" eh eh tunggu tunggu, kamu mau ngapain? Duduk gitu?"
" iya mas, memangnya mas butuh apalagi?"
Tanyaku pada mas irfan
" kamu mau santai santai santai aja gitu? Bukannya tadi kamu udah banyak waktu santainya diluar rumah? Sampe sampe rumah ini uda kaya kandang sapi yang gakeurus banget!"
" maaf mas, aku beresin setelah pesanan kamu datang yaa"
Pintaku pada mas irfan
" iya iya tersera kamu deh pokoknya"
Jawab mas irfan yang sepertinya acuh tak acuh padaku
* suara bel rumah*
" iya sebentar.. "
Sudah kuduga itu adalah seorang pengantar makanan aku yang masih berdiri dihadapan mas irfan buru buru membuka pintu rumah dan segera mengambilnya untuk kusuguhkan pada mas irfan
" ini mas makanannya"
" cuman satu?"
" i iya mas aku gausa tadi uda makan"
Tak mungkin aku mengatakan yang sejujurnya meskipun aku belum makan dan uang yang tadi kubawa sudah tersisa 73 ribu dan harus membayar pesanan mas irfan tadi dengan harga setengah dari uang yang kumiliki.
" aku gananya kamu! Kamu pasti uda makan enak enak tadi! Aku nanya kok cuman satu aku maunya dua! Gimana sih"
Aku tak menduga kalimat itu yang akan keluar dari mulut mas irfan
" maaf mas tapi sisa uangku hanya tersisa untuk membeli seporsi saja. Maaf mas, lagipun uang itu.."
" apa uang itu gacukup gitu? Besokkan aku udah gajian pelit amat sih kamu! Cuma mau enaknya sendiri foya foya diluar"
Pekik mas irfan memotong pembicaraanku yang belum sepenuhnya selesai terucap
" maaf mas, iya aku yang salah karna pergi keluar rumah tadi. Oh iya mas aku bawa jajan dari luar"
" mana?"
Tanya singkat mas irfan padaku
" ini mas aku tadi sempet beli"
Sembari menyodorkan sebuah tas belanja
Mas irfan mulai membuka dan melihat isi apa yang ada di dalam tas
" apaan ini? Kue pasar? Dih pasti gaenak!"
"Cobain dulu mas, ini enak kok!"
Rayuku pada mas irfan yang memang pilih pilih pada makanan
Kubukakan bungkus plastik yang melekat pada jajanan itu dan mulai mendekatkan jajan itu pada bibir mas irfan
" ayo cobain dulu mas.."
Mas irfan mulai membuka mulutnya dan mengunyah suapan pertamanya, ia kemudian mengambil jajan itu dari tanganku. Sudah lama aku tak menyuapinya setelah dulunya sebelum menikah setiap makan diluar pasti saling menyuapi, ntah karna terlalu keseringan hingga mas irfan bosan atau karna sudah mulai menyurut rasa cintanya aku tak tau, yang pasti aku akan tetap berusaha bertahan sampai mas irfan kembali menjadi seperti versi yang dulu ku kenal
" mas.."
Panggilku padanya yang telah melanjutkan mengisi perut dengan seporsi nasi + ayam geprek
" iya apa mau minta? Jangan deh aku lagi laper banget mending kamu pesen aja lagi"
" bukan mas, sebenarnya aku ingin menanyakan sesuatu padamu"
" apa?"
" soal uang yang ayah berikan"
Mas irfan menghentikan segumpal nasi yang sudah berada dalam genggaman jarinya
" kamu udah tau semuanya? Ayah kamu bilang apa aja? Terus kamu mau uang itu gitu? Buat apa kamu itu istri aku ini suami! Dan hanya aku yang berhak menyimpan uang itu. Lagipun aku simpan di bank buat masa depan ilham dan kita juga nanti dihari tua, memangnya kamu tau nyimpen uang sendiri? Gakan yang ada kamu malah jadi boros!"
" oh begitu ya mas aku gapapa kok kalo emang kamu mau nyimpen uang itu, tapi kan mas bisa bilang dulu setidaknya sama aku"
" emang harus setiap pengeluaran aku, aku harus lapor ke kamu gitu? Hah? Emangnya kamu siapa kerja juga ga! Ini uang aku tau ini jerih payahku hasil keringatku sendiri! Buat apa sampe lapor lapor ke kamu, udah kaya polisi aja main lapor laporan
" bukan gitu mas aku bingung pas ayahku nyebutin nominal uangnya. Aku jadi kefikiran kenapa kamu gangasi tau sebenarnya sama aku.."
" ah udahlah! Aku udah bilang semuanya! Udah jawab semua pertanyaan kamu jugak! Nih habisin udah kenyang banget sama suara berisik kamu yang kaya orang miskin aja! Nanya nanya duit aja kerjanya"
Mas irfan kembali meledakkan kemarahannya, dan menyodorkan sekotak sisa makanan yang sudah amburadul.
Ia mulai pergi meninggalkanku sendirian dengan suaranya yang masih terdengar bergemuruh karna kemarahannya
" ya allah mas irfan...ntah sampai kapan aku mendapatkan mas irfan yang dulu ntah siapa yang akan menang, sabarku yang masih menyala atau rasa lelah yang berujung menyerah yang sudah tercipta di banyak cerita orang lain"
Aku menggerutu sendiri di dalam batinku
Kemudian aku berjalan ke kamar ilham menengteng kotak nasi mas irfan.
Dengan perasaan iba melihat ilham yang selalu memejamkan matanya sendirian dengan sebotol susu dimulutnya aku merasa menjadi seorang ibu yang gagal karna selalu meninggalkannya sendirian, tapi bagaimana lagi jika ilham berada di dekat mas irfan pasti ilham akan menangis ketika mendengar suara bentakan yang dibuat oleh mas irfan.
Aku memindahkan tubuh ilham ke atas tempat tidur miliknya mulai menyantap makanan yang kubawa.
Dengan perasaan yang berantakan aku biasanya mencari vidio vidio lucu di dalam sosmed untuk mengembalikan keceriaanku yang hilang. Tapi satu postingan ig mulai membuatku tertegun dengan sepotong paragraf yang sedikit menyindirku
* jadi istri itu harus rawat diri dan tentunya harus perawatan ya guys, kalo gamau suami kita ngelirik cewe bening nan seksi diluar sana yang mungkin aja kita gatau selama ini*
Pekik post ig yang menajamkan pandanganku pada tubuh kucel ini! apa aku terlalu meremehkan kalimat seperti ini ya? Mas irfan bisa jadi bosan melihat penampilan diriku yang membosankan dengan kain daster dan tanpa riasan wajah yang melekat di wajahku yang terlihat sangat kusam"
" apa aku mulai belajar merias diri saja ya? Siapa tau mas irfan akan mulai melirik diriku lagi dan tentunya bisa mengatur emosi yang sering membuncah padaku"
Fikiran fikiran itu berada di dalam benakku yang masih belum menemukan jawaban yang pasti untuk memulainya atau tidak
" aku coba saja deh ! Aku akan menonton tutorial menghias wajah agar terlihat cantik di youtube"
Aku langsung kembali pada beranda ponsel dan kemudian mencari vidio yang kubutuhkan saat ini juga
* menonton vidio dimulai*
" tapi aku bingung mau pilih yang mana yang harus aku ikuti"
Aku menggeser geser laman youtube itu dengan mencari tutorial bagi pemula seperti diriku yang sebelumnya tidak pernah tertarik tentang perihal menghias diri ataupun menjaga bentuk tubuh yang saat ini sudah mulai menggendut usai melahirkan ilham.
Setelah selang dua menit mencari konten yang cocok untuk diriku sekarang aku mulai mengklik dan pastinya akan fokus pada hal demikian
" jadi aku harus punya semua benda itu? Pemerah bibir, bedak yang bagus, pensil alis untuk mengukir dan masih banyak lagi. Tapi, aku akan mendapat uang dari mana ya? Kalau harus membeli semua benda ini sekaligus"
Sebuah sosok muncul dalam angan yang menjelajahi kata siapa
" ayah pastinya bisa membantuku, ayahkan sayang aku dan pasti ayah akan paham padaku dan kemudian memberiku beberapa lembar uang kertas padaku
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments