Aku harus menghubungi mas irfan sekarang juga aku harus bertanya setegas tegasnya pada mas irfan
Aku bukan mempermasalahkan uang itu tapi mengapa ia harus berbohong seperti ini untuk apa uang itu aku harus mencari taunya sendiri
Cepat cepat aku menghubungi nomer mas irfan untuk menanyakan semua hal yang diceritakan oleh ayah
" nomer yang anda tuju tidak dapat dihubungi cobalah beberapa saat lagi*
" kenapa nomer mas irfan gaaktif, apa dia masih berada dijalan dan mungkin saja ponsel mas irfan mati karna kehabisan daya"
*keberadaan irfan yang sebenarnya terjadi*
Lampu kelap kelip dan bunyi bass yang membara dari penampilan dj menerangi sebuah tempat muda mudi berkumpul untuk memenuhi hasrat mereka
Irfan yang sedang windi cari cari keberadaannya tampaknya sudah dibohongi besar
Tampak wanita penghibur didalam ruangan yang penuh dengan tubuh manusia yang berjoged suka ria mendengar alunan musik dan juga penuh dengan bau mulut manusia beralkohol. Salah seorang wanita penghibur mulai mendekati irfan yang sedang duduk sendirian dan hanya ditemani beberapa botol minuman keras yang ia teguk berkali kali hingga kesadarannya sudah diluar kendali
" halo mas sendirian aja nih"
Tegur seorang wanita penggoda dengan baju seksi yang memperlihatkan legitan buah da*anya dan paha yang mulai duduk mengangkang mendekati tubuh irfan.
" mau aku temenin mas?"
Tawar wanita seksi itu pada irfan
" sejam berapa sayang?"
Kini irfan sudah mulai balik mendekati tubuh wanita itu
" tujuratus ribu aja mas udah full servis kok"
Tampak bibir wanita itu dilipat untuk semakin menggoyahkan iman irfan yang sudah tinggal secuil saja
" baiklah ayo sayang bawa aku kedalam pelukan tubuh seksimu"
Wanita itu memapah tubuh irfan yang sudah tak karuan untuk berjalan dan memasuki ruangan kecil dengan isi sebuah kasur saja
Sinar mentari pagi masuk kedalam ruangan kecil yang menyelinap lewat jendela dengan kain gorden yang sedikit terbuka hingga menerpa wajah irfan yang masih tidur lelap diatas kasur berukuran 120x 480.
Irfan perlahan mulai terganggu oleh sinar matahari yang menerpa kedua kelopak matanya
" duh pusing banget kepala aku"
Pekik irfan yang seluruh pakaiannya terlihat lusuh tak karuan
Irfan yang menyadari tubuhnya berada di dalam kamar khusus pelayanan wanita malam mulai bangkit dari tidurnya dan meraba raba ponselnya, namun tangan yang ia ulurkan untuk mencari tak menemukan apapun disampingnya maupun di dalam saku celana yang biasa ia letakkan sebuah ponsel.
" dimana ponselku? Duh mana pusing banget lagi"
Irfan yang sudah merasa janggal atas hilangnya ponsel miliknya akhirnya bangkit dan mencari cari seisi kamar yang modelannya seperti kost
" duh mana ya ko gaada, dompet?..."
Irfan juga mencari cari dompet miliknya yang ia sadari juga menghilang. Irfan panik karna disana terdapat uang cash pemberian ayah windi
" duh mampus aku harus apa nih! Dasar wanita kotor! Udah jadi kupu kupu malam malah jadi pencopet lagi"
Irfan merapikan semua pakaiannya dan mulai beranjak pergi dari tempat itu namun kaki kirinya tak sengaja mendendang sesuatu, ya dompet berwarna coklat miliknya berada di ambang pintu. Ia kemudian lekas mengambil dompet itu dan memeriksa semua harta miliknya yang ia letakkan di dalam dompet
" mampus beneran dicopet lagi, ah sial pelayanan gaseberapa udah berani ngambil lebih uangku. Wanita ******!"
Irfan terus mengutuki wanita malam yang menemaninya tadi malam
" gimana nih cara jelasin ke windi mana ponsel keluaran terbaru aku raip juga"
Irfan yang sudah merasa menemui jalan buntu memutuskan untuk meminta bantuan pada temannya
*rumah windi*
Matahari yang masih belum meninggi bukan penentu windi untuk masih lelap dalam buaian mimpi, windi yang sejatinya sangat rajin bangun pagi dan bahkan tetap menomer satu kan ibadahnya adalah ciri khas windi yang istimewa
Ilham yang hebat tertidur karna semalaman begadang tak juga membuat windi ikut tertidur meskipun semalam ikut begadang
" mas irfan mana ya ko ponselnya gaaktif dari kemarin malam"
Windi menanti nanti ponselnya berdering untuk mendapat kabar dari suaminya itu namun waktu demi waktu terlewati begitu saja dan membuat windi sangat khawatir.
" mas irfan pergi sama temen yang mana ya? Tapi percuma juga kalau aku ketahuan menyelidiki mas irfan pasti dia sangat marah padaku. Hufftt serba salah emang ya jadi aku"
Begitu kata windi yang sedang berada dalam kegundahan dan kebingungan dalam mencari suaminya
" uang ini aku apakan ya?"
" apa aku belanjain aja ya? Udah lama aku gamakan mi ayam sama bakso jadi kangen deh, aku beli ajadeh lagipun mas irfan menyuruhku untuk membelanjakannya dan besok mas irfan juga udah gajiankan? Yaudala aku siap siap dulu nunggu ilham bangun"
Windi beranjak pergi dari sofa yang berada diruang tamu tempat windi menunggu kabar dari suaminya itu
Windi mempersiapkan segalanya dengan sederhana saja
Matahari sudah naik terik matahari juga mulai menyengat, kebangunan ilham dari tidurnya yang windi tunggu akhirnya telah tiba, windi mempersiapkan ilham dengan memandikannya dan pasti mengganti popoknya setelah itu ia menggendongnya seperti biasa dengan kain panjang yang dulunya adalah pemberian ibunya sebelum tiada.
" nah itu uda dateng nak kang ojolnya"
Windi berbicara kepada ilham yang masih belum bisa menjawab semua ucapannya. Windi memutuskan membawa uang yang ia punya untuk sesekali memberikan kesempatan untuk dirinya liburan meskipun hanya berkeliling kota saja
Windi mulai menapaki salah satu pasar yang berada didekat alun alun kotanya, ia mulai menjajahi makanan ringan yang dijual para pedagang, windi merasa sangat senang karna memang dulu ia hidup dengan berkecukupan
" wah ada banyak kue disini pasti harganya murah tapi pasti rasanya gamurahan"
Windi mendekati salah satu penjual kue dan memilih beberapa kue dan kemudian membawanya pergi ke alun alun kota untuk berjalan kaki sebentar sembari menggendong ilham yang tertidur dan juga menenteng tas berisi kue kue yang tadi sempat windi beli
Kaki windi melangkah dengan penuh semangat meskipun terik matahari semakin menyengat karna matahari semakin meninggi
Windi yang mendengar ilham menangis karna lapar mulai merasa kebingungan, ia lupa membawa sebotol susu yang sudah ia persiapkan tadi. Mau tidak mau windi harus memberikan ilham asi.
" uhh cup cup cup cup nak udah ya ayo kita minum susu yaa lapar yaa"
Aku menepi di bawah pohon yang memiliki tempat duduk yang nyaman. Aku mulai menyusui ilham disana meskipun banyak orang lalu lalang memperhatikanku
Sepasang kekasih melirik tajam kearahku, membuatku merasa tak nyaman berada di luar rumah.
Namun aku tak bisa apa apa aku memilih menunduk dan mengabaikan mereka masih berada tepat di depanku menatap tajam diriku dan beberapa kata jahat mulai sayup sayup terdengar di telingaku
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments