Daffin dan Charlotte tiba di apartement milik wanita itu. Mengulang pergumulan yang sempat tertunda akan kedatangan Shinta. Suasana kamar terasa panas sekali, suara erotis terdengar menggema membangkitkan kobaran semangat yang sempat menciut.
Sungguh biadapnya Daffin, ia berkhianat dari kekasihnya, yang tanpa ia ketahui Shinta telah menikahi pria lain atas dasar keterpaksaan.
Disisi lain, Shinta dan Raka, sang suami, masih asyik beegelut dengan peralatan dapur. Tentu saja Raka yang lebih bekerja keras dari pada istrinya itu. Shinta memperhatikan kecekatan Raka dalam mengolah bahan makanan, sembari menikmati buah apel yang menyegarkan tenggorokan
"Kamu bakal jadi istri orang nanti, harusnya belajar ngiris bawang, Shinta," tegas Raka
Shinta mendelik menatap Raka yang masih fokus dengan kegiatannya. menghentikan sejenak kunyahan dimulutnya ingin menanggapi ucapan suaminya ini. "Untuk apa? tinggal nyuruh pembantu doang kok," ucapnya dengan santai
Raka menggeleng-gelengkan kepala mendengarnya. "Malang sekali pacarmu itu, jika memang kamu nanti yang jadi istrinya," cibir Raka
Mendengar perkataan Raