Titik Terang

Alexia tengah memikirkan bagaimana cara membujuk ayahnya, agar mengizinkan dia menjadikan Ryder Vampir dan menjadikna pria itu pasangannya.

Alexia memberanikan diri ke kamar ayahnya. Mereka memang tinggal di kastil. Namun, bukan di kastil utama. Kastil Edden memiliki beberapa bangunan yang terpisah dari kastil utama. Bangunan-bangunan tersebut dihuni oleh pejabat Vampir di masa pemerintahan Edden.

Sementara beberapa bangsawan Vampir tinggal di kastil mereka masing-masing. Ada juga yang tinggal di kawasan manusia. Edden tidak melarang mereka tinggal dimana saja, yang penting mereka jangan melanggar peraturannya. Yaitu membunuh maupun menajadikan manusia sama seperti mereka.

Alexia mengetuk pintu kamar Nazareth. Tanpa menunggu perintah masuk dari Nazareth, Alexia telah membuka pintu dan masuk.

"Alexia!" Nazareth sangat mengenali karakter putrinya ini. Alexia hanya akan mencarinya, jika gadis itu memiliki keinginan.

Apalagi maunya sekarang? untuk ke kota, Nazareth telah memberikan izin dan selama ini Alexia mematuhi larangan Nazareth

"Dad!" Alexia ragu. Dia memainkan ujung pakaiannya.

"Katakan apa maumu sekarang?" Nazareth langsung saja ke intinya.

"Daddy, sayang padaku, bukan?" Alexia mulai merayu Nazareth.

"Tentu saja, apalagi sekarang Alexia? Daddy sangat sibuk." Nazareth yang sedang duduk melihat pemandangan bulan diluar sana mengalihkan pandangannya ke Alexia.

"Aku jatuh cinta, Daddy." Alexia membalikan tubuhnya. Dia malu mengatakan kepada ayahnya itu.

"Bagus, apakah kau ingin menikah?" Nazareth senang akhirnya putri semata wayang merasakan jatuh cinta juga.

"Ya, apakah Daddy mengizinkannya?" Alexia kembali menghadap ayahnya.

"Tentu saja, itu adalah berita yang menggembirakan, katakan siapa pria itu?" antusias Nazareth.

"Namanya Ryder Morgan!"

Nazareth mencoba mengingat kaum Vampir dengan nama itu? Seingatnya tidak ada nama Morgan di antara Vampir.

"Ryder Morgan?" Nazareth mengernyitkan dahi.

"Dia manusia!" Alexia menatap cemas kepada ayahnya.

"Tidak bisa," tolak Nazareth.

"Daddy biarkan aku menjadikannya Vampir," mohon Alexia, dia mengatupkan kedua tangannya.

"Kau tahu bukan peraturan Raja?" tegas Nazareth.

"Aku tahu Daddy, bisakah kali ini Daddy merahasiakannya?" bujuk Alexia lagi.

"Bersabarlah Alexia, dan jangan mengacaukan apapun," hardik Nazareth. Dia akan mengabulkan permintaan putrinya setelah kekuasaan di tangannya.

Alexia paham maksud ayahnya. Bagi Alexia ayahnya sangat setia dengan Raja mereka. Alexia keluar dari kamar ayahnya dengan gontai.

Nazareth tidak tega melihatnya.

"Alexia!" panggilnya, saat Alexia memegang pintu kamar. Alexia menghentikan langkah gontainya.

"Daddy akan menuruti keinginanmu, tapi tidak sekarang. Kau percaya kepada Daddy, bukan?" bujuk Nazareth.

Alexia hanya menganggukan kepalanya tanpa menoleh ke arah Nazareth. Dia membuka pintu dan keluar.

***

Bertrand berjalan menuju markas mereka di pemukiman lama. Dia memasuki rumah dan ternyata dia telah disambut oleh pimpinannya.

"Malam, Sir!" hormat Bertrand.  Nazareth yang duduk di sofa ruang tamu dan membelakangi Bertrand hanya mengangguk. Dia memberi kode kepada Bartrand agar mendekat kepadanya.

Bertrand duduk di kursi samping Nazareth.

"Katakan bagaimana perkembangannya?" Nazareth mengambil gelas dan menggoyang-goyangkannya secara perlahan. Cairan berwarna merah tersebut mengikuti gerakan tangan Nazareth.

"Pasukan kita telah cukup banyak, Sir. Kapan andà akan mulai untuk menyerang?"

Nazareth senang mendengar karena pasukan yang dia kumpulkan semakin banyak. Dia merasa kemenangan segera memyertainya.

"Berapa Vampir baru tersebut?" Nazareth memberikan satu gelas kepada Bertrand.

"Ada 100 orang." Bertrand meminum cairan merah itu.

Senyum Nazareth semakin merekah. Dia berdiri dan menepuk pundak Bertrand.

"Good jobs. Kita akan mulai membantai Vampir yang setia kepada Edden. Apakah nama-nama mereka telah ada?" Nazareth kembali duduk di sofa.

"Ini!" Bertrand mengeluarkan dari saku jaketnya sebuah kertas dan memperlihatkan nama-nama pengikut Edden yang setia.

Nama-nama itu dikumpulkan oleh Leo, yang memang ditugaskan oleh Nazareth untuk mencari informasi dari dalam kastil dan juga melakukan kudeta.

Saat membujuk Vampir-Vampir bangsawan itu, Leo tidak memberitahu siapa pimpinan mereka. Sehingga nama Nazareth masih aman di depan Edden.

Setelah berhasil membujuk sebagian Vampir bangsawan, barulah Nazareth menampakan dirinya.

"Ternyata sudah tidak sebanyak dulu, sepertinya mereka mulai bosan dengan kepemimpinan Edden," ejek Nazareth.

"Anda benar, Sir," jawab Bertrand.

"Kita akan bentuk tim, sebagian memulai pembantaian pengikut setia Edden, sebagian lain tetap untuk mengumpulkan pengikut," terang Edden. Bertrand mengangguk paham.

"Hmm, maaf Sir Nazareth--," Bertrand ragu untuk menyampaikan ini.

Nazareth cukup memgenal kaki tangannya ini. Jika dia menyebut namanya, berarti ada masalah yang penting.

"Katakan ada apa?" Nazareth menatap Bertrand.

"Beberapa hari belakangan ini, saat kami berburu manusia. Ada sekelompok manusia--sepertinya pemburu Vampir. Mereka mencoba memburu kami dan menghalangi rencana kita," lega Bertrand setelah mengatakannya.

"Apa? Bagaimana bisa?"

Nazareth heran, apakah para pemburu Vampir masih ada? Lalu bagaimana bisa keturunan mereka bisa menguasai teknik memburu Vampir?

Seingat Nazareth saat terakhir dia menyelidiki tentang pemburu Vampir--mereka telah lengah. Nazareth merencanakan pemberontakan ini bukan tanpa persiapan matang. Dia telah memikirkan segala konsekuensinya. Dia mulai berani karena pria itu mengetahui bahwa para pemburu Vampir tidak lagi mengajarkan keturunan mereka bagaimana cara berburu Vampir. Bahkan dapat Nazareth simpulkan keturunan pemburu Vampir, malahan tidak percaya bahwa Vampir itu ada.

Lalu, bagaimana mereka bisa tahu cara memburu Vampir?

"Apa kau yakin mereka pemburu Vampir?"

"Benar, Sir. Mereka menggunakan peralatan yang dapat melukai kita," jelask Bertrand lagi.

"Apa mereka sangat mahir?" Nazareth ingin menyelidiki.

"Seorang wanita muda yang sangat mahir, sisanya masih lemah. Bahkan kami bisa mengetahui mereka masih shock karena mereka baru mengetahui bahwa Vampir itu ada," terang Bartrand.

"Apakah wanita ini orang yang sama yang dikatakan Leo?"

"Saya tidak tahu, Sir. Hanya saja wanita ini saya tidak dapat membaca pikirannya,"

"Coba selidiki wanita itu lagi,"

"Baik, Sir."

"Jadwalkan pertemuan dengan anggota baru itu, aku akan mengajarkan mereka untuk menjadi Vampir sejati," lanjut Nazareth.

"Berikan nama-nama anggota baru itu." Nazareth meminta nama-nama Vampir baru. Bertrand mengambil kertas di bawah meja di depannya dan memberikannya kepada Nazareth.

Tanpa Nazareth sadari dua manusia mendengar pembicaraan itu.

"Kau dengar, mereka adalah Vampir dan Vampir itu ada," bisik Nazira yang sedang bersembunyi di balik sebuah meja bersama Ryder.

Mereka tengah menyelidiki sebuah kasus orang hilang. Nazira paham pria itu adalah Nazareth, Raja Vampir di masa depan. Jadi dia melakukan pemberontakan kepada Edden Collins. Nazira harus memberi peringatan kepada Edden tentang Nazareth.

Siapa tahu dia bisa merubah masa depan, saat ini dan di sini. Jangan biarkan Nazareth menjadi Raja Vampir. Setidaknya Nazira memiliki solusi lain untuk mencegah kehancuran umat manusia di masa depan.

Nazira belum mengetahui hubungan apa yang dimiliki Nazareth dan Edden? Apakah Nazareth hanya warga Vampir biasa atau salah satu pejabatnya?

🍒🍒🍒

Cus besties mampir dan tinggalkan jenak ke karya teman author ini yah!

...DUDA TAMPAN MISTERIUS...

Terpopuler

Comments

Triiyyaazz Ajuach

Triiyyaazz Ajuach

Ryder nggak bsa terus menutupi jati dirinya kpd Nazira

2023-03-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!