" ayah ilham masuk rumah sakit dia sekarang berada di ruang UGD ayah, windi sangat takut dan cemas karena keadaan ilham semakin menurun saja windi takut dan ilham kenapa-napa ayah"
" oke tenang dulu sekarang kamu bersama suami kamukan?"
Pertanyaan ayah membuatku diam membisu bagaimana aku bisa untuk menjawab pertanyaan ayah bagaimana jika kondisi ayah akan menurun karena mendengar kejadian yang sebenarnya. tapi aku takut ayah akan tahu berita ini dari mulut orang lain aku takut dia akan mengalami kondisi yang lebih buruk apa yang harus aku lakukan.
Aku kembali ditambah dilanda kebingungan, tapi aku tak mau jika saat ini menambah masalah, lebih baik aku merahasiakan hal ini sementara waktu saja
" halo win"
Ayah kembali memanggil untuk mendapat jawaban atas pertanyaan dirinya
" halo yah, ayah nanya mas irfan ya? Tadi baru aja mas irfan pulang dia mau pergi ke kantor karna ada rapat penting"
Kali ini aku berbohong pada ayah itu semua demi kebaikan saat ini dan juga kesehatan ayah, lebih baik aku memberi tau kapan kapan saja di waktu yang tepat
" tapi win mengapa irfan lebih mementingkan pekerjaannya, daripada anaknya sendiri bukan kah iya bisa meminta izin pada ayah"
Celetuk ayah padaku
Ayah masih tetap saja menyembunyikan bahwa mas irfan sudah menjadi pemilik perusahaan yang sah dan ayah masih belajar seolah-olah irfan masih bawahan dari ayah.
" ayah sudahlah jangan terlalu memikirkan mas irfan lebih baik ayah segera di sini aku butuh bantuan ayah untuk menenangkan aku"
" baik win ayah akan segera ke sana kamu berada di rumah sakit mana?"
" rumah sakit pelita abadi ayah"
Jawabku singkat
" baiklah ayah berangkat sekarang ya"
*sambungan terputus*
" syukurlah ayah akan segera sampai kesini setidaknya aku akan memiliki seseorang untuk menemaniku dan menenangkan diriku terlebih dahulu"
Aku masih tetap saja memikirkan ilham yang masih belum kutemukan kabar terbarunya
Sekitar 5 menit berlalu suara pintu yang dibuka memperlihatkan seorang suster yang keluar langsung saja aku menanyakan kabar dari ilham
"Sus bagaimana keadaan anak saya sus dia baik-baik saja kan?"
"Maaf bu untuk saat ini ilham masih dalam penanganan karena ilham ternyata mengidap penyakit konkusio"
"Astaghfirullah selama ini terjadi allah kenapa ilham yang masih kecil mendapatkan cobaan yang begitu dahsyat timpakan saja penyakit itu padaku ya allah jangan ilham dia masih punya masa depan yang akan dia ukir sendiri"
" maaf bu saya permisi dulu"
Suster itu kemudian pergi dari hadapanku aku tak kuasa menahan tangis yang sudah menumpuk di pelupuk mata
Aku kembali berdoa memanjatkan sholawat sebanyak-banyaknya demi kesembuhan ilham sudah bunyi dari pintu yang terbuka terdengar kembali bisa dengan pendengaran yang membuat mataku kembali kembali tertuju pada tempat tersebut.
" bagaimana dok bagaimana keadaan anak saya? Dia baik-baik saja kan? saya mohon dok usahakan yang terbaik untuk menyelamatkan nyawa anak saya, akan saya bayar berapa pun itu nominal nya"
" maaf bu saat ini kami sedang berusaha semaksimal mungkin jika ibu ingin berada di dalam ruangan silahkan bu mari ibu masuk ke dalam"
Ucap dokter itu
Dengan izin dari dokter itu aku bergegas memasuki ruangan, kudapati tubuh yang sudah lelap dengan mata yang tertutup rasanya aku ingin menangis sejadi jadinya tapi aku tak mau menampakan nya di depan semua orang apalagi di depan ilham karena aku ingin melihat dia memandangku dengan senyuman karena aku telah kuat menghadapi semua ujian yang sangat berat dari dahulu.
Aku melihat tubuhnya, banyak alat medis yang menempel di tubuh ilham rasanya tak kuasa melihat iya harus menahan sakit yang teramat
"Jadi bu, kondisi anak ibu sekarang memasuki fase yang kritis kami disini hanya berusaha semaksimal mungkin untuk membantu ilham"
Aku tak bisa menjawab pernyataan dokter yang sedang berbicara kepada ku aku hanya bisa tertunduk melihat tubuh ilham yang sangat lemah
Kalau ini tubuh ilham seperti bergetar meskipun mata ilham tetap tertutup seperti tadi entah apa yang sekarang terjadi pada ilham
"Dok apa yang terjadi pada anak saya dok katakan dok"
Tidak ada jawaban yang kudengar dari siapapun yang berada di dalam ruangan ini hanya kulihat semua petugas medis tampak risau
Kupandangi sebuah alat medis yang di layarnya berada gambar grafik yang meninggi tapi perlahan grafik itu mulai mendatar menjadikan pikiranku tak karuan.
Dan benar saja aku memikirkan tentang nyawa ilham yang akan segera hilang tapi ku harap itu hanya over thinking yang berlebihan saja,
Tubuhku sudah lunglai aku yang sudah tak tahan menumpu berat badan di kakiku akhirnya tumbang dan seseorang dari petugas medis membantuku untuk duduk di sebuah kursi, aku menangis sejadi jadinya memohon pada tuhan ku untuk mengabulkan permintaanku yaitu selamatkan ilham dan kembalikan kesehatannya seperti dulu kala tangisan ku semakin nyaring saja, tanpa kuhiraukan semua orang akan mendengarkan diriku atau bahkan kembali menatapku dengan tatapan tajam
seseorang mendekati tubuhku tapi aku tetap saja menunduk dengan memangku kepalaku di kedua telapak tangan ku.
" bu saya minta maaf, ilham sudah kembali ke tempat yang lebih indah dari bumi. Maaf bu saya sudah berusaha semaksimal mungkin"
" hah ahhaha ahahaha ahhaha ahha"
Aku tertawa dengan perasaan yang sangat membuatku bingung
" apa yang kau katakan dok? Bukankah sudah aku katakan aku akan membayar berapapun biayanya! Aku bisa menjual tanah ataupun rumahku asal dia tidak pergi dariku"
" maaf bu sekalipun anak ibu akan hidup ia tidak mungkin akan sempurna lagi menjalani hidup"
Aku langsung beranjak dan menghampiri tubuh ilham, aku menggendongnya dan memeluknya seerat eratnya. Tapi kali ini tak terasa lagi denyut nadi di pergelangan tangan yang biasa ku genggam dan tak terasa lagi nembus nafas yang biasanya terasa di dadaku ketika ia berada dalam gendonganku.
" Ilham Kenapa kamu pergi meninggalkan Ibu sendirian di dunia ini. sekarang tidak ada lagi yang akan menemani Ibu, ibu kesepian tanpa Ilham, ayo nak bangun...bangun..."
" ada apa win? Apa yang terjadi pada ilham?"
Suara ayah yang sudah berada di dalam ruangan yang sama Akhirnya sudah muncul aku semakin tak kuasa membendung air mata ketika mendengar dan harus menjawab pertanyaan ayah
"Ayah Ilham sudah tidak ada Ilham sudah pergi meninggalkan aku ayah aku harus bagaimana ayah Apakah aku harus ikut bersama Ilham?"
" innalillahi wa inna ilaihi rojiun Ayah juga ikut sedih Win tapi kamu tidak boleh putus asa apalagi sampai mengatakan ingin ikut pergi bersama dengan Ilham sudah Win Ilham sudah mendapatkan kesembuhan yang abadi dan dia sudah mendapatkan tempat yang lebih indah dari dunia ini jadi kamu harus bersabar sekarang menerima kenyataan ini meskipun kamu merasa tidak kuat tapi percayalah kamu pasti kuat dan kamu mampu melewati semua ini"
Ayah mengelus elus bagian rambut yang tumbuh di atas kepalaku ayah memenangkanku hingga aku merasa aku memang harus menerima semua kenyataan pahit ini
" ya, ayah benar, harusnya aku tidak boleh bersedih karena Ilham sekarang sudah tidak merasakan sakit lagi dan dia sudah bahagia berada di atas sana. dia tidak akan lagi menderita karena lukanya di masa kecil Selamat jalan Ilham anakku.."
" kamu harus tabah win ayo kita menyegerakan memandikan ilham"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments