setuju atau Tidak
22 22. I'm Falling Love with Her
23 23. Persaingan Dimulai
24 24. Perdebatan
25 25. Jogjakarta Aku Datang
26 26. Panggil Saya ’Abang’
27 27. Mencuri Kesempatan
28 28. Kau Masih Mencintaiku kan?
29 29. Baju Dinas
30 30. Mantan Mertua Cemburu
31 31. Tidak Dapat Menahannya
32 32. Kejadian di Kantor
33 33. Ketegasan Malik
34 34. Kedatangan Lani
35 35. Pertemuan Dua Keluarga
36 36. Dunia Memang Sempit
37 37. Tidak Membandingkan
38 38. Doa Orang Tua
39 39. Puasa Dulu
40 40. Penyakit Emil
41 41. Jadilah Penurut
42 42. Menyembunyikan
43 43. Ekstra Perhatian
44 44. Diam-diam Membantu (1)
45 45. Diam-diam Membantu (2)
46 46. Bakso Dari Mantan
47 47. Go Singapore
48 48. Hana Hamil
49 49. Malik ikut Ngidam
50 50. Saling Menolong
51 51. Kedatangan Mantan Papa Mertua
52 52. Kepulangan Emil
53 53. Plus-plus
54 54. Malik Butuh Bantuan
55 55. Kabar Kabur
56 56. Kandidat Baru
57 57. Emil Sekolah
58 58. Bergosip!
59 59. Penyesalan Berlanjut
60 60. Pengakuan Alvin
61 61. Curhatan Emil
62 62. Accident
63 63. Menunggu Kabar
64 64. Emil Makin Cerdas
65 65. Surprise
66 66. Malik Belanja Online
67 67. Membuat Kamar Baby
68 68. Kondangan
69 69. Candaan Malik
70 70. Dipertemukan Lagi
71 71. Ajakan Dinner
72 72. Hana Melahirkan
73 73. Emil Merengek
74 74. Sebuah Nama
75 75. Nunggu Giliran?
76 76. Kecemburuan Emil
77 77. Namanya Aydan
78 78. Belajar Pengertian
79 79. Kekhawatiran Seorang Ibu
80 80. Tolong Nasehatin Bang!
81 81. Nasehat Bang Malik
82 Apa Yang Terjadi?
83 83. Jodoh Untuk Adik
84 84. Terpaksa Bertemu
85 85. Banyak Gaya Makin Pusing
86 Berita Hangat
87 87. Sebuah Penjelasan
88 Teguran untuk Alvin
89 Mencari Solusi
90 90. Kata Maaf
91 91. Keluhan Emil
92 92. Kekhawatiran Istri
93 93. Mengejar Sesuatu
94 94. Malik Kembali
95 95. Kesalnya Malik
96 96. Saling Curiga?
97 97. Mengubah Keadaan
98 98. Semua itu Takdir
99 99. Memiliki Keponakan
100 100. Hana Tegas
101 101. Rengekan Alvin
102 102. Masih Tetap Sama
103 103. Hana Ikut Bingung
104 104. Perhatian Kecil
105 105. Hana Marah
106 106. Masih Marah?
107 107. Alvin Melamar
108 108. Pernikahan Alvin
109 109. Malik Double Jengkel
110 110. Itung-itung Sedekah (1)
111 111. Itung-itung Sedekah (2)
112 112. Titik Temu
113 113. Istighfar
114 114. Kepergian Aisha
115 115. Jodoh Itu Rahasia-Nya
116 116. Keinginan Hana
117 117. Kabar Terbaru
118 118. Karena Bakso
119 119. Emil Jatuh
120 120. Kesal dalam Diam
121 121. Memberi Hukuman
122 122. Menjadi Wanita Cerdas
123 123. Datang dan Pergi
124 124. Kekhawatiran Malik
125 125. Problematika Malik
126 126. Harus Berani Jujur
127 127. Kata Maaf
128 128. Kecelakaan
129 129. Tertangkap
130 130. Semua Jelas
131 131. Rencana Liburan
132 132. Akhir Dari Cerita
Episodes

Updated 132 Episodes

