5. Permintaan Emil

”Na, kamu mau balik?” tanya Indah melihat Hana sudah siap dengan tas di bahunya.

”Iya, mamaku mau pulang kampung soalnya papaku lagi sakit jadi mau gak mau harus nganterin ke stasiun.”

”Hati-hati Na,” ucap Indah.

”Iya, Assalamualaikum.”

”Waalaikumussalam.”

Hana bergegas keluar dan mencoba menghentikan taxi, beberapa kali mencoba tak ada satupun taxi yang mau berhenti membuatnya hampir putus asa. Baru saja dia akan mengambil ponselnya, suara klakson kembali terdengar.

”Mama, ayo naik!” seru Emil.

”Tidak perlu, mama mau pulang ke rumah. Maaf Pak Malik saya keluar lebih dulu karena mama saya mau pulang kampung dan saya harus mengantarkannya ke stasiun jam lima keretanya berangkat.”

”Naiklah saya akan mengantarkanmu.”

”Tapi Pak, saya tidak mau menambah utang saya.”

”Masuk Ma, papa akan antar hingga ke stasiun nanti. Iya kan Pa?” ucap Emil penuh semangat.

”Baiklah.”

Hana terpaksa naik ke mobil Malik dan duduk di kursi belakang dan berujung pada Emil yang ikut pindah duduk ke belakang.

”Diam Emil.”

Malik fokus mengemudi sedangkan Emil asyik bercanda dengan Hana.

”Memangnya Emil gak mau sekolah?” tanya Hana.

Emil cemberut dan melirik pada Malik sejenak.

”Jika aku sekolah siapa yang akan mengantar dan menjemput aku bukankah papa sibuk.”

”Hum, kan bisa sekolah full day banyak teman juga nantinya kamu gak kesepian.”

”Gak mau, Emil pengennya sekolah sama mama aja.”

”Emil ...” panggil Malik.

”Kenapa Pa,” sahut Emil.

”Papa sudah bilang kan tidak boleh banyak bicara.”

”Maaf Pa, tapi kan dia mamaku tidak masalah kan Ma?”

Hana menggelengkan kepala.

”Memangnya kampung halamannya dimana kok mengunakan kereta kenapa gak pesawat saja?” tanya Malik mengalihkan pembicaraan mereka berdua.

”Jogjakarta. Mama tidak terbiasa naik pesawat waktu saya minta pergi umroh saja beliau menolaknya.”

Malik terdiam ketika mobilnya masuk ke gang menuju rumah Hana.

”Ini rumah mama?” tanya Emil.

”Iya Sayang, apa kau mau ikut masuk? Di dalam ada nenek,” jawab Hana.

Kedua mata Emil berbinar mendengar penuturan Hana. ”Aku ikut mama,” serunya segera turun berjalan bersama dengan Hana.

”Assalamu’alaikum,” ucap Hana.

”Waalaikumussalam Na, mama khawatir sampai menelpon adikmu memintanya segera pulang sejak tadi kamu dihubungi gak bisa,” ucap Rita dengan suara khas logat jawanya yang masih terasa kental sekali.

”Maaf Ma, tadi gak ada taxi yang mau berhenti ini juga diantar sama bos kantor,” ucap Hana.

”Oh ini bosnya, maaf jadi merepotkan saya juga dapat kabarnya mendadak jadi kaget dan panik,” ucap Rita.

”Tidak masalah tadi juga kebetulan kami mau pulang ke rumah dan melihatnya di pinggir jalan jadi kami mengajaknya sekalian,” ucap Malik.

”Nenek,” panggil Emil.

”MasyaAllah gantenge iki anake sopo Na?” tanya Mama Rita.

”Ini putranya bosku Ma,” jawab Hana.

”Ganteng banget ya kayak bapaknya,” puji Rita.

”Duh mama jangan bikin malu,” bisik Hana.

”Lah emang benar dia ganteng,” ucap Rita.

