Alesha terbangun dari pingsan nya. Wanita itu mendapati tubuhnya berada di sebuah ranjang di kamar nya sendiri.
Saat Alesha berusaha mengumpulkan nyawa, Rach muncul tepat di samping.
"Kamu sudah sadar?" sapa Rach tersenyum manis.
Alesha mengangguk. "Aku kenapa?" tanya nya penuh bingung.
"Kamu tadi pingsan, jadi nya aku panggil dokter. Tapi apa istri ku tau, dokter sampaikan berita yang sangat baik hari ini!"
"Berita seperti apa?"
Rach mendekatkan mulut nya ke telinga Alesha. "Kamu hamil."
"Ha-mil?" tanya Alesha terkejut setelah mengetahui fakta yang dikatakan langsung dari mulut suami nya.
Rach mengangguk penuh semangat, "Iya sayang. Kita akan menjadi ayah dan ibu!"
Alesha hanya tersenyum tipis kemudian terdiam sebentar, Alesha berpikir sambil itu menyentuh perut nya. Sudah ada anak kah di sini? Alesha teringat serangkaian proses yang di lakukan nya sebulan lalu, dan kata-kata dokter. "Kita bisa tahu hasilnya setelah 2 Minggu." Dan sekarang sudah lebih 4 Minggu.
Alesha menutup matanya, perlahan tersenyum lebar, kepala perempuan itu terproses bayangan indah yang belum tentu terjadi.
Alesha senang. Dia akan menjadi ibu. Dan suami nya akan menjadi ayah, meski Rach bukan ayah biologis bayi nya–tapi, bukankah Alesha sudah membayar 10 juta hanya untuk mendapatkan benih itu?
Itu berarti jika ada tuntutan, Alesha memiliki bukti kuat untuk tetap memiliki bayi nya. Bukan kah pria yang melakukan donor sp3rma sudah tahu konsekuensi yang akan di terima nya?
Pria pendonor sp3rma akan memiliki anak biologis, tapi anak itu tidak akan menjadi milik nya bahkan tidak akan menganggap diri nya sebagai ayah. Tapi, untuk apa Alesha berpikir seperti ini?
Entahlah, Alesha juga bingung. Ingatan perempuan itu tiba-tiba berpusat pada sebuah bayangan di mana ia kan merasa hancur suatu saat nanti.
"Amit-amit!" gumam perempuan itu.
Alesha sadar dan lamunan nya dan menemukan bahwa Rach sudah tidak ada di kamar.
"Ke mana suami ku?" gumam perempuan itu bingung.
Rach sudah tidak ada di kamar sejak Alesha terdiam. Ia melakukan nya karena tidak ingin membuat mood istri nya kacau.
Beberapa menit kemudian, Rach muncul mendatangi Alesha dengan semampan piring berisi nasi serta gelas berisi teh hangat.
"Saatnya sarapan."
"Mas Rach?" gumam Alesha terkejut.
Sikap suami nya tergolong aneh dan baru di mata nya. Meski selama dua tahun Alesha mengenal Rach, lelaki itu tidak pernah membawakan nya sarapan seperti sekarang.
"Kamu harus sarapan, meski sekarang sudah pukul sepuluh, istri ku harus makan, ada anak kita yang perlu kamu perhatikan." Rach terus mau ngoceh, sedangkan Alesha menatap dengan tatapan ketidak percayaan nya.
Ini suami ku kan?
Rach duduk di tepi ranjang. Karena Alesha terus menatap nya, dan mulut perempuan itu menganga, maka Rach pikir Alesha ingin di suapkan.
Baiklah istri ku, aku akan mencobanya, kata Rach dalam hatinya. Perlahan Rach mengambil sesendok nasi, sayur dan ikan kemudian menyuapkan makanan itu ke dalam mulut Alesha.
Uhuk! Alesha terkejut.
Suapan suami nya seperti serangan mendadak untuk nya.
"E eee…! Kan jadi tumpah!" protes Alesha tanpa sadar. Ia menatap butiran nasi yang berserak di area baju dan selimut yang menutup kaki nya itu.
"Maaf maaf." Buru-buru Rach mengutip nasi yang tumpah.
Alesha yang sadar akan tingkah nya merasa bersalah. "Mungkin aku kurang hajar ya sama Mas, maaf ya."
Tangan Rach yang mengutip nasi berhenti bergerak. Lalu Rach mengangkat kepala sambil menunjukkan senyum tipis-tipis.
"Enggak kok, kamu baiiiikkkk banget!" jawab Rach memuji.
"Apa lah baik nya aku," balas Alesha merendah.
"Kamu perempuan yang paling baik dalam segala hal," jawab Rach berusaha tidak menyinggung perasaan istri nya itu.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments