Lima

...Kecantikan paras tak bisa mencerminkan kecantikan akhlak seseorang karna orang yang memiliki kecantikan sesungguhnya ialah yang memiliki attitude atau akhlak yang baik....

•

•

•

•

Belajar mengajar untuk siswa baru ini dilakukan secara daring, untuk mengurangi angka penularan covid 19. Jadilah seluruh aktivitas siswa dilaksanakan dari rumah sedangkan bapak ibu guru standby disekolah.

Meski begitu tak mengurangi semangat Zafira dan kawan-kawan untuk terus belajar. Mereka hanya terpisahkan oleh kelas namun itu tidak membuat hubungan persahabatan mereka merenggang. Bahkan mereka selalu berkerja kelompok untuk mengerjakan tugas.

Pembagian kelas di MTsN 10 Magetan terbagi setiap angkatannya berjumlah 9 kelas, 3 diantaranya kelas progam. Biasanya satu kelas diisi 32-36 siswa ataupun siswi.

Saniya berada di kelas progam voli atau kelas 7.3, sedangkan Zafira dan April dikelas reguler 7.9 dan masih banyak lagi.

Pengetahuan sedikit, di MTsN 10 kelas 7.1 adalah kelas progam sains, 7.2 sebagai kelas progam Tahfizd, sedangkan 7.4 adalah kelas progam futsal dan 7.5 sampai 7.9 biasanya diisi oleh kelas reguler.

"Ra ini gimana?"

"oh jadi kamu kalikan dulu aja habis itu baru tambahin"

"ih nggak bisa"

"sini aku jelasin"

Ditempat lain, bapak Zafira sedang memilih baju gamis untuk putrinya Zafira, melihat sering kali Zafira memakai gamis membuatnya memiliki keinginan untuk membelikan gamis dan mukena baru.

Bukan berarti ia terang-terangan membelikan itu semua, ia harus sedikit bersembunyi agar tidak ketahuan istri pertamanya.

membayangkan gamis berwarna mocca dengan outer warna hitam itu dipakai ditubuh putri bungsunya pasti akan pas dan cantik.

Pak Yudi bekerja sebagai penjual hewan ternak, Dirumahnya ia memiliki kandang yang cukup besar dengan sapi dan kambing yang lumayan banyak.

Kadang ia pun merasa bersalah tidak bisa memberi uang saku kepada anaknya dan memberikan seluruh tugas dan kewajibannya kepada Bu Nisa, termasuk nafkah untuk putra-putrinya.

Perasaan bersalah itu terus muncul kala ia mendengar bisikan-bisikan warga yang memuji kepintaran Zafira, tapi ia tak besar kepala jika Zafira pintar mengikuti gen nya. Karena sejujurnya Bu Nisa lah yang amat pintar hingga mampu mendidik putra-putrinya.

Seperti saat diluar tak sengaja pak Yudi bertemu Zafira pun tak ada drama sapa-menyapa, Zafira menganggapnya orang lain tapi itu semua bukan tanpa alasan tanpa sepengetahuan Bu Nisa dan pak Yudi nyatanya istri pertama pak Yudi kerap kali mengancam Zafira agar tak mengganggu ataupun mengisi kehidupan mereka

Namun, Zafira tak pernah menceritakan itu semua pada ibunya, karena ia tahu bagaimana perjuangan ibu serta kakak laki-lakinya.

Sore hari, pak Yudi datang kerumah Bu Nisa lewat pintu belakang. Bertepatan sekali Zafira sedang masak dan ibunya tengah mengurus adiknya.

Karena ngajinya libur Zafira memutuskan membuat donat.

"Zaf, na coba dipakai" ucap pak Yudi sedikit mengagetkan Zafira

"apa ini Pak?" tanya Zafira

"gamis, yaudah bapak pulang dulu"

"iya, makasih pak"

bapak pulang dulu kalimat itu terus saja terngiang dibenak Zafira.

"lantas ini bukan rumah bapak, sampai sampai bapak tak betah disini?" batin Zafira

Tak ingin larut dalam pikirannya sendiri, dengan sesegera mungkin Zafira mencuci mukanya dan melanjutkan membuat donat yang tadi sempat tertunda.

Sembari menunggu menggoreng donat ia haluskan terlebih dahulu gula bubuk dan mengambil selay strawberry dan coklat.

Kini akhirnya satu piring donat mulai terhidangkan, sebelum memakan Zafira terlebih dahulu membuka gamis pemberian bapaknya. Ternyata disana ada mukena juga.

"Dari siapa ra?" tanya Bu Nisa

"dari bapak tadi kesini sebentar"

"kamu minta?"

"nggak kok buk tiba-tiba aja dikasih"

"Oalah yaudah nggak papa, oh ya mana donat yang kamu bikin"

"dimeja buk"

"Fan, minta nggak mbak Ira bikin donat itu lho"

"mauuu"

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***