Aku sodorkan seluruh uang yang kumiliki saat ini pada mas irfan dengan hati yang sangat berat
" nih 5 ribu! Buat popok kalo masalah dapur tinggal nunggu besok sore kan aku gajian, gitu aja repot win win"
Ejek mas irfan padaku seakan aku yang menyulitkan semuanya
" iya mas tapi besok pagi mas irfan masa gamau sarapan dulu, stok di dapur uda habis semua loh mas. Boleh aku minta 5 ribu aja? Buat beli tahu sama kecap kemasan mini?"
Tanyaku pada mas irfan untuk tawar menawar
" duh ini aja aku bawa 30 ribu keluar nongkrong sama temen aku gacukup win udah deh aku besok gasarapan...."
" iya sudah mas kalo emang keputusan kamu begitu aku tak akan memperpanjang masalah ini!"
" wait.. Tunggu! Itu mi instan kan ada satu, jadi besok pagi aku akan sarapan itu aja oke. Udahlah aku mau berangkat nongkrong sama temen temenku di cafe tidur aja duluan aku pasti pulang malam banget"
"Ya ya mi instan sebenarnya dalam fikiranku jika besok pagi hanya tersisa mas irfan lantas aku akan makan apa? Dan bagaimana untuk memberi makan ilham jika aku tidak dapat memompa asiku, aku sangat bingung sekali"
Ingin sekali aku mengucapkan kalimat yang panjang itu pada mas irfan tapi apalah daya seorang windi yang sudah berada di bawah emosi mas irfan
" iya mas, silahkan kalau mau berangkat "
Aku menyodorkan telapak tangan kananku pada mas irfan yang masih berdiri tegak di tempat yang sama
" udah win gausa! Kamu aja belum cuci tangan pasti bau dapur sama kaya tubuh kamu yang makin hari makin gendut aja!"
" blekkkk"
Hatiku bagai tertusuk pedang paling tajam yang pernah ada di dunia ini. Lagi lagi mas irfan mempersalahkan fisikku yang tak sempurna ini
Aku yang hanya diam mematung tak menjawab satu katapun tentang pernyataan pahit yang diberikan ditinggal pergi mas irfan yang sudah hilang dari balik pintu utama rumah 1
" yaudah deh kalo mas irfan mau dimakan diluar aku bisa apa? Aku ini siapa baginya? Dulu mungkin aku dijadikan layaknya seorang ratu tapi fikiranku berkata bahwa saat ini aku layak menjadi babu yang terkontrak pernikahan "
Begitu isi fikiran jahatku yang menyakiti semua kesehatan fisik maupun mentalku.
" aku akan makan makanan yang sudah kumasak..."
Mataku mulai berkaca kaca karna membendung air mata agar tak turun
" nasi, sayur bayem dan tempe"
Langsung kubawa sepiring nasi pada ilham yang masih duduk dan bermain dengan mainan yang memang sudah kubawa dari kamar tadi untuk menenangkan ilham saat diri ini sedang memasak
Perut yang mengkriuk kriuk dipenuhi banyak cacing mendemo, untuk mengobatinya tentu saja aku harus segera mengisi bensin tenaga manusia. Setelah selesai aku langsung mencuci piring yang kotor agar tak menumpuk esok hari, sebelum kembali ke kamar ilham aku mengambil stok susu terlebih dahulu
Kamar dengan lampu yang masih menyala terang menderang membuat mata ini sedikit terganggu, langsung saja aku mematikannya dan mengganti penerangan kamar ilham dengan lampu tidur yang akan membuatku dan ilham tidur nyenyak
Ilham yang sudah menyedot susu dari botol itu mulai merasakan kantuk yang menjadi jadi, dengan mata yang mulai menutup dan terbuka kini sudah tak lagi terbuka yang menandakan ilham sudah mulai memasuki dunia alam mimpi
" tidur yang nyenyak ya nak, bangunnya besok pagi aja yaa... Mama mau istirahat yang cukup malam ini, kepala mama sering ngerasain pusing. Selamat malam dan selamat tidur putra kesayanganku, mimpi indah.."
Melihat ilham tertidur membuatku sangat merasa gemas melihat keimutan yang ia miliki, ingin sekali aku menggigit pipi bulat yang ia miliki, tapi tentu saja aku takut lepas kendali dan malah menyakiti tubuhnya
Kurebahkan tubuh yang penuh dengan rasa lelah ini, disamping tubuh ilham yang sudah tertidur dengan sangat pulas, kuratapi wajah ilham dengan sangat lembut hingga akhirnya akupun mulai ikut memasuki dunia mimpi
" win aku mau menceraikan mu aku sudah memiliki penggantimu yang jauh lebih sempurna darimu, tentu saja dia lebih cantik, lebih seksi, lebih pandai merawatku dan juga dia bisa mencari uang tidak sepertimu"
" mas tolong jangan ceraikan aku, aku masih sangat mencintaimu, jadi aku minta tolong untuk memberiku kesempatan satu kali lagi untuk memperbaiki semua yang kurang bagi dirimu aku mohon mas.."
Aku tetap berusaha memohon pada masa irfan yang sudah mengambil keputusan tubuhku telah bersimpuh di hadapan dirinya dengan memegang betis kiri mas irfan
" baiklah jika memang kamu masih ingin tetap ingin bersamaku, maka izinkan aku menikah untuk kedua kalinya dan kamu akan menjadi istri itu aku maka dari itu kamu harus mengalah terhadap istri muda. karena aku hanya akan menemuimu sesekali saja jika memang kamu masih ingin bersamaku itu saja kalau memang kamu tidak mau yang sudah lebih baik besok kita pergi ke pengadilan agama saja!"
Jawab mas irfan yang masih tetap terus kepala dengan keputusan yang membuat diriku semakin merasa hancur
" aku butuh waktu untuk itu mas..."
"Baiklah ambil waktu selama 12 jam besok pagi kamu harus berikut jawaban untuk semua itu"
Mas irfan yang sudah memberiku kesempatan waktu yang dengan sangat cepat kemudian ia berlalu pergi meninggalkanku sendirian di ruang tamu yang hening. hanya saja masih terdengar suara sesegukan tangisku yang masih meronta ronta ingin didengarkan
Aku tak kuasa memikirkan semua keputusan mas irfan yang membuat hatiku sangat sakit, aku rasa tubuhku sudah tak diperlukan lagi pada dunia ini aku merasa sangat putus asa dan ingin pergi saja dari dunia yang akhir-akhir ini menyakiti diriku.
Aku yang sudah merasa sangat putus asa akhirnya pergi ke dalam kamar ilham dan mengambil tubuhnya untuk menggendong nya dan membawanya pergi dari tempat ini
Kususuri jalan yang sudah gelap gulita hanya lampu penerang jalan yang tersisa dan beberapa kendaraan yang masih berlalu lalang dalam kegelapan malam.
Sesuatu membuatku merasa lebih kacau aku menatap lebih lama ke arah jembatan penyebrang yang tentu di bawahnya adalah tempat kendaraan sangat ramai, satu persatu anak tangga rasanya seperti sangat berat menaiki nya sebab tak hanya tumbuh ilham yang kubawa tapi juga beban hidup yang sudah ku percaya bahwa suatu saat akan baik-baik saja, yang nyatanya semua hanya menjadi pengharapan belaka yang porak poranda tanpa sedikit sisa.
Aku mencapai tangga terakhir tempat dimana pejalan kaki bisa menyeberang aku menatap ke arah bawah meratapi kendaraan yang masih terlalu lalang akankah aku harus mengakhiri hidupku kali ini agar semuanya bisa terselesaikan aku lelah tuhan aku sudah meminta kepadamu untuk memberikan mempermudah masalahku tapi nyatanya banyak cobaan yang muncul dalam hidupku dan aku tak sanggup menjalaninya lebih baik kini aku dan buah hatiku kembali kepadamu dan akan ku ceritakan padamu mengapa aku memilih untuk undur diri daripada bumi.
Tanpa ada seorangpun di atas jembatan aku mulai melompati pembatas jembatan dan akan segera melompat dengan melepaskan kedua genggaman tangan yang masih melekat pada pembatas jembatan ini, selamat tinggal dunia aku pergi aku tak kuat berada di atas bumi yang selalu menyakiti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments