"Tapi itu hanya dugaan ku aja, siapa tau dokter bilang hal lain yang ga terlalu berbahaya? Jadi ga usah berburuk sangka," jelas Lusi menenangkan sahabat nya yang mulai berpikir yang tidak-tidak.
Alesha memang mengangguk sebagai pertanda tidak akan berpikir macam–macam. Namun, berbagai pertanyaan yang muncul dalam kepala nya selalu menganggu perempuan bersuami itu.
"Kita jalan-jalan di mall aja yuk, aku pun yang traktir semua belanjaan mu," ucap Lusi menawarkan. Tampak nya single parent itu (Lusi) sudah lupa kalau sahabat nya (Alesha) adalah owner perusahaan raksasa yang hampir menguasai seluruh kebutuhan di negara mereka.
"Tidak perlu, aku hanya mau membeli beberapa susu, dan berbagai kebutuhan bayi," jawab Alisha lemas.
"Susu dan kebutuhan bayi?" Lusi tercengang. Seketika perempuan yang sedang membawa mobil itu pun menghentikan mobil secara mendadak. Beruntung tidak di jalan besar, melainkan di jalan pintu masuk sebuah perumahan elit.
"Kamu mau punya anak? Anak adopsi ya?" Lusi melimpahkan pertanyaan yang seketika membuat nya sangat bersemangat ingin tahu.
Namun gelengan kepala Alesha membuyarkan semua nya. "Enggak, aku belum punya anak, atau pun anak adopsi."
"Terus, apa dong?" jiwa kepo Lusi menyala-nyala.
"Hem, itu … Setelah mertua ku ga tinggal di rumah bersama kami, aku jadi kesepian. Dan hobi baru ku menemui anak bayi di ruli. Meski bayi-bayi itu masih punya orang tua lengkap, aku suka membelikan mereka kebutuhan bayi. Sekalian sedekah gitu, siapa tau karna baik sama anak bayi, aku jadi punya anak," balas Alesha dengan senyum senang. Dia membayangkan betapa lucu dan imut nya bayi-bayi di kawasan ruli itu.
"Aku suka sama kebiasaan baik mu, tapi bukan nya anak di kawasan rumah liar gitu kesehatan nya lebih kurang ya?" Lusi berargumen.
"Enggak juga. Mereka sehat walafiat kok, cuma tempat tinggal nya aja yang kurang. Ekonomi keluarga mereka pun masih dalam tahap merangkak, jadi aku kira ga masalah dekat-dekat sama mereka," kata Alesha dengan semangat.
...******...
Seusai bersama sahabat baik nya yang memang mereka sudah lama tidak bertemu karena sibuk dengan kehidupan masing-masing, Alesha pulang ke rumah.
Tidak ada yang dilakukan wanita berusia 25 tahun itu selain berpikir tentang alasan suami nya melakukan vasektomi seperti yang dikatakan sahabat nya.
Apa ini, alasan suami ku ga terlalu tertarik kalau di ajak membicarakan anak? Setelah dipikir-pikir,
aku sendiri juga baru sadar suami ku selalu memberi cukup banyak dalih supaya jangan membicarakan program anak.
Kenapa kamu melakukan hal sekejam ini padaku, Mas … Apa salahku?
Alesha hampir menangis karena kepala nya dipenuhi tekanan.
Setelah mertua ku pergi dari rumah, masalah tetap aja sama. Sebenar nya apa salahku …
Alesha yang pusing, ingin tidur untuk menenangkan pikiran.
Tidak di-sangka setelah bangun, Alesha melihat jam sudah pukul 2 siang.
"Apa-apaan ini?" ucap Alesha terkejut. Setelah kematian kedua orangtua nya, Alesha tidak pernah tidur siang. Hidup masa remaja nya dihabiskan untuk belajar dan bekerja, maka sekarang Alesha bingung kenapa diri nya bisa tidur selelap ini.
"Kalau dihitung-hitung, aku sudah tidur selama 4 jam. Lama sekali …"
Buru-buru Alesha turun dari sofa tempat nya tidur, ia mencuci wajah dan menyibukkan diri olahraga di area gym. Sekedar berlari di area treadmill dan meregangkan tubuh beralaskan matras yoga.
Tiba-tiba Alesha terpikirkan mimpi nya saat tidur.
Dalam mimpi nya, Alesha berada di rumah sakit, kemudian Alesha berjalan asal langkah, dan mendengar suara teriakan seseorang.
Alesha yang penasaran, mengintip dan mendapati seorang wanita yang mirip dengan nya, wanita itu berbaring dengan kaki terbuka dan perut besar. Alesha yang di sana tampak nya akan melahirkan.
Alesha yang melihat dirinya sendiri akan melahirkan pun bingung. "Sebenarnya apa ini semua?" gumam nya.
Tanpa disadari Alesha, dia bisa menembus pintu yang menghalang. Setelah nya dia mendekat, dan melihat wajah tertekan Rach karena tangan lelaki itu terus digenggam Alesha.
Tak lama, bayi pun lahir. Alesha melihat diri nya yang lain sudah lemas karena mengeluarkan tenaga yang begitu besar.
Kemudian Rach memberikan ciuman di kening Alesha yang lain itu karena sangat berterimakasih telah melahirkan anak pertama mereka.
Alesha melihat bayi yang dilahirkan diri nya yang lain. Bayi itu sangat manis, imut dan menggemaskan.
Saat Alesha akan menyentuh nya, di saat itu lah dia terbangun. Alesha mengingat segala detail mimpi nya. Hal ini merupakan sesuatu yang tidak biasa.
"Apa ini arti nya aku akan punya bayi ini di sini?" Alesha termenung sebentar, menghentikan aktivitas nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments