Enambelas

...Terputusnya ikatan dengan rabb-mu adalah kehampaan hidup yang akan kamu rasakan....

•

•

•

•

Hari Minggu datang kembali, tak seperti biasa pagi ini rintik hujan sudah menyapa bumi.

Saniya

zaf ikut nggak mau ke sarangan

^^^Zafira^^^

^^^Nggak deh takut jalannya licin pasti^^^

Saniya

Boncengan sama gue nanti

^^^Zafira^^^

^^^Nggak deh nggak boleh juga pasti^^^

Saniya

yaudah deh gue sama April aja

^^^Zafira^^^

^^^Ya^^^

Siapa yang mau ikut jika ke sarangan dengan kondisi gerimis seperti ini, bisa bahaya bukan hanya jalannya yang licin namun karena jalannya tanjakan dan belokan, akan sangat mengerikan bagi Zafira jika seperti itu.

Bahkan Zafira hanya beberapa kali ke sarangan menyetir motor sendiri, karena ia sudah takut duluan apa lagi banyak kecelakaan di sana.

Saniya dan April sudah hampir sampai ke sarangan, saat ini mereka masih di loket untuk membeli tiket dan ya seperti bayangan mereka sebelumnya pasti akan ramai mengingat ini adalah hari Minggu.

Tapi mungkin tak seramai biasanya karena gerimis masih terus menemani, dan kabut pun mulai memenuhi setiap sudut mata memandang. Tapi karena masih di bulan yang sama dengan lebaran maka banyak juga pengunjung yang berdatangan.

Mereka bersenang-senang dengan membeli sate kelinci dan memakannya didampingi pemandangan telaga sarangan ya walaupun masih ada kabut.

''huhh Zafira diajak nggak mau, kan jadi ada yang kurang'' keluar April

''iya, nggak tumben sih kan Zafira emang susah kalau diajak keluar lebih milih belajar dia mah kan Sholehah sedangkan loe solehot''

''ck ck loe juga niy''

''iyain aja dehh biar seneng''

Tadi berangkat Saniya yang menyetir dan nanti pulang April lah yang akan menyetir karena ya katanya mager tadi pas berangkat.

Setelah cukup lama mereka di Sarangan dan puas berfoto ria mereka memutuskan untuk pulang, karena hawa dingin yang sedari tadi menyeruak ke tubuh mereka.

Jalan yang cilin ditambah turunannya membuat siapa saja yang lewat harus berhati-hati dan harus memastikan rem motor ataupun mobil yang dikendarai.

Saniya dan April mengendarai dengan pelan, karena sejujurnya mereka pun takut melewati jalan ini ditambah cuaca ekstrim ini behh sangat ingin disini saja sampai cuacanya bagus dan memungkinkan.

Sebenarnya mereka tadi tak diizinkan oleh orang tuanya melihat cuaca hari ini tapi karena ngotot ya jadilah mau tak mau diizinkan.

Hingga mereka bernafas lega kala sudah berhasil melewati turunan menuju sarangan, mungkin karena terlalu ingin segera sampai rumah mereka menambah kecepatan menjadi 40km/jam ya sebenarnya tidak apa jika jalanan tak licin tapi kan ini lain cerita.

Didepan ada pom bensin, karena kurang fokus April tak menyadari ada mobil yang hendak keluar dan naasnya mereka terserempet hingga membuat hilangnya keseimbangan dan akhirnya motor yang mereka kendarai oleng lalu ambruk.

Beberapa orang pun mulai berhenti dan menolong, pemilik mobil pun turut turun dan mendekat. Ada beberapa luka di dahi, siku dan kaki mereka.

Kaki Saniya keseleo hingga menyebabkan ia kesulitan untuk berjalan karena tadi sembap tertindih motor.

Sedangkan April berusaha menahan rasa sakit di kepalanya ia mengambil handphone dan menelfon orang taunya, karena tak kunjung mendapatkan jawaban ia lantas menelfon Zafira.

''*ra tolong kerumah gue dong, bilang ibuk atau bapak gue suruh susul gue di depan pom gue jatuh''

''heh beneran, bentar gue kerumah loe*''

Zafira segera berpamit kepada ibunya dan mengeluarkan motor untuk kerumah April.

''Assalamualaikum buk, April jatuh katanya didepan pom''

''walaikumussalam yang bener ya, ibuk udah ngomong tadi pagi jangan pergi ngeyel Sekarang gimana bapaknya nggak dirumah''

''ayo Zafira anterin buk, nanti sekalian telepon bapak april''

Zafira dan temannya memang terbiasa memanggil orang tuanya dengan sebutan buk, jadi bisa dibayangkan seberapa akrab mereka.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***