Sudah sebulan Mawar berada dibumi , berdiri didepan jendela , nampak langit biru yang terbentang tanpa ujung . Ingatan Mawar berkelana pada hal - hal yang tak pernah ia sangka ia mengalami masa lalu yang tragis .
Dituduh melakukan cinta satu malam , dikutuk hingga ia tidur 1000 tahun . Hufh .. kalau teringat akan hal itu hatinya masih terasa sakit .
Meskipun ia ingin memaafkan , namun kehendak hati , ia tak bisa paksakan .
" Apakah aku harus menerima Briant sebagai pendamping hidupku , aku belum yakin apakah aku mencintainya " kata Mawar dalam hati .
Sraat .. Mawar pergi menuju hutan kematian . Sesampainya Mawar di depan air terjun , tangannya melambai , dan air terjun itu terbuka dan masuklah ia kedalam goa .
Diambilnya busur panah yang menghancurkan segel kutukan , dipandanginya panah tersebut . Ada huruf B kecil pada ujung panah dengan pola melingkar yang rumit disisi huruf B , sangat indah .
" Istriku , apa kamu ingin panah seperti itu , akan ku buatkan kusus untukmu ! "
Mawar tersentak , wajahnya memutar mengikuti dimana arah suara itu berasal . " Ke .. kenapa kamu ada disini ? "
" Tentu sayang , dimanapun kamu berada , maka aku akan selalu ada " sambil berjalan mendekati Mawar
"Jangan dekat - dekat , dasar .. ! "
" Ha .. ha .. ha .. Mawar istriku , kamu tidak akan bisa lari dariku , karena kita satu , lihatlah telapak tanganmu yang kanan , disana ada pola huruf B dengan ukiran yang sama seperti yang kamu lihat pada ujung panah , lihatlah .. "
Mawar reflek mengikuti petunjuk Briant , dan benar saja , ada pola disana , " kenapa aku tak menyadarinya " , dengan tatapan mata membesar ia melihat Briant .
" Bagaimana bisa " pandangan Mawar beralih pada telapak tangannya dan Briant , kedua kakinya berjalan kebelakang .
Setelah ia mengembalikan kesadarannya , Mawar melangkah ke depan mendekati Briant . Jarak keduanya kini sangatlah dekat , telapak tangan kecil itu terukur pada salah satu sisi muka Briant .
Briant berkata " Apakah kamu masih meragukanku ? "
Bukannya memberi jawaban akan pernyataan Briant , namun Mawar kembali menanyakan pertanyaan pada Briant . " Kenapa kamu tidak mengatakan hal itu ? "
"Aku tidak ingin kamu menerimaku karena tanda kepemilikan dan kebenaran bahwa akulah pembebas mu . Tapi yang aku inginkan .. "
Briant meraih kedua tangan Mawar , sambil berjongkok , salah satu kaki sebagai penopang , kedua tangannya yang memegang tangan Mawar ia dekatkan padanya untuk menciumnya .
Kedua mata Mawar membesar , Mawar sangat terkejut , hati siapa yang tidak akan meleleh mendapat perlakuan seperti itu .
Melihat reaksi Mawar , ada senyum kecil di bibir Briant , Briant memperbaiki posisinya berdiri berhadapan dengan Mawar dan memberi kecupan pada kepalanya .
Kedua pipi Mawar merona , dengan reflek ia menyembunyikan wajahnya dengan menunduk .
" Jangan kau sembunyikan wajah cantikmu ini sayang " , tangan Briant terulur menjepit dagu Mawar untuk menghadapnya , " " aku ingin selalu melihat dan menjadi alasan kedua pipimu merona " .
Meskipun wajah mereka telah berhadap - hadapan namun , mata Mawar tidaklah menatapnya .
" Lihatlah aku Mawar , tatap mataku " . Setelah mendengar perkataan itu tatapan mereka saling bertemu . Mata cantik itu nampak berembun dengan air mata yang siap menetes pada kedua pipinya . Sekelebat ingatan masa lalu teringat kembali , bagaimana ia harus menjalani hukuman karena kesalahan yang tidak ia lakukan .
Tangan Briant terulur menghapus air mata yang menetes pada pipi Mawar , " di masa depan tidak akan aku biarkan air mata ini menetes "Apakah kamu mencintaiku Mawar ? "
" Mm .. ", diam tidak memberi jawaban .
" Baiklah .. aku mengerti , aku akan menunggu "
Setelah membelai kepala Mawar , Briant pergi dari goa . Mawar memandang kepergian Briant yang terlihat suram dengan kekecewaan .
Sraaaat ..
Sepeninggal Briant , Mawar merasakan perasaan kecewa yang dirasakan Briant dan entah kenapa hatinya terasa sakit .
Yang tertinggal hanya uluran tangan untuk menjangkau punggung Briant , namun hanya udara kosong yang ia dapatkan .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments