Jatuh Pingsan

Zach terbangun di pagi buta dan tiba-tiba perutnya terasa seperti sedang di aduk-aduk dari dalam sana hingga membuat lelaki itu langsung mendudukkan tubuhnya perlahan, keringat jagung kini sudah mulai menghiasi kening Zach membuat sesuatu seakan mendesak ingin keluar dari tenggorokannya hingga lidah lelaki itu mencecap rasa pahit, Zach langsung menggembungkan kedua pipinya lalu berlari menuju ke kamar mandi yang ada didalam ruangan ini.

Cast yang sedang terlelap dalam tidurnya pun langsung terbangun setelah mendengarkan suaminya mual-mual didalam kamar mandi, Cast melangkah mendekati suaminya kemudian membantu memijat tengkuknya dengan gerakan yang lembut namun cukup ampun membuat rasa mual Zach hilang. Zach membasuh wajahnya dengan kucuran air dari kran, setelah merasa lebih baik laki-laki itu pun melangkah menuju keluar kamar mandi dengan di bantu oleh Cast.

“Sayang, aku akan membuatkan kamu minuman hangat,” kata Cast.

“Cast, temani aku saja dan biarkan para pelayan yang melakukannya,” tutur Zach tak ingin istrinya masuk ke dalam dapur dan membiarkan tangannya yang lembut menyentuh perlengkapan dapur walaupun untuknya.

Ketukan pintu mulai terdengar dan masuklah seorang pelayan wanita ke dalam ruangan itu bersama dengan Aron. Cast mengambil satu gelas jahe hangat kemudian membantu suaminya untuk meminumnya dan setelah meneguk setengah jahe hangat perasaan Zach jauh lebih baik.

"Tuan Smith, apa yang terjadi?" tanya Aron dengan wajah cemasnya.

“Saya hanya merasa mual saja, tak perlu cemas secara berlebihan,” tutur Zach.

“Bagaimana jika saya memanggil Dokter saja?” tanya Aron lagi.

“Tak perlu, ini hanya kelelahan karena selama satu minggu ini saya terlalu sibuk bekerja,” kata Zach.

“Baiklah kalau begitu, tapi jika membutuhkan sesuatu tinggal hubungi saya saja,” kata Aron dan setelah melihat Tuan Smith menganggukkan kepalanya Aron pun keluar dari ruangan ini.

***

“Livy, apakah kamu sudah mendapatkan kabar kapan Castarica akan kembali dari liburannya?” tanya Feren sembari menggoyang-goyangkan anggur merah yang ada dalam cawannya.

“Saya belum mendapatkan kabar, saya akan membujuknya." Livy menjawab dan terpikir olehnya suatu ide. "Bagaimana kalau Mom berpura-pura sakit untuk mengundangnya datang ke rumah ini sendiri bersama dengan pecundang itu,” kata Livy.

“Kamu benar juga, kenapa susah-susah mencarinya biarkan castarica sendiri yang datang ke rumah ini,” jawab Feren setuju dengan pendapat Livy sambil mengangkat gelasnya kemudian mereka berdua bersulang bersama.

Bill melangkah mendekati keduanya dengan wajah yang nampak cemas. “Sayang, kenapa wajah kamu kelihatan cemas?” tanya Livy pada suaminya.

“Sayang, perusahaanku sebentar lagi hanya tinggal nama karena semua pengusaha telah menarik total investasi mereka, bahkan mereka juga meminta uang mereka sepenuhnya tanpa perduli dengan penjelasan yang telah saya lakukan, semua pengusaha berusaha untuk menjalin kerja sama dengan perusahaan milik si pecundang itu, jika aku tidak salah menebak pasti pecundang sialan itu yang telah menekan semua pengusaha untuk memutuskan kerja sama denganku,” kata Bill sambil mengepalkan kedua tangannya emosi.

“Mom sungguh tidak menyangka jika si pecundang itu ternyata benar-benar bergerak cepat. Dia membuktikan semua ucapannya jika akan menghancurkan kita,” kata Feren.

“Mom, terakhir kali aku pergi ke perusahaan dan aku mendengar kabar kalau Si pecundang itu akan membuat perusahaan Parfum untuk menyaingi keluarga Moelen,” kata Livy dengan geram.