1
1. Pembatalan pernikahan
2
2. Emil membuat kesal
3
3. Kejutan
4
4. Perhatian Hana
5
5. Permintaan Emil
6
6. Menikahlah!
7
7. Dia Manager
8
8. Emil Minta Pulang
9
9. Bersabarlah Hati
10
10. Dihibur, Menghibur?
11
11. Hanya Atasan dan Bawahan
12
12. Satu Keinginan
13
13. Semakin Kagum
14
14. Kekhawatiran Malik
15
15. Dijodohkan?
16
16. Keributan
17
17. Pilihan
18
18. Malik Mengambil Langkah
19
19. Dia Mamaku
20
20. Mencoba Buka Hati
21
21. Setuju atau Tidak
22
22. I'm Falling Love with Her
23
23. Persaingan Dimulai
24
24. Perdebatan
25
25. Jogjakarta Aku Datang
26
26. Panggil Saya ’Abang’
27
27. Mencuri Kesempatan
28
28. Kau Masih Mencintaiku kan?
29
29. Baju Dinas
30
30. Mantan Mertua Cemburu
31
31. Tidak Dapat Menahannya
32
32. Kejadian di Kantor
33
33. Ketegasan Malik
34
34. Kedatangan Lani
35
35. Pertemuan Dua Keluarga
36
36. Dunia Memang Sempit
37
37. Tidak Membandingkan
38
38. Doa Orang Tua
39
39. Puasa Dulu
40
40. Penyakit Emil
41
41. Jadilah Penurut
42
42. Menyembunyikan
43
43. Ekstra Perhatian
44
44. Diam-diam Membantu (1)
45
45. Diam-diam Membantu (2)
46
46. Bakso Dari Mantan
47
47. Go Singapore
48
48. Hana Hamil
49
49. Malik ikut Ngidam
50
50. Saling Menolong
51
51. Kedatangan Mantan Papa Mertua
52
52. Kepulangan Emil
53
53. Plus-plus
54
54. Malik Butuh Bantuan
55
55. Kabar Kabur
56
56. Kandidat Baru
57
57. Emil Sekolah
58
58. Bergosip!
59
59. Penyesalan Berlanjut
60
60. Pengakuan Alvin
61
61. Curhatan Emil
62
62. Accident
63
63. Menunggu Kabar
64
64. Emil Makin Cerdas
65
65. Surprise
66
66. Malik Belanja Online
67
67. Membuat Kamar Baby
68
68. Kondangan
69
69. Candaan Malik
70
70. Dipertemukan Lagi
71
71. Ajakan Dinner
72
72. Hana Melahirkan
73
73. Emil Merengek
74
74. Sebuah Nama
75
75. Nunggu Giliran?
76
76. Kecemburuan Emil
77
77. Namanya Aydan
78
78. Belajar Pengertian
79
79. Kekhawatiran Seorang Ibu
80
80. Tolong Nasehatin Bang!
81
81. Nasehat Bang Malik
82
Apa Yang Terjadi?
83
83. Jodoh Untuk Adik
84
84. Terpaksa Bertemu
85
85. Banyak Gaya Makin Pusing
86
Berita Hangat
87
87. Sebuah Penjelasan
88
Teguran untuk Alvin
89
Mencari Solusi
90
90. Kata Maaf
91
91. Keluhan Emil
92
92. Kekhawatiran Istri
93
93. Mengejar Sesuatu
94
94. Malik Kembali
95
95. Kesalnya Malik
96
96. Saling Curiga?
97
97. Mengubah Keadaan
98
98. Semua itu Takdir
99
99. Memiliki Keponakan
100
100. Hana Tegas
101
101. Rengekan Alvin
102
102. Masih Tetap Sama
103
103. Hana Ikut Bingung
104
104. Perhatian Kecil
105
105. Hana Marah
106
106. Masih Marah?
107
107. Alvin Melamar
108
108. Pernikahan Alvin
109
109. Malik Double Jengkel
110
110. Itung-itung Sedekah (1)
111
111. Itung-itung Sedekah (2)
112
112. Titik Temu
113
113. Istighfar
114
114. Kepergian Aisha
115
115. Jodoh Itu Rahasia-Nya
116
116. Keinginan Hana
117
117. Kabar Terbaru
118
118. Karena Bakso
119
119. Emil Jatuh
120
120. Kesal dalam Diam
121
121. Memberi Hukuman
122
122. Menjadi Wanita Cerdas
123
123. Datang dan Pergi
124
124. Kekhawatiran Malik
125
125. Problematika Malik
126
126. Harus Berani Jujur
127
127. Kata Maaf
128
128. Kecelakaan
129
129. Tertangkap
130
130. Semua Jelas
131
131. Rencana Liburan
132
132. Akhir Dari Cerita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!