Episode 5 Makan Malam

Darren menatap Syanova yang tengah membalas pesan di ponsel yang dipegangnya. Ekspresi Syanova yang tampak berseri, memunculkan dugaan Darren, kalau yang saat ini berbalas pesan dengan Syanova adalah Orion.

Hati yang berbunga-bunga selama beberapa lama, mendadak perih. Raut yang berseri itu berubah muram.

'Ingin rasanya aku merebut ponsel Syanova dan membuangnya ke kolam renang.' Namun tentu keinginan Darren itu, hanya terucap dalam hati.

"Sya.. Aku masih  lapar." Ucap Darren, mencoba mengalihkan perhatian Syanova dari ponselnya.

"Mau makan apa?" Tanya Syanova, lalu memasukan ponselnya yang sudah kehabisan daya ke dalam saku roknya.

"Boleh aku minta dipotongkan buah apel?" Darren bertanya dengan ragu.

"Oh boleh. Sebentar ya.." Syanova mengambil sebuah apel dari dalam lemari es, lalu mencucinya di wastafel, meskipun sebenarnya apel itu sudah dicuci bersih oleh Gerald sebelum dimasukkan ke dalam lemari es.

Darren kembali tersenyum, saat potongan buah apel yang disuapkan Syanova, masuk ke dalam mulutnya.

'Setidaknya saat ini kamu bersamaku, bukan bersama si brengsk itu.' Batin Darren.

*************************

Jam dinding di kamar Syanova menunjukkan angka 8 malam. Syanova merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur, setelah mandi dan mengenakan piyama tidurnya. Perutnya terasa lapar, namun rasa lelah membuatnya enggan turun dari tempat tidur.

Apalagi Bi Sumi sedang pulang kampung, Mama Syanova yang merupakan seorang pemilik butik pun sudah melanglang buana ke alam mimpi setelah lelah bekerja. Sementara Papa Syanova, sudah beberapa hari ini tidak pulang ke rumah.

'Paling juga menginap di rumah selingkuhannya.' Begitu pikir Syanova, berusaha bersikap masa bodoh.

Diraihnya ponsel yang tengah di-charge di atas nakas, karena kehabisan daya sejak sore tadi.

Syanova membulatkan matanya, saat deretan pesan dan panggilan tidak terjawab, memenuhi layar ponselnya.

"Orion.." Lirih Syanova.

Baru saja Syanova hendak mengirim pesan pada Orion, laki-laki yang tengah khawatir memikirkannya itu, sudah lebih dulu menghubunginya melalui video call.

"Syan.. Kamu sudah di rumah?" Orion menatap khawatir ke arah Syanova yang membaringkan kepalanya di atas bantal berwarna biru.

"Iya.. Maaf tadi sore, ponselku kehabisan baterai." Penjelasan Syanova rupanya tidak bisa mengubah ekspresi Orion. Terlebih kalimat terakhir dalam pesan Syanova sebelum ponselnya mati adalah "Aku sedang menjenguk Darren di rumahnya."

Kalimat pendek itu rupanya berhasil membuat hati Orion khawatir, cemburu dan gelisah dalam waktu yang bersamaan. Pikiran-pikiran buruk sudah muncul di otaknya. Apalagi semua pesan Orion yang kebanyakan berisi kalimat tanya, tidak kunjung mendapat balasan.

"Syan.. Kamu menjenguk Darren sendirian?" Entah kenapa Orion begitu takut mendengar jawaban Syanova.

"Aku bersama teman-temanku, diantar teman-teman Darren." Jawaban Syanova sedikit mengurai kekhawatiran Orion.

"Tapi Darren hanya mengizinkanku untuk menjenguknya." Kalimat lanjutan dari Syanova membuat Orion kembali gelisah.

"Maksudmu, kamu berada dalam kamar Darren hanya berdua?" Orion ingin memastikan dugaannya.

"Iya, tapi jangan berpikiran aneh-aneh ya. Aku hanya menyuapinya makan saja. Dia tidak mau makan sejak pagi." Penjelasan Syanova semakin membuat bibir Orion mengerucut.

"Syan.. Apa kamu memiliki perasaan terhadap Darren?" Raut wajah Orion yang berubah memelas, menyadarkan Syanova, kalau dia sudah salah bicara.

"Tidak Orion.. Aku hanya peduli sebagai seorang teman." Entah kenapa, Syanova merasa perlu meluruskan apa yang dipertanyakan Orion.

"Syan, sikap kamu bisa membuat Darren salah paham.." Orion menekan rasa kesalnya yang tiba-tiba muncul. Sebenarnya Orion termasuk jenis orang yang jarang kesal atau marah, tapi kenyataan bahwa Syanova terkesan begitu peduli pada Darren membuatnya cemburu.

"Orion.. Apa kamu sudah makan?" Syanova mengalihkan pembicaraan, menyadari sikap Orion yang terlihat kecewa padanya. Syanova tidak terlalu bodoh, untuk menyadari kalau Orion tengah cemburu saat ini.

"Aku belum makan. Apa kamu sudah makan Syan?" Orion balik bertanya pada Syanova, yang hanya membalas dengan gelengan kepala.

"Kenapa belum makan?"

"Kamu mau makan apa? Aku pesankan, nanti aku kirim ke rumah kamu." Tawaran Orion dibalas Syanova dengan kernyitan di keningnya.

"Memangnya kamu tahu rumahku?"

"Ya kamu share lokasi rumah kamu. Makanannya  akan langsung meluncur kesana." Jawab Orion diakhiri kekehan geli.

"Tidak usah, aku tidak terlalu lapar kok. Aku mau menonton drama Korea saja sebelum tidur." Bohong Syanova.

"Hmm, baiklah.."

Selang 15 menit kemudian bel rumah Syanova berbunyi. Dengan langkah malas, Syanova turun dari kamarnya yang berada di lantai 2, menuju pintu ruang tamu.

Alangkah terkejutnya Syanova, saat mendapati Orion sudah berdiri di depan pintu, menenteng sekotak kue brownies, 2 kotak martabak keju, 2 bungkus nasi goreng dan 2 cup jeruk hangat.

Terlebih Orion terlihat jauh lebih tampan dan keren dengan hoodie berwarna hitam dan celana pendeknya. Motor sport yang terparkir dibelakangnya pun, tampak cocok dengan penampilannya. Berbeda dengan motor yang biasa Orion pakai setiap hari ke sekolah, tidak sebagus dan semahal motornya kali ini.

"Pesanan anda sudah datang Nona Cantik." Ucap Orion seraya mengangkat tinggi 4 plastik makanan di tangan kanan dan kirinya. Tawa kecil Syanova lepas, lalu menyuruh sang tamu untuk masuk dan duduk di ruang tamu.

"Mama sama Papa kamu mana? Sengaja aku bawa martabak sama kue brownies untuk menyogok calon mertua." Kalimat Orion langsung dihadiahi pukulan di lengan Orion.

"Aduuuh.. Jangan galak-galak dong Syan.. Aku kan cuma mau kenalan sama Papa dan Mama kamu."

"Mamaku sudah tidur, kalau Papa.. Mungkin juga sudah tidur." Lirih Syanova di akhir kalimat, dan Orion menangkap jelas ekspresi sedih di wajah Syanova.

"Ya sudah kita makan berdua saja kalau begitu." Tanpa menunggu jawaban Syanova, Orion lekas menjejerkan makanan yang dia bawa di atas meja ruang tamu. Netra Syanova berbinar melihat deretan makanan yang menggugah seleranya itu.

Syanova memilih memakan nasi goreng dan meminum jeruk hangat terlebih dahulu.

"Wah nasi goreng ini enak sekali." Ucap Syanova disela-sela menyuapkan nasi goreng ke dalam mulutnya.

"Iya, nasi goreng langganan aku ini, memang tidak ada duanya." Balas Orion melahap nasi gorengnya penuh semangat. Namun tiba-tiba gerakannya terhenti, membuat Syanova mengerutkan keningnya karena heran.

"Kenapa?" Syanova melihat gelagat aneh Orion yang hanya mengaduk-aduk nasi gorengnya.

"Syan.. Aku mau tahu, rasanya disuapi sama kamu." Ucapan Orion yang cukup pelan, sukses membuat mata Syanova membulat sempurna. Syanova sudah bisa menebak kalau permintaan ini, ada hubungannya dengan cerita Syanova yang menyuapi Darren tadi siang.

Tatapan mengiba Orion membuat Syanova tidak tega menolaknya. Akhirnya tanpa banyak kata, Syanova menyendokan nasi goreng milik Orion, lalu menyuapkannya pada Orion.

"Aaaaa..." Orion pun langsung melahap nasi goreng itu penuh semangat.

"Enaaaakk.. Jauh lebih enak dari sebelumnya." Ucap Orion bersemangat. Syanova hanya menggeleng pelan melihat Orion yang terlihat begitu semangat melahap nasi gorengnya.

*********************

Terpopuler

Comments

Anita Jenius

Anita Jenius

7 like milikmu

2024-04-11

1

R.F

R.F

5like hadir semangat selalu kak

2024-01-09

1

Sena judifa

Sena judifa

maaf y nov aku bacax jd ngulang dr awal lg

2023-10-29

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!