6. Menikahlah!

”Ya ampun Emil, dengarkan papa Sayang, jangan asal bicara hal-hal aneh lagi mengerti! Papa tidak suka kau berkhayal terlalu jauh. Ayo kita pulang dan temui Oma di rumah.”

Emil kembali mengerucutkan bibirnya mendengar perkataan Malik. Sesampainya di rumah pun dia tidak langsung turun tapi tetap bertahan di dalam mobil dan itu membuat Malik sedikit kesal.

”Ayolah apakah kau mau bertahan di sini dan tidak menemui Oma, dia sangat rindu padamu karena itu dia jauh-jauh datang ke sini hanya untuk menemui dirimu.”

Dengan terpaksa Emil turun dan langsung menemui Bik Surti di dapur.

”Loh baru pulang Den Emil? Apa mau makan malam di rumah?” tanya Bik Surti.

Emil hanya diam dengan wajah ditekuk.

”Tidak perlu Bik, dia sudah makan tadi. Emil segera mandi dan temui Oma di kamarnya.”

Dengan langkah beratnya dia pergi ke kamarnya diikuti Bik Surti. Malik pun ke kamarnya dan segera membersihkan dirinya sendiri, seharian bersama dengan putranya terasa melelahkan apalagi dia sangat aktif. Andaikata dia memiliki istri mungkin takkan seberat ini hidup yang dia jalani.

Tok ... tok ... tok ...

Malik langsung membuka pintu dan melihat mamanya Maryam ada di pintu mengurai senyum.

”Ada apa Ma?” tanya Malik seraya berbalik dan membiarkan pintunya terbuka lebar.

”Apa kau tidak mau menanyakan kenapa mama tiba-tiba datang ke sini?” balas Maryam.

”Untuk apa paling juga alasannya klasik, rindu sama cucu bukannya biasanya juga begitu,” sahut Malik.

”Kau salah mama ke sini karena ingin bicara serius denganmu, mama ingin kau menikah lagi.”

Malik tertegun mendengar perkataan mamanya, ”Menikah? Siapa yang akan menikah denganku? Ma, Malik masih betah sendiri dan bisa menghandle Emil dengan baik, ayolah please jangan paksa Malik melakukan hal yang tidak Malik sukai.”

”Ya ampun, mama hanya memintamu untuk menikah lagi dan pikirkan masa depan kalian berdua dan itu untuk kalian bukan untuk mama, kau tidak tahu setiap hari mama selalu khawatir memikirkan kalian!”

”Tapi Ma, menikah itu bukanlah hal mudah dan mama tahu itu.”

”Tidak semuanya sama Malik, mama yakin di masa depan nasibmu akan lebih baik. Menikahlah!”

”Akan ku pikirkan nanti,” ucap Malik.

”Jangan menundanya tapi segerakan!” balas Maryam.

”Dimana Emil kenapa tidak terlihat?” tanya Maryam.

”Ada di kamarnya.”

”Memangnya kalian gak makan malam?”

”Kami sudah makan malam di luar jadi mama tidak perlu khawatir.”

”Syukurlah, sebenarnya jika kau ada istri maka kalian ada yang mengurus. Mama benar-benar khawatir dengan pertumbuhan Emil terlebih sekarang masanya dia akan masuk sekolah apa kau sudah mendaftarkannya?”

”Belum, aku belum mendaftarkannya karena sibuk dan lagi masih memikirkan siapa yang akan mengantarkannya ke sekolah nanti.”

”Entahlah mama jadi pusing sendiri mengurus dirimu, saran mama tidak kau indahkan tapi kau mengeluh di depan mama seperti itu.”

”Lalu kalau bukan sama mama sama siapa?”

Maryam berlalu mengangkat tangannya pertanda menyerah dengan keadaan.

***

”Pagi Bu Hana,” sapa Faris.

”Pagi.”

”Oh iya nanti siang Pak Eric akan datang ke kantor,” ucap Faris.

Hana menghentikan langkahnya. ”Bukankah dia sedang honeymoon?”

”Ternyata kabar itu tidak benar, dia sedang di rumah sakit karena istrinya mengalami pendarahan saat akan berangkat kerja ke sini.”

”Oh, pantas saja tempo hari aku sempat melihat mereka jalan bersama,” ucap Hana lalu terdiam seakan sedang berpikir.

”Baiklah sampai ketemu nanti di ruang meeting,” ucap Faris lalu berlalu meninggalkan Hana yang tengah berpikir.

”Hey, kenapa melamun di sini ayo masuk!” Indah menyenggol lengan Hana bersamaan dengan Eric dan Ayu yang juga masuk ke tempat kerjanya.

”Hai Mbak Hana, kamu gak mau ngucapin selamat sama kami berdua?” ucap Ayu seakan menyindir Hana.

Hana hanya diam tak menanggapi perkataan Ayu, dia malas berdebat di pagi hari karena hanya akan membuang energinya percuma.

”Kamu jangan begitu, bisakah kau menjaga sikapmu. Di sini dia adalah seniormu, faham!” ucap Eric.

Mereka berdua memang satu tim lebih tepatnya Ayu bawahan Eric dan setiap ada kegiatan mereka selalu bersama.

”Kami duluan,” ucap Eric segera berlalu meninggalkan Hana dan Indah yang masih saja berjalan dengan santai.

”Kenapa kau diam saja tidak membalasnya?” tanya Indah.

”Buat apa hanya buang-buang energi saja gak penting,” balas Hana santai.

”Ya setidaknya kau menampar Ayu dia udah banyak bicara tadi, kayak di film-film gitu,” ucap Indah terkekeh.

”Gak deh, lebih baik didiamkan saja dan akan ada masanya nanti aku akan membalasnya bukan karena aku dendam ya tapi karena kesalahan mereka sendiri.”

”Mantab sekali kamu bicara jadi merinding aku,” ucap Indah.

”Udah ayo masuk.” Hana lebih dulu berjalan di depan dilihatnya Malik sudah berada di depan ruangannya.

”Boleh minta waktunya sebentar,” ucap Malik.

”Na, aku ke ruanganku dulu ya,” ucap Indah, Hana pun mengangguk.

”Silakan masuk Pak Malik, hal apa yang ingin Anda bicarakan dengan saya?”

”Bolehkah saya minta bantuannya?”

”Silakan jika saya bisa membantu akan saya bantu,” jawab Hana.

”Ini soal Emil dia sedikit demam dan mogok makan dia minta saya untuk memanggil Bu Hana. Bisakah Bu Hana bujuk dia untuk makan dan minum obat.”

”MasyaAllah, apa Pak Malik sudah memeriksakannya ke Dokter?”

”Belum, hanya memberinya penurun panas itupun dia kembali muntah,” jelas Malik.

”Dimana dia sekarang?” tanya Hana ikut panik.

”Ada di ruangan saya.”

”Kita ke sana Pak,” ucap Hana segera berlalu tidak memperdulikan Malik yang masih berada di belakangnya dan langsung masuk ke ruangan Presdir tanpa menunggu si pemiliknya.

”Sayang, bagaimana keadaanmu?” tanya Hana begitu masuk ke ruangan Malik.

”Mama,” panggil Emil.

Hana segera menghampiri Emil yang tengah terbaring di sofa. Telapak tangannya memegang kening anak itu.

”Ya Allah demamnya tinggi Pak Malik, kenapa Bapak tidak segera membawanya ke Dokter?”

”Emil gak mau Ma, Emil maunya sama mama aja.”

”Baiklah jika kau mau sama mama maka kau harus menurut oke?” Emil mengangguk cepat.

”Sekarang sarapan dulu ya, mama suapin bagaimana?”

”Tapi perut Emil mual Ma, rasanya mau muntah.”

”Dicoba dulu satu atau dua sendok, nanti jika gak muntah kita ulang lagi sepuluh menit ke depan bagaimana? Tapi jika nanti masih muntah, mama terpaksa bawa Emil ke Dokter,” ucap Hana.

”Tapi Emil takut Ma, kalau disuntik pasti sakit,” ucap Emil meringis kemudian.

Hana menghela nafasnya sejenak, ”Tidak akan sakit kok, mama janji soalnya dulu waktu kecil mama juga pernah disuntik,” ucap Hana mencoba memberikan pengertian pada Emil.

”Bagaimana?”

”Baiklah tapi dua sendok saja ya,” ucap Emil pelan.

Hana mengangguk senang karena Emil bisa dengan mudah mengerti perkataannya itu.

”Good Boy,” puji Hana segera mengambil bubur yang ada di mangkuk kecil.

”Berdoa dulu Sayang,” titah Hana.

Emil terdiam lalu memandang ke arah Malik. ”Emil gak bisa Ma,” ungkap Emil.

”Mama ajari ya, Bismillahirrahmanirrahim,” ucap Hana dia hanya mengajarkan hal yang pendek lebih dulu agar lebih mudah dimengerti oleh Emil.

”Bismillahirrahmanirrahim,” ucap Emil lalu tersenyum.

”Nah itu bisa.” Hana memulai menyuapi Emil dengan telaten.

Malik hanya diam memperhatikan interaksi mereka berdua.

”Siapa dia Malik?”

Terpopuler

Comments

Dwi apri

Dwi apri

ketahuan sama calon mertua 🤭🤭🤭🤭

2023-07-15

1

Wirda Wati

Wirda Wati

Omanya ada

2023-06-09

1

Yani

Yani

Kayanya mmh nya Malik

2023-06-01

0

lihat semua
Episodes
1 1. Pembatalan pernikahan
2 2. Emil membuat kesal
3 3. Kejutan
4 4. Perhatian Hana
5 5. Permintaan Emil
6 6. Menikahlah!
7 7. Dia Manager
8 8. Emil Minta Pulang
9 9. Bersabarlah Hati
10 10. Dihibur, Menghibur?
11 11. Hanya Atasan dan Bawahan
12 12. Satu Keinginan
13 13. Semakin Kagum
14 14. Kekhawatiran Malik
15 15. Dijodohkan?
16 16. Keributan
17 17. Pilihan
18 18. Malik Mengambil Langkah
19 19. Dia Mamaku
20 20. Mencoba Buka Hati
21 21. Setuju atau Tidak
22 22. I'm Falling Love with Her
23 23. Persaingan Dimulai
24 24. Perdebatan
25 25. Jogjakarta Aku Datang
26 26. Panggil Saya ’Abang’
27 27. Mencuri Kesempatan
28 28. Kau Masih Mencintaiku kan?
29 29. Baju Dinas
30 30. Mantan Mertua Cemburu
31 31. Tidak Dapat Menahannya
32 32. Kejadian di Kantor
33 33. Ketegasan Malik
34 34. Kedatangan Lani
35 35. Pertemuan Dua Keluarga
36 36. Dunia Memang Sempit
37 37. Tidak Membandingkan
38 38. Doa Orang Tua
39 39. Puasa Dulu
40 40. Penyakit Emil
41 41. Jadilah Penurut
42 42. Menyembunyikan
43 43. Ekstra Perhatian
44 44. Diam-diam Membantu (1)
45 45. Diam-diam Membantu (2)
46 46. Bakso Dari Mantan
47 47. Go Singapore
48 48. Hana Hamil
49 49. Malik ikut Ngidam
50 50. Saling Menolong
51 51. Kedatangan Mantan Papa Mertua
52 52. Kepulangan Emil
53 53. Plus-plus
54 54. Malik Butuh Bantuan
55 55. Kabar Kabur
56 56. Kandidat Baru
57 57. Emil Sekolah
58 58. Bergosip!
59 59. Penyesalan Berlanjut
60 60. Pengakuan Alvin
61 61. Curhatan Emil
62 62. Accident
63 63. Menunggu Kabar
64 64. Emil Makin Cerdas
65 65. Surprise
66 66. Malik Belanja Online
67 67. Membuat Kamar Baby
68 68. Kondangan
69 69. Candaan Malik
70 70. Dipertemukan Lagi
71 71. Ajakan Dinner
72 72. Hana Melahirkan
73 73. Emil Merengek
74 74. Sebuah Nama
75 75. Nunggu Giliran?
76 76. Kecemburuan Emil
77 77. Namanya Aydan
78 78. Belajar Pengertian
79 79. Kekhawatiran Seorang Ibu
80 80. Tolong Nasehatin Bang!
81 81. Nasehat Bang Malik
82 Apa Yang Terjadi?
83 83. Jodoh Untuk Adik
84 84. Terpaksa Bertemu
85 85. Banyak Gaya Makin Pusing
86 Berita Hangat
87 87. Sebuah Penjelasan
88 Teguran untuk Alvin
89 Mencari Solusi
90 90. Kata Maaf
91 91. Keluhan Emil
92 92. Kekhawatiran Istri
93 93. Mengejar Sesuatu
94 94. Malik Kembali
95 95. Kesalnya Malik
96 96. Saling Curiga?
97 97. Mengubah Keadaan
98 98. Semua itu Takdir
99 99. Memiliki Keponakan
100 100. Hana Tegas
101 101. Rengekan Alvin
102 102. Masih Tetap Sama
103 103. Hana Ikut Bingung
104 104. Perhatian Kecil
105 105. Hana Marah
106 106. Masih Marah?
107 107. Alvin Melamar
108 108. Pernikahan Alvin
109 109. Malik Double Jengkel
110 110. Itung-itung Sedekah (1)
111 111. Itung-itung Sedekah (2)
112 112. Titik Temu
113 113. Istighfar
114 114. Kepergian Aisha
115 115. Jodoh Itu Rahasia-Nya
116 116. Keinginan Hana
117 117. Kabar Terbaru
118 118. Karena Bakso
119 119. Emil Jatuh
120 120. Kesal dalam Diam
121 121. Memberi Hukuman
122 122. Menjadi Wanita Cerdas
123 123. Datang dan Pergi
124 124. Kekhawatiran Malik
125 125. Problematika Malik
126 126. Harus Berani Jujur
127 127. Kata Maaf
128 128. Kecelakaan
129 129. Tertangkap
130 130. Semua Jelas
131 131. Rencana Liburan
132 132. Akhir Dari Cerita
Episodes

Updated 132 Episodes

1
1. Pembatalan pernikahan
2
2. Emil membuat kesal
3
3. Kejutan
4
4. Perhatian Hana
5
5. Permintaan Emil
6
6. Menikahlah!
7
7. Dia Manager
8
8. Emil Minta Pulang
9
9. Bersabarlah Hati
10
10. Dihibur, Menghibur?
11
11. Hanya Atasan dan Bawahan
12
12. Satu Keinginan
13
13. Semakin Kagum
14
14. Kekhawatiran Malik
15
15. Dijodohkan?
16
16. Keributan
17
17. Pilihan
18
18. Malik Mengambil Langkah
19
19. Dia Mamaku
20
20. Mencoba Buka Hati
21
21. Setuju atau Tidak
22
22. I'm Falling Love with Her
23
23. Persaingan Dimulai
24
24. Perdebatan
25
25. Jogjakarta Aku Datang
26
26. Panggil Saya ’Abang’
27
27. Mencuri Kesempatan
28
28. Kau Masih Mencintaiku kan?
29
29. Baju Dinas
30
30. Mantan Mertua Cemburu
31
31. Tidak Dapat Menahannya
32
32. Kejadian di Kantor
33
33. Ketegasan Malik
34
34. Kedatangan Lani
35
35. Pertemuan Dua Keluarga
36
36. Dunia Memang Sempit
37
37. Tidak Membandingkan
38
38. Doa Orang Tua
39
39. Puasa Dulu
40
40. Penyakit Emil
41
41. Jadilah Penurut
42
42. Menyembunyikan
43
43. Ekstra Perhatian
44
44. Diam-diam Membantu (1)
45
45. Diam-diam Membantu (2)
46
46. Bakso Dari Mantan
47
47. Go Singapore
48
48. Hana Hamil
49
49. Malik ikut Ngidam
50
50. Saling Menolong
51
51. Kedatangan Mantan Papa Mertua
52
52. Kepulangan Emil
53
53. Plus-plus
54
54. Malik Butuh Bantuan
55
55. Kabar Kabur
56
56. Kandidat Baru
57
57. Emil Sekolah
58
58. Bergosip!
59
59. Penyesalan Berlanjut
60
60. Pengakuan Alvin
61
61. Curhatan Emil
62
62. Accident
63
63. Menunggu Kabar
64
64. Emil Makin Cerdas
65
65. Surprise
66
66. Malik Belanja Online
67
67. Membuat Kamar Baby
68
68. Kondangan
69
69. Candaan Malik
70
70. Dipertemukan Lagi
71
71. Ajakan Dinner
72
72. Hana Melahirkan
73
73. Emil Merengek
74
74. Sebuah Nama
75
75. Nunggu Giliran?
76
76. Kecemburuan Emil
77
77. Namanya Aydan
78
78. Belajar Pengertian
79
79. Kekhawatiran Seorang Ibu
80
80. Tolong Nasehatin Bang!
81
81. Nasehat Bang Malik
82
Apa Yang Terjadi?
83
83. Jodoh Untuk Adik
84
84. Terpaksa Bertemu
85
85. Banyak Gaya Makin Pusing
86
Berita Hangat
87
87. Sebuah Penjelasan
88
Teguran untuk Alvin
89
Mencari Solusi
90
90. Kata Maaf
91
91. Keluhan Emil
92
92. Kekhawatiran Istri
93
93. Mengejar Sesuatu
94
94. Malik Kembali
95
95. Kesalnya Malik
96
96. Saling Curiga?
97
97. Mengubah Keadaan
98
98. Semua itu Takdir
99
99. Memiliki Keponakan
100
100. Hana Tegas
101
101. Rengekan Alvin
102
102. Masih Tetap Sama
103
103. Hana Ikut Bingung
104
104. Perhatian Kecil
105
105. Hana Marah
106
106. Masih Marah?
107
107. Alvin Melamar
108
108. Pernikahan Alvin
109
109. Malik Double Jengkel
110
110. Itung-itung Sedekah (1)
111
111. Itung-itung Sedekah (2)
112
112. Titik Temu
113
113. Istighfar
114
114. Kepergian Aisha
115
115. Jodoh Itu Rahasia-Nya
116
116. Keinginan Hana
117
117. Kabar Terbaru
118
118. Karena Bakso
119
119. Emil Jatuh
120
120. Kesal dalam Diam
121
121. Memberi Hukuman
122
122. Menjadi Wanita Cerdas
123
123. Datang dan Pergi
124
124. Kekhawatiran Malik
125
125. Problematika Malik
126
126. Harus Berani Jujur
127
127. Kata Maaf
128
128. Kecelakaan
129
129. Tertangkap
130
130. Semua Jelas
131
131. Rencana Liburan
132
132. Akhir Dari Cerita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!