"okey baik anak pintar"
Wahyu mengusap usap bagian kepala atasku dan kembali kuteringat kenangan indah dari ayah. Aku kembali terenyuh dengan usapan itu terasa nyaman dan membuatku semakin tenang
" yu tolong jawab sekarang, aku butuh jawabanmu! A- aku ingin tau segalanya yang selama ini aku tak ketahui"
" sekarang lebih baik kamu mandi terlebih dahulu baru aku akan memberimu jawaban"
" aghhh wahyu kamu pembohong yaa! Kata kamu kalo aku udah tenang bakalan langsung jawab pertanyaan aku"
" ngebantah \= gadijawabiii
" huh! Iya iya aku mandi. Dimana kamar mandinya? Tepat di dalam kamarmu win"
" hah kamarku? Maksudmu apa?aku harus tinggal dirumahmu gitu? Ya ya aku tau rumah kamu seperti kerajaan yang sangat mewah tapi mohon maaf karena aku juga punya rumah sendiri dan aku tidak mau tinggal bersama kamu"
" lebih baik sekarang kamu ikuti saja perintah ku sebelum aku menggendongmu ke kamar mandi sekalian aku mandiin aja kalau emang kamu masih melawan!"
" ih gamau gamau dasar lelaki mesum"
Kedua bola mata wahyu langsung melebar setelah perkataan itu aku luncurkan, sementara aku yang sudah mendapat pelototan mata tajam dari wahyu memilih berlari kedalam kamar di lantai dua
" aduh ah mana ya kamar aku"
Aku mencari-cari kamar yang wahyu maksud aku yang sedang bingung dengan luas rumah yang sangat besar hanya bisa celingak celinguk mencari kamarku
" pagi nyonya..."
Kembali lagi aku mendengar sebutan itu dari seorang pelayan hal itu membuatku tambah bingung bagaimana bisa aku dipanggil dengan sebutan nyonya apa yang sebenarnya terjadi ah sudahlah lebih baik aku bertanya kepada pelayan ini di mana kamarku agar aku bisa lekas mendapatkan jawaban yang harus ku dengar
" oh iya boleh nanya nggak kamar aku di sebelah mana ya?"
" oh kamar nyonya ada di depan sana berada di bagian paling tengah dari ruangan ruangan yang berjajar tepatnya di pintu yang satu-satunya memiliki warna biru langit
" yang itu kan mbak?"
Tanyaku untuk memastikan bahwa itu memang benar adalah kamar yang kutuju
" iya nya yang itu"
" mbak bisa nggak, nggak usah panggil nyonya gitu, saya ini cuma tamu di sini"
" tidak bisa nya karna ini adalah perintah dari tuan rumah kami"
" si wahyu yang nyuruh ya mbak?"
" tidak bukan nyaa..."
Tiba-tiba pelayan lain memanggil pelayan yang saat ini berada di sampingku
" maaf nya saya harus pergi terlebih dahulu"
" oh iya silahkan mbak"
Rasanya ini semakin aneh saja bisa bukan wahyu yang menyuruhnya lantas siapa yang menyuruh pelayan yang bekerja di sini memanggilku nyonya
" ah sudahlah sekarang kamar yang wahyu berikan sudah ketemu jadi lebih baik aku segera menyelesaikan mandiku agar wahyu tidak bisa mengancam ku lagi"
aku ingin bicara sendirian seolah sudah menjadi kebiasaan yang mendarah daging langkah demi langkah terlewati begitu saja hingga akhirnya aku sampai di dalam kamar mandi yang seluruhnya kebanyakan berwarna biru langit termasuk benda-benda kecil seperti sabun shampoo maupun bak mandi
" warna biru langit adalah warna kesukaanku apakah wahyu sengaja mendesain seluruh kamar ini berwarna biru langit karena iya mengatakan bahwa ini adalah gambar aku tapi dari mana dia tahu bahwa biru langit adalah warna kesukaanku"
Sepertinya pertanyaan yang harus wahyu jawab bertambah lagi satu guyuran air mulai membasahi seluruh tubuh ini, perlahan ingatanku mulai lagi menggerutu tentang ingatan masalalu. Ntah bagaimana caranya aku akan bangkit dan mengabulkan satu satunya permintaan ayah yang belum selesai kulakukan jika aku saja belum sepenuhnya ikhlas dengan kepergian kedua orang yang kucintai.
