Gilang yang sempat ingin menatap mata Raisapun mengurungkan diri dan lebih memilih menundukkan pandangan dan mencari jawaban yang lebih tepat untuk menyatakan argumenyasinya.
"Apakah sebagai manusia kamu tidak pernah di kecewakan, atau di khianati?" tanya Raisa kini menatap tejam Gilang.
"Tidak, aku memang pernah berulang kali di khianati tapi itu bukanlah sebauh bentuk hal yang dapat membunuh kepercayaan kita pada orang lain, manusia memang di ciptakan dalam berbagai jenis bentuk dan tingkatan kepercayaan, membangun kepercayaan memang sangat sulit apalagi pada seseorang yang pernah di kecewakan, namun percayalah sekarang aku akan melakukan kewajibanku dengan benar." ucap Gilang menatap lembut wajah Raisa dan tersenyum simpul.
Hati Raisa menjadi hangat layaknya sebuah mentari yang menyinarinya setelah hujan tiba dan kini siluet warna warni pelangi terpampang di dadanya, membuka kepercayaan baru pada orang yang memang benar benar baru.
"Punya komputer atau sejenisnya?" tanya Raisa penasaran, karena bagaimanapun salah satu dari anggota keluarganya harus tahu pria ini.
"Ada! Ayo ikut aku!" ucap Gilang mengajak Raisa pada sebuah ruangan dengan berjenis jenis komputer yang menyala dan rusak, Raisa mengangkat sudut bibirnya melihat angka angka yang meruntuy layaknya rumus yang tidak terpecahkan.
"Pakai ini saja ya! Itu semuanya adalah tempat aku bekerja, kamu juga harus tahu bagaimana duniaku, dan inilah duniaku!" ucap Gilang lagi mulai memperlihatkan rahasia besarnya.
Namun sudut mata Raisa malah tertarik pada salah satu komputer yang tengah menyala dan memperlihatkan sebuah huruf dan nama yang agaknya cukup familiar bagi Raisa.
"Mr G?" tanya Raisa tidak menghiraukan komputer yang sudah di nyalakan Gilang untuknya dan lebih memilih salah satu komputer yang mana dengan jumlah kabel yang sangat banyak.
"Eh, jangan sentuh itu! Itu sangat sensitif." ucap Gilang berusaha menghentikan Raisa, namun rasa keingin tahuan Raisa tidak cukup dengan ucapan dan langsung membuka isi komputer tersebut.
"Wow! Kamu benar benar G ya?" tanya lagi Raisa terkagum kagum melihat profil akun tersebut, dengan kecepatan tangannya yang luar biasa Raisa mengutak atik komputer tersebut.
"Kamu pernah lihat atau jangan jangan?" Gilang kian menyipitkan matanya melihat bagaimana kecepatan tangan yang di miliki Raisa.
"Aaahhh... Terima kasih banyak!" Raisa mengambur memeluk tubuh Gilang hingga pria itupun terpaku dan membatu tidak tahu apa yang sebenarnya tengah terjadi.
"Ada apa?" tanya Gilang penasaran berusaha menyambut pelukan yang terasa begitu erat itu.
Raisa enggan menjawab dan lebih memilih menghisap leher Gilang hingga akhirnya pria itupun merasa panas dan kembali berdiri, Raisa seakan sudah tidak perduli lagi dengan dosa dia lebih memilih meluapkan rasa kegembirannya.
"To...tolong, ber...hent..ti hosh.." wajah Gilang kini sudah bersemu kemerahan, meski bibirnya berkata demikian namun reaksi tubuhnya berkata lain hingga membuat Raisa merasa gemas di buatnya.
"Kamu tahu sayang, aku sudah mencarimu selama setenah hidupku!" ucap Raisa berbisik di telinga Gilang dan mendekatkan nafasnya sekan memberikan sebuah getaran aneh yang sengaja dia ciptakan untuk Gilang.
"Tu...tung..gu, jangan begini! Kita belum boleh melakukan hal ini lagi!" ucap Gilang berusaha menjauhkan dirinya.
"Baiklah, untuk sekarang aku mengalah. Tapi kamu juga perlu lihat ini!" ucap Raisa, dia sedikit bahagia ternyata orang yang baru di kenalnya benar benar telah percaya padanya, dan untuk apa lagi dirinya menyembunyikan identitas di hadapan orang yang sudah mengorbankan identitas super rahasianya untuk di beri tahukan padanya.
Raisa mengklik enter hingga akhirnya sebuah suarapun muncul, Raisa duduk di atas meja di samping keyboard dan mearik lengan Gilang untuk duduk di kursi tepat di hadapannya.
"'Selamat datang! Akses akun di terima"' suara dari dalam komputer hingga akhirnya sebuah nama muncul.
"Mr R?" tidak kalah terkejut dengan Raisa kini Gilangpun sama terkejutnya dan memelototi akun yang kini tengah di tatapnya.
"Ka...ka..mu R?" Gilang tiba tiba gagap hampir tak percaya melihat hal itu, sebenarnya bukan karena akun tersebut yang membuat Gilang terkejut namun identitas Raisa yang sesungguhnya yang membuatnya sangat terkejut.
"Aku kerenkan?" tanya Raisa seakan meminta pujian, namun Gilang malah terdiam mematung dan kini dirinya malah nampak tengah menghitung sesuatu.
"Hai! Aku kerenkan?" tanya lagi Raisa hingga akhirnya Gilang kembali ke alam sadarnya dan menatap Raisa lekat lekat.
'Apakah dunia sedang mempermainkanku?' ucap hati kecil Gilang dan semakin memperhatikan setiap sudut dari wajah wanita yang kini di hadapannya.
"Kamu kenapa, spicless banget ya?" tanya Raisa penuh keyakinan dan kebahagiaan yang meluap luap.
Gilang mengangguk kecil dan menggenggam erat tangan Raisa, Gilang benar benar bingung dengan situasi yang kini sekan tengah berperang dengannya.
'Bagaimana aku menjelaskan pada ayahku di alam sana bila isteriku adalah keponakanku sendiri.' ucap lagi Gilang dalam hati, dia memang sengaja sering bekerja sama dengan akun Mr R karena dia tahu bila yang mengakses akun tersebut adalah salah satu anggota keluarganya yang sudah lama terpisah, dan dia juga memang dari kejauhan sering menjaga akun tersebut dari orang orang luar dan selalu mambantu akun tersebut dalam pemecahan berbagai kode.
Berdasarkan turunan memang diperbolehkan bila Raisa dan Gilang menikah karena mereka sudah tidak dalam satu mahrom, namun dia amat bingung cara menjelaskan dirinya nanti pada Rama, meski secara hukum dan agama itu hal yang sah sah saja.
Gilang kembali menatap kain seprai yang kini membelit tubuh Raisa, tidak sedikitpun terbersik di kepalanya bila dia akan menikahi keponakannya sendiri, namun nasi sudah menjadi bubur, mau bagaimana lagi juga semua yang sudah mereka lalui memang tidak dapat di elakan lagi.
Raisa sedikit merasa aneh dengan sikap pria yang kini duduk di hadapannya sekan akan Gilal tengah terhimpit batu besar dengan berat berton ton hingga pandangannya saja nampak di penuhi rasa bersalah.
"Apa kamu menyesal?" tanya Raisa tiba tiba memecah kesunyian dan mengangkat dagu Gilang.
"Tidak, aku tidak menyesal, aku hanya tidak menyangka saja bila tuan yang selalu aku panggil ternyata seorang perempuan." ucap Gilang berusaha menguraikan kecurigaan Raisa terhadapnya.
"Ya kan tuan ini cantik bukan?" tanya Raisa dan turun dari meja duduk di pangkuan Gilang.
"Sangat mempesona!" ucap Gilang memeluk Raisa erat,dia tidak ingin memikirkan apa nanti kata pamannnya Rama atau ayahnya dialam sana, dia lebih ingin memberikan cintanya saja bagi Raisa.
"Tunggu!" Raisa tiba tiba teringat sesuatu, dan matanyapun langsung melotot, arloji yang selalu dia kenakan menghilang, sedangkan dengan arloji itulah bundanya selalu menghubunginya setiap pagi.
"Kenapa?" tanya Gilang memeperhatikan Raisa yang nampak tengah mencari sesuatu.
"Apa kamu lihat arlojiku?" tanya Raisa nampak sedikit risau akan hal tersebut dan mulai berlari ke luar ruangan.
"Ada di kamar, aku simpan di laci karena aku pikir itu adalah benda berharga milikmu!" ucap Gilang dan sontak saja Raisa berhambur hingga menginjak seprai panjang yang menutipi kakinya hingga terjatuh hampir menghantam kramik, namun untunglah Gilang sigap dan menangkap tubuh wanitanya itu.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Tari Gan
rekan bisnis yg nyuruh ngeburu suara rintihan orang menangis di gedung tua x yah??
2023-01-22
1
#••Embun ™^ad•~💦 🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ
kalau jodoh gak akan bisa ngelak dan akan terus bertemu...
2023-01-21
1
Hiatus
jodoh gak akan kemana walau ketemu di novel sekalipun kan ye...🗿👍
2023-01-19
2