Sinar mentari sudah mulai redup bahkan sinar itu sudah hampir tengelam tergantikan dengan gelapnya malam namun, istri yang begitu dia cintai masih juga belum menunjukkan batang hidungnya bahkan Castarica juga tidak bisa dihubungi hal itu membuat Zach merasa sangat cemas sekali. Dengan menggengam ponsel jadul Zach mondar-mandir di depan pintu utama rumah ini dengan hati yang gelisah.
Livy dan juga Feren kebetulan hendak keluar dari rumah ini kemudian kedua wanita itu melihat Zach yang terus saja menatap kearah gerbang utama rumah ini dengan air muka nampak cemas tergambar jelas di wajah menyebalkan si pecundang itu. Livy pun membisikkan sesuatu pada Feren dan wanita paruh baya itu menyimak bisikan putrinya sembari sesekali mengganggukkan kepalanya tanda mengerti akan maksud Livy padanya.
“Sepertinya sekarang mata Castarica sudah terbuka dan bisa melihat siapa lelaki yang pantas untuk dicintai dan juga ditendang keluar dari rumah megah ini,” ujar Livy seraya melirik kearah Zach dengan sinis sekali bagaikan Zach ini seongok sampah busuk yang harus lekas di keluarkan dari rumah besar ini.
“Mom akan dengan senang hati merestui mereka kemudian menendang keluar pecundang tak berguna itu,” sambung Feren tanpa memiliki hati sedikitpun. “Hei ... pecundang bersiaplah keluar dari rumah ini dan kemasi saja barang-barang kamu!” perintah Feren dengan menaruh kedua tangannya bersedekap di dada penuh kesombongan dan wajah wanita paruh baya itu juga terangkat menandakan ketidak tahu dirian yang sudah membutakan hatinya. Jika tanpa bantuan Zach maka keluarga Moelen sekarang hanya tinggal nama saja.
“Cast, pasti akan segera pulang dia hanya sedang terjebak di jalanan yang ramai,” ujar Zach dengan nada suara yang setengah tertahan di tenggorokannya. Andaikan saja tidak ingat jika dua orang yang kini ada dihadapannya adalah kakak ipar dan juga Mom mertuanya pasti Zach sudah akan mengajak kedua orang itu bergulat adu kuat dan bukan adu mulut.
Di sisi lain.
“John, bisakah kau kemudikan mobil ini lebih kencang lagi karena aku sudah terlambat pulang ke rumah dan ponselku juga tak bisa dihidupkan sebab kehabisan daya,” gerutu Castarica pada lelaki yang justru santai saja menanggapai kecemasan hatinya ini.
John menarik nafas dalam mencoba untuk menyembunyikan emosi dan juga rasa cemburunya karena sang pujaan hati justru mencemaskan suaminya yang tak berguna itu-Zach maksudnya. Entah kenapa Castarica tidak bisa meninggalkan si pecundang miskin itu padahal jelas-jelas dia lebih kaya dan juga lebih dari segalanya dari pada si pecundang itu.
“Aku akan menghubungi kantor polisi jika sampai kau mengeluh terus menerus,” kata John seraya mengeluarkan ponselnya dari saku celana dengan sorot mata menajam tampak mengancam.
Jantung Castarica langsung berdetak dengan begitu cepat sekali setelah mendengarkan apa yang John katakan barusan. Pun Castarica langsung memegangi tangan John seraya berkata, “Maafkan aku John, sungguh aku tak akan pernah merengek dan juga mengeluh lagi dan kau boleh memperlambat mobil ini seperti apa yang kau mau,” kata Castarica.
“Sayangku, Castarica itu saja tidak cukup untuk membuat amarahku ini melebur,” kata John yang begitu pintar sekali memanfaatkan keadaan.
Castarica menarik tangannya yang sempat memegang John kemudian menggaruk kepalanya yang tidak gatal mencoba untuk berpikir dan setelah mendapatkan ide yang menurutnya akan membuat John senang Castarica pun mulai buka suara.
“Bagaimana jika kita makan malam dulu,” kata Castarica dengan wajah yang memelas.
***
“Hei pecundang!” panggil Feren pada menantunya dan Zach melangkah mendekatinya. “dari pada kau bertambah gila dengan bengong melihat kearah gerbang utama rumah ini, bukankah alangkah lebih baiknya jika kau menyapu halaman rumah supaya daun-daun kering yang sudah gugur itu tak menghalangi pandanganku!”perintah Feren.
“Ini sudah malam, bagaimana kalau besok saja,” sahut Zach mencoba untuk menawar.
“Jika tak kau lakukan maka keluar saja dari rumah ini, biarkan kami membayar tukang kebun saja,” sambung Livy seraya melangkah keluar dari pintu rumah ini dengan suaminya.
“Mom, Bill akan dengan senang hati mencari penggantinya,” sahut Bill seraya menatap Zach penuh kebencian.
Aku akan membalas kalian semua suatu saat nanti. “Aku akan membersihkannya sekarang," ujar Zach kalah. “Sementara ini aku mengalah namun, suatu saat aku akan membuat kalian semua membayar setiap emosi yang aku pendam dan aku juga akan membuat kalian meneteskan air mata lebih banyak dari air mata yang selama ini Cast teteskan,” batin Zach sembari melangkah mengambil sapu kemudian mulai membersihkan halaman rumah ini.
“Hei pecundang ... semangat,” ledek Livy dengan terkekeh.
“Kau memang pantas jadi tukang sapu jalanan, oh ... malang sekali nasib putri cantikku menikah dengan gelandangan ini.” Entah sudah berapa kali dalam satu hari Feren menghina Zach tanpa henti.
Feren, Livy dan juga Bill menertawakan Zach dengan penuh penghinaan bahkan mereka juga dengan sengaja duduk di sofa yang ada dihalaman rumah sembari membicarakan Zach bahkan Livy juga dengan sengaja mengambil vidio Zach lalu mengunggahnya ke media sosial.
“Mom, pecundang ini akan langsung jadi perbincangan dan semua orang yang membencinya akan bahagia,” kata Livy sembari menunjukkan rekaman kepada Feren dan juga Bill secara bergantian.
Zach tidak perduli dengan apa yang mereka lakukan karena kini lelaki itu hanya fokus melihat kearah gerbang utama menanti kedatangan istri tercinta dan pucuk di cinta ulam pun tiba. Mobil lelaki sialan yang sedang ia tunggu datang juga.
Sungguh menyebalkan sekali melihat mobil musuhnya bisa sebahagia ini dan andaikan saja Cast tidak ada didalam mobil itu mana sudi Zach sebahagia ini.
“Sayang, kenapa kamu malah membersihkan halaman rumah tengah malam begini?” tanya Cast panik setelah berada dihadapan sang suami.
“Dia kan pecundang jalanan, ya kerjaannya menyapu jalanan,” sahut Feren sembari melangkah menghampiri mereka.
“Calon adik iparku, terimakasih karena sudah mengantarkan Castarica selamat sampai pulang ke rumah,” kata Livy dengan sengaja merentangkan kedua tangannya yang langsung disambung dengan pelukan hangat oleh John.
“Ayo kita masuk.” Tanpa menunggu sahutan dari Zach, Castarica segera membuang sapu yang masih di pegang oleh suaminya itu kemudian mengandeng Zach masuk kedalam rumah.
John mengepalkan kedua tangannya cemburu lalu berkata, “Sayang, besok aku akan menjemput kamu,” kata John yang tidak di gubris sedikitpun oleh Castarica.
Bill langsung mengajak John duduk di sofa dan berbincang bersama. John harus lebih dekat dengan keluarga ini demi mendapatkan pujaan hatinya, sungguh John begitu mencit Castarica meskipun wanita itu selalu saja mengabaikannya dan tak pernah memandangnya, tapi itu tidak membuat cinta John menghilang dan malah semakin berkembang setiap menitnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments