Mulai Bekerja

Sudah dua hari Nazira beradaptasi di tahun 2023. Dia mulai menyelidiki kantor polisi. Di hari ke-3, Nazira akan mulai memperkenalkan diri bahwa dia adalah detektif dari pusat yang dikirim untuk membantu penyelidikan kasus pembunuhan misterius.

Kasus tersebut menjadi misterius karena penyebab kematian lima korbannya adalah kehabisan darah. Dokter forensik pun dibuat bingung dengan hasil yang dia temukan. Selain luka cakaran ringan, hanya ada luka dileher seperti gigitan. Dokter menyimpulkan bahwa para korban bisa saja digigit binatang liar. Namun, apa?

Nazira memasuki kantor polisi, seorang petugas bertanya kepadanya.

"Maaf, Nona, ada yang bisa kami bantu?" tanya petugas tersebut.

Nazira memusatkan pandangannya kepada petugas tersebut. Dia mencoba mengendalikan pikiran petugas dan menghipnotis, agar menurut padanya. Sebenarnya kemampuan ini belum diasah Nazira dengan baik. Tapi, dia harus segera mencobanya. Jangan sampai dia terlalu lama di tahun ini. Wanita itu takut, saat kembali dia telah kehabisan waktu dan keberadaan markas mereka diketahui oleh Vampir.

Nazira memperlihatkan sebuah surat. Petugas tersebut mengantarkan Nazira ke ruangan kepala polisi. Nazira merasa lega karena dia berhasil menghipnotis petugas tersebut.

"Sir, ini adalah Nazira Morris, detektif dari pusat. Dia ditugaskan untuk menyelidiki kasus pembunuhan aneh tersebut." Petugas yang bernama Robby memberitahu atasannya.

Nazira memperhatikan papan nama di meja kepala polisi, bertuliskan Ron Wiesley. Ron yang tengah mengerjakan sesuatu di laptopnya, menengadahkan kepala dan melihat anak buahnya dan seorang wanita yang tidak dikenal. Wanita masa depan itu kembali memfokuskan pikiran agar bisa mengendalikan pikiran dan menghipnotis Ron.

"Mana surat tugasnya?" Ron, mengulurkan tangan dan meminta surat tugas kepada Robby. Robby menyerahkan surat kepada Ron. Ron yang telah dalam pengaruh Nazira pikirannya, membaca surat tersebut adalah benar dan asli.

"Baiklah, saya akan memperkenalkanmu kepada rekanmu dan Robby kau boleh kembali ke tempatmu." Ron, memasukan surat ke dalam laci mejanya. Kemudian mengajak Nazira dan Robby keluar.

Robby menuju tempatnya, sedangkan Nazira dibawa Ron ke sebuah ruangan lain. Di sana terdapat delapan meja dan kursi. Hanya lima yang diisi oleh orang.

"Dimana Ryder?" tanya Ron. Semua yang ada di sana melihat ke sumber suara.

"Ryder, pagi-pagi sekali telah keluar," jawab salah seorang pria yang berusia sekitar 30 tahun, berwajah biasa dengan rambut dan mata coklat.

"Perkenalkan ini Nazira Morris, detektif dari pusat. Dia akan menangani kasus pembunuhan yang terjadi." Yang lain melihat ke arah Nazira. Wanita berusia dua puluh lima tahun, dengan rambut panjang berwarna coklat terang yang diikat keatas. Matanya berwarna hitam gelap dan besar. Serta hidung mancung.

Nazira mengenakan setelan kulit berwarna hitam. Pakaian tersebut telah dia bawa dari zamannya, pakaian yang sesuai dengan zaman ini. Sehingga tidak ada yang melihatnya aneh dan mencurigainya.

Nazira menyalami mereka dan mengingat nama orang-orang tersebut.

"Kalian bantu dia, jangan membullynya," pesan pria berusia 50 tahun itu kepada anak buahnya.

"Baik, Sir," jawab semuanya serempak.

"Aku akan kembali ke ruanganku, kau silahkan tunggu Ryder. Nanti jika Ryder datang, tolong kenalkan kepadanya Miss Moris," pesan Ron lagi.

"Ya, Sir."

Setelah itu Ron meninggalkan Nazira bersama para pria tersebut. Saat akan keluar, Ryder masuk ke dalam ruangan.

"Sir!" sapa Ryder heran karena tumben sekali atasannya ini ke dalam ruangan mereka. Jika ada sesuatu, pasti dia akan menyuruh mereka yang datang ke ruangannya.

"Ah, kebetulan sekali kau sudah datang Ryder. Aku ingin memperkenalkanmu kepada rekan baru yang mengangani kasus aneh itu." Ron, menghentikan langkah dan membawa Ryder bertemu Nazira.

Ryder memperhatikan wanita yang sekarang berdiri di depannya. Wanita ini? Bukankah dia yang berada di TKP dan dengan lancang mengamati mayat korban pembunuhan?

Sekarang Ryder paham mengapa wanita itu mengamati TKP, ternyata dia juga seorang petugas kepolisian. Sebenarnya Ryder sedikit heran saat itu karena dia tidak bisa membaca pikiran wanita ini. Biasanya Ryder dengan sangat mudah mengetahuinya.

"Miss Morris, ini Ryder Morgan, rekan yang akan menangani kasus tersebut bersama anda," terang Ron.

Nazira mengulurkan tangan kepada Ryder. Saat itulah Ryder merasakan sengatan dan darah yang mengalir di nadi wanita ini. Entah mengapa Ryder seperti ingin merasakan darah Nazira. Sejak lahir, dia tidak pernah merasakan darah manusia, bahkan tidak ada darah manusia yang dapat membuat dia tertarik. Berbeda dengan getaran yang dihasilkan saat menyentuh kulit Nazira. Bahkan pikiran Ryder melanglang buana entah kemana?

"Nazira Morris, cukup panggil Nazira saja." Nazira memutus kontak dengan Ryder.

Seketika Ryder tersadar dari pikirannya yang ingin merasakan darah Nazira.

"Ryder Morgan, panggil saja Ryder,"

"Miss Morris, kau bisa bertanya-tanya dan belajar dengannya." Ron kembali keluar dari ruangan itu.

"Duduklah di sini." Ryder menarik kursi di samping kursinya.

Nazira mengikuti Ryder dan duduk di kursi tersebut.

"Terima kasih," ucap Nazira.

Ryder pun menduduki kursinya, pria itu mengambil sebuah map di dalam lacinya.

"Ini silahkan dipelajari." Ryder memberikan map berisi data kasus yang akan mereka tangani.

Nazira mengambilnya dan mulai mempelajari file tersebut. Jika Ryder saat menyentuh Nazira tertarik dengan wanita ini, berbeda dengan Nazira, yang tidak bisa berpaling dari wajah tampan pria itu. Tentu saja, setiap Vampir, meskipun hanya setengah tetap saja memiliki kekuatan dan daya tarik.

Tidak terasa Nazira larut dalam mempelajari berkas tersebut. Selesai membaca berkas, dia mulai bosan karena ia harus segera mencari pria setengah Vampir bernama Ryder Collins, bukan Ryder Morgan.

"Aku akan melihat TKP, apa kau mau ikut." Ryder beranjak dari kursinya.

"Aku ikut." Nazira segera mengambil tas ransel kecilnya dan berjalan mengikuti Ryder yang telah berada di pintu.

Mereka menaiki mobil Ryder menuju TKP. Ryder menjalankan mobil dengan perasaan menahan agar tidak menghisap darah Nazira, maupun perasaan ingin mencium gadis itu.

Udara terasa sedikit lembab saat mereka turun ke lembah tempat kasus kedua pembunuhan. Saat kejadian tersebut, Nazira belum berada di sini, dia masih di masa depan. Nazira hampir saja terpeleset, bersyukur Ryder segera meraih pinggangnya. Tatapan mereka bertemu, dorongan untuk merasakan darah Nazira semakin kuat. Ryder membawa bibirnya leher Nazira. Nazira hanya pasrah, dia pikir pria itu akan menciumnya.

"Apa yang kalian lakukan, sebaiknya pergi dari sini, sebentar lagi gelap. Apa kalian tidak tahu bahwa baru-baru ini telah terjadi pembunuhan?" tegur seorang pria, sepertinya, dia petani yang tinggal di wilayah itu.

Kesadaran Ryder kembali, dia menjauhkan diri dari Nazira. Nazira merasa aneh, selama ini, dia tidak mudah jatuh cinta dan menyerah kepada seorang pria. Bahkan Vampir di masa depan pun tidak pernah berhasil membuat Nazira terpikat.

"Sir, kami detektif yang menangani kasus itu. Apa anda mengenal wilayah ini?" Ryder mendekat ke arah si pria tua.

"Tentu saja, aku tinggal di sini sejak kecil. Jika kalian menyelidiki kasus itu. Sebaiknya jangan sampai ke dalam hutan yang bahkan cahaya matahari tidak dapat menyinarinya." Pria tua itu memperingati Ryder dan Nazira.

🍒🍒🍒

Mampir juga ya besties ke karya temanku!

Terpopuler

Comments

Triiyyaazz Ajuach

Triiyyaazz Ajuach

udh ada rasa saling tertarik

2023-03-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!