Aku yang terlalu berlebihan, mereka sangat baik dan bersahabat. Mereka bahkan membatuku membawakan barang bawaanku masuk ke dalam. Ruang kamar ini lumayan luas. Ada dua tempat tidur bertingkat dan dua lemari yang ada di samping tempat tidur. Setiap kamar memiliki kamar mandi sendiri. Jadi, tidak akan ada acara menggantri lama untuk mandi.
Setelah menyusun barang-barangku di dalam lemari, aku berjalan menuju balkon. Di atas balkon ini aku bisa melihat hampir dari keseluruhan sekolah. Halaman yang ada di tengah-tengah sekolah itu sangat luas jika di lihat dari atas sini. Tepat di hadapan adalah gedung kelas. Sedangkan untuk asrama guru ada di lantai empat, di bagian gedung depan. Dengan lantai dasarnya merupakan rung guru. Di sana juga ada sebuah menara yang berada di arah jam 10.00, entah apa fungsinya. Tapi dari semua itu ada bangunan kecil berjarak kira-kira 100 m dari asrama laki-laki yang menarik perhatianku. Aku tidak bisa melihatnya dengan jelas karna di tutupi pepohonan. Tapi, bagian pintu masuk terlihat jelas.
"Ah.... Aku suka disini."
Aku sedikit terkejut dengan kehadiran Luxia yang sudah ada di sampingku.
"Di sini anginnya begitu segar," katanya lagi.
"Iya. Jauh berbeda dengan di kota."
"Kau benar."
"Oh, iya. Apa aku boleh bertanya?"
"Tanya apa?"
"Itu bangunan apa, ya?" aku menunjuk ke arah bangunan yang kulihat tadi.
"Oh... itu. Itu hanya gudang terbengkalai tapi dulunya adalah gedung olahraga karna terlalu kecil jadi di pindakan di samping ruangan kolam berenang. Kapan-kapan kita ke kolam berenang, yuk," ajak Luxia.
"Ide bagus," tiba-tiba pandanganku teralikan kembali ke bangunan tua tersebut. "Ada seseorang di bangunan itu."
"Apa katamu?" Luxia ikut menoleh ke bangunan tua tersebut.
"Ada seseorang yang baru saja masuk ke gedung tua itu," kataku mengulangi.
"Seperti apa orangnya?" tanya Tria memotong pembicaran kami sambil berjalan mendekat.
"Seorang perempuan berpakaian seragam sekolah. Kenapa?" tanyaku sedikit ingin tahu.
"Sudah kudunga, satu orang lagi," kata Tria begitu pelan, tapi aku masih bisa mendengarnya.
"Apa maksudmu?"
Tri tampak terkejut mendengar kata-kataku barusan. Ia menoleh ke arah ku, mencoba memahami apa yang kumaksud. Kulihat pandangannya meredup lalu mengalihkan pandangannya ke depan.
"Tidak ada."
"Kau bertingkah aneh Tria," kataku sambil ikut menatap jauh ke depan.
"Dia memang aneh. Kau belum tahu saja," ejek Luxia sambil tersenyum nakal.
Tria melipat kedua tanganya di dadanya, sambil membuang muka dengan kesal. Aku dan Luxia hanya tertawa kecil melihat tingkah Tria yang seperti anak kecil.
"Tapi aku benaran melihat perempuan itu," kataku yang kembali melirik bangunan tua itu.
"Mungkin itu hanya imajinasimu saja," ujar Tria tanpa menoleh ke arah kami, dia terlihat masih kesal.
"Atau mungkin itu adalah arwah Anna yang ingin menangkapmu. Uuuuh...."
Tiba-tiba Amy yang sudah ada di belakang Tria sambil menirukan gaya zombie seperti di film horor. Entah apa yang terjadi dengan Luxia. Ia langsung menutup mulut Amy dengan tangannya.
"Kau tidak boleh berbicara seperti itu di sini," bisik Luxia pada Amy.
"Memangnya kenapa? Siapa Anna?" tanyaku semakin penasaran.
"Nanti kau tahu sendiri, Syalita," Luxia masih ingin bermain teka-teki denganku.
"Sudah-sudah, lebih baik kita masuk dulu, sudah hampir gelap nih," Tria mendorong kedua temannya itu untuk masuk ke dalam.
"Iya," aku mengikuti mereka masuk. Walau sangat penasaran siapakah sosok Anna ini. Tapi untuk sementara waktu aku tidak ingin memikirkanya terlebih dahulu.
...✴✴✴✴...
Pagi harinya aku terbangun oleh jam weker milik Luxia. Aku mengambil hp ku menyalakannya. Kulihat baru jam 05.00 pagi, aku dengan malas meletakan hp ku dan kembali tidur.
"Ayok bangun Syalita! Kau tidak mau terlambat di hari pertama, bukan?" Luxia mematikan jam bekelnya lalu menarik-narik selimutku untuk membangunkan ku.
"Tapi kan masih jam 05.00 pagi, pelajaran baru di mulai pukul 07.00," aku menarik selimutku dan kembali melanjutkan tidurku.
"Iya, aku tahu. Tapi Amy mandinya lama, bisa-bisa kau tidak kebagian air lagi," Lixia terus menarik selimutku.
"Iya, iya, aku bangun," aku mengucek-ucek mataku dan turun dari tempat tidur. Aku baru sadar kalau Luxia sudah mandi. "Kau bangun jam berapa?"
"04.45."
"Kenapa kau memasang alaram jam 05.00 jika kau bangun lebih awal dari alaram itu sendiri?"
Luxia tidak menjawab. Mungkin dia tidak mendengar nya. Sudahlah, aku juga tidak mengharapkan jawabannya. Aku mengambil handuk dan bergegas ke kamar mandi. Kulihat Tria dan Amy masih tidur saat itu.
"Syalita, serangammu ada di lemari. Kemarin Mrs. Joe memberikannya pada ku, ia mengatakan untuk memberikannya pada mu," jelas Luxia.
"Iya."
Aku keluar dari kamar mandi, kulihat Tria sudah bangun tapi Amy masih saja menikmati mimpinya. Aku membuka lemari dan memang ada serangam sekolah tergantung di sana. Aku mengambilnya dan mengenakannya. Serangam itu terdiri dari, sebuah kemeja putih, dasi, jas dan rok mini di atas lutut berwarna biru tua. Aku berdiri di depan cermin, mengamati diriku mengenakan seragam itu. Cocok juga.
Aku melirik Luxia yang sedang mengepang rambut pirangnya yang panjang sampai ke pinggang. Sedangkan Tria, baru selesai mandi. Amy yang baru saja bangun segera turun dari tempat tidur, mengambil handuknya lalu melangkah ke kamar mandi dengan mata hampir setengah terbuka. Sambil menungu Tria dan Amy bersiap-siap, aku mengemasi buku-buku yang harus ku bawah ke kelas nanti. Jam 06.30 kami baru keluar dari kamar. Terlihat juga beberapa murit-murit lain keluar dari kamar mereka bersiap untuk pergi ke kelas masing-masing.
Sampai di luar asrama, aku menyuruh mereka untuk duluan saja ke kelas karna aku belum tahu aku masuk ke kelas yang mana. Tapi tadi malam kepalah sekolah mengirimkan e-mail ke hpku. Ia mengatakan bahwa besok aku harus menemui Miss. Sherlly, ia adalah wakil kepalah sekolah tapi ia juga mengajar di kelas dan merupakan wali kelasku.
Disaat aku menuju ruang wakil kepalah sekolah, semua murit yang kelasnya aku lewati memperhatikan diriku. Mereka saling berbisik antara satu sama lain. Aku menundukan kepalaku begitu melewati mereka. Entah mengapa aku jadi tidak nyaman. Apa yang mereka bicarakan? Apa ada yang lucu dariku? Aku tidak tahu. Apa mungkin karna aku murit baru di sini? Sampai di depan pintu ruangan wakil kepalah sekolah, aku mengetuk pintu, terdengar suara dari dalam.
"Silakan masuk."
.......
.......
.......
.......
.......
.......
...ξκύαε...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
🍁мαнєѕ❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ
murid pakai D kak bukan T 😁😁
2024-02-24
1
🍁мαнєѕ❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ
seragam yang imut pasti... ada yang pernah baca Novel The Mallory Towers gak waktu kecil? 😁
2024-02-24
1
🍁мαнєѕ❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ
aku suka banget cerita dengan deskripsi detail semacam ini
2024-02-24
1