13. Semakin Kagum

”Bang, apa kau sedang berkencan?” tanya Sabrina.

”Anda salah faham Mbak Sabrina, saya dan kakak Anda tidak memiliki hubungan spesial seperti yang Anda pikirkan,” jelas Hana.

”Bagaimana puas dengan jawabannya?” tanya Malik. ”Sekarang apa kalian kembali berkencan?” Malik balik menyerang adiknya.

”Ka-kami ... kami sedang mencobanya kembali,” gugup Sabrina dia takut kakaknya akan marah padanya.

”Nikmati saja waktu kalian berdua, karena kami juga sedang melakukannya,” ucap Malik.

”Ayo kita pergi!” lanjut Malik.

”Bye Tante,” pamit Emil tersenyum bahagia.

Sabrina yang awalnya gugup menjadi ikut bahagia melihat senyum mengembang di bibir keponakannya.

”Semoga mereka berjodoh,” lirih Sabrina.

”Aamiin.”

Sabrina menoleh ke arah Faris. ”Kau tahu semuanya?”

”Tentu saja dan sepertinya Bang Malik itu diam-diam juga menyukai Bu Hana.”

Sabrina menautkan kedua alisnya, ”Bu Hana?”

”Iya kenapa?”

”Kenapa kau memanggilnya dengan sebutan ’Bu’ terkesan lebih tua darimu,” protes Sabrina.

”Ya masa di kantor aku panggil dia Hana, nanti dikira kita kakak dan adik. Lagipula sejak awal dia bertemu dengan Emil sudah kayak nonton drama Korea kesukaanmu itu,” ucap Faris.

”Maksudnya?”

”Ya bagaimana gak drama Emil langsung panggil dia dengan sebutan ’mama’ padahal kan mereka sama sekali belum pernah ketemu sebelumnya aneh kan?”

”Mereka menemukan chemistry-nya aku harap mereka berjodoh, kasihan Emil,” ucap Sabrina.

”Yuk kita lanjut!” ajak Faris.

”Kita buntuti saja mereka bertiga, aku penasaran dengan apa yang akan mereka lakukan,” ucap Sabrina.

”Apa? Kalau Bang Malik tahu dan marah bagaimana?”

”Kau diam saja aku ingin tahu seperti apa reaksi kakakku bersama dengan wanita itu.”

”Ya ampun,” lirih Faris menggelengkan kepala. ”Jangan bikin masalah!” tegurnya.

”Tidak akan ayo!” Sabrina menarik lengan Faris mencari kakaknya yang masuk ke Timezone.

***

”Ma, aku ingin mainan itu!” tunjuk Emil pada permainan melempar bola. Hana mengikuti permintaan Emil yang akan mengajaknya main bola dan mengikuti semua keinginannya.

”Apa kau senang?” tanya Hana sedikit mengeraskan suaranya karena suara berisik di tempat itu.

Emil tersenyum mengangguk, Hana ikut senang melihatnya diusapnya kepala anak kecil itu penuh kasih sayang. Hampir semua permainan dicoba oleh Emil tanpa sadar waktu sudah menunjukkan pukul tiga sore.

”Pa, mau mainan itu ya boleh?” tanya Emil.

Malik melihat jam tangannya dan menggeleng cepat. ”Kapan-kapan kita main lagi sudah jam tiga sekarang.”

Emil cemberut mendengar perkataan Malik. ”Kita belum makan siang, ayo kita makan dulu!”

Malik mengajak keduanya keluar dan mencari gerai fast food yang tidak terlalu ramai.

”Emil jangan cemberut begitu jadi jelek tahu, kamu bisa kembali kapanpun kau mau,” ucap Hana.

”Tapi hari ini aku belum puas mainnya,” sahut Emil.

”Menuruti keinginan takkan ada habisnya karena manusia itu sejatinya takkan pernah merasa puas,” terang Hana.

”Emil, kamu punya mainan kan di rumah?” tanya Hana.

Emil mengangguk cepat.

”Ketika Emil keluar dan melihat ada mainan baru di toko apakah Emil juga ingin membelinya?”

Emil kembali mengangguk.

”Nah seperti itulah manusia selalu ingin lagi dan lagi padahal di rumah sudah ada, dengan alasan belum punya mungkin karena modelnya baru atau bisa jadi yang di rumah sudah rusak.”

Emil diam mendengar penjelasan Hana. ”Emil mengerti maksud Mama? Gak semua yang Emil mau itu harus Emil dapatkan, di luar sana banyak loh teman-teman Emil yang gak memiliki mainan sama kaya punya Emil di rumah, mungkin karena harganya mahal jadi mereka gak bisa beli.”

”Mainan Emil memang mahal Ma, itu juga papa yang belikan,” ucap Emil.

”Nah, Emil harus bersyukur sama Allah karena udah dikasih papa terbaik kayak papanya Emil itu dengan cara berterima kasih sama papa? Jangan lupa habis main diberesin jangan ditinggalkan begitu saja, apa Emil sudah melakukannya?”

Emil menggeleng cepat lalu menoleh ke arah Malik. ”Emil lebih suka berantakin mainan dan Bik Surti yang beresin.”

”Mulai sekarang lakukan sendiri!”

”Siap Ma,” balas Emil bersemangat.

Malik tersenyum terselip bahagia di hatinya terlebih dengan cara Hana menjelaskan pada Emil dengan mudah dipahami oleh putranya sedangkan dia sama sekali tidak dapat menjabarkan hal itu pada putranya sendiri.

”Ayo lanjutkan lagi makannya, Pak Malik apa bapak sakit?”

”Eh, tidak.” Malik merasa malu karena kepergok Hana sedang menatapnya.

”Habis ini pulang ya, mama ada kegiatan lain di rumah lagipula ini udah sore.”

”Bolehkah Emil main ke rumah mama?”

”Emil,” panggil Malik.

”Pa.”

”No. Mama juga butuh istirahat dan mama ada acara lain jadi jangan memaksa orang lain supaya dia mengikuti kemauan kita mengerti!”

”Maaf.”

Malik mengantarkan Hana pulang ke rumah jam lima sore, keadaan rumah sudah terang lampu menyala membuat Hana terkejut.

”Apa Alvin sudah pulang,” lirih Hana.

”Apa ada masalah?” tanya Malik.

”Tidak, terima kasih sudah antarkan saya pulang. Emil mama turun ya, Assalamualaikum.”

”Waalaikumussalam,” jawab keduanya bersamaan.

Setelah Hana turun Emil kembali cemberut, ”Kok begitu, kan udah seharian bermain bersama dengannya. Papa gak ada janji lagi ya sama Emil, semua sudah papa penuhi.”

”Belum.”

Malik melirik ke arah Emil melalui kaca kecil di mobil, putranya kembali cemberut. ”Rupanya papa harus beli stock kesabaran yang banyak,” lirihnya.

***

”Ehem, yang kemarin habis kencan seharian,” ejek Faris.

”Apa gak kebalikannya?” sahut Malik.

”Sejak kapan kau kembali jalan dengan adikku?” tanya Malik.

”Itu sudah sejak beberapa pekan yang lalu,” balas Faris.

”Awas saja kalau adikku menangis.”

”Astaghfirullah memangnya aku ada tampang kriminal?”

”Bukan lagi kriminal kamu itu buronan!”

Faris membelalakkan kedua matanya.

”Buronan mertua!” sambar Malik.

”Astaghfirullah, jangan bikin spot jantung bekerja ekstra Bang, kalau tiba-tiba berhenti bagaimana?”

”Salahmu sendiri jadi orang jangan kelewat polos, sudah sana kembali kerja!”

Malik sendiri kembali mengecek berkas lamaran yang masuk. Dia ingin secara langsung terlibat dalam perekrutan karyawan barunya posisi yang akan menempati bagian kepala produksi karena Eric sudah diturunkan dari jabatan itu.

”Faris tolong panggilkan Hana ke sini!”

”Sebentar Pak Malik, Hana atau Bu Hana yang Anda maksudkan?” goda Faris.

”Astaga kenapa kau kembali mengejekku Faris!” Malik memijat pelipisnya lagi dia merasakan pusing karena sejak kemarin orang-orang di sekitarnya membuatnya kesal.

”Di sini hanya ada kita berdua, biasanya aku juga profesional tapi sekarang Anda yang tidak profesional.”

”Baiklah maksudku Bu Hana, puas!” seru Malik.

”Maaf Pak Malik, Bu Hana tidak masuk hari ini.”

Malik meletakkan penanya dan menatap Faris, ”Jangan bercanda Faris atau kau mau gajimu aku potong agar kau tidak bisa membelikan skincare buat Sabrina!”

”Saya gak bercanda lagipula dia bisa beli sendiri tanpa meminta uang dariku,” balas Faris mantab.

”Apa alasan dia gak masuk hari ini?”

”Sakit.”

”Sakit?” ulang Malik.

”Perasaan kemarin sabtu dia baik-baik saja.”

Malik segera mengambil ponsel dan kunci mobilnya berlari keluar membuat Faris kembali melongo dibuatnya.

”Apa dia sedang jatuh cinta lagi?” ucap Faris.

Terpopuler

Comments

Eny Hayati

Eny Hayati

aasyyykk,,. match cintrong lg

2023-09-06

0

Wirda Wati

Wirda Wati

lg jatuh cinta msliknya

2023-06-10

1

Yani

Yani

Sabrina kepo 🤔😁

2023-06-02

0

lihat semua
Episodes
1 1. Pembatalan pernikahan
2 2. Emil membuat kesal
3 3. Kejutan
4 4. Perhatian Hana
5 5. Permintaan Emil
6 6. Menikahlah!
7 7. Dia Manager
8 8. Emil Minta Pulang
9 9. Bersabarlah Hati
10 10. Dihibur, Menghibur?
11 11. Hanya Atasan dan Bawahan
12 12. Satu Keinginan
13 13. Semakin Kagum
14 14. Kekhawatiran Malik
15 15. Dijodohkan?
16 16. Keributan
17 17. Pilihan
18 18. Malik Mengambil Langkah
19 19. Dia Mamaku
20 20. Mencoba Buka Hati
21 21. Setuju atau Tidak
22 22. I'm Falling Love with Her
23 23. Persaingan Dimulai
24 24. Perdebatan
25 25. Jogjakarta Aku Datang
26 26. Panggil Saya ’Abang’
27 27. Mencuri Kesempatan
28 28. Kau Masih Mencintaiku kan?
29 29. Baju Dinas
30 30. Mantan Mertua Cemburu
31 31. Tidak Dapat Menahannya
32 32. Kejadian di Kantor
33 33. Ketegasan Malik
34 34. Kedatangan Lani
35 35. Pertemuan Dua Keluarga
36 36. Dunia Memang Sempit
37 37. Tidak Membandingkan
38 38. Doa Orang Tua
39 39. Puasa Dulu
40 40. Penyakit Emil
41 41. Jadilah Penurut
42 42. Menyembunyikan
43 43. Ekstra Perhatian
44 44. Diam-diam Membantu (1)
45 45. Diam-diam Membantu (2)
46 46. Bakso Dari Mantan
47 47. Go Singapore
48 48. Hana Hamil
49 49. Malik ikut Ngidam
50 50. Saling Menolong
51 51. Kedatangan Mantan Papa Mertua
52 52. Kepulangan Emil
53 53. Plus-plus
54 54. Malik Butuh Bantuan
55 55. Kabar Kabur
56 56. Kandidat Baru
57 57. Emil Sekolah
58 58. Bergosip!
59 59. Penyesalan Berlanjut
60 60. Pengakuan Alvin
61 61. Curhatan Emil
62 62. Accident
63 63. Menunggu Kabar
64 64. Emil Makin Cerdas
65 65. Surprise
66 66. Malik Belanja Online
67 67. Membuat Kamar Baby
68 68. Kondangan
69 69. Candaan Malik
70 70. Dipertemukan Lagi
71 71. Ajakan Dinner
72 72. Hana Melahirkan
73 73. Emil Merengek
74 74. Sebuah Nama
75 75. Nunggu Giliran?
76 76. Kecemburuan Emil
77 77. Namanya Aydan
78 78. Belajar Pengertian
79 79. Kekhawatiran Seorang Ibu
80 80. Tolong Nasehatin Bang!
81 81. Nasehat Bang Malik
82 Apa Yang Terjadi?
83 83. Jodoh Untuk Adik
84 84. Terpaksa Bertemu
85 85. Banyak Gaya Makin Pusing
86 Berita Hangat
87 87. Sebuah Penjelasan
88 Teguran untuk Alvin
89 Mencari Solusi
90 90. Kata Maaf
91 91. Keluhan Emil
92 92. Kekhawatiran Istri
93 93. Mengejar Sesuatu
94 94. Malik Kembali
95 95. Kesalnya Malik
96 96. Saling Curiga?
97 97. Mengubah Keadaan
98 98. Semua itu Takdir
99 99. Memiliki Keponakan
100 100. Hana Tegas
101 101. Rengekan Alvin
102 102. Masih Tetap Sama
103 103. Hana Ikut Bingung
104 104. Perhatian Kecil
105 105. Hana Marah
106 106. Masih Marah?
107 107. Alvin Melamar
108 108. Pernikahan Alvin
109 109. Malik Double Jengkel
110 110. Itung-itung Sedekah (1)
111 111. Itung-itung Sedekah (2)
112 112. Titik Temu
113 113. Istighfar
114 114. Kepergian Aisha
115 115. Jodoh Itu Rahasia-Nya
116 116. Keinginan Hana
117 117. Kabar Terbaru
118 118. Karena Bakso
119 119. Emil Jatuh
120 120. Kesal dalam Diam
121 121. Memberi Hukuman
122 122. Menjadi Wanita Cerdas
123 123. Datang dan Pergi
124 124. Kekhawatiran Malik
125 125. Problematika Malik
126 126. Harus Berani Jujur
127 127. Kata Maaf
128 128. Kecelakaan
129 129. Tertangkap
130 130. Semua Jelas
131 131. Rencana Liburan
132 132. Akhir Dari Cerita
Episodes

Updated 132 Episodes

1
1. Pembatalan pernikahan
2
2. Emil membuat kesal
3
3. Kejutan
4
4. Perhatian Hana
5
5. Permintaan Emil
6
6. Menikahlah!
7
7. Dia Manager
8
8. Emil Minta Pulang
9
9. Bersabarlah Hati
10
10. Dihibur, Menghibur?
11
11. Hanya Atasan dan Bawahan
12
12. Satu Keinginan
13
13. Semakin Kagum
14
14. Kekhawatiran Malik
15
15. Dijodohkan?
16
16. Keributan
17
17. Pilihan
18
18. Malik Mengambil Langkah
19
19. Dia Mamaku
20
20. Mencoba Buka Hati
21
21. Setuju atau Tidak
22
22. I'm Falling Love with Her
23
23. Persaingan Dimulai
24
24. Perdebatan
25
25. Jogjakarta Aku Datang
26
26. Panggil Saya ’Abang’
27
27. Mencuri Kesempatan
28
28. Kau Masih Mencintaiku kan?
29
29. Baju Dinas
30
30. Mantan Mertua Cemburu
31
31. Tidak Dapat Menahannya
32
32. Kejadian di Kantor
33
33. Ketegasan Malik
34
34. Kedatangan Lani
35
35. Pertemuan Dua Keluarga
36
36. Dunia Memang Sempit
37
37. Tidak Membandingkan
38
38. Doa Orang Tua
39
39. Puasa Dulu
40
40. Penyakit Emil
41
41. Jadilah Penurut
42
42. Menyembunyikan
43
43. Ekstra Perhatian
44
44. Diam-diam Membantu (1)
45
45. Diam-diam Membantu (2)
46
46. Bakso Dari Mantan
47
47. Go Singapore
48
48. Hana Hamil
49
49. Malik ikut Ngidam
50
50. Saling Menolong
51
51. Kedatangan Mantan Papa Mertua
52
52. Kepulangan Emil
53
53. Plus-plus
54
54. Malik Butuh Bantuan
55
55. Kabar Kabur
56
56. Kandidat Baru
57
57. Emil Sekolah
58
58. Bergosip!
59
59. Penyesalan Berlanjut
60
60. Pengakuan Alvin
61
61. Curhatan Emil
62
62. Accident
63
63. Menunggu Kabar
64
64. Emil Makin Cerdas
65
65. Surprise
66
66. Malik Belanja Online
67
67. Membuat Kamar Baby
68
68. Kondangan
69
69. Candaan Malik
70
70. Dipertemukan Lagi
71
71. Ajakan Dinner
72
72. Hana Melahirkan
73
73. Emil Merengek
74
74. Sebuah Nama
75
75. Nunggu Giliran?
76
76. Kecemburuan Emil
77
77. Namanya Aydan
78
78. Belajar Pengertian
79
79. Kekhawatiran Seorang Ibu
80
80. Tolong Nasehatin Bang!
81
81. Nasehat Bang Malik
82
Apa Yang Terjadi?
83
83. Jodoh Untuk Adik
84
84. Terpaksa Bertemu
85
85. Banyak Gaya Makin Pusing
86
Berita Hangat
87
87. Sebuah Penjelasan
88
Teguran untuk Alvin
89
Mencari Solusi
90
90. Kata Maaf
91
91. Keluhan Emil
92
92. Kekhawatiran Istri
93
93. Mengejar Sesuatu
94
94. Malik Kembali
95
95. Kesalnya Malik
96
96. Saling Curiga?
97
97. Mengubah Keadaan
98
98. Semua itu Takdir
99
99. Memiliki Keponakan
100
100. Hana Tegas
101
101. Rengekan Alvin
102
102. Masih Tetap Sama
103
103. Hana Ikut Bingung
104
104. Perhatian Kecil
105
105. Hana Marah
106
106. Masih Marah?
107
107. Alvin Melamar
108
108. Pernikahan Alvin
109
109. Malik Double Jengkel
110
110. Itung-itung Sedekah (1)
111
111. Itung-itung Sedekah (2)
112
112. Titik Temu
113
113. Istighfar
114
114. Kepergian Aisha
115
115. Jodoh Itu Rahasia-Nya
116
116. Keinginan Hana
117
117. Kabar Terbaru
118
118. Karena Bakso
119
119. Emil Jatuh
120
120. Kesal dalam Diam
121
121. Memberi Hukuman
122
122. Menjadi Wanita Cerdas
123
123. Datang dan Pergi
124
124. Kekhawatiran Malik
125
125. Problematika Malik
126
126. Harus Berani Jujur
127
127. Kata Maaf
128
128. Kecelakaan
129
129. Tertangkap
130
130. Semua Jelas
131
131. Rencana Liburan
132
132. Akhir Dari Cerita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!