mulut jahat dunia luar

Sepasang kekasih melirik tajam kearahku, membuatku merasa tak nyaman berada di luar rumah.

Namun aku tak bisa apa apa aku memilih menunduk dan mengabaikan mereka masih berada tepat di depanku menatap tajam diriku dan beberapa kata jahat mulai sayup sayup terdengar di telingaku

" liat deh yang, aku kalo uda jadi ibu gamungkin kan tiba tiba aku penampilan kaya dia, masa iya dia ketempat ini gada make baju bagus apa. Cuma modal daster sama hijab bergo aja uda kaya emak emak rumahan gitu pake yang lebih kerenan kan lebih bagus diliat"

" sttt diam sayang! Ya gamungjin dong cewe aku, aku biarin jadi kaya rumahan banget kali kali kan healing atau kalo ga ya punya outfit kerenlah"

Mereka tertawa kecil tanpa sadar bahwa pembicaraan mereka terdengar begitu lantang di saluran pendengaranku

Hatiku kembali terkoyak mendengar ucapan muda mudi yang menatapku.

Ilham yang mulai merasa kurang nyaman dalam pangkuan menggeliat dan menangis sekencang kencangnya.

Aku yang juga sudah tak nyaman dengan sepasang muda mudi itu memutuskan untuk pergi ke cafe saja, karna disana pasti memiliki ruang yang lebih tertutup dan untuk mengobati rinduku pada kenangan masa lalu ketika aku dan teman temanku pergi ke cafe yang menyediakan wifi untuk mengerjakan beberapa tugas sekolah.

Aku yang sudah duduk di atas kursi cafe memesan sebuah minuman, ilham yang sudah mulai tenang semakin kutimang ia dengan ayunan yang akan meninabobokannya.

" ini mbak pesanannya"

Tegur salah seorang pelayan cafe yang membawakan pesananku ke meja.

" iya mbak makasih ya"

Aku menyiratkan senyum kepada pelayan itu yang kemudian pergi setelah membalas senyumanku.

Perlahan aku mulai menyeruput minumanku

" alhamdulillah,,, segar sekali rasanya jus ini"

Kupandangi seluruh isi cafe yang memakai outfit kekinian, sementara kupandangi semua pakaian yang menempel ditubuhku

" tubuhkyu hanya terbaluti oleh daster panjang dan sweater putih serta kerudung bergo hitam. Ibu ibu lain ko bisa ya sambil ngerawat tubuh dan wajahnya apalagi uda punya anak kaya dia"

Gerutuku dalam hati sambil memperhatikan seorang ibu yang juga membawa anak dan suaminya, tapi outfit yang kami kenakan sudah sangat jauh berbeda

" ada yang lebih berbeda dari semua ini, suamiku tak menemaniku sekarang. Ntah dimana dia sekarang aku takut ia kenapa napa dijalan"

Aku yang sudah penat menggendong ilham yang bangun dan tidur lagi tanpa menurunkannya dari gendongan lebih baik memilih untuk pulang saja.

Lekas lekas aku berdiri untuk beranjak pergi tapi..

" centarrrrr..."

Bunyi gelas yang jatuh karna terseret kaki ilham yang menjuntai membuat banyak pasang mata menyorot karna bunyi nyaring tadi.

" astaghfiruallah.."

Lekas lekas aku mengambil gelas yang tergeletak dilantai basah karna tumpahan sisa jus jeruk tadi

Seorang pelayan menghampiriku dengan sangat ramah tanpa rasa marah ia membantuku mengelap sisa tumpahan jus

" sudah bu, biar saya aja"

Sapanya dengan tersenyum

" gausa mba biar saja aja, semua ini karna kecerobohan saya tadi mba maaf"

Aku meminta maaf sembari menenangkan ilham yang menangis yang terbangun karena kebisingan tadi

" udah mba, anaknya nangisloh kalo mau keluar mba bisa keluar ko ini cuma perlu dipel aja"

" makasih ya mba, apakah saya harus ganti rugi harga gelas ini?"

" ndak mbak ndak usah gapecah kok"

" baik mbak saya permisi dulu, saya mengucapkan terima kasih sebesar besarnya ya mbak"

" iya..."

