Episode 2 Siapa Dia?

Syanova menghabiskan waktu istirahatnya dengan makan dan mengobrol bersama sahabat-sahabat dekatnya yaitu Gladys, Iva, Nancy, Dasya dan Disty di kantin sekolah. Akhirnya Syanova tidak lagi mengasingkan diri, setelah berkali-kali mendapat protes dari sahabat-sahabatnya, karena selalu menghabiskan waktu istirahat di perpustakaan. Bahkan Syanova seringkali membiarkan perutnya kosong, disaat sahabat-sahabatnya memilih mengisi perut mereka dengan jajan di kantin sekolah. Hal itu tentu saja membuat sahabat-sahabat Syanova khawatir.

"Sya.. Lihat Max gandengan sama Vanka." Gladys menunjuk ke satu arah dengan dagunya. Semua sahabat Syanova pun mengikuti arah pandang Gladys, begitu juga dengan Syanova yang memandang malas ke arah sepasang manusia yang berjalan melewatinya.

Iva, Nancy, Dasya dan Disty saling pandang, tidak mengerti dengan maksud perkataan Gladys.

"Memangnya kenapa dengan dua orang itu?" Tanya Nancy mewakili rasa penasaran Iva, Dasya dan Disty.

Namun tidak ada jawaban dari mulut Gladys maupun Syanova, keduanya masih memandang Max dan Jovanka, meskipun dengan ekspresi yang bertolak belakang.

Sama sekali tidak ada perasaan sakit hati atau kesal di hati Syanova, berbeda dengan ekspresi Gladys yang kesal menahan emosi. Max yang menyadari keberadaan Syanova, terlihat tidak enak hati. Terlebih Vanka tidak henti bergelayut manja, menunjukkan keposesifannya pada Max.

"Hmm, dasar cowok brengsk.. Ternyata dia.."

"Sstttt.." Syanova menghentikan ocehan Gladys, meskipun sahabat dekat Syanova itu terlihat semakin kesal. Gladys memang mengetahui soal Max yang mengungkapkan perasaannya terhadap Syanova. Itupun karena Gladys begitu penasaran, sehingga memaksa Syanova bercerita selepas bertemu dengan Max di koridor Ruang OSIS. Bahkan Syanova melarang Gladys bercerita pada sahabat-sahabat mereka yang lain. Namun setelah ini, Syanova yakin kalau Gladys akan memuaskan rasa ingin tahu sahabat-sahabatnya, yang tengah bertanya-tanya tentang Max dan Vanka.

"Aku ke kelas duluan ya." Ucap Syanova yang diangguki sahabat-sahabatnya. Namun baru saja Syanova berdiri dan hendak berjalan menuju kelasnya, pandangannya jatuh pada laki-laki dan perempuan yang berjalan bersisian, dari arah berlawanan dengan Syanova.

Tatapan penuh kerinduan terlihat jelas dari netra laki-laki yang tiba-tiba menghentikan langkahnya itu. Tidak peduli dengan protes gadis disampingnya, yang ingin segera menikmati waktu istirahatnya.

"Kak Darren.. Kenapa berhenti?" Darren sama sekali tidak menanggapi perkataan gadis cantik bernama Rena disebelahnya. Sementara Syanova mempercepat langkah dan melewati Darren juga gadis disebelah Darren begitu saja.

'Ini kan yang kamu mau Sya. Kenapa kamu tidak pernah mengerti perasaan aku Sya?' Batin Darren, lalu berjalan cepat menuju sebuah meja. Meninggalkan Rena dengan mulut mengerucut karena kesal.

"Ih kenapa aku ditinggalin sih?" Protes Rena yang tidak mendapat respon Darren.

*************************

Syanova berjalan terburu-buru menuju kelas, tanpa memperhatikan suasana koridor yang sedikit ramai. Tanpa sengaja, tubuh mungilnya bertabrakan dengan tubuh kokoh seorang siswa yang berjalan dari arah yang berlawanan. Tepatnya Syanova yang menabrak laki-laki berwajah tampan itu.

"Aaaaaaww.." Syanova menatap kesal ke arah laki-laki dihadapannya. Padahal laki-laki itu sudah berbaik hati menahan punggung Syanova agar tidak terpental atau jatuh. Pemandangan ini cukup menyita perhatian banyak orang, yang berkerumun di depan kelas masing-masing.

"Kamu tidak apa-apa?" Laki-laki itu tampak khawatir dan merasa bersalah, meskipun Syanova yang menabraknya.

"Tentu saja sakit.." Jawab Syanova memasang raut kesal.

"Maaf ya, seharusnya tadi aku cepat menghindar. Apa kamu mau diantar ke Klinik?" Syanova menggeleng cepat, mendengar tawaran yang berlebihan itu.

"Aku antar ke kelas saja ya." Lagi-lagi Syanova menggelengkan kepala, hingga laki-laki dihadapannya menghela nafas panjang.

"Baiklah.. Kalau begitu aku balik ke kelas ya. Bye." Syanova menatap punggung laki-laki itu, hingga laki-laki itu masuk ke dalam kelas, tepat di sebelah kelas Syanova.

'Lho, kenapa dia masuk ke kelas sebelah? Sepertinya baru kali ini aku melihatnya.' Ucap Syanova dalam hati.

"Duh kayak adegan film India deh, tabrakan sama cowok ganteng." Kemunculan Vanya salah satu teman sekelas Syanova, tiba-tiba mengejutkannya.

"Dia anak baru?" Kerutan di kening Syanova terlihat jelas, namun justru dibalas gelengan kepala oleh Vanya.

"Ya ampun, kamu tidak kenal dia? Sya yang ganteng itu bukan cuma Kapten Basket Sya.." Vanya menggoda Syanova disertai senyum jahilnya. Sementara Syanova hanya mendelik sebal.

"Dia itu ibarat berlian di dalam tumpukan bebatuan. Bukan tipe laki-laki yang suka menonjolkan diri, tapi semua orang pasti setuju, kalau dia punya pesona yang sulit dibantah." Kali ini giliran Rahma yang muncul tanpa disadari Syanova.  Entah perumpamaannya cocok atau tidak. Tapi tidak tahu kenapa, Syanova mengangguk setuju dengan opini Rahma.

Saat laki-laki itu menunjukkan rasa khawatirnya, ada perasaan damai yang sulit didefinisikan. Tapi karena sudah terlanjur kesal, jadinya Syanova malah uring-uringan, bukannya meminta maaf apalagi berterima kasih.

"Siapa namanya?" Akhirnya kalimat yang sedari tadi bersarang di pikiran Syanova, keluar begitu saja.

"Namanya Orion.." Jawab Vanya.

"Orion.." Tanpa sadar Syanova mengucapkan nama itu, disertai lengkungan di kedua sudut bibirnya.

************************

Praaaaang..

Malam yang larut, terusik suara pecahan kaca yang dilempar dengan sengaja. Syanova yang melewati kamar kedua orangtuanya, setelah mengambil air hangat di dapur, berdiri mematung di depan pintu kamar orangtuanya. Dirinya begitu khawatir dengan keadaan Sang Mama yang mungkin terluka karena ulah Sang Papa. Apalagi di rumah hanya ada dirinya dan Bi Sumi yang sudah lelap tertidur. Sementara Kakaknya yang bernama Prita, tengah berkuliah di luar negeri.

Papa Syanova yang bernama Martin Wirahadi Kusumah, bukanlah laki-laki kasar yang bisa menyakiti fisik istrinya Talitha Wirahadi Kusumah. Tapi sifat buruknya yang berulang kali berselingkuh di belakang Talitha, tentu saja menyakiti batin dan perasaan istri yang sudah menemaninya selama hampir 25 tahun pernikahan.

Setiap kali bertengkar, Martin tidak pernah menyakiti fisik Talitha. Namun barang-barang yang berada di kamar, selalu menjadi sasaran Martin meluapkan emosinya. Meskipun tahu pasti sifat Papanya yang tidak pernah menyakiti fisik Mamanya, tapi Syanova memilih tetap berdiri di depan pintu kamar, memastikan Mamanya baik-baik saja.

"Jika kamu tidak mau menceraikan perempuan itu, lebih baik kita bercerai.." Teriakan Talitha membuat Syanova seketika membeku.

Praaaaang..

Lagi-lagi terdengar suara pecahan kaca, disusul teriakan Martin yang keras dan penuh penekanan.

"Aku tidak akan pernah menceraikan kamu Talitha."

Syanova berjalan cepat menuju kamarnya, lalu menelungkupkan kepalanya di atas bantal. Tangisnya pecah, meluapkan kekecewaan dan kebencian terhadap Papa yang sangat dicintainya.

"Papa tega.. Aku benci Papa.." Lirih Syanova diiringi isak tangis yang memilukan.

Drrtt.. Drrtt.. Drrtt..

Sebuah pesan masuk dari Revan, teman sekelas sekaligus sahabatnya sejak SMP, hanya dilirik sekilas. Pesan yang berisi perhatian dan ucapan selamat malam, memang selalu dikirim Revan setiap malamnya. Syanova yang mengetahui isi hati Revan memilih pura-pura tidak tahu dengan perasaan Revan terhadapnya. Karena tidak ingin merusak persahabatan yang sudah terjalin lama.

Syanova kembali menelungkupkan kepalanya di atas bantal. Tangisnya terdengar cukup keras, meskipun tidak sampai terdengar keluar.

Drrtt.. Drrtt.. Drrtt..

Kali ini bunyi sebuah panggilan telepon kembali mengalihkan perhatian Syanova. Syanova segera mengangkat panggilan telepon itu, mengira yang menelpon adalah Revan.

"Hallo.." Ucap Syanova diakhiri sebuah isakan, membuat si penelpon mengernyit kebingungan.

"Syanova, are you okay?"

Deg..

Syanova memandangi nomor si penelpon, dan menyadari yang tengah menelponnya bukanlah Revan.

"Syan.. Are you okay? Kamu menangis?" Suara berat bernada lembut itu semakin membuat Syanova membeku.

"Si.. Siapa ini?" Tanya Syanova ragu.

"Aku Orion.."

Deg..

*************************

Terpopuler

Comments

Anita Jenius

Anita Jenius

Seru..

2024-04-05

1

💞Amie🍂🍃

💞Amie🍂🍃

Menegangkan 🤭

2023-12-08

1

Nilaaa🍒

Nilaaa🍒

Waduhh

2023-08-13

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!