...Bukan semesta yang jahat tapi imanmu yang belum kuat....
•
•
•
•
Dini hari lantunan ayat Alquran sudah mulai terdengar oleh indera pendengaran Zafira, ya itu dari Ma'had yang pastinya saat ini sudah banyak santri sana yang terbangun.
Zafira mulai mengerjabkan matanya menerima sinar lampu yang silau, saat sudah terkumpul semua nyawanya ia segera bangun dan berwudhu.
Usai sholat tahajud dan mengaji Zafira merebahkan dirinya kembali dengan masih menggunakan mukenanya, ia mengambil handphone dan yang pasti membuka novel.
Banyak sekali aplikasi novel di handphone Zafira dan juga koleksi novelnya karena memang dari kelas 5 ia sudah mengenalinya.
Siang ini Zafira, Lutfi dan Desta diminta untuk membantu ibuk-ibuk yang akan memasak untuk nanti malam, karena kan nanti malam 11 menurut perhitungan bulan biasanya ada pembacaan manaqib syekh Abdul Qadir Jaelani.
Ada bude Sri, Mbah supi, Mbah um, Bu warni, Bu Retno dan lainnya. Nanti rencananya untuk minumannya akan di press bukan berarti mewah namun mengantisipasi agar tidak tumpah.
Kalau nasi dan lauknya sebenarnya sederhana namun MasyaaAllah tak terkira nikmatnya, biasanya disetiap manaqib seperti ini ada orang yang ingin meminta Fadilah dengan membawa macam-macam bawaan seperti saat mau nyumbang namun yang membedakan disini ditambah dengan sayur, ayam dan pisang.
Sebenarnya tidak wajib hanya bila ada yang ingin kirim doa kepada leluhur, memiliki hajat, khotmil Qur'an dan lainnya.
Zafira tentu dengan senang hati ingin menerima tawaran tersebut ketika kemarin ia diminta oleh Bu nyai bernama Bu Siti biasanya mereka memanggil mbak entah mengapa seperti itu namun sebagian besar memanggil mbak. Tapi untuk pak kyai mereka tetap memanggil pak.
Nanti malam sebenarnya Zafira dan anak pondok yang kelasnya paling atas atau dikenal dengan anggota Hadroh diminta untuk mengisi sholawat setelah pembacaan manaqib selesai.
Jadi kurang lebih seperti ini rangkaian acaranya, pertama-tama sholat Maghrib dilanjut sholat taubat, liqifdil iman dan awwabin dilajutkan dengan pembacaan manaqib, lalu dilajutkan lagi dengan mahalul qiyam, lalu bermaaf-maafan dan nanti ditutup dengan Hadroh.
''Nduk ini tolong dipitili(dipotong) ya'' ucap Mbah supi
''nggeh mbah''
''desta tumbasno gula nggene pak Yudi'' pinta bude Sri
Sebenarnya memang pak Yudi dan istri pertamanya itu membuka toko, dan ya mungkin ramai pembeli tapi Zafira tak pernah melihat ataupun membeli. Ia dinasehati ibunya untuk menghindari membeli disitu atau mendapatkan cacian dan hinaan istri pertamanya.
''Fir, Saniya sama April belum sembuh kah kok belum kelihatan?''
''tadi pagi kesana udah mendingan semuanya mbak''
''neko aja orang mendung gitu juga ke Sarangan''
''huwallahua'lam mbak, sudah rencana Allah''
''eh mbak sampean lak habis ini lulus, neruskan kemana''
''skadama, mbak Lina kemarin kan juga alumni sana"
.
.
.
.
Malam sudah datang, pembacaan manaqib baru saja selesai dibacakan kini semua yang hadir berdiri untuk mahalul qiyam, Zafira beserta yang lain anggota Hadroh mulai maju karena alat-alatnya didepan.
Sebenarnya ceweknya hanya berlima namun karena April dan Saniya berhalangan jadi hanya bertiga. Zafira sebagai vokal 1 dalam arti yang lain hanya turut menyambung bila Zafira tak kuat.
Lantunan mahalul qiyam membuat semua orang meneteskan air mata apalagi pak kyai meminta menutup mata dan menghadirkan rosulullah.
Usai mahalul qiyam mereka bermaaf-maafan keliling membuat lingkaran besar tentunya dipisah antara laki-laki dan perempuan.
Anggota Hadroh diminta tetap ditempat melafalkan sholawat Jibril mengiringi setiap langkah yang dipijak mereka.
Bagaimana tak luruh air matanya sedangkan vokalnya saja membawakan sholawat itu dengan hati yang bergetar merindukan rosul-nya.
''MasyaaAllah mbak Zafira, barokallah nggeh untuk semuanya'' ucap pak kyai
''masih kuat mbak Fira?''
''insyaallah taseh''
''niki bapak-bapak e request sholawat yang albi ya albi''
''enggeh-enggeh''
Sementara Zafira dan yang lain berkontribusi untuk nada dan vokalnya para ibuk-ibuk tengah memuji Zafira dan membandingkannya dengan Yuni. Ada salah satu dari mereka yang menyahut seperti ini
''ya tanah Bu Nisa itu pinter dalam segala hal jadi tidak perlu diragukan lagi kalau soal mengurus anak, bukan berarti saya menjelekkan istri pertamanya tapi ya emang beda kalau Bu Nisa sama istri pertamanya pak Yudi itu kalau saya jelas Bu Nisa''
Manaqib malam ini selesai lebih malam dari biasanya karena banyak yang request ingin sholawat apa sholawat apa, tapi seneng juga karena bisa melihat senyuman semua orang dimajlis ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
Arraya shiffa
aaaa kagum bangettt
2023-04-29
1
Alfarez
lanjut
2023-02-27
2