Bellinda baru selesai mandi. Bahkan rambutnya pun masih terlihat basah walau sudah dikeringkan oleh handuk. Tangan hendak meraih hairdryer di dalam laci, namun terhenti kala mendengar ada suara di luar kamar.
“Bukankah Colvert pamit mau ke tempat Merry yang baru?” gumam Bellinda. Ia jadi mengurungkan niat awal, dan membiarkan rambut tetap basah.
Bellinda Mendekati pintu, tapi tak dibuka. Dia hanya tinggal berdua dengan sang anak. Jadi, yang tahu pasword apartemen hanyalah mereka berdua. Colvert juga tak mungkin memberi tahu pada orang lain karena sudah ia beri tahu serta ajari kalau itu adalah kode rahasia.
Telinga Bellinda ditempelkan pada pintu. Mencoba mendengar dan menerka, siapa yang ada di dalam apartemennya. “Mungkinkah orang jahat? Atau maling?”
Namun, beberapa detik kemudian ia bergeleng. “Mana mungkin. Selama enam tahun tinggal di sini pun aku tak pernah diganggu, dan selalu aman.”
Bellinda semakin menajamkan pendengaran. Ada bunyi gesekan di lantai. “Seperti benda yang diseret.”
Alis wanita beranak satu itu sampai mengernyit kala ada suara anak kecil menggerutu dan mengumpat kata kesal. Bellinda baru berani membuka pintu setelah yakin bahwa itu adalah putranya tersayang.
“Colvert?” panggil Bellinda. Sepasang mata bisa menangkap jelas anak lima tahun itu sedang menarik kursi dari meja makan dan dibawa ke pintu. Membuatnya jadi heran sekaligus bingung.
“Mommy, tolong bantu aku,” pinta Colvert. Sudah ada dua kursi yang berhasil ia tarik dan diletakkan untuk menahan pintu. Kini, ia sedang mencoba untuk yang ketiga, tapi lelah sekali rasanya.
Kaki Bellinda terayun menuju sang anak. Ia selalu berpakaian sopan dan jarang sekali menggunakan yang pendek, meski di dalam apartemen itu hanya ada anaknya. Jarang mengenakan celana yang mengekspose paha, atau baju minim yang menunjukkan belahannya. Sebab, merasa kalau hidup sendiri, sehingga perlu menjaga diri supaya tidak dilecehkan dimanapun keberadaannya.
“Kenapa tidak jadi ke tempat Aunty Merry?” tanya Bellinda setelah sampai di mana putranya berdiri. Ia mengambil alih kursi yang sejak tadi diseret Colvert.
Bocah itu terlihat masih terengah-engah. “Tolong letakkan di belakang pintu, Mommy, supaya tetangga kita tidak bisa masuk ke sini.” Ia menunjuk tempat yang dimaksud. “Tadi aku sudah keluar, mau ke Aunty Merry. Tapi, tidak jadi karena bertemu tetangga baru kita. Ternyata ... dia gila.”
Bellinda menaikkan sebelah alis, namun sembari menuruti permintaan sang anak. Meletakkan kursi untuk menahan pintu. Walau ia tahu, tidak mungkin bisa dibuka juga kalau pemilik yang di dalam tidak membukakan. Tapi, sudahlah, ikuti saja kemauan Colvert.
“Gila?” tanya Bellinda sekali lagi, seraya menghampiri Colvert yang sedikit nampak takut.
Kepala bocah lima tahun itu mengangguk. “Iya, tiba-tiba dia berhenti di depanku—” Ia menjeda cerita ketika tangan mommynya menggandeng dan menuntunnya untuk ke sofa.
“Duduk dulu, supaya lebih tenang ceritanya.” Bellinda berhadapan dengan Colvert di sofa yang sama.
Barulah bocah itu melanjutkan. “Padahal, aku tidak mengenal orang itu. Berhubung dia menyapa dan ramah saat bertanya namaku, jadilah aku memberi tahu dengan menjawab. Tapi ... tetangga baru kita mendadak terlihat marah dan memaksa aku untuk memanggil dia Daddy.”
Bellinda menghela napas. Ada-ada saja ulah tetangga baru. Padahal, dia tidak mau berurusan dengan orang bersifat seperti yang Merry sebutkan tadi. Tapi, kalau sudah mengganggu anaknya, maka harus ditangani supaya tak semakin keterlaluan.
“Colvert di sini dulu, ya? Mommy mau ke tetangga sebelah, memberikan peringatan padanya.” Bellinda mengusap puncak kepala sang anak supaya lebih tenang.
“Jangan! Nanti Mommy dipaksa mengakui tetangga kita sebagai suami, atau memaksa memanggil orang itu daddy juga.” Colvert menahan tangan Bellinda hingga wanita itu masih berdiri di tempat dan belum beranjak. “Kita telepon rumah sakit jiwa saja.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Tianar Marbun
alur cerita mbak nuka sll ok👍😄
2024-09-07
0
Sulis Tiyeas
Cukup patas kalau si arsen tdk disukai anaknya. Saya sdh bosen dng cerita anak yg tdk diketahui tiba2 ketemu papanya langsung nemplok.
2024-07-04
0
himmy pratama
😂😂😂😂
2024-04-28
1