2. Emil membuat kesal

”Siapa dia Pak Deddy? Kau mengenalnya?” tanya Malik.

”Dia manager di sini Pak Malik, apakah Pak Malik belum tahu?” balas Pak Deddy.

”Saya belum cek datanya sih Pak, mungkin besok pas meeting baru saya akan mengeceknya. Saya juga ingin lihat kinerja pegawai saya secara langsung.”

”Saya malah kasihan sama dia Pak, baru kemarin cuti mau nikahan ternyata calon suaminya malah membatalkan pernikahannya secara sepihak.”

”Dia masih gadis?”

”Iya tentu saja, memangnya Pak Malik kira dia sudah berkeluarga?”

”Bukan maksud saya dia pasti telah memiliki kekasih, tidak mungkin gadis cantik masih jomlo sekarang aja anak SMP sudah pada punya pacar,” celetuk Malik.

”Anda benar Pak, tapi Hana memang beda dia justru dikhianati sebelum acara ijab dilakukan, calon suaminya datang dan bilang jika dia memiliki wanita lain. Kenapa tidak sebelumnya saja dia memutuskan hubungan itu lebih baik daripada sudah disiapkan kemudian batal kan bikin malu keluarga.”

Malik terdiam memang benar apa yang dikatakan oleh Deddy lebih baik  memberitahukan di awal mungkin tidak akan mempermalukan pihak keluarga.

”Pasti kerjaan kamu bergosip ya di sini,” tegur Malik.

”Tidak Pak sungguh saya hanya sekedar dengar lalu kasihan gitu saja sih jadi gak sampai mengulik lebih lanjut,” ucap Deddy.

”Kalau ada yang bergosip lagi dan gosipnya gak bener nanti saya pecat!” ucap Malik menakut-nakuti Pak Deddy.

”Waduh jangan dong Pak, saya masih butuh makan lagipula saya punya keluarga.”

Malik terkekeh melihat ekspresi Pak Deddy yang terlihat polos.

”Ya sudah lanjutkan kerjanya saya pulang dulu. Ini buat beli makan malam ya,” ucap Malik memberikan dua lembar seratus ribuan pada Pak Deddy karena hanya itu yang tersisa di dompetnya.

Malik segera mengambil mobilnya dan menuju ke bus stop dilihatnya Hana masih berada di sana menunggu bus yang mungkin tidak akan pernah datang karena jam nya telah habis.

***

”Ini rumahmu?” tanya Malik.

”Iya, terima kasih. Ini uang buat bayar ongkosnya.” Hana menyerahkan uang seratus ribuan pada Malik.

”Tidak perlu, anggap saja kau berhutang padaku lain kali kau harus membalasnya.”

”Tapi ... ”

”Aku tidak menerima bantahan.”

”Baiklah terima kasih.”

Malik pergi meninggalkan Hana di depan rumahnya dan segera meluncur pulang ke rumah. Begitu sampai di rumah putranya sedang mengacaukan isi rumah segala bentuk macam mainan berada di lantai, Malik memijat pelipisnya mendadak pusing merasakan Emil yang belum bisa diatur dengan baik.

”Eh Pak Malik, maaf rumah kacau karena Den Emil sejak tadi tidak mengijinkan saya membereskan mainannya,” ucap Bik Surti.

”Sekarang kemana anak itu Bik?” tanya Malik.

”Dia ada di kamarnya, tadi saya mencoba membujuknya buat makan malam lebih dulu tapi dia menolak,” ucap Bik Surti.

”Biarkan saja Bik, nanti jika dia lapar pasti dia akan meminta makanan, tolong bereskan saja semua ini setelahnya Bik Surti istirahat saja.”

”Baik Pak.”

Malik segera ke kamar putranya Emil yang ternyata putranya sedang bermain game di kasurnya.

”Sayang, kenapa kau tidak menurut kali ini. Apa kau ingin papa mengirim kamu lagi ke rumah Oma?”

”Emil tidak mau Pa, jangan kirimkan Emil ke sana. Emil hanya bosan di rumah yang besar ini tanpa teman itu saja.”

”Jadi ini alasanmu melarang papa pergi ke kantor?” tanya Malik.

”Maaf Pa, tapi sungguh Emil pengin kayak teman-teman Emil yang selalu ditemani kedua orang tuanya meskipun mereka berpisah.”

”Emil Sayang, dengarkan papa Nak. Mama sudah pergi jauh dan tidak akan pernah kembali tapi percayalah mama selalu ada bersama dengan kita, kau mengerti?” Emil menggelengkan kepalanya.

”Besok jika kau telah dewasa kau pasti akan faham Nak, sekarang tidurlah!”

Emil mengerucutkan bibirnya kesal mendengar penuturan Malik. ”Kalau begitu biarkan aku ikut denganmu besok ke kantor.”

”Tidak, besok papa ada meeting sebaiknya kau di rumah saja.”

”Jika kau tidak mengajakku ke kantor aku akan keluar dari rumah ini diam-diam dan jangan pernah mencari aku lagi.”

Malik menghela nafasnya perlahan memang susah jika berkompromi dengan anak kecil. ”Hum, baiklah kau boleh ikut tapi dengan syarat,” ucap Malik.

”Apa itu?”

”Kau tidak boleh banyak bergerak, mengacaukan semuanya cukup diam di ruangan papa sampai papa selesai mengerti!”

”Siap Bos,” sahut Emil memberi hormat pada Malik.

”Sekarang istirahatlah karena papa tidak mau terlambat ke kantor besok atau kau mau makan lebih dulu, Bik Surti bilang kau belum makan?”

”Aku tidak lapar dan ingin segera tidur, besok saja sekalian sarapan.”

”Astaga nanti jika kau sakit bagaimana?”

”Buat apa kau banyak uang, aku akan menghabiskannya untuk pergi ke rumah sakit.”

”Ya ampun jaga bicaramu, jangan sampai diaminkan malaikat jika kau sakit sungguhan bagaimana? Papa tidak ingin kehilanganmu mengerti.”

”Ya sudah segera tidur,” ucap Malik mengambil ponsel milik Emil dan menyelimuti anak itu.

”Kasihan sekali kau, andai kau tahu bagaimana hidup ibumu dulu kau pasti akan terluka.”

Malik bangkit dan segera pergi meninggalkan putranya. Dirinya cukup lelah tapi menjaga putra satu-satunya semakin melelahkan manakala dia bertanya dimana ibunya sekarang. Haruskah dia mengatakan yang sesungguhnya jika ibunya telah pergi dan takkan pernah kembali lagi.

Keesokan harinya Emil sudah bersiap di meja makan membuat Bik Surti tercengang karena tidak biasanya bos kecilnya itu bangun pagi.

”Den mau kemana kok tumben udah rapi dan ini kok bawa-bawa tas segala?” tanya Bik Surti.

”Aku mau kerja Bik, mau ke kantor bareng papa,” jawabnya.

Bik Surti melongo mendengar penuturannya.

”Pagi Bik, apa sarapannya sudah siap?” sapa Malik.

”Eh Pak Malik, sudah Pak ini bagaimana apa benar Den Emil mau ikut ke kantor kalau di sana merepotkan bagaimana?” tanya Bik Surti.

”Saya akan menghandle semuanya nanti,” balas Malik.

Malik pun segera sarapan dan membawa putranya itu pergi ke kantor. ”Ingat pesan papa kau dilarang macam-macam mengerti!”

”Baik Pa.”

”Good job!”

Mobil Malik pun meluncur menuju kantor.

Seluruh pasang mata memandang tak berkedip pada dua sosok pria tampan yang baru saja turun dari mobil. Mereka adalah Malik dan Emil yang langsung bergegas ke ruangannya Malik.

”Pa, kenapa semua orang menatap ke arah kita?” tanya Emil.

”Karena kau tampan Sayang,” balas Malik.

”Benarkah?”

”Tentu saja, tetaplah menjadi anak yang baik.”

”Pak Malik, sebaiknya kita langsung ke ruang meeting karena Bapak sudah ditunggu oleh yang lain.”

”Baiklah kalau begitu, Emil tolong kau jangan buat masalah diam di sini tunggu papa selesai kerja. Pak Basuki tolong awasi dia.”

”Baik Pak.”

Dengan langkah besar dan penuh percaya diri Malik meninggalkan Emil segera menunju ke ruang meeting. Begitu masuk dirinya langsung menjadi pusat perhatian dari para karyawannya.

”Selamat pagi, apakah kalian sudah siap?”

”Kau ...?”

Malik tersenyum melihat Hana yang terkejut dengan kehadirannya.

”Iya ada apa?”

” ...?”

Terpopuler

Comments

Faris Setyawan Fais

Faris Setyawan Fais

bahasa Emil saat bicara ke papanya gak seperti Anaknya, malah seperti orang dewasa, Denganmu, Kau.

2023-07-06

2

Yani

Yani

Emangnya ibunya Emil ke mana? ataw sudah meninggal

2023-06-01

2

Windarti08

Windarti08

hay Thor...aku mampir 🤗🤗🤗

apa ibunya Emil udah meninggal?
knapa klo Emil tau bagaimana hidup ibunya dulu Emil akan terluka?
masih belum jelas

2023-05-17

2

lihat semua
Episodes
1 1. Pembatalan pernikahan
2 2. Emil membuat kesal
3 3. Kejutan
4 4. Perhatian Hana
5 5. Permintaan Emil
6 6. Menikahlah!
7 7. Dia Manager
8 8. Emil Minta Pulang
9 9. Bersabarlah Hati
10 10. Dihibur, Menghibur?
11 11. Hanya Atasan dan Bawahan
12 12. Satu Keinginan
13 13. Semakin Kagum
14 14. Kekhawatiran Malik
15 15. Dijodohkan?
16 16. Keributan
17 17. Pilihan
18 18. Malik Mengambil Langkah
19 19. Dia Mamaku
20 20. Mencoba Buka Hati
21 21. Setuju atau Tidak
22 22. I'm Falling Love with Her
23 23. Persaingan Dimulai
24 24. Perdebatan
25 25. Jogjakarta Aku Datang
26 26. Panggil Saya ’Abang’
27 27. Mencuri Kesempatan
28 28. Kau Masih Mencintaiku kan?
29 29. Baju Dinas
30 30. Mantan Mertua Cemburu
31 31. Tidak Dapat Menahannya
32 32. Kejadian di Kantor
33 33. Ketegasan Malik
34 34. Kedatangan Lani
35 35. Pertemuan Dua Keluarga
36 36. Dunia Memang Sempit
37 37. Tidak Membandingkan
38 38. Doa Orang Tua
39 39. Puasa Dulu
40 40. Penyakit Emil
41 41. Jadilah Penurut
42 42. Menyembunyikan
43 43. Ekstra Perhatian
44 44. Diam-diam Membantu (1)
45 45. Diam-diam Membantu (2)
46 46. Bakso Dari Mantan
47 47. Go Singapore
48 48. Hana Hamil
49 49. Malik ikut Ngidam
50 50. Saling Menolong
51 51. Kedatangan Mantan Papa Mertua
52 52. Kepulangan Emil
53 53. Plus-plus
54 54. Malik Butuh Bantuan
55 55. Kabar Kabur
56 56. Kandidat Baru
57 57. Emil Sekolah
58 58. Bergosip!
59 59. Penyesalan Berlanjut
60 60. Pengakuan Alvin
61 61. Curhatan Emil
62 62. Accident
63 63. Menunggu Kabar
64 64. Emil Makin Cerdas
65 65. Surprise
66 66. Malik Belanja Online
67 67. Membuat Kamar Baby
68 68. Kondangan
69 69. Candaan Malik
70 70. Dipertemukan Lagi
71 71. Ajakan Dinner
72 72. Hana Melahirkan
73 73. Emil Merengek
74 74. Sebuah Nama
75 75. Nunggu Giliran?
76 76. Kecemburuan Emil
77 77. Namanya Aydan
78 78. Belajar Pengertian
79 79. Kekhawatiran Seorang Ibu
80 80. Tolong Nasehatin Bang!
81 81. Nasehat Bang Malik
82 Apa Yang Terjadi?
83 83. Jodoh Untuk Adik
84 84. Terpaksa Bertemu
85 85. Banyak Gaya Makin Pusing
86 Berita Hangat
87 87. Sebuah Penjelasan
88 Teguran untuk Alvin
89 Mencari Solusi
90 90. Kata Maaf
91 91. Keluhan Emil
92 92. Kekhawatiran Istri
93 93. Mengejar Sesuatu
94 94. Malik Kembali
95 95. Kesalnya Malik
96 96. Saling Curiga?
97 97. Mengubah Keadaan
98 98. Semua itu Takdir
99 99. Memiliki Keponakan
100 100. Hana Tegas
101 101. Rengekan Alvin
102 102. Masih Tetap Sama
103 103. Hana Ikut Bingung
104 104. Perhatian Kecil
105 105. Hana Marah
106 106. Masih Marah?
107 107. Alvin Melamar
108 108. Pernikahan Alvin
109 109. Malik Double Jengkel
110 110. Itung-itung Sedekah (1)
111 111. Itung-itung Sedekah (2)
112 112. Titik Temu
113 113. Istighfar
114 114. Kepergian Aisha
115 115. Jodoh Itu Rahasia-Nya
116 116. Keinginan Hana
117 117. Kabar Terbaru
118 118. Karena Bakso
119 119. Emil Jatuh
120 120. Kesal dalam Diam
121 121. Memberi Hukuman
122 122. Menjadi Wanita Cerdas
123 123. Datang dan Pergi
124 124. Kekhawatiran Malik
125 125. Problematika Malik
126 126. Harus Berani Jujur
127 127. Kata Maaf
128 128. Kecelakaan
129 129. Tertangkap
130 130. Semua Jelas
131 131. Rencana Liburan
132 132. Akhir Dari Cerita
Episodes

Updated 132 Episodes

1
1. Pembatalan pernikahan
2
2. Emil membuat kesal
3
3. Kejutan
4
4. Perhatian Hana
5
5. Permintaan Emil
6
6. Menikahlah!
7
7. Dia Manager
8
8. Emil Minta Pulang
9
9. Bersabarlah Hati
10
10. Dihibur, Menghibur?
11
11. Hanya Atasan dan Bawahan
12
12. Satu Keinginan
13
13. Semakin Kagum
14
14. Kekhawatiran Malik
15
15. Dijodohkan?
16
16. Keributan
17
17. Pilihan
18
18. Malik Mengambil Langkah
19
19. Dia Mamaku
20
20. Mencoba Buka Hati
21
21. Setuju atau Tidak
22
22. I'm Falling Love with Her
23
23. Persaingan Dimulai
24
24. Perdebatan
25
25. Jogjakarta Aku Datang
26
26. Panggil Saya ’Abang’
27
27. Mencuri Kesempatan
28
28. Kau Masih Mencintaiku kan?
29
29. Baju Dinas
30
30. Mantan Mertua Cemburu
31
31. Tidak Dapat Menahannya
32
32. Kejadian di Kantor
33
33. Ketegasan Malik
34
34. Kedatangan Lani
35
35. Pertemuan Dua Keluarga
36
36. Dunia Memang Sempit
37
37. Tidak Membandingkan
38
38. Doa Orang Tua
39
39. Puasa Dulu
40
40. Penyakit Emil
41
41. Jadilah Penurut
42
42. Menyembunyikan
43
43. Ekstra Perhatian
44
44. Diam-diam Membantu (1)
45
45. Diam-diam Membantu (2)
46
46. Bakso Dari Mantan
47
47. Go Singapore
48
48. Hana Hamil
49
49. Malik ikut Ngidam
50
50. Saling Menolong
51
51. Kedatangan Mantan Papa Mertua
52
52. Kepulangan Emil
53
53. Plus-plus
54
54. Malik Butuh Bantuan
55
55. Kabar Kabur
56
56. Kandidat Baru
57
57. Emil Sekolah
58
58. Bergosip!
59
59. Penyesalan Berlanjut
60
60. Pengakuan Alvin
61
61. Curhatan Emil
62
62. Accident
63
63. Menunggu Kabar
64
64. Emil Makin Cerdas
65
65. Surprise
66
66. Malik Belanja Online
67
67. Membuat Kamar Baby
68
68. Kondangan
69
69. Candaan Malik
70
70. Dipertemukan Lagi
71
71. Ajakan Dinner
72
72. Hana Melahirkan
73
73. Emil Merengek
74
74. Sebuah Nama
75
75. Nunggu Giliran?
76
76. Kecemburuan Emil
77
77. Namanya Aydan
78
78. Belajar Pengertian
79
79. Kekhawatiran Seorang Ibu
80
80. Tolong Nasehatin Bang!
81
81. Nasehat Bang Malik
82
Apa Yang Terjadi?
83
83. Jodoh Untuk Adik
84
84. Terpaksa Bertemu
85
85. Banyak Gaya Makin Pusing
86
Berita Hangat
87
87. Sebuah Penjelasan
88
Teguran untuk Alvin
89
Mencari Solusi
90
90. Kata Maaf
91
91. Keluhan Emil
92
92. Kekhawatiran Istri
93
93. Mengejar Sesuatu
94
94. Malik Kembali
95
95. Kesalnya Malik
96
96. Saling Curiga?
97
97. Mengubah Keadaan
98
98. Semua itu Takdir
99
99. Memiliki Keponakan
100
100. Hana Tegas
101
101. Rengekan Alvin
102
102. Masih Tetap Sama
103
103. Hana Ikut Bingung
104
104. Perhatian Kecil
105
105. Hana Marah
106
106. Masih Marah?
107
107. Alvin Melamar
108
108. Pernikahan Alvin
109
109. Malik Double Jengkel
110
110. Itung-itung Sedekah (1)
111
111. Itung-itung Sedekah (2)
112
112. Titik Temu
113
113. Istighfar
114
114. Kepergian Aisha
115
115. Jodoh Itu Rahasia-Nya
116
116. Keinginan Hana
117
117. Kabar Terbaru
118
118. Karena Bakso
119
119. Emil Jatuh
120
120. Kesal dalam Diam
121
121. Memberi Hukuman
122
122. Menjadi Wanita Cerdas
123
123. Datang dan Pergi
124
124. Kekhawatiran Malik
125
125. Problematika Malik
126
126. Harus Berani Jujur
127
127. Kata Maaf
128
128. Kecelakaan
129
129. Tertangkap
130
130. Semua Jelas
131
131. Rencana Liburan
132
132. Akhir Dari Cerita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!