17. Pilihan

”Kamu gak apa-apa kan?" tanya Malik begitu pembuat onar pergi dari ruangan itu.

”Tidak apa, ini dokumen yang Pak Malik butuhkan saya permisi dulu,” pamit Hana.

”Oh iya Hana,” panggil Malik.

Hana berbalik arah, ”Ada apalagi Pak?”

”Kita pulang sama-sama,” ucap Malik.

”Tapi ... ”

”Tidak ada penolakan nanti tunggu saya di lobi!” seru Malik tak menerima bantahan.

Hana hanya mengangguk cepat dan segera keluar dari ruangan tersebut karena malu dengan Faris yang masih berada di ruangan tersebut sedang menyimak percakapan mereka berdua.

”Mm, sepertinya ada kemajuan,” sindir Faris.

”Diam kau!”

”Tapi benar kan Bang kalau Abang sudah jatuh cinta sama dia, hanya pria bodoh yang tidak jatuh cinta padanya.”

”Jadi kau termasuk pria bodoh karena tidak jatuh cinta padanya begitukah?”

”Bang, aku sudah memiliki Sabrina jadi buat apalagi memiliki wanita lain satu saja gak habis-habisnya,” seru Faris.

”Tapi jika memang Bang Malik suka dengan dia aku akan dukung sampai halal,” ucap Faris memberikan support pada calon kakak iparnya itu.

”Sudahlah lebih baik kau beres-beres siap-siap pulang atau kau mau menginap di kantor?” seru Malik.

”Ish, ya gak lah aku juga mau balik mau kencan sama Sabrina,” ucap Faris terkekeh.

Malik langsung berbenah dan segera meninggalkan ruangannya setelah dirasa selesai merapikan semuanya, dengan cepat dia segera menuju lobi dimana Hana sudah menunggunya.

”Maaf saya telat, ayo pulang!” ucap Malik.

Hana bangkit dan berjalan sejajar dengan Malik menuju ke halaman kantor dimana. mobil milik Malik sudah disiapkan oleh sekuriti.

”Mau langsung pulang?” tanya Malik.

”Iya,” jawab Hana singkat.

”Kenapa irit sekali?” ucap Malik sesekali melirik ke samping.

”Lagi malas bicara,” balas Hana.

”Sebenarnya saya mau ajak kamu ke rumah tapi berhubung kamu sepertinya sedang bad mood jadi mungkin lain kali aja.”

”Maaf.”

Malik hanya tersenyum samar mendengar jawaban dari Hana.

”Apakah faktor kejadian tadi juga mempengaruhi pikiranmu?”

”Ya sedikit.”

”Tolong lupakan ya dan jangan diambil hati yang ada rugi sendiri nantinya,” ucap Malik kali ini Hana tidak merespon.

Begitu sampai di rumah Hana dikejutkan dengan kedatangan seseorang yang berada di teras rumahnya.

”Kenapa dia ada di sini?” lirih Hana.

”Siapa?” tanya Malik.

”Itu tetangga papa saya di Jogja, kenapa dia ada di sini,” balas Hana.

Malik menatap pria tampan dengan pakaian yang sangat rapi bak seorang ustadz berada di teras rumah Hana. Niatnya tidak akan turun dari mobil jadi terprovokasi untuk mengetahui identitas pria itu.

”Assalamu’alaikum Hana, akhirnya kamu pulang juga,” sapa Jaka.

”Waalaikumussalam, ada apa yang Mas kok bisa Mas Jaka berada di sini?” tanya Hana.

”Kebetulan saya sedang di rumahnya kakakku jadi sekalian mampir ke sini bawain ini titipan dari papamu,” ucap Jaka memberikan satu kardus jajanan khas kota Jogja.

”Aduh jadi merepotkan begini, kenapa juga papa kasih beginian padahal aku gak pernah minta,” ucap Hana.

”Terima aja, itu tandanya papa perhatian sama putrinya,” ucap Malik.

”Silakan duduk sebentar saya bawa ini ke dapur dulu.” Hana meninggalkan kedua pria itu di ruang tamu keduanya sama-sama saling tatap.

”Sudah berapa lama kenal sama Hana?” tanya Malik.

”Saya kenal sejak kecil papanya dia tetangga saya di Jogja,” balas Jaka.

”Oh begitu,” ucap Malik.

”Bapak sendiri?” Jaka balik bertanya pada Malik.

”Bapak? Apakah aku terlihat setua itu? Saya atasannya Hana di kantor,” jawab Malik dengan menahan kesal di hatinya karena disebut ’bapak’ oleh Jaka.

”Oh begitu rupanya, papanya Hana meminta saya untuk ta'aruf dengan putrinya itu saya tahu jika Hana itu gadis yang baik makanya saya mau menerima tawaran dari beliau. Mungkin beliau trauma dengan kegagalan pernikahan putrinya bulan lalu jadi beliau tidak mengijinkan putrinya menjalin hubungan dengan pria lain. Bagaimana menurut Anda?”

”Maksud Anda apa ya?” Malik balik bertanya pada Jaka.

Jaka merasa salah dalam berbicara akhirnya diam karena Hana sudah lebih dulu kembali ke ruang tamu bersama dengan minuman dan camilan kecil di nampan.

”Maaf sedikit lama silakan diminum,” ucap Hana.

Malik menatap Jaka dengan perasaan kesal sekaligus cemburu karena sudah mengantongi ijin dari Pak Soleh papanya Hana.

Mereka bertiga saling diam hingga akhirnya Alvin datang, mencairkan suasana.

”Assalamualaikum Kak Hana,” teriaknya.

”Waalaikumussalam,” jawab ketiganya.

”Eh ada tamu, loh Mas Ustadz Jaka kok ada di sini, Pak bos juga,” ucap Alvin lalu menatap ke arah kakaknya yang sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja.

”Iya saya dititipi oleh-oleh sama papamu kebetulan aku lagi di rumah kakakku di daerah pondok gede,” ucap Jaka.

”Makasih Mas Ustadz,” ucap Alvin.

”Kalau gitu saya ke dalam dulu,” pamit Alvin dia merasakan bau-bau persaingan sedang dimulai.

”Aku pamit dulu ya Na, kapan-kapan aku boleh kan datang lagi?” tanya Jaka.

”Iya boleh tapi maaf saya tidak mesti di rumah karena tiap hari ngantor bahkan kadang lembur jika banyak kerjaan.”

”Baiklah gak masalah, Assalamualaikum.”

”Waalaikumussalam,” jawab Hana sedangkan Malik hanya menatap tajam pada Jaka.

”Kamu dekat dengan dia?” tanya Malik.

”Tidak juga,” jawab Hana.

”Oh iya Pak Malik tolong bawakan juga ya buat Emil makanan tadi mana mungkin habis jika saya dan Alvin yang makan soalnya terlalu banyak atau Pak Malik bisa bagikan sama Bik Surti dia pasti suka sebentar saya ambilkan di dapur.”

Hana ke belakang tanpa dia sadari Malik mengikutinya. Hana mengeluarkan beberapa makanan yang masih dalam kemasan memindahkannya dalam paper bag.

”Astaghfirullah Anda mengagetkan saya,” ucap Hana yang terkejut karena Malik sudah ada di belakangnya bukannya menghindar Malik justru mengungkung tubuh Hana membuat gadis itu tidak bisa bergerak.

”Apa yang Pak Malik lakukan, kalau adik saya lihat bagaimana dia bisa salah paham,” ucap Hana.

”Biarkan saja apa peduli saya,” sahut Malik menatap Hana tak berkedip.

”Tolong jangan terima jika pria tadi melamar dirimu,” bisik Malik.

”Kenapa Anda bicara begitu?” tanya Hana segera memalingkan wajahnya karena jarak antara mereka sangat dekat sekali membuatnya hampir tidak bisa bernafas.

”Karena saya yang akan melamar dirimu nanti,” bisik Malik lagi.

Hana terkesiap mendengar perkataan Malik dan menatapnya intens, apakah pria yang ada di depannya ini sedang bercanda dengannya sayangnya Hana hanya menemukan keseriusan di sana.

”Astaghfirullah,” ucap Hana seraya mendorong tubuh Malik membuatnya terbentur lemari pendingin.

”Aduh maaf Pak Malik saya gak sengaja,” ucap Hana yang khawatir dengan keadaan Malik.

”Saya akan menagih jawabannya Hana, tidak sekarang aku yakin kau perlu waktu,” bisik Malik membuat Hana semakin tidak menentu.

Malik merapikan pakaiannya, ”Saya pulang dulu, salam buat adikmu. Assalamualaikum.”

”Waalaikumussalam,” jawab Hana menatap kepergian Malik.

Begitu berbalik Alvin sudah bersandar di dinding dengan tangan melipat di dadanya. ”Bagaimana Kak mana yang akan kau pilih duda tampan yang kaya atau ustadz tampan tapi biasa?”

”Eh?”