Senyum simpul pelayan itu semakin mendorongku untuk tetap tenang meskipun masih tersisa beberapa sorot mata mengiringi langkah kakiku keluar dari cafe tersebut

" isshh dasar kalo gabisa jaga anak ngapain dibawa ke tempat umum mending dirumah aja! Nyusahin orang lain ajah!"2

Pekik wanita yang berada di sebuah meja berisikan beberapa laptop yang tampak seperti pekerja kantoran

Sekali lagi hatiku tercabik cabik dihari yang sama. Memang tak semua orang memandangku demikian tapi mengapa hari ini aku merasa bahwa menjadi seorang ibu rumah tangga bukan hal yang mudah ya

Aku menghela nafas panjang menetralisir semua kejadian buruk tadi agar tidak kembali kuingat karna semua itu tidaklah penting!

Ketika menunggu dorongan pintu dari orang yang akan memasuki seseorang menepuk pundakku dari belakang

" windiiii.. Kamu windikan? Siswi paling populer itu di SMA nusa bangsakan?"

Sapaan wanita yang mengenakan pakaian rapi dengan blazer maroon dan rok hitam selutut serta rambut panjang menjuntai yang indah.

" iyaa aku windi kamu ...?"

Aku mencoba mengingat lagi wajah yang berada di depan tubuhku. Wajah yang tak asing namun untuk menyebut namanya sepertinya aku dilanda lupa

" ayo siapa aku..? Coba inget inget dong win! Masa kamu lupa sii..?"

" aaa beneran lupa tapi kamu teman sekelasku kan?"

" ayolah aku itu sin...."

" ohhh uda udah jangan diterusin kamu sinta kan? Aaaa sinta udah lama banget ga ketemu.. "

Aku memeluk erat tubuh seksi sinta dengan mengenyampingkan posisi ilham.

" iya udah lama banget, untung aja kamu jatuhin gelas kalo ga, aku gabakal tau kalo itu kamu"

" hehehe iya tadi kesenggol kaki anak aku yang lagi tidur"

" eh ini anak kamu? Ganteng banget..!! Imut lagi, umur berapa?"

Sinta mulai membukakan kursi untuk kududuki tepat didekat pintu

" iya baru aja setahun sin, rapi banget kamu yaa hehe,,,"

Terlihat baju yang sangat rapi dan juga terlihat aroma uang yang tersimpan di balik baju yang ia kenakan

" iya namanya juga kerja kantoran win, kamu gimana? Kerja atau cuma kaya gini aja win?"

" ya gitudeh sin dulu sempet kerja mau nerusin perusahaan papa tapi karna udah ada suami, dia gangeizinin aku buat kerja lagi dan dia yang mau gantiin posisi aku"

" oh gitu ya win, padahal sayang bangetloh kan kamu pinter. Tapi kalo udah urusan suami ya emang gabisa dielak lagi deh"

" kalo kamu gimana udah ada pasangan?"

Tanyaku balik pada sinta

" dulu ada sekarang gaada hehe..."

" loh maksudnya gimana sin? Boong banget kalo kamu gapunya pasangan, kamukan cantik terus kamu itu juga wanita karir. Siapa sih yang gamau sama kamu? Kalo aku cowo aku bakal ngejar kamu mati matian sin"

Tawaku tersirat tanpa paksa setelah menemukan teman yang sudah begitu lama tak kujumpa

" halah kamu win, masi tetep aja gitu kamu ya. Selalu usaha nyenengin orang lain"

" namanya juga windi"

Iya dalam benak aku berfikir memang benar aku selalu ingin melihat orang lain bahagia tapi tanpa tau lukaku saat ini, memangnya siapa yang akan peduli tentang kesah lesuh ibu rumah tangga kan itu lumrah dan pasti banyak ibu rumah tangga lainnya yang bahkan menjalani hidup lebih sulit daripada aku.

" jadi sebenarnya aku itu udah jadi seorang janda win, aku baru cerai beberapa bulan lalu"

" maaf banget ya sin aku gatau, maaf ya.."

" gapapa win malah aku suka bisa cerita sama kamu, aku gapernah mau cerita tentang ini kesiapapun. Tapi saat begini bersamamu aku jadi ingin menceritakan semuanya padamu karna kamutuh emang satu satunya tempat cerita yang paling nyaman buat aku dan pasti gapernah bocor dari dulu"

" alah kamu bisa aja! Yauda ayo cerita aja keluarin semua unek unek kamu disini!"

" jadi sebenarnya dulu mantan suamiku sangat mencintaiku tapi beberapa bulan terahir aku merasakan ada yang aneh pada dirinya.."

" aneh gimana sin?"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!