Episode 8 Patah Hati

Langit sudah berubah jingga, saat acara di rumah Darren selesai. Sebenarnya Darren begitu gencar menawari Syanova untuk mengantarkannya pulang, tetapi Syanova lebih memilih ikut dengan Iva yang dijemput sopir keluarganya, tentunya bersama sahabat-sahabatnya yang lain.

Saat mobil Iva melewati pelataran parkir sebuah mall,  manik mata Syanova tanpa sengaja terfokus pada pemandangan yang menyesakkan dada. Papanya tampak digandeng mesra oleh seorang perempuan yang tidak asing baginya. Setidaknya Syanova sudah beberapa kali bertemu perempuan itu di rumah Neneknya yang merupakan Ibu dari Papanya.

"Va.. Aku turun disini saja." Iva yang duduk di sebelah sopirnya yang bernama Pak Umar, mengernyit keheranan.

"Kamu mau belanja dulu Sya? Ini sudah sore lho, nanti Mama kamu keburu pulang." Iva mengingatkan Syanova, namun Syanova justru menggeleng cepat seraya membuka pintu mobil.

"Terima kasih ya Va.. Terima kasih Pak Umar.. Bye semuanya." Ucap Syanova, lalu turun dari mobil dan berlari tergesa-gesa.

"Bye Sya.." Teriak semua sahabatnya yang masih merasa keheranan dengan sikap Syanova yang terlihat terburu-buru.

Syanova berlari kecil memasuki pintu utama mall, berusaha mencari keberadaan Papanya dengan perempuan genit yang bersamanya. Netranya mendadak panas dan perih, saat menyaksikan Papanya tertawa bahagia sembari memilihkan pakaian untuk si perempuan di sebuah butik.

Perempuan itu bernama Leti, seorang perempuan yang umurnya tidak berbeda jauh dengan Mamanya Syanova, dan berprofesi sebagai penjual perhiasan. Syanova beberapa kali melihat keberadaan perempuan itu di rumah Neneknya, untuk menawarkan perhiasan yang dijualnya.

Syanova menjaga jarak agar Papanya tidak menyadari keberadaannya. Dia berkali-kali mengarahkan kamera ponselnya ke arah dua manusia yang membuat emosinya memuncak itu. Tapi Syanova berusaha menahan dirinya, bahkan dia sampai rela menghabiskan waktu mengikuti mereka berdua mengelilingi mall untuk berbelanja sampai makan malam di sebuah restaurant mewah yang berada tepat di sebelah mall itu.

Tidak peduli penampilannya yang masih mengenakan seragam SMA itu terlihat berantakan, Syanova hanya ingin mengetahui apa saja yang dilakukan dua makhluk itu saat ini. Hingga Papanya dan perempuan itu masuk ke dalam mobil Papanya setelah makan malam mereka selesai.

'Aku tidak boleh ketinggalan jejak mereka.' Tekad Syanova dalam hati, lalu dengan nekad memasuki mobil yang berada dibelakang mobil Papanya.

"Om.. Tante..Tolong kejar mobil yang di depan itu." Ucap Syanova panik, sementara laki-laki dan perempuan yang tengah duduk di balik kemudi dan sebelahnya, mengarahkan tatapan bingung pada Syanova.

"Tolong bantu aku, cepat kejar mobil Papaku, Om, Tante.. Dia bersama dengan selingkuhannya."

Sebenarnya laki-laki dan perempuan yang bernama Bradley dan Andrea itu, hendak protes mengenai panggilan Om dan Tante yang dilayangkan pada mereka. Tapi mendengar kalimat terakhir Syanova, membuat Bradley dan Andrea mengarahkan pandangan pada mobil mewah yang tepat berada dihadapan mereka.

"Cepat kejar mobil itu.." Bradley mengerutkan keningnya, karena kalimat perintah itu berasal dari Andrea.

"Ayo Om.. Istri Om sudah setuju untuk mengejar mobil Papaku. Ayo Om." Seolah kehabisan kata, Bradley sama sekali tidak membalas kalimat dari Syanova. Bradley langsung tancap gas, mengejar mobil dihadapannya yang sudah melaju dengan kecepatan sedang. Sedangkan wajah Andrea merona merah, karena Syanova mengira kalau dirinya dan laki-laki disebelahnya adalah sepasang suami istri. Tanpa Syanova tahu kalau Andrea dan Bradley sama sekali tidak dekat. Andrea pun sama dengan Syanova, yang menumpang mobil milik Bradley. Bedanya Syanova mengejar Papa dan selingkuhan Papanya, sedangkan Andrea menghindari laki-laki yang mengejarnya. (Lengkapnya ada di Novel Pernikahan dengan Perusak Impianku Eps. 51-52).

Selang 10 menit, mobil yang diikuti mobil Bradley memasuki area Hotel bintang 5 yang sangat mewah. Syanova yang duduk di kursi penumpang, terlihat lemas saat melihat Papanya turun dari mobil dengan menggandeng selingkuhannya.

Syanova menyusul turun dari mobil, diikuti Bradley dan Andrea. Namun dia tetap menjaga jarak agar Papanya yang sedang memesan kamar, tidak menyadari keberadaannya. Dengan hati-hati, Syanova mengarahkan ponselnya untuk mengambil gambar Papanya dan Leti.

Syanova terlihat berkaca-kaca saat Papa dan selingkuhannya berjalan saling berangkulan menuju lift.

"Kamu tidak apa-apa Dek?" Andrea memegang lengan Syanova yang bergetar dan memapahnya agar duduk di sofa yang terdapat di lobby hotel. Sementara Bradley duduk tepat di seberang Andrea dan juga Syanova.

"Ternyata Papa memang benar-benar selingkuh dengan perempuan itu. Karena itulah Mama meminta cerai dari Papa. Aku tahu kalau perselingkuhan ini bukanlah yang pertama, Papa seringkali mengkhianati Mama dengan banyak perempuan. Tapi Mama selalu saja memaafkan Papa. Aku harus ikhlas jika Mama ingin bercerai dari Papa, karena jika Mama tetap bertahan bersama Papa, Mama akan semakin menderita." Air mata yang ditahan sejak tadi oleh Syanova akhirnya lolos juga. Hal ini membuat Bradley juga Andrea merasa ikut terenyuh. Andrea mengelus lembut bahu dan lengan Syanova.

"Sabar ya Dek. Kamu harus kuat, karena kamu harus menguatkan hati Mama kamu juga." Syanova hanya mengangguk menanggapi perkataan Andrea.

"Siapa namamu Dek?" Tanya Bradley.

"Syanova, panggil saja Nova.." Lirih Syanova.

"Lalu apa yang akan kamu lakukan sekarang?" Apa kita akan menunggu disini sampai Papamu keluar? Atau aku bisa menyogok pihak hotel untuk membocorkan nomor kamar Papamu." Syanova menggeleng pelan.

"Tidak perlu Om.. Aku akan pulang saja. Aku akan katakan pada Mama, kalau aku mendukungnya untuk bercerai dari Papa.." Raut sedih Syanova tidak dapat disembunyikan dari wajahnya. Andrea dan Bradley tentu semakin sedih melihatnya.

"Kenapa banyak orang ingin bahagia dengan merebut kebahagiaan orang lain? Apa mereka menemukan kepuasan tersendiri jika berhasil merebut milik orang lain? Apa menjadi perusak rumah tangga oranglain semenyenangkan itu?" Senyum miris tersungging di kedua sudut bibir Syanova.

Bradley dan Andrea seketika merasa terkejut dengan kalimat sarkas dari mulut Syanova. Meskipun tidak bermaksud menyindir dua orang dihadapannya, tapi ternyata kalimat yang keluar dari mulut Syanova, berhasil membuat hati mereka tertohok. Karena mereka berdua, sama-sama pernah mencintai orang yang sudah menikah. (Kalau penasaran sama kisah mereka yang sempat mencintai orang yang sudah menikah, mampir ke Novel Pernikahan dengan Perusak Impianku ya).

"Terima kasih Om dan Tante sudah membantuku. Aku doakan pernikahan Om dan Tante akan selalu bahagia sampai akhir hayat."

"Aamiiiinn.." Jawab Andrea dan Bradley bersamaan. Hingga sedetik kemudian, mereka saling berpandangan. Lalu beralih menatap Syanova yang memandang mereka dengan ekspresi heran.

"Maksudnya pernikahanku dengan siapapun jodohku nanti kan?" Bradley bertanya pada Syanova yang semakin terlihat keheranan.

"Lho bukannya Om dan Tante suami istri?" Perkataan Syanova mengejutkan Bradley dan Andrea, hingga kedua mata mereka membulat sempurna.

"Tentu saja bukan. Kami baru bertemu saat di depan restaurant tadi. Oh iya, berhentilah memanggilku Tante, umurku masih dibawah 25 tahun. Panggil aku Kak Andrea." Protes Andrea.

"Iya, jangan memanggilku Om, aku juga seumuran dengannya. Panggil aku Kak Bradley." Timpal Bradley, yang dibalas delikan Andrea.

"Baiklah, kalau memang Kak Andrea dan Kak Bradley ini bukan suami istri, aku doakan supaya kalian berjodoh."

"Tidaaaaakk.." Teriak Andrea dan Bradley bersamaan.

Syanova tertawa keras melihat Bradley dan Andrea yang terlihat seperti Tom & Jerry itu. Sejenak melupakan luka hatinya yang terasa perih.

Setelah menolak tawaran Bradley dan Andrea untuk mengantarkannya pulang, rupanya Syanova masih enggan pulang ke rumah. Dirinya malah duduk sendirian di salah satu bangku taman, yang cukup ramai dengan hilir mudik muda-mudi.

Tanpa bisa ditahan, air matanya menetes mengingat keberadaan Papanya yang tengah bersama selingkuhannya saat ini. Hatinya patah, bahkan remuk. Cinta pertamanya benar-benar sudah mengkhianati istri dan anak-anaknya.

'Papa tega.. Benar-benar tega berkhianat dan menghancurkan semuanya.' Lirih Syanova dalam hati, seraya menekan kuat dadanya yang sesak.

Diambilnya ponsel yang berada di tas-nya, hendak menghubungi seseorang yang berada jauh darinya.

'Orion.. Aku butuh kamu saat ini.'

Namun sayangnya ponsel Orion masih saja belum aktif, membuat Syanova lagi-lagi merasa kecewa.

'Orion.. Sebenarnya kenapa kamu tidak bisa di**hubungi? Apa kamu begitu sibuk, sampai tidak ingin aku ganggu?' Tanya Syanova dalam hati.

"Sya.." Sebuah suara yang begitu lirih tiba-tiba mengejutkan Syanova.

Kemunculan Darren yang duduk disebelahnya, tidak disangka Syanova sama sekali. Terlebih saat Darren tanpa kata, mengusap air mata Syanova dengan jari-jari tangannya.

"Sya.. Kita pulang ya.."

*************************

Terpopuler

Comments

Ucy (ig. ucynovel)

Ucy (ig. ucynovel)

labrak aja syanov, aku mendukungmu

2023-08-19

1

TK

TK

maaf Thor, belum sempat baca lagi 🤧🤧✌️

2023-03-17

1

Spyro

Spyro

Second lead selalu ada disaat FL susah/sedih/ketiban masalah tapi aku msi brharap perkiraanku salah. Orion yg jdi 2nd lead nya 😁😁

2023-03-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!