Terpopuler

Comments

Wirda Wati

Wirda Wati

Alvin lebay

2023-06-10

0

Yani

Yani

Sholat istihoro Hana biar ga bimbsng 😊

2023-06-02

1

Devi Sihotang Sihotang

Devi Sihotang Sihotang

haha...haha... mas duda lagi cemburu

2023-05-31

0

lihat semua
Episodes
1 1. Pembatalan pernikahan
2 2. Emil membuat kesal
3 3. Kejutan
4 4. Perhatian Hana
5 5. Permintaan Emil
6 6. Menikahlah!
7 7. Dia Manager
8 8. Emil Minta Pulang
9 9. Bersabarlah Hati
10 10. Dihibur, Menghibur?
11 11. Hanya Atasan dan Bawahan
12 12. Satu Keinginan
13 13. Semakin Kagum
14 14. Kekhawatiran Malik
15 15. Dijodohkan?
16 16. Keributan
17 17. Pilihan
18 18. Malik Mengambil Langkah
19 19. Dia Mamaku
20 20. Mencoba Buka Hati
21 21. Setuju atau Tidak
22 22. I'm Falling Love with Her
23 23. Persaingan Dimulai
24 24. Perdebatan
25 25. Jogjakarta Aku Datang
26 26. Panggil Saya ’Abang’
27 27. Mencuri Kesempatan
28 28. Kau Masih Mencintaiku kan?
29 29. Baju Dinas
30 30. Mantan Mertua Cemburu
31 31. Tidak Dapat Menahannya
32 32. Kejadian di Kantor
33 33. Ketegasan Malik
34 34. Kedatangan Lani
35 35. Pertemuan Dua Keluarga
36 36. Dunia Memang Sempit
37 37. Tidak Membandingkan
38 38. Doa Orang Tua
39 39. Puasa Dulu
40 40. Penyakit Emil
41 41. Jadilah Penurut
42 42. Menyembunyikan
43 43. Ekstra Perhatian
44 44. Diam-diam Membantu (1)
45 45. Diam-diam Membantu (2)
46 46. Bakso Dari Mantan
47 47. Go Singapore
48 48. Hana Hamil
49 49. Malik ikut Ngidam
50 50. Saling Menolong
51 51. Kedatangan Mantan Papa Mertua
52 52. Kepulangan Emil
53 53. Plus-plus
54 54. Malik Butuh Bantuan
55 55. Kabar Kabur
56 56. Kandidat Baru
57 57. Emil Sekolah
58 58. Bergosip!
59 59. Penyesalan Berlanjut
60 60. Pengakuan Alvin
61 61. Curhatan Emil
62 62. Accident
63 63. Menunggu Kabar
64 64. Emil Makin Cerdas
65 65. Surprise
66 66. Malik Belanja Online
67 67. Membuat Kamar Baby
68 68. Kondangan
69 69. Candaan Malik
70 70. Dipertemukan Lagi
71 71. Ajakan Dinner
72 72. Hana Melahirkan
73 73. Emil Merengek
74 74. Sebuah Nama
75 75. Nunggu Giliran?
76 76. Kecemburuan Emil
77 77. Namanya Aydan
78 78. Belajar Pengertian
79 79. Kekhawatiran Seorang Ibu
80 80. Tolong Nasehatin Bang!
81 81. Nasehat Bang Malik
82 Apa Yang Terjadi?
83 83. Jodoh Untuk Adik
84 84. Terpaksa Bertemu
85 85. Banyak Gaya Makin Pusing
86 Berita Hangat
87 87. Sebuah Penjelasan
88 Teguran untuk Alvin
89 Mencari Solusi
90 90. Kata Maaf
91 91. Keluhan Emil
92 92. Kekhawatiran Istri
93 93. Mengejar Sesuatu
94 94. Malik Kembali
95 95. Kesalnya Malik
96 96. Saling Curiga?
97 97. Mengubah Keadaan
98 98. Semua itu Takdir
99 99. Memiliki Keponakan
100 100. Hana Tegas
101 101. Rengekan Alvin
102 102. Masih Tetap Sama
103 103. Hana Ikut Bingung
104 104. Perhatian Kecil
105 105. Hana Marah
106 106. Masih Marah?
107 107. Alvin Melamar
108 108. Pernikahan Alvin
109 109. Malik Double Jengkel
110 110. Itung-itung Sedekah (1)
111 111. Itung-itung Sedekah (2)
112 112. Titik Temu
113 113. Istighfar
114 114. Kepergian Aisha
115 115. Jodoh Itu Rahasia-Nya
116 116. Keinginan Hana
117 117. Kabar Terbaru
118 118. Karena Bakso
119 119. Emil Jatuh
120 120. Kesal dalam Diam
121 121. Memberi Hukuman
122 122. Menjadi Wanita Cerdas
123 123. Datang dan Pergi
124 124. Kekhawatiran Malik
125 125. Problematika Malik
126 126. Harus Berani Jujur
127 127. Kata Maaf
128 128. Kecelakaan
129 129. Tertangkap
130 130. Semua Jelas
131 131. Rencana Liburan
132 132. Akhir Dari Cerita
Episodes

Updated 132 Episodes

1
1. Pembatalan pernikahan
2
2. Emil membuat kesal
3
3. Kejutan
4
4. Perhatian Hana
5
5. Permintaan Emil
6
6. Menikahlah!
7
7. Dia Manager
8
8. Emil Minta Pulang
9
9. Bersabarlah Hati
10
10. Dihibur, Menghibur?
11
11. Hanya Atasan dan Bawahan
12
12. Satu Keinginan
13
13. Semakin Kagum
14
14. Kekhawatiran Malik
15
15. Dijodohkan?
16
16. Keributan
17
17. Pilihan
18
18. Malik Mengambil Langkah
19
19. Dia Mamaku
20
20. Mencoba Buka Hati
21
21. Setuju atau Tidak
22
22. I'm Falling Love with Her
23
23. Persaingan Dimulai
24
24. Perdebatan
25
25. Jogjakarta Aku Datang
26
26. Panggil Saya ’Abang’
27
27. Mencuri Kesempatan
28
28. Kau Masih Mencintaiku kan?
29
29. Baju Dinas
30
30. Mantan Mertua Cemburu
31
31. Tidak Dapat Menahannya
32
32. Kejadian di Kantor
33
33. Ketegasan Malik
34
34. Kedatangan Lani
35
35. Pertemuan Dua Keluarga
36
36. Dunia Memang Sempit
37
37. Tidak Membandingkan
38
38. Doa Orang Tua
39
39. Puasa Dulu
40
40. Penyakit Emil
41
41. Jadilah Penurut
42
42. Menyembunyikan
43
43. Ekstra Perhatian
44
44. Diam-diam Membantu (1)
45
45. Diam-diam Membantu (2)
46
46. Bakso Dari Mantan
47
47. Go Singapore
48
48. Hana Hamil
49
49. Malik ikut Ngidam
50
50. Saling Menolong
51
51. Kedatangan Mantan Papa Mertua
52
52. Kepulangan Emil
53
53. Plus-plus
54
54. Malik Butuh Bantuan
55
55. Kabar Kabur
56
56. Kandidat Baru
57
57. Emil Sekolah
58
58. Bergosip!
59
59. Penyesalan Berlanjut
60
60. Pengakuan Alvin
61
61. Curhatan Emil
62
62. Accident
63
63. Menunggu Kabar
64
64. Emil Makin Cerdas
65
65. Surprise
66
66. Malik Belanja Online
67
67. Membuat Kamar Baby
68
68. Kondangan
69
69. Candaan Malik
70
70. Dipertemukan Lagi
71
71. Ajakan Dinner
72
72. Hana Melahirkan
73
73. Emil Merengek
74
74. Sebuah Nama
75
75. Nunggu Giliran?
76
76. Kecemburuan Emil
77
77. Namanya Aydan
78
78. Belajar Pengertian
79
79. Kekhawatiran Seorang Ibu
80
80. Tolong Nasehatin Bang!
81
81. Nasehat Bang Malik
82
Apa Yang Terjadi?
83
83. Jodoh Untuk Adik
84
84. Terpaksa Bertemu
85
85. Banyak Gaya Makin Pusing
86
Berita Hangat
87
87. Sebuah Penjelasan
88
Teguran untuk Alvin
89
Mencari Solusi
90
90. Kata Maaf
91
91. Keluhan Emil
92
92. Kekhawatiran Istri
93
93. Mengejar Sesuatu
94
94. Malik Kembali
95
95. Kesalnya Malik
96
96. Saling Curiga?
97
97. Mengubah Keadaan
98
98. Semua itu Takdir
99
99. Memiliki Keponakan
100
100. Hana Tegas
101
101. Rengekan Alvin
102
102. Masih Tetap Sama
103
103. Hana Ikut Bingung
104
104. Perhatian Kecil
105
105. Hana Marah
106
106. Masih Marah?
107
107. Alvin Melamar
108
108. Pernikahan Alvin
109
109. Malik Double Jengkel
110
110. Itung-itung Sedekah (1)
111
111. Itung-itung Sedekah (2)
112
112. Titik Temu
113
113. Istighfar
114
114. Kepergian Aisha
115
115. Jodoh Itu Rahasia-Nya
116
116. Keinginan Hana
117
117. Kabar Terbaru
118
118. Karena Bakso
119
119. Emil Jatuh
120
120. Kesal dalam Diam
121
121. Memberi Hukuman
122
122. Menjadi Wanita Cerdas
123
123. Datang dan Pergi
124
124. Kekhawatiran Malik
125
125. Problematika Malik
126
126. Harus Berani Jujur
127
127. Kata Maaf
128
128. Kecelakaan
129
129. Tertangkap
130
130. Semua Jelas
131
131. Rencana Liburan
132
132. Akhir Dari Cerita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!