Jadi Istri Pak Bos

Jadi Istri Pak Bos

Bab ~ 01

...Happy Reading......

...***...

Zahra Aneska itulah nama gue, usia dua puluh delapan tahun, berstatus singel. Bekerja sebagai perawat di rumah sakit cempaka satu penyakit dalam. Enggak terasa sudah tujuh tahun berlalu gue di sini, menyibukkan diri dengan berbagai macam hal.

“Ra, Lo bisa nggak gantiin gue shift malam?” tanya Buk Hasya mendekat bersama karyawan lainnya. “Si Mika masih libur, anak gue sakit. Kayaknya hanya Elo satu-satunya yang bisa bantuin gue. Kasihan Ra anak gue, demamnya tinggi banget. Ini aja gue kepikiran nggak fokus kerja.” sambungnya lagi meminta bantuan dengan harapan.

“Emang berapa tingginya Sya?” tanya Buk Ika penasaran.

“Neneknya ngomong tiga puluh sembilan Ka. Barusan aja kasih kabar lewat telepon.”

“Tinggi banget tuh Sya. Sudah dikasih obat belum?” tanya Buk Risma ikut penasaran dengan kondisi anak buk Hasya.

“Sudah kata neneknya sekarang lagi tidur setelah minum obat,” jawab Buk Hasya. “Jadi gimana Ra, Elo maukan?”

Pekerjaan yang sudah biasa di lakukan. “Iya Buk, mau,” jawabku, kasihan buk Hasya pasti kepikiran dengan anaknya yang sakit. Ibu mana yang rela meninggalkan anaknya sedang sakit, apalagi sang anak butuh sesosok ibu berada di sampingnya.

“Makasih ya Ra. Gue ganti dengan cemilan deh.”

“Nggak perlu repot-repot Buk, bawa aja,” jawabku dengan tersenyum.

“Bikin gue emosi aja, entar gue suruh pak su yang antar.”

“Bercanda Buk! Nanti aja kalau udah masuk beli baksonya.” enggak mau ngerepotin buk Hasya, di tolak kayak biasa dia akan memaksa bagaimana pun caranya.

“Ra besok pagi gantiin gue juga ya,” ucap Buk Ika ikut serta bersuara. “Suami gue kerja masuk pagi Ra. Anak gue siapa yang mengasuh. Tempat titipan pada libur minggu. Keluarga gue jauh Ra. Elokan tau sendiri.” raut wajah Buk Ika terlihat sekali butuh pertolongan juga.

“Iya Buk.”

“Sore juga ya Ra, saudara kandung gue mau ijab kabul habis magrib.” sambung Buk Risma. “Enggak enaklah gue sebagai yang paling tua nggak hadir.”

“Ra kayaknya gue besok malam lagi.” sambung Buk Hasya melihat jadwal kerja. “Dua ronde ya Ra buat gue.”

Melihat wajah-wajah senior penuh harapan dengan mata yang berbinar-binar. Pasrah ajalah gue. “Iya gue lembur, nggak apa-apa. Jangan lupa pesangonnya.” menyetujui sambil bercanda walau rasanya berat hati mau gimana lagi.

“Oke!” ucap mereka bertiga serentak dengan tangan beremoji ok.

...***...

Ah... Merenggangkan badan yang kaku, pegal, lesu, letih, lunglai. Selama dua hari dua malam lembur tidur hanya empat jam, wow luar biasa gue.

Hari ini selesai juga kerjaan menggantikan senior yang nggak bisa masuk dengan berbagai macam alasan. Tinggal mengatur mata pulang ini.

“Buk, saya pulang dulu.” menegur buk Zabrina sebagai karu, kepala ruangan. Kami memanggilnya buk karu. Dia tengah duduk di dalam ruangan miliknya.

“Oh ya Ra! Terimakasih atas kerja samanya,” balas Buk Zabrina ramah.

“Iya Buk sama-sama.” berjalan ke luar ruangan menghirup udara segar di pagi hari terasa nyaman banget. “Selamat pagi Kakek.” menyapa pasien yang sedang duduk di kursi roda sambil berjemur dibawah terik mentari pagi.

“Pagi Sus,” jawab kakek sambil melebarkan senyuman manis, semoga dirinya lekas sembuh.

Jalan ke parkiran mendekati motor kesayangan, mengambil helm dan memakainya, menghidupkan mesin berangkat.

Meninggalkan rumah sakit menuju rumah Mika dulu, besuk sahabat sekaligus partner kerja di rumah sakit. Mika nggak bisa masuk akibat kecelakaan lalu lintas saat pulang kerja shift malam. Semoga keadaannya baik-baik aja.

...***...

“Assalamualaikum,” ucapku saat di depan rumah yang sederhana dengan pintu telah terbuka. Tadi juga sudah mengabari Mika bahwa mau berkunjung ke rumahnya.

“Waalaikumussalam... Eh Nak Zahra, ayo masuk ke dalam.” sambut Ibu kandung Mika.

“Iya Buk,” jawabku melepaskan sepatu dan kaos kaki.

“Di dalam kamar masuk aja,” perintahnya setelah masuk ke dalam rumah.

“Iya Buk.”

Mengetuk pintu Mika yang tertutup rapat. “Mika....”

Pintu terbuka, “Masuk,” ajak Mika berjalan sedikit pincang.

“Lo nggak apa-apa?” tanyaku membantu Mika duduk di atas ranjang.

“Nggak apa-apa. Hanya masih sedikit ngilu aja sih di kaki.” Mika memegang salah satu kakinya.

“Sudah diurut belum?”

“Sudah sama mbah Maridjan, tetangga sebelah sini.”

“Yang lain ada nggak luka?” melihat anggota badan Mika.

“Lecet sedikit aja sih nggak parah, sudah dikasih betadine.” Mika menunjukkan letak luka dibeberapa bagian kaki dan tangan. Kasihan banget Lo Mik.

“Orang yang tabrak gimana?”

“Tanggung jawablah! Berhubung kondisi gue nggak parah hanya motor aja, jadi dia tanggung jawab benerin motor. Soal lainnya gue nggak minta, kasihan orang yang tabrak sudah tua Ra.”

“Syukurlah kalau begitu gitu,” lega mendengar semuanya.

“Nih Nak Zahra, ayo diminum dulu teh hangatnya,” ucap Buk Yanti meletakkan secangkir teh di atas meja kecil.

“Nggak perlu repot-repot loh Buk, yang lain ada?” bergurau recehan sedikit sama Ibu satu ini.

“Mau makan, Ibu sudah masak soto betawi loh,” tawarnya, tahu banget kalau gue suka masakannya satu ini.

“Boleh Buk, asyik!”

Kalau buk Yanti masak rasa khas yang membuat perut ini langsung keroncongan, padahal tadi pagi sudah sarapan di RS.

“Lo mau makan nggak Mik?” menawari Mika sekalian mengambil punya dia kalau mau.

“Udah tadi, Elo makan sana.”

“Ok! Sebentar gue kebelakang dulu kalau begitu.” berdiri dengan cepat menghampiri buk Yanti ke dapur.

“Nih, ibu racikan sebentar.” fokusnya mengisi mie, sayur, kuah dan lainnya.

“Sedikit aja dulu Buk, gampang nambah.” takut kebanyakan nggak habis enggak enak.

“Boleh.” senyumnya.

“Nih ambil sendiri nasinya di atas meja,” perintah Buk Yanti menyerahkan semangkok soto.

“Um... Baunya tiada tanding.” mencium bau dari soto betawi khas ibu Yanti.

“Bisa aja Kamu Ra.” malunya Buk Yanti di puji.

Meletakkan mangkok di atas meja, mengambil piring yang sudah di siapkan mengisi nasi kemudian membawanya ke kamar Mika. “Makan Ka.”

“Elo kalau makan jangan di tanya.”

“Enak sih masakan ibu, Lo. Suka gue kalau ke sini.”

“Rajin-rajinlah kesini, jangan malu.”

“Gimana mau ke sini, kerjaan gue banyak,” jawabku sambil makan, sebenarnya ini nggak boleh untuk kesehatan makan sambil ngomong, berhubung darurat anggaplah begitu.

“Kasihan gue lihat Lo lembur gara-gara gue,” ucap Mika terlihat merasa bersalah.

“Bukan Lo aja. Buk Hasya, buk Ika dan buk Risma ikut jadi satu minta gue gantiin shift.”

“Berarti Elo dinas dua hari dua malam dong?”

“Iya mau gimana lagi, anak buk Hasya demam tinggi, buk Ika suaminya masuk pagi, nggak ada yang mengasuh, buk Risma saudari kandungnya ijab kabul. Mau nggak maulah gue lembur, tapi tenang dikasih gantinya.”

“Emang mereka kasih apa sebagai gantinya?”

“Katanya sih bakso. Tapi nggak tau buk Risma sama buk Ika. Gue juga nggak ada niat minta di kasih begituan, sebagai tanda terimakasih atau apalah basa basi. Enggak diikutin Lo tau sendiri gimana mereka.”

“Iya sih benar juga. Sekarang Lo pasti ngantuk, sudah makan istirahat aja dulu di sini. Ditambah perut kenyang gitu pasti ngantuk banget ya, kan?”

“Sekarang aman belum ngantuk akibat soto buat Ibu cantik." biar hati Ibu Yanti tambah bahagia mendengar pujian. "Perut kenyang mana boleh tidur. Paling sambil jalan nurunin soto sama nasi, sampai rumah tinggal mandi, dan bobok cantik.”

“Awas Lo ketiduran waktu bawa motor.” peringatan Mika yang takutnya gue ini kenapa-kenapa di jalan.

“Iya gue jamin nggak bakalan ada apa-apa.” meyakini Mika agar tidak terlalu khawatir.

Mika mengangguk pelan seperti memberi tanda dia percaya.

Terpopuler

Comments

Alexandra Juliana

Alexandra Juliana

Lanjut Thor...

2024-04-10

0

juhaina R💫💫

juhaina R💫💫

hayyy 🤭🤭 aku telat😅

2024-01-17

1

Akagami

Akagami

keknya seru , kalo gua ambil cuplikan sedikit buat bikin novel tema Traveller boleh? maksud tema Traveller itu aku ambil 1 chapter trus aku remake nambahin karakter

2023-10-02

0

lihat semua
Episodes
1 Bab ~ 01
2 Bab ~ 02
3 Alasan
4 Yakin
5 Terpukau
6 Bertemu Mertua
7 Perkenalan
8 Rayuan
9 Acara
10 Hairdryer
11 Berkeringat
12 Berdebat
13 Masuk kerja
14 Di Gosipin
15 Sahabat
16 Masa lalu
17 Apartemen
18 Watch together
19 Benalu
20 Mengetahui Aibku
21 Penjelasan sisa mahar
22 Black Card
23 kuali Gosong
24 Salah paham
25 Keluarga Besar
26 Peran Antagonis
27 Lelaki Tampan
28 Duganya Cemburu
29 Tatapan Mematikan
30 Ular Sanca
31 Berdiskusi
32 Ngajak Jalan-jalan
33 Bertemu Mantan
34 Masa lalu
35 Dugaku Mafia
36 Viral
37 Ucapan Pedas
38 Gitar Spanyol
39 Ulang Tahun Mika
40 Putus Cinta
41 Isi Hati
42 Pilihan
43 Kejar-Kejaran
44 Undangan
45 Acara
46 Kucing Liar
47 Mengasuh
48 Terjebak
49 Segala Jurus
50 Terbukanya Hati
51 Syukur
52 Takut untuk mengakuinya
53 Cek Kesehatan
54 Dineer
55 Kabar Buruk
56 Akibat Alkohol
57 Selembar foto
58 Fitnah
59 Di Pecat
60 Hilang satu tumbuh seribu
61 Hari Terakhir
62 Menjemput
63 Sakit
64 Ketahuan Berbohong
65 Rumah Baru
66 Kamar Utama
67 Berontak
68 Tragedi
69 Salah menilai
70 Langsung Nikah
71 Duda beranak satu
72 Posesif
73 Obat
74 Kehilangan
75 Tuduhan
76 Penasaran
77 Selembar Kertas
78 Syukuran
79 Doa Bersama
80 Adil
81 Pengertian
82 Pamer
83 Jaran Goyang
84 Mengganggu
85 Pemandangan
86 Asparagus
87 Mandi Hujan
88 Mulai Terbuka
89 Dugaannya Janda
90 Tingkahmu
91 Gombal
92 Surprise
93 Setuju
94 Istri ke-dua
95 Minder
96 Malaikat Baik
97 Mendekati secara perlahan
98 Ancaman
99 Terimakasih
100 Berjuang
101 Pemandian Air Panas
102 Demostrasi
103 Cemburu
104 Memikirkan Orang Lain
105 Garis Dua
106 Periksa
107 Pelakor tingkat dewa
108 Awas
109 Menahan malu
110 Menahan
111 Sempurna
112 Pasrahnya.
113 Rambut palsu
114 Terakhir
115 Ruang Operasi
116 Dua malaikat
117 Manusia atau Malaikat
118 Patuh
119 TAMAT
120 Part tambahan
121 Novel Baru
Episodes

Updated 121 Episodes

1
Bab ~ 01
2
Bab ~ 02
3
Alasan
4
Yakin
5
Terpukau
6
Bertemu Mertua
7
Perkenalan
8
Rayuan
9
Acara
10
Hairdryer
11
Berkeringat
12
Berdebat
13
Masuk kerja
14
Di Gosipin
15
Sahabat
16
Masa lalu
17
Apartemen
18
Watch together
19
Benalu
20
Mengetahui Aibku
21
Penjelasan sisa mahar
22
Black Card
23
kuali Gosong
24
Salah paham
25
Keluarga Besar
26
Peran Antagonis
27
Lelaki Tampan
28
Duganya Cemburu
29
Tatapan Mematikan
30
Ular Sanca
31
Berdiskusi
32
Ngajak Jalan-jalan
33
Bertemu Mantan
34
Masa lalu
35
Dugaku Mafia
36
Viral
37
Ucapan Pedas
38
Gitar Spanyol
39
Ulang Tahun Mika
40
Putus Cinta
41
Isi Hati
42
Pilihan
43
Kejar-Kejaran
44
Undangan
45
Acara
46
Kucing Liar
47
Mengasuh
48
Terjebak
49
Segala Jurus
50
Terbukanya Hati
51
Syukur
52
Takut untuk mengakuinya
53
Cek Kesehatan
54
Dineer
55
Kabar Buruk
56
Akibat Alkohol
57
Selembar foto
58
Fitnah
59
Di Pecat
60
Hilang satu tumbuh seribu
61
Hari Terakhir
62
Menjemput
63
Sakit
64
Ketahuan Berbohong
65
Rumah Baru
66
Kamar Utama
67
Berontak
68
Tragedi
69
Salah menilai
70
Langsung Nikah
71
Duda beranak satu
72
Posesif
73
Obat
74
Kehilangan
75
Tuduhan
76
Penasaran
77
Selembar Kertas
78
Syukuran
79
Doa Bersama
80
Adil
81
Pengertian
82
Pamer
83
Jaran Goyang
84
Mengganggu
85
Pemandangan
86
Asparagus
87
Mandi Hujan
88
Mulai Terbuka
89
Dugaannya Janda
90
Tingkahmu
91
Gombal
92
Surprise
93
Setuju
94
Istri ke-dua
95
Minder
96
Malaikat Baik
97
Mendekati secara perlahan
98
Ancaman
99
Terimakasih
100
Berjuang
101
Pemandian Air Panas
102
Demostrasi
103
Cemburu
104
Memikirkan Orang Lain
105
Garis Dua
106
Periksa
107
Pelakor tingkat dewa
108
Awas
109
Menahan malu
110
Menahan
111
Sempurna
112
Pasrahnya.
113
Rambut palsu
114
Terakhir
115
Ruang Operasi
116
Dua malaikat
117
Manusia atau Malaikat
118
Patuh
119
TAMAT
120
Part tambahan
121
Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!