Episode 3 Pesona Orion

Syanova mencoba mengendalikan dirinya agar berhenti menangis. Apalagi jantungnya mendadak berdetak lebih cepat, karena mendengar suara dan nama yang sempat menggetarkan hatinya.

"Syan.. Kamu menangis? Kamu lagi ada masalah?" Orion terdengar begitu khawatir, ingin rasanya Syanova meluapkan kesedihannya. Namun tentu saja, Syanova tidak mungkin berbagi cerita dengan laki-laki yang baru dikenalnya.

"Iya.. Aku sedang menonton Drama Korea. Ceritanya sedih, sampai membuat aku tidak berhenti menangis." Syanova memilih berbohong dibanding menjelaskan perasaannya pada Orion.

"Hmm, begitu.."

'Entah kenapa, aku merasa Syanova sedang berbohong. Tapi aku tidak bisa mendesaknya untuk bercerita.' Ucap Orion dalam hati.

"Oh iya, kamu mendapat nomor ponselku dari mana Orion?" Syanova mencoba mengalihkan pembicaraan, karena Orion hanya diam seolah tengah berpikir.

"Aku meminta nomormu dari Vanya. Kami berteman sejak SMP."

"Oh begitu.." Angguk Syanova tanpa sadar, padahal Orion tidak bisa melihat anggukan kepalanya.

"Syan.. Aku mau minta maaf sama kamu, kejadian saat kita bertabrakan di koridor kelas, ternyata menjadi gosip di kelas aku. Kayaknya sebentar lagi bakalan menyebar ke kelas kamu juga."

"Hah? Gosip apa?" Nada bicara Syanova terdengar ingin tahu lebih lanjut tentang penjelasan Orion.

"Selama ini aku tidak pernah dekat sama perempuan manapun. Meskipun ada banyak perempuan yang mendekati aku, termasuk teman-teman di kelas. Karena kejadian tabrakan sama kamu itu, aku digosipkan dekat sama kamu."

"Harusnya aku yang minta maaf, karena saat itu, aku yang menabrak kamu." Sesal Syanova justru dibalas kekehan Orion.

"Jadi sekarang kamu mengaku salah, kalau kamu sudah menabrak aku waktu itu?" Orion tidak bisa menahan tawanya, sementara Syanova merona malu karena saat itu justru dia yang kesal pada Orion. Untung saja Orion tidak bisa melihatnya saat ini, karena Orion bisa saja makin menggodanya.

"Iya, aku yang salah. Lalu kamu sudah klarifikasi kan sama teman-teman kamu, kalau kita baru kenal? Aku saja baru lihat kamu."

"Hadeuh, berarti aku kurang terkenal. Sampai kamu tidak tahu keberadaan aku di dunia ini. Padahal aku cukup aktif di sekolah, meskipun kurang suka saat menjadi pusat perhatian." Helaan nafas panjang Orion, justru disambut tawa Syanova.

"Ya maaf, aku bukan orang yang aktif bersosialisasi atau berorganisasi." Jujur Syanova.

"Hmm, buat dikenal sama kamu, kayaknya aku harus lebih terkenal dari Kapten Basket nih." Ucapan Orion lagi-lagi dibalas tawa Syanova.

"Aduh sampai segitunya."

"Tunggu beberapa minggu lagi ya Syan, aku pasti jadi orang paling terkenal di sekolah." Ucap Orion diakhiri kekehan kecil.

"Iya deh iya.." Jawab Syanova tidak bisa menahan tawanya.

*************************

Komunikasi diantara Orion dan Syanova berlanjut menjadi hubungan pertemanan, meskipun sekedar telepon dan video call. Kalau di sekolah, justru mereka tidak saling bertegur sapa, demi menghindari gosip yang semakin liar. Dalam hal ini, Orion yang tidak ingin membuat Syanova menjadi bahan ghibah orang.

Jam dinding sudah menunjukkan pukul 12 malam, tapi Syanova dan Orion masih saja asyik mengobrol melalui video call.

"Orion, aku juga sudah dengar tentang gosip kedekatan kita. Kenapa kamu tidak menjelaskan kesalahpahaman itu sama teman-teman kamu?"

"Aku justru senang karena mereka salah paham. Banyak cewek yang akhirnya menyerah dan tidak mendekati aku lagi." Ucapan yang diakhiri kekehan Orion, membuat Syanova memberengut kesal.

"Jadi kamu sengaja memanfaatkan aku dan gosip kedekatan kita?" Syanova tidak bisa menyembunyikan kekesalannya.

"Aduh jangan cemberut gitu dong, nanti cantiknya hilang.." Gombalan Orion tidak mengurangi rasa kesal Syanova.

"Tentu saja bukan, aku memang senang digosipkan dekat sama kamu. Lebih senang lagi kalau gosip itu bisa jadi kenyataan." Ucapan bernada lembut di akhir kalimat, juga tatapan dalam dari Orion, berhasil membuat jantung Syanova berdetak lebih cepat.

"Orion.. Sudah malam, aku juga sudah mengantuk. Aku tidur ya.." Raut wajah Orion berubah kecewa, karena jelas Syanova menghindari obrolan tentang hubungan mereka.

"Baiklah.. Selamat tidur Syanova, mimpi indah ya." Senyuman Syanova mengembang mendengar ucapan lembut Orion. Hatinya berbunga-bunga, namun Syanova berusaha tidak terlalu menunjukkannya di depan Orion.

"Selamat tidur Orion, mimpi indah juga ya." Kali ini giliran Orion yang berbunga-bunga, bahkan matanya terlihat berbinar.

Setelah panggilan video call berakhir pun, Orion masih memandangi wallpaper ponselnya yang sudah dia ubah menjadi photo Syanova sejak beberapa hari lalu.

"Sepertinya aku harus berjuang lebih keras lagi untuk mendapatkan kamu." Lirih Orion.

*************************

Perkataan Orion untuk bisa lebih terkenal dari Sang Kapten Basket, ternyata bukan sekedar ucapan saja. Memang ada banyak posisi yang memudahkan orang untuk bisa dikenal di sekolah, diantaranya menjadi Ketua Club Ekskul di sekolah. Dan memang rata-rata Ketua Ekskul memiliki pesonanya masing-masing. Sebut saja Darren si Kapten Basket, Alan si Ketua Club Taekwondo, Gerald si Ketua Club Pecinta Alam, dan masih banyak lagi.

Tapi diantara semua posisi itu, ada posisi yang paling tinggi diantara semuanya, yaitu posisi Ketua OSIS. Posisi itulah yang kini tengah diincar Orion, karena diam-diam Orion sudah mengikuti assessment dan bersaing dengan puluhan orang siswa untuk menjadi kandidat Ketua OSIS tahun ini.

Syanova dibuat terkejut saat 3 kandidat Ketua OSIS yang terpilih, diberikan waktu untuk melakukan promosi di kelasnya.

"Orion?" Lirih Syanova dengan raut terkejutnya. Sementara Orion fokus menjelaskan visi dan misinya jika terpilih menjadi Ketua OSIS.

"Selamat pagi semuanya, perkenalkan nama saya Orion Naresh Daniswara. Izinkan saya untuk menjelaskan Visi dan Misi saya, jika terpilih sebagai Ketua OSIS.."

Semua orang berdecak kagum melihat pembawaan Orion yang sangat percaya diri, dengan menjelaskan visi dan misinya secara detail. Ternyata bukan hanya berwajah tampan, Orion juga memiliki otak yang encer dengan segudang kemampuan. Bahkan 2 kandidat Ketua OSIS disebelahnya yang juga terkenal berotak encer, hanya terlihat sebagai pendamping saja.

Sehari setelah promosi ke setiap kelas, semua kandidat Ketua OSIS diberikan kesempatan sekali lagi untuk melakukan promosi dihadapan semua siswa dan menunjukkan kebolehannya di atas stage yang berada di aula sekolah.

Lagi-lagi semua penghuni sekolah dibuat terpana saat Orion beraksi di atas stage dengan teman band-nya. Bernyanyi sekaligus memainkan gitar listriknya dengan penuh gaya. Laki-laki maupun perempuan, bersorak ramai mengelukkan nama Orion.

"Orion.. Orion.. Orion.."

Bahkan kaum hawa semakin banyak yang terpesona pada Orion, tidak terkecuali Syanova yang mengulas senyum manisnya saat Orion menatapnya.

Rupanya hal ini tidak luput dari perhatian Darren yang juga berada di jajaran siswa yang ikut menonton.

'Jadi laki-laki seperti ini yang kamu suka Sya? Aku bisa menjadi apapun seperti yang kamu mau Sya. Tapi kenapa kamu tidak pernah memberiku kesempatan?' Batin Darren, seraya menatap Syanova yang masih tersenyum melihat penampilan Orion di atas stage.

*************************

Hari ini suasana hati Syanova begitu buruk, sejak Gerald dan Azhar sahabat terdekat Darren mengajaknya bicara jam istirahat tadi. Syanova berpikir kalau Darren sudah bahagia dengan pacar barunya, Rena. Tapi ternyata Gerald malah memberinya kabar buruk yang membuat Syanova merasa bersalah.

"Sya.. Darren itu benar-benar cinta sama kamu. Penolakan kamu, membuat Darren stres berat. Dia hampir setiap hari minum minuman keras, demi lupa sama kamu. Beberapa kali dia mengalami kecelakaan karena tidak fokus saat mengendarai motornya. Tadinya kami pikir lambat laun dia bisa melupakan kamu, jika sudah bersama gadis lain. Tapi ternyata Darren tidak bisa seperti itu Sya." Syanova hanya bisa diam mendengar perkataan Gerald.

"Tadi malam dia mengalami kecelakaan lagi, padahal luka di tangan dan kakinya baru saja sembuh. Apa kamu bersedia menjenguknya sepulang sekolah nanti Sya?" Ucapan Azhar membuat Syanova terkejut.

"Kamu bisa mengajak teman-teman kamu, nanti kita antar ke rumah Darren." Tawar Gerald penuh harap. Sementara Syanova masih tampak bingung hendak memberikan jawaban seperti apa pada Gerald dan Azhar.

*************************

Terpopuler

Comments

Sena judifa

Sena judifa

like, fav dan rate mendarat...salam dari muara cinta kita nov

2023-10-11

1

Nilaaa🍒

Nilaaa🍒

Aduh bang pelarian kok negatif sihh

2023-08-13

1

Nilaaa🍒

Nilaaa🍒

harus semangat
penasaran sama perjuangan Orion

2023-08-13

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!