Tak terasa air mata ini ikut mengucur bersama air yang jatuh ke saluran air yang tersambung pada sebuah selokan.
Dengan keadaan tubuh yang hampir saja mengalami depresi aku menahan sekuat tenaga untuk tidak menyakiti diriku sendiri apalagi sampai menyakiti orang sekitarku yang masih memberiku dukungan
" Win! Win! Ayo cepat win jangan ngabisin air setandon itu"
Suara ketukan pintu mulai mengganggu acara mandiku yang diselai dengan mengingat kejadian kelam.
" iya iya, ini aku udah mau ganti baju"
Eh baju? Bukannya aku tidak membawa baju apapun dari rumah mas irfan ataupun dari rumah ayah. Masa ia aku harus memakai pakaian yang tadi sudah kupakai tapi, pakaian itu sudah kotor terkena lumpur
Aku membuka lemari yang juga berwarna biru langit ini untuk melihat apakah ada stok baju yang bisa kukenakan
Tapi alangkah terkejutnya aku melihat semua isi lemari yang kubuka
" kenapa semua baju ini berada di sini bukankah baju ini tak sempat kubawa pergi ke rumah sakit siapa yang membawanya ke sini jika wahyu mengapa iya sampai melakukannya seperti ini dan ini juga jam alarm masa kecilku hadiah ulang tahunku ketiga tahun yang ayah berikan ini juga berada di sini berarti semua barang yang berada di rumah mas irfan dan juga di rumah ayah terhadap pindahkan ke sini apa maksud dari wahyu ah ini sangat membuatku semakin pusing"
Aku mengelus elus kepalaku yang merasa sedikit pusing dan nyeri karna terlalu memikirkan banyak sekali hal yang tak kuketahui jawabannya apa
" aku akan menanyakan nya setelah ini lebih baik aku harus segera memakai pakaian dan kembali menemui wahyu"
* tok tok tok tok tok....*
Suara ketukan pintu mulai terdengar lagi di saluran pendengaranku
"Iya yuu bisakan nunggu sebentar lagi ini aku udah siap siap loh"
" maaf nyaa ini saya"
Sepertinya bukan wahyu yang berada didepan pintu melainkan seorang pelayan
" oh iya mbak tunggu sebentar"
Sahut ku dari dalam kamar
Aku kemudian bergegas membuka pintu yang tadinya terkunci dan benar saja ada tiga orang pelayan yang berada di depan kamarku
" ada apa mbak?"
"Jadi begini mbak bos wahyu memerintahkan kami untuk membantu mbak bersiap siap"
" hah apa aku gasalah denger? Memangnya aku harus dibantu dalam bersiap siap? Gila emang!"
Gerutuku yang berbunyi dalam batin
" mbak gaperlu kok saya bisa bersiap siap sendiri. Lagipun saya gaterbiasa menghias wajah saya"
Jawabku dengan maksud menolak tawaran dari ketiga pelayan yang berada di depan pintu kamarku
" maaf nya ini adalah perintah dari bos wahyu kalau tidak nanti kami yang terkena amarahnya jika kami tidak melakukan dengan benar tugas kami"
" hmm dasar ya wahyu seenaknya banget jadi tuan rumah yang agung"
Aku kembali menggerutu tanpa mengeluarkan suara itu pada ketiga pelayan ini
" baiklah, kalian boleh membantuku untuk bersiap siap"
Setelah ketiga orang itu berada di dalam kamarku tiba tiba ada satu pertanyaan yang ingin kutanyakan pada mereka, mereka pasti bisa menjawab pertanyaanku
" nyonya ingin pakai baju yang mana? Ini ada 5 baju lengkap dengan hijabnya.
Semuanya berwarna biru langit itu karena nyonya suka warna biru langit"
Salah seorang pelayan juga ikut menimpali perkataan pelayan tadi
" iya nyonya ini ada gamis dan juga sepasang baju atasan dan rok, dan ini ada sweater serta tunik. Jadi nyonya akan memutuskan memakai yang mana?"
"Pertanyaan yang ingin kutanyakan saja belum kukatakan ini malah aku yang disuruh menjawab pertanyaan mereka"
" memangnya untuk apa semua baju ini? Aku lebih baik memakai gamis yang baru saja kupakai"
Begitu jawabku pada ketiga pelayan itu
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments