"Ha-mil!?" ucap Alesha dengan suara gemetar. Ia tidak percaya dengan dugaan suami nya. Sontak perempuan itu menyentuh perut nya. Akan ada anak di sini? Seketika air mata Alesha menetes. Ia memeluk suami nya.
"Itu mungkin saja," balas Rach ambigu. Ia takut tebakan nya salah dan menyebabkan kesedihan mendalam dalam diri sang istri.
"Mungkin? Mas ga mau ada anak di perut aku!?" tiba-tiba Alesha berkata dengan suara meninggi, entah mengapa ia tidak suka mendengar kata suami nya itu.
Alesha pergi dengan kekesalan, menutup pintu dan berbaring di tengah ranjang. Air mata nya menetes, kesedihan sedang melingkupi nya saat ini.
"Mas Rach tega. Dia ga mau ngakuin anak ini, hiks. Padahal semua nya udah ku lakuin buat pernikahan ini. Hiks hiks hiks~"
Rach menatap kepergian Alesha dan termenung. "Istri ku kenapa sih?" Rach menggaruk kepala.
"Hahahaha!" Daniel yang sedari tadi menyaksikan seluruh kejadian di rumah Alesha pun tertawa puas. Dia senang melihat penderitaan Rach yang dijauhi Alesha-nya.
"Rasain tuh!" suara kencang Daniel sampai mengganggu Susan yang baru datang ke apartemen Daniel untuk mengantar berkas.
Tok-tok-tok.
"Maaf bos, saya baru datang."
Daniel berhenti tertawa. Dia melihat tubuh Susan di depan pintu. Buru-buru Daniel menutup layar laptop nya, supaya Susan tidak melihat rekaman rumah Alesha.
"Taruh saja di sana. Akan ku periksa. Lagian kenapa kamu datang malam-malam begini?" tanya Daniel protes. Kesenangan nya terganggu dengan ada nya Susan di apartemen nya.
"Bukannya bos yang chat ke saya supaya datang membawakan berkas merah di atas meja?"
Daniel berpikir sejenak, dan teringat satu hal kemudian berkata, "Baik, mungkin aku yang salah."
Setelah Susan meletakkan berkas, perempuan itu hendak pergi. Tapi Daniel segera memanggil nya kembali. "Susan."
"Iya bos?"
"Ke sini dulu."
Susan mendekat.
"Aku tahu Kamu pasti melihat semuanya dengan jelas. Aku, masih mencintai istri orang. Tapi selama kinerjaku di perusahaan membaik, aku rasa semua nya baik-baik saja," ucap Daniel memulai.
"Apa bos mau saya menutupi semua nya?" tanya Susan memastikan.
"Hem, iya. Aku mau kamu menutupinya. Aku tidak mau ayahku tidak tahu. Karna kamu udah tau, aku memintamu menjaga rahasia ini."
"Baik bos, saya akan berusaha." Susan mengangguk dan pergi. Sampai di luar, Susan menarik hembuskan nafas dengan lega. "Aku kira kenapa tadi," gumam perempuan itu.
****
Tok-tok-tok.
"Alesha tolong buka, aku minta maaf karena salah bicara, aku harap kamu mau memaafkan aku dan buka pintu ini." Rach berusaha membujuk Istri nya itu.
Tapi tiada jawaban.
"Dia masih ngambek ya?" gumam Rach menduga-duga. "Atau dia pingsan karena menangis?" Mengingat, sudah sejam Rach membujuk sang istri.
****
Daniel. Lelaki itu terus tertawa melihat kekonyolan yang di ciptakan Alesha. Segala dugaan Rach dapat di dengar oleh Daniel. Karena sebenar nya, Alesha tidur pulas di ranjang setelah menangis.
Tawa itu tidak lepas dari kebahagiaan Daniel, karena ia juga berpikiran sama dengan Rach. Alesha telah hamil.
Mengingat janin itu adalah milik nya, ia yang memproduksinya sebulan lalu.
Besok hari nya.
Alesha keluar dari kamar. Kepalanya terasa pening karena bangun tidur langsung disambut perut yang seolah berputar-putar. Mual keluar tiada henti, tapi Alesha berusaha kuat. Ia terus mengelusi perut nya, ia yakin ada anak di sana.
"Mas Rach, dia kenapa sampai tidur di sofa?" Alesha kebingungan. Tanpa rasa bersalah dan seolah melupakan kejadian semalam, perempuan itu menepuk bahu Rach, "Mas Rach? Yuhu, bangun Mas … sudah pagi ini, apa mas ga mau kerja?" Alesha membangunkan Rach.
Dengan perasaan mengantuk karena tidur yang kurang terpuaskan, Rach membuka mata nya. Perlahan namun pasti mata itu memperlihatkan bayangan seorang wanita yang mirip istri nya. "Alesha? Itu kah kau?" tanya Rach dengan suara serak.
Kening Alesha mengerut, "Iya, memang nya mas kira aku siapa? Selingkuhan mas ya?"
'Oh, Tuhan. Dia berulah lagi.' batin Rach seakan berteriak. Ia tidak ingin berdebat dengan istri nya mengenai perkara kecil nan sepele seperti ini.
"Hem, enggak begitu, Alesha. Mas hanya bingung setelah semalam kamu mengamuk seperti harimau."
Mendengar kata harimau yang keluar dari mulut suaminya, Alesha merasa kesal sendiri. dia memperlihatkan wajah masam nya dan pergi tanpa berbicara apapun lagi.
Rach yang melihat kelakuan istri nya yang semakin tidak masuk akal hanya bisa menyaksikan kepergian alesha sambil menggaruk kepala.
Dia Alesha bukan? Entah mengapa aku melihatnya sebagai sosok yang lain. Apa yang telah terjadi pada nya sebelum ini?
Alesha di dapur. Dia sedang mencoba memasak menemani Lira pelayan yang memang di tugaskan memasak.
Huek. Tapi perempuan itu terus mual di wastafel.
"Nyonya, seperti nya anda perlu istirahat sejenak. Tampak nya anda sakit, nyonya."
Tapi Alesha menggeleng sambil mengeluarkan cairan yang sangat mengganggu nya itu. Setelah merasa baikan, Alesha berkata, "Saya bisa melakukan apapun bahkan tanpa bantuan mu, jangan menghalangi ku!" Saat Alesha melangkah, dia melihat pemandangan sekitar nya yang berputar. Ia pingsan karena kehabisan tenaga.
Dengan cepat Lira menangkap tubuh majikan nya itu dan memanggil Rach. "Tuan Rach, nyonya Alesha pingsan Tuan."
Buru-buru Rach memapah tubuh Alesha dan mengistirahatkan nya di kamar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments