Episode 16 Resmi

Kedatangan Darren dan Syanova di sekolah, menarik atensi hampir seluruh siswa yang kebetulan berpapasan dengan mereka. Selain karena tangan Syanova yang tampak digenggam begitu erat oleh Darren, kabar resminya hubungan Darren dan Syanova juga telah tersiar ke seluruh antero sekolah.

Pasalnya, peristiwa penting semalam diabadikan serta diunggah oleh sahabat-sahabat Darren, sahabat-sahabat Syanova, juga anak-anak club basket di akun media sosial mereka masing-masing. Hingga kabar itu merebak begitu cepat.

Risih, itulah yang dirasakan Syanova, melihat tatapan banyak orang terhadapnya. Sungguh dirinya benci menjadi pusat perhatian, karena sesuatu yang tidak diinginkannya.

Ya, Syanova memang menerima ungkapan hati Darren dan bersedia menjadi pacar Darren malam tadi. Tapi Syanova melakukannya karena terpaksa. Saat itu, sempat terbersit niat untuk langsung menolak ungkapan hati Darren. Namun Syanova tidak tega menghapus senyum sumringah di wajah Darren. Terlebih ada berpuluh pasang mata yang menatap penuh harap ke arah mereka, tepatnya ke arah Syanova.

Hingga Syanova mengambil keputusan yang menurutnya terbaik untuk saat itu, meskipun dirinya harus mengingkari apa yang ada di dalam hatinya.

'Aku akan menerima pernyataan cinta Darren malam ini, aku sungguh tidak ingin membuat dia malu di depan semua orang. Apalagi Darren seringkali melakukan hal yang membahayakan dirinya saat sedang marah atau kecewa. Tapi nanti aku akan jujur padanya, kalau aku menerimanya karena terpaksa. Aku tidak ingin membohonginya juga membohongi diriku sendiri.' Tekad Syanova dalam hati, sebelum menerima pernyataan cinta Darren.

*************************

Senyum bahagia menghiasi wajah Darren di sepanjang pelajaran hari ini. Bahkan dia terlihat semangat, saat Pak Guru menyuruhnya mengerjakan soal di depan kelas. Tidak seperti biasanya, yang lebih sering abai bahkan membangkang pada Guru.

Sementara di kelas yang berbeda, Orion tampak lesu dan tidak bersemangat. Pasalnya, kabar resminya hubungan Syanova dan Darren, juga sudah sampai ke telinganya. Bahkan semalam, Orion sudah melihat sendiri video "katakan cinta" ala Darren. Tentu saja hal itu membuatnya sangat kecewa dan marah. Lagi-lagi Orion memilih menghibur dirinya dengan menghisap hampir satu bungkus rokok, seraya memetik gitar dan menyanyikan beberapa lagu patah hati.

Sesaat setelah bel pulang berbunyi, Darren langsung melesat ke depan kelas Syanova. Perasaannya yang berbunga-bunga terlihat jelas di mata banyak orang. Tidak sedikit dari mereka yang mengucapkan selamat atau menggoda Darren yang terlihat begitu ceria. Namun tidak sedikit juga yang merasa kecewa mendengar kabar ini, diantaranya para penggemar Darren dan para penggemar Syanova, terutama Orion.

Syanova melepas paksa  genggaman tangan Darren, sesampainya di tempat parkir. Berkali-kali Syanova mencoba melakukannya sejak pagi tadi, tapi genggaman tangan Darren terlalu kuat untuk dilepaskan dengan perlahan.

"Kenapa dilepas?" Syanova menghela nafas mendengar pertanyaan Darren.

"Aku risih melihat tatapan banyak orang. Bisakah kita tidak usah berpegangan tangan saat berjalan?" Ucapan Syanova membuat Darren mengerutkan keningnya.

"Kenapa begitu? Kita kan sudah resmi berpacaran." Tatapan dan nada bicara Darren jelas menyiratkan penolakan.

"Pacaran tidak harus pegangan tangan kan? Aku tidak mau sampai dipanggil Guru BK karena hal ini." Ujar Syanova tegas. Darren tidak menjawab, dirinya malah sibuk memakaikan helm pada Syanova, sebelum memakai helm-nya sendiri.

"Ayo kita pulang." Darren menaiki motornya, disusul Syanova yang memasang raut kesal, karena merasa tidak ditanggapi. Darren sesungguhnya tidak ingin menuruti permintaan Syanova, hingga dirinya memilih diam dan segera melajukan motornya menuju rumah Syanova

Sesampainya di rumah, Syanova lekas mengganti baju sekolahnya dengan kaos dan celana santai. Darren yang mengetahui kalau Mama Syanova tengah berada di rumah, enggan untuk segera pulang. Dirinya justru beralasan ingin lebih dekat dengan Mama Syanova, karena hubungannya yang sudah resmi dengan Syanova.

Suara tawa Talitha terdengar begitu renyah dari arah ruang tamu, membuat Syanova mempercepat langkahnya karena penasaran dengan apa yang tengah Mamanya lakukan.

"Ah lucu sekali, ternyata begitu ya, ada-ada saja kamu ini." Talitha menggelengkan kepalanya seraya melepas tawanya untuk kesekian kali.

"Sepertinya seru sekali.." Ucapan Syanova mengalihkan atensi Talitha dan Darren yang duduk berhadapan.

"Ini lho Sya.. Darren lagi cerita kejadian-kejadian lucu saat dia kecil. Mama sampai tidak bisa berhenti tertawa." Ucap Talitha seraya mengusap sudut matanya yang basah, karena terlalu banyak tertawa.

Syanova tersenyum dengan sorot matanya yang sendu. Syanova bersyukur bisa melihat dan mendengar tawa Mamanya yang sempat hilang selama beberapa bulan ini.

"Darren.. Kita makan siang sama-sama yuk. Tante masak banyak lho." Ajak Talitha ramah. Namun Syanova diam-diam menggelengkan kepalanya ke arah Talitha. Rupanya hal ini disadari oleh Darren.

"Terima kasih banyak Tante.. Saya sudah rindu sekali sama masakan rumahan. Karena sudah lama sekali, saya tidak bisa menyantap masakan Mama saya. Mama saya sudah berbulan-bulan tinggal di Bandung untuk urusan bisnis..Sementara saya hanya sendirian di rumah." Talitha merasa terenyuh mendengar ucapan Darren. Syanova pun merasakan hal yang sama, niatnya untuk mengusir Darren secara halus pun, mendadak dia batalkan.

'Untuk kali ini saja, dia boleh makan disini. Tapi tidak ada lain kali. Aku tidak mau Darren terlalu dekat dengan Mama. Aku harus segera jujur tentang keinginanku pada Darren.' Tegas Syanova dalam hati.

*************************

Hari-hari yang dijalani Darren terasa begitu indah dengan adanya Syanova disampingnya. Meskipun Darren sadar, kalau Syanova masih belum sepenuhnya menerima perasaannya. Syanova masih terlihat menjaga jarak dan sering membuat banyak alasan setiap kali Darren mengajak Syanova jalan-jalan keluar.

Tanpa Darren ketahui, setiap harinya Syanova mempersiapkan diri untuk jujur tentang perasaan dan keinginannya. Namun entah kenapa, setiap kali melihat Darren yang selalu bersemangat dengan mengulas senyum bahagianya, Syanova berubah ragu. Terlebih Darren begitu perhatian dan selalu mengalah setiap Syanova mencari masalah. Hingga Syanova tidak mempunyai cukup alasan untuk mengajak Darren bertengkar.

Sebenarnya Darren bukanlah tipe orang penyabar, tapi Darren sadar, kalau Syanova seperti sedang mencari masalah, agar hubungan mereka bisa segera berakhir. Tentu saja Darren tidak akan membiarkan hal itu terjadi, jadi sebisa mungkin Darren menghindari perbedaan pendapat yang sekiranya bisa membuat mereka bertengkar.

"Happy 1 month anniversary ya Sya.." Kemunculan Darren yang tiba-tiba di sabtu sore yang cerah, sangat mengejutkan Syanova. Bukan hanya kemunculannya saja yang mengejutkan Syanova, tapi juga kalimat yang diucapkan Darren. Apalagi Darren tampak memegang sebuah kotak berukuran sedang.

"Ini untuk kamu.." Syanova mengambil kotak yang disodorkan Darren dengan penuh keraguan.

"Anniversary?" Raut wajah Syanova semakin penuh tanya. Sementara Darren mengulas senyum tipisnya.

"Kamu pasti lupa ya.. Hari ini tepat sebulan kita berpacaran. Aku mau mengajak kamu menonton film di bioskop dan makan malam untuk merayakan 1 month anniversary kita." Mendengar perkataan Darren, Syanova seketika membelalakan matanya.

'1 bulan? Sepenting itukah sebulan pacaran? Kenapa harus ada perayaan segala.' Rutuk Syanova dalam hati seraya menghela nafas panjang.

************************

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***