Feren yang sedang meminum anggur merah dalam cawannya langsung tersedak setelah mendengar kabar yang Livy katakan barusan, sungguh Feren tidak menyangka jika si pecundang ternyata benar-benar ingin menghancurkan mereka semua dalam waktu yang sangat dekat.

“Mom tak akan pernah membiarkannya, pantas saja para pengusaha mulai mundur satu-persatu saat hendak menginvestasikan dana mereka pada keluarga Moelen,” kata Feren dengan penuh penekanan. Ingin menyesal dan memperbaiki semua sikapnya pada Zach namun, sudah terlambat yang harus mereka lakukan sekarang mencoba untuk  membujuknya menggunakan cara lain untuk menyelamatkan perusahaan Moelen agar tak menghilang dari dunia bisnis.

“Livy kau lekas gunakan cara yang tadi untuk memancing Adik kamu datang ke rumah ini,” kata Feren.

“Baik Mom,” kata Livy.

Di tempat lain.

Cast sedang berdiri di balkon kamarnya menikmati indahnya pemandangan laut dari tempat ini, sesungguhnya Cast ingin berjalan-jalan di tepi pantai namun, ketika mengingat kalau suaminya sedang sakit maka, wanita itu mengurungkan niatnya tersebut.

Zach menatap kearah istrinya dari atas ranjang kemudian ia pun beranjak berdiri lalu menghampiri istrinya dan memeluknya dari arah belakang hingga membuat Cast sempat terkejut untuk sesaat karena ternyata ia sedang melamun sekarang. Zach membalikkan posisi Cast hingga kini mereka saling berhadapan satu sama lain.

“Cast, ayo kita jalan-jalan di perdesaan,” ajak Zach yang sudah bisa menebak jika kini istrinya pasti merasa bosan didalam kamar seharian.

“Kamu sedang sakit, kita istirahat saja,” kata Cast mencoba untuk menahan keinginannya untuk berkeliling Villa ini.

“Aku sudah meminum obat dan jauh lebih baikan jadi, ayo kita berjalan-jalan,” ajak Zach pada istrinya.

Senyuman manis di bibir Cast langsung merekah dengan begitu sempurna bagaikan bunga yang sedang mekar pada musimnya. Binar mata penuh kegembiraan mulai memenuhi pupil mata, itu membuat Zach gemas hingga mencubit pipi Cast tanpa menyakitinya.

“Kalau begitu ayo kita pergi sekarang,” ajak Cast. “Kenapa hanya diam saja? Katanya mengajak aku jalan-jalan?” tanya Cast lagi ketika melihat suaminya masih tak bergerak sedikitpun dari posisinya berdiri tadi.

Zach tak menjawab pertanyaan Cast namun lelaki itu hanya menatap dari ujung kaki sampai naik ke atas kepala istrinya.

Cast pun mengerti kemudian langsung menatap baju yang sedang ia kenakan. Cast menggunakan celana pendek yang tertutupi oleh kaos oblongnya, Cast pun segera menepuk jidatnya sendiri karena lupa belum mengganti bajunya. Zach tak pernah suka jika melihat tubuh istrinya di lihat oleh lelaki lain. Selama ini kalau mau keluar rumah Cast akan selalu mengunakan baju yang terkesan sopan untuk menjaga hati suaminya tercinta.

“Apakah sekarang aku sudah pantas keluar rumah?” tanya Cast setelah sudah mengganti bajunya kemudian berputar cantik dihadapan sang suami.

Zach tersenyum manis kemudian melangkah menghampiri istrinya. “Kau memang yang terbaik,” kata Zach kemudian mengecup bibir Castarica. Awalanya kecupan itu terasa lembut namun semakin lama membuat Cast tidak nyaman sebab wanita itu takut jika mereka tak jadi berangkat dan malah bermain di atas ranjang hingga Cast langsung mendorong pelan tubuh suaminya itu hingga membuat Zach terkekeh geli saat melihat ekspresi cemberut istrinya.

“Aku tak akan meminta jatah pada kamu sekarang, tapi nanti saja kalau kita sudah kembali ke villa ini,” kata Zach yang tahu alasan wajah istrinya berubah menjadi masam mirip seperti asam kandis.

Terpopuler

Comments

Eky Ramadani10

Eky Ramadani10

hahhaha cast,pahala lohh kalau suami minta jatah

2023-01-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!