”Mama, Emil boleh main di sini gak?” tanya Emil membuat Rita terkejut mendengar panggilan Emil untuk putrinya.

”Boleh kok Sayang, nanti ada Om Alvin yang akan temani Emil main tapi jangan kaget Om Alvin sedikit nakal,” bisik Hana.

”Tuh Alvin datang,” ucap Rita.

”Maaf Ma, baru datang itu taxi sudah ada,” seru Alvin.

”Kak, aku antar mama sampai Jogja ya sekalian liburan,” ucapnya.

”Hum, papa lagi sakit kau malah mau liburan anak nakal!” sahut Hana.

”Sekali-kali mumpung lagi pulang,” ucap Alvin.

”Ya sudah nanti uangnya kakak transfer saja,” ucap Hana.

”Mama pulang dulu ya Nak, ingat hati-hati dan jaga diri baik-baik di sini. Alvin pasti segera balik ke sini mama gak mau ngebiarin anak gadis mama di kota besar sendirian.”

”Iya, Alvin jaga mama sampai rumah!”

”Siap Kak! Ayo Ma, kita berangkat!” Alvin menarik koper milik mamanya dan membawanya ke bagasi mobil.

”Assalamu’alaikum.”

”Waalaikumussalam.”

Rita pun pulang kampung bersama Alvin, Pak Soleh mendadak sakit tekanan darahnya naik sehari setelah pembatalan pernikahan beliau memilih pulang lebih dulu ke Jogja karena tidak tahan dengan cibiran tetangganya di lingkungan perumahan Hana.

”Emil ayo kita pulang Nak,” ajak Malik.

”Nanti dulu Pa, bentar aja main di sini lagipula mama gak jadi pergi kan?” seru Emil.

”Kamu mau main? Sayangnya mama gak punya mainan gak kayak di rumahmu pasti banyak mainan iya kan? Mama bikinkan minum ya,” ucap Hana menuju ke dapur.

Malik yang duduk pun mengamati keadaan sekitarnya, melihat foto yang terpanjang di dinding dimana Hana habis di wisuda diapit oleh orang tua dan adiknya.

”Silakan diminum Pak Malik, kamu mau ini?” Hana menyodorkan cookies yang berada di toples kecil.

”Terima kasih,” ucap Malik sedangkan Emil mencomot cookies yang ada di dalam toples.

”Bagaimana rasanya?”

”Mm, enak gak kayak cookies yang dijual di pasaran ya,” ujar Emil.

”Itu bikinan mama sendiri memang beda,” ucap Hana.

”Papa cobain deh!” Emil menyuapi sepotong cookies pada Malik.

Malik pun hanya menerima dengan pasrah manakala putranya memasukkan sepotong cookies tersebut dengan paksa.

”Bagaimana Pa, enak kan?” tanya Emil.

”Iya enak,” jawab Malik.

”Kamu suka? Mama masih ada banyak kamu bisa membawanya pulang nanti.”

Hana melirik jam tangannya, ”Kamu mau makan malam di sini?” tanya Hana pada Emil.

”Boleh ya Pa?”

”Emil kita harus pulang karena Oma sekarang ada di rumah kita,” ucap Malik.

”Tapi Pa, Emil mau makan masakannya mama, masa gak boleh?” keluh Emil.

”Bukannya gak boleh lain kali kan bisa tidak harus sekarang.”

”Tapi Emil maunya sekarang Pa,” rengek Emil.

”Apa Pak Malik terburu buru, kasihan Emil jika ... ”

”Dia akan selalu merengek agar keinginannya terpenuhi,” potong Malik.

”Maaf.”

”Tidak masalah silakan jika kau ingin memasak untuknya saya akan menunggunya.”

”Terima kasih saya janji tidak akan lama, Anda bisa kok lihat televisi. Saya ke dapur dulu.” Pamit Hana dan Emil mengikuti di belakangnya.

”Emil mau bantu mama masak, boleh?”

”Memangnya bisa?”

”Belajar Ma,” ucap Emil.

”Baiklah.”

Hana pun segera mengerjakan tugasnya memasak untuk makan malamnya bersama dengan Emil. Setelah selesai Hana segera meminta bosnya untuk ikut makan malam bersama dengannya.

”Maaf ya Pak hanya ini yang tersisa di lemari es, tapi InsyaAllah enak dan halal tentunya,” ucap Hana.

Malik memandang ke arah meja makan ada beberapa jenis makanan yang sama sekali tidak familiar di meja makannya.

”Terima kasih, ini sudah lebih dari cukup dan ini juga makanan terbaru yang saya lihat di meja makan,” ucap Malik.

”Benarkah? Semoga rasanya cocok, silakan dinikmati. Emil kamu mau makan ini?”

”Boleh.”

Hana menuangkan sayur sop yang berisikan sayuran, jamur kuping dan baso ke dalam mangkuk milik Emil.

”Panas Ma,” ucap Emil sambil meniup mangkok yang berisikan sop tersebut.

”Jangan ditiup Sayang, tapi dikipas bentar mama ambilkan kipas kecil ya.” Hana segera ke kamarnya dan mengambil kipas Doraemon yang selalu ada di kamarnya.

”Bagaimana? Sudah hangat kan, gak panas lagi?”

Emil mengangguk, ”Mama memang yang terbaik.”

Hana hanya tersenyum tipis mendengarnya. ”Cepat habiskan dan jangan banyak bicara!”

Tepat jam tujuh keduanya pulang ke rumah.

”Pa, kalau Emil tinggal sama mama Hana dan juga papa apakah boleh?”

Sssrrrt...!

Malik menginjak rem mendadak mendengar perkataan Emil.

Terpopuler

Comments

Dwi apri

Dwi apri

emil mulai aneh2🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣

2023-07-15

2

Wirda Wati

Wirda Wati

😂😂😂😂😂😂😂

2023-06-09

0

Yani

Yani

Emil" ada" aja papa sampai kaget

2023-06-01

1

lihat semua
Episodes
1 1. Pembatalan pernikahan
2 2. Emil membuat kesal
3 3. Kejutan
4 4. Perhatian Hana
5 5. Permintaan Emil
6 6. Menikahlah!
7 7. Dia Manager
8 8. Emil Minta Pulang
9 9. Bersabarlah Hati
10 10. Dihibur, Menghibur?
11 11. Hanya Atasan dan Bawahan
12 12. Satu Keinginan
13 13. Semakin Kagum
14 14. Kekhawatiran Malik
15 15. Dijodohkan?
16 16. Keributan
17 17. Pilihan
18 18. Malik Mengambil Langkah
19 19. Dia Mamaku
20 20. Mencoba Buka Hati
21 21. Setuju atau Tidak
22 22. I'm Falling Love with Her
23 23. Persaingan Dimulai
24 24. Perdebatan
25 25. Jogjakarta Aku Datang
26 26. Panggil Saya ’Abang’
27 27. Mencuri Kesempatan
28 28. Kau Masih Mencintaiku kan?
29 29. Baju Dinas
30 30. Mantan Mertua Cemburu
31 31. Tidak Dapat Menahannya
32 32. Kejadian di Kantor
33 33. Ketegasan Malik
34 34. Kedatangan Lani
35 35. Pertemuan Dua Keluarga
36 36. Dunia Memang Sempit
37 37. Tidak Membandingkan
38 38. Doa Orang Tua
39 39. Puasa Dulu
40 40. Penyakit Emil
41 41. Jadilah Penurut
42 42. Menyembunyikan
43 43. Ekstra Perhatian
44 44. Diam-diam Membantu (1)
45 45. Diam-diam Membantu (2)
46 46. Bakso Dari Mantan
47 47. Go Singapore
48 48. Hana Hamil
49 49. Malik ikut Ngidam
50 50. Saling Menolong
51 51. Kedatangan Mantan Papa Mertua
52 52. Kepulangan Emil
53 53. Plus-plus
54 54. Malik Butuh Bantuan
55 55. Kabar Kabur
56 56. Kandidat Baru
57 57. Emil Sekolah
58 58. Bergosip!
59 59. Penyesalan Berlanjut
60 60. Pengakuan Alvin
61 61. Curhatan Emil
62 62. Accident
63 63. Menunggu Kabar
64 64. Emil Makin Cerdas
65 65. Surprise
66 66. Malik Belanja Online
67 67. Membuat Kamar Baby
68 68. Kondangan
69 69. Candaan Malik
70 70. Dipertemukan Lagi
71 71. Ajakan Dinner
72 72. Hana Melahirkan
73 73. Emil Merengek
74 74. Sebuah Nama
75 75. Nunggu Giliran?
76 76. Kecemburuan Emil
77 77. Namanya Aydan
78 78. Belajar Pengertian
79 79. Kekhawatiran Seorang Ibu
80 80. Tolong Nasehatin Bang!
81 81. Nasehat Bang Malik
82 Apa Yang Terjadi?
83 83. Jodoh Untuk Adik
84 84. Terpaksa Bertemu
85 85. Banyak Gaya Makin Pusing
86 Berita Hangat
87 87. Sebuah Penjelasan
88 Teguran untuk Alvin
89 Mencari Solusi
90 90. Kata Maaf
91 91. Keluhan Emil
92 92. Kekhawatiran Istri
93 93. Mengejar Sesuatu
94 94. Malik Kembali
95 95. Kesalnya Malik
96 96. Saling Curiga?
97 97. Mengubah Keadaan
98 98. Semua itu Takdir
99 99. Memiliki Keponakan
100 100. Hana Tegas
101 101. Rengekan Alvin
102 102. Masih Tetap Sama
103 103. Hana Ikut Bingung
104 104. Perhatian Kecil
105 105. Hana Marah
106 106. Masih Marah?
107 107. Alvin Melamar
108 108. Pernikahan Alvin
109 109. Malik Double Jengkel
110 110. Itung-itung Sedekah (1)
111 111. Itung-itung Sedekah (2)
112 112. Titik Temu
113 113. Istighfar
114 114. Kepergian Aisha
115 115. Jodoh Itu Rahasia-Nya
116 116. Keinginan Hana
117 117. Kabar Terbaru
118 118. Karena Bakso
119 119. Emil Jatuh
120 120. Kesal dalam Diam
121 121. Memberi Hukuman
122 122. Menjadi Wanita Cerdas
123 123. Datang dan Pergi
124 124. Kekhawatiran Malik
125 125. Problematika Malik
126 126. Harus Berani Jujur
127 127. Kata Maaf
128 128. Kecelakaan
129 129. Tertangkap
130 130. Semua Jelas
131 131. Rencana Liburan
132 132. Akhir Dari Cerita
Episodes

Updated 132 Episodes

1
1. Pembatalan pernikahan
2
2. Emil membuat kesal
3
3. Kejutan
4
4. Perhatian Hana
5
5. Permintaan Emil
6
6. Menikahlah!
7
7. Dia Manager
8
8. Emil Minta Pulang
9
9. Bersabarlah Hati
10
10. Dihibur, Menghibur?
11
11. Hanya Atasan dan Bawahan
12
12. Satu Keinginan
13
13. Semakin Kagum
14
14. Kekhawatiran Malik
15
15. Dijodohkan?
16
16. Keributan
17
17. Pilihan
18
18. Malik Mengambil Langkah
19
19. Dia Mamaku
20
20. Mencoba Buka Hati
21
21. Setuju atau Tidak
22
22. I'm Falling Love with Her
23
23. Persaingan Dimulai
24
24. Perdebatan
25
25. Jogjakarta Aku Datang
26
26. Panggil Saya ’Abang’
27
27. Mencuri Kesempatan
28
28. Kau Masih Mencintaiku kan?
29
29. Baju Dinas
30
30. Mantan Mertua Cemburu
31
31. Tidak Dapat Menahannya
32
32. Kejadian di Kantor
33
33. Ketegasan Malik
34
34. Kedatangan Lani
35
35. Pertemuan Dua Keluarga
36
36. Dunia Memang Sempit
37
37. Tidak Membandingkan
38
38. Doa Orang Tua
39
39. Puasa Dulu
40
40. Penyakit Emil
41
41. Jadilah Penurut
42
42. Menyembunyikan
43
43. Ekstra Perhatian
44
44. Diam-diam Membantu (1)
45
45. Diam-diam Membantu (2)
46
46. Bakso Dari Mantan
47
47. Go Singapore
48
48. Hana Hamil
49
49. Malik ikut Ngidam
50
50. Saling Menolong
51
51. Kedatangan Mantan Papa Mertua
52
52. Kepulangan Emil
53
53. Plus-plus
54
54. Malik Butuh Bantuan
55
55. Kabar Kabur
56
56. Kandidat Baru
57
57. Emil Sekolah
58
58. Bergosip!
59
59. Penyesalan Berlanjut
60
60. Pengakuan Alvin
61
61. Curhatan Emil
62
62. Accident
63
63. Menunggu Kabar
64
64. Emil Makin Cerdas
65
65. Surprise
66
66. Malik Belanja Online
67
67. Membuat Kamar Baby
68
68. Kondangan
69
69. Candaan Malik
70
70. Dipertemukan Lagi
71
71. Ajakan Dinner
72
72. Hana Melahirkan
73
73. Emil Merengek
74
74. Sebuah Nama
75
75. Nunggu Giliran?
76
76. Kecemburuan Emil
77
77. Namanya Aydan
78
78. Belajar Pengertian
79
79. Kekhawatiran Seorang Ibu
80
80. Tolong Nasehatin Bang!
81
81. Nasehat Bang Malik
82
Apa Yang Terjadi?
83
83. Jodoh Untuk Adik
84
84. Terpaksa Bertemu
85
85. Banyak Gaya Makin Pusing
86
Berita Hangat
87
87. Sebuah Penjelasan
88
Teguran untuk Alvin
89
Mencari Solusi
90
90. Kata Maaf
91
91. Keluhan Emil
92
92. Kekhawatiran Istri
93
93. Mengejar Sesuatu
94
94. Malik Kembali
95
95. Kesalnya Malik
96
96. Saling Curiga?
97
97. Mengubah Keadaan
98
98. Semua itu Takdir
99
99. Memiliki Keponakan
100
100. Hana Tegas
101
101. Rengekan Alvin
102
102. Masih Tetap Sama
103
103. Hana Ikut Bingung
104
104. Perhatian Kecil
105
105. Hana Marah
106
106. Masih Marah?
107
107. Alvin Melamar
108
108. Pernikahan Alvin
109
109. Malik Double Jengkel
110
110. Itung-itung Sedekah (1)
111
111. Itung-itung Sedekah (2)
112
112. Titik Temu
113
113. Istighfar
114
114. Kepergian Aisha
115
115. Jodoh Itu Rahasia-Nya
116
116. Keinginan Hana
117
117. Kabar Terbaru
118
118. Karena Bakso
119
119. Emil Jatuh
120
120. Kesal dalam Diam
121
121. Memberi Hukuman
122
122. Menjadi Wanita Cerdas
123
123. Datang dan Pergi
124
124. Kekhawatiran Malik
125
125. Problematika Malik
126
126. Harus Berani Jujur
127
127. Kata Maaf
128
128. Kecelakaan
129
129. Tertangkap
130
130. Semua Jelas
131
131. Rencana Liburan
132
132. Akhir Dari Cerita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!