" tak apa kamu akan menjadi sekertaris pribadi wahyu, disana kamu bisa mempelajari semuanya"
" baik pak windi setuju"
" tapi apakah windi akan tinggal dirumah ini?"
" tentu saja win karna ini adalah rumah dari ayahmu untukmu. Hanya saja aku tinggal ditempat ini, dan untuk balas budi atas semua jasa ayahmu. Biarkan aku merawatmu seperti anakku sendiri"
Perkataan pak hadi kembali membuatku terharu bahagia karena sosok ayah yang tadinya aku anggap hilang kini akhirnya aku sudah mendapatkannya kembali
" ayah lebih baik sekarang ayah beristirahat terlebih dahulu jangan terlalu banyak beraktifitas okey"
Wahyu meminta pak hadi untuk beristirahat, tapi pak hadi menolak dan memilih untuk beristirahat nanti saja. serta wahyu diberikan tugas untuk membawaku berbelanja ke mall
" ayo win mari kita berangkat"
Ajak wahyu kepadaku yang kembali melingkari pergelangan tanganku dengan genggaman tangannya
" aku bisa jalan sendiri wahyu"
Jawabku pada wahyu untuk tidak menuntunku bak anak kecil yang masih dalam pengawasan ketika harus berjalan
" baiklah, aku tidak akan menuntunmu. Tapi cepatlah keluar aku akan menunggumu dibawah"
" baiklah aku akan segera menyusul"
Jawabku pada wahyu agar ia bisa turun ke bawah lebih dahulu.
" pak windi pamit dulu ya pak.."
" iya win hati hati ya.."
Perhatian dari pak hadi mengingatkan diriku tentang perhatian ayah yang sangat mendalam dan juga manis
" mmmm ini kartu ATM kamu, ini memang ayahmu yang memintaku untuk memberikannya padamu ketika kamu mendapat kesulitan dan sepertinya ini sudah waktu yang tepat"
" oh dan ini lagi"
Pak hadi kembali memberikan sesuatu padaku, saat kulihat benda yang sudah berada dalam genggaman tanganku ternyata benda itu adalah kunci mobil.
" loh pak ini kok?"
" tidak win itu bukan milikku itu memang milikmu tentu saja dari ayahmu, ia selalu saja mempersiapkan semuanya untukmu untuk hari ini. Karna ia takut saat hari ini tiba ia tidak bisa menemanimu tapi setidaknya sebagian dari kerja kerasnya dapat menemanimu untuk kembali bangkit"
Begitu kata pak hadi, ayah baruku.
Aku kembali menuruni anak tangga satu persatu yang membuat kakiku lelah hingga akhirnya aku sampai dengan kaki yang lumayan pegal sebuah mobil sport berwarna merah. sudah berada di depan istana ini mobil itu akan segera berangkat hanya saja dia menungguku untuk dinaiki ini mobil baru ku tapi aku sangat ragu karena semenjak menikah aku tidak pernah lagi menyetir mobil lagi pun sekarang aku bersama wahyu biarlah dia menyetir mobil baru milikku
" kehidupan lamaku sepertinya sudah mulai kembali lagi dalam genggaman tanganku, tapi aku harus kehilangan kedua orang yang sangat dicintai dan sekarang aku menemukan kedua sosok pengganti dari rumah ini pak hadi dan wahyu"
" tapi aku tidak ingin berharap banyak dan menggantungkan semua harapanku apalagi hidupku kepada mereka karena aku tahu yang benar-benar mencintaiku dan bisa membahagiakan diriku adalah diriku sendiri, tidak orang lain yang akhirnya akan merenggut semua kebahagiaan yang sudah ku ciptakan sebelumnya dan juga aku wujudkan untuk selanjutnya"
Aku memikirkan hal itu sembari berjalan menuju mobil merah hingga salah seorang supir menyapaku
" selamat siang nyonya silahkan masuk tuan wahyu masih sedang bersiap-siap di kamarnya"
" baik pak terima kasih"
Aku melemparkan senyum simpul pada bapak yang menolongku membukakan pintu mobil biasanya aku membuka mobil ini dengan menggendong ilham atau bahkan ayahku yang biasanya membukakan nya untukku ntar kenapa setiap kejadian kecil selalu mengingatkanku pada mereka aku tahu ini sulit tapi aku harus bangkit aku pasti bisa karena aku bukan wanita yang suka berputus asa.
Sekitar 5 menit aku menunggu wahyu di dalam mobil namun tak kunjung ku dapati langkah kaki wahyu menuju ke sini hingga akhirnya rasa lesuku untuk menunggu kumat lagi.
" duh sebenarnya apa yang dilakukan wahyu di dalam kamarnya, padahal dia adalah seorang lelaki kenapa dia harus bersiap-siap sementara aku mukaku saja tidak ku polesi apa apa"
Begitulah gerutuku di dalam mobil sendirian, sebenarnya aku ingin merias wajah seperti dulu tapi semenjak menikah mas irfan tidak mau aku memakai make up keluar rumah karena ia takut seseorang akan mengambil hatiku dari mas irfan tapi mungkin semua itu hanya omong kosong belaka. jangankan keluar rumah di dalam rumah saja aku tidak memakainya karena dari mana aku membelinya bisa bisa aku kena marah sepanjang hari oleh mas irfan.
" oh dasar windy kenapa aku harus mengingat ingat apa yang sudah terjadi dan harusnya aku lupakan kenapa masih saja aku mengingatnya dasar bodoh! memang suka mencari penyakit sendiri udah ini nangis sok-sokan bangkit lagi dasar windy memang aneh"
aku berbicara sendiri kepada diriku dengan suara pasti aku mengejek diriku sendiri yang tetap saja tidak bisa mengontrol emosi maupun kesedihan yang sedang kualami atau bahkan mengingat kejadian bangsat yang dilakukan oleh mas irfan kepadaku,
Didalam renungan yang sedang kulakulan sebuah kepala muncul tepat di jendela mobil didekatku
" baaaa..."
Pekiknya dengan mata terbuka lebar, hidung yang ia angkat dengan jari telunjuk seperti hidung babi dan lidah menjulur keluar seperti anjing yang kelaparan.
" huh apaan sih yu! Ngangetin tau ga! Jangan sampai aku terkena serangan jantung gara gara menatap wajahmu yang jelek!"
Ucapku mengejek wahyu dengan memasang wajah cemberut
" apaan si win lebay banget! Pake serangan jantung segala, emangnya manusia aneh kaya kamu punya jantung"
" ih makin rese ya kamu!"
Aku kembali memasang wajah cemberut seperti anak kecil yang sedang merajuk
" ini aneh win sungguh aneh kenapa aku merasa sikapmu berubah seperti anak dibawah umur"
" hah berubah gimana yu?"
" sikap kamu!"
" sikap kaya gimana?"
" kaya tadi"
" yang mana?"
" ya, yang tadi win"
" aghh sudahlah kamu memang menyebalkan"
Aku memalingkan wajah dari wahyu yang masih menyetir mobil ini menuju tempat tujuan kami
Kedua kelopak mataku semakin berat terasa seperti seekor kupu-kupu hinggap di kedua kelopak mataku
" Yu aku ngantuk nih Nanti kalau udah nyampe bangunin ya"
" Dih udah cewek aneh malah sekarang nambah julukan jadi tukang tidur eh salah maksud aku adalah ratu tidur"
Perkataan Wahyu kembali mengejekku Iya tak henti-hentinya menemukan kalimat untuk mengejek diriku agar hatinya merasa senang dan puas
" udah yuk aku nggak mau memperpanjang ejekan yang kamu lontarkan Aku beneran ngantuk banget nih Jadi aku minta tolong bangunin ya kalau udah nyampe di tempat tujuan kita"
" Lah malah jadi tukang nyuruh dong jadi aku udah ngerasa kayak jadi sopir pribadi kamu"
" oke oke terserahlah, kamu ingin mengatakan apapun karena kedua telingaku akan ikut beristirahat bersama tubuhku yang sudah merasa lelah karena kelamaan menunggumu"
" loh Win kok malah kamu nyalahin aku lagi sih? aku itu cuman mandi dan ganti baju udah itu aja kok"
" terserah yu pokoknya terserah aku sekarang ingin tidur oke, Jangan bicara lagi apalagi menggangguku Awas aja kalau sampai kamu menggangguku!"
Aku mengancam Wahyu Meskipun aku tidak tahu aku harus melakukan apa jika ia Sampai berani menggangguku.
" Memangnya kamu akan melakukan apa kepadaku Memangnya kamu berani?"
" aaaa udahlah Yu, jangan diperpanjang Aku ingin tidur Aku mohon Aku sangat lelah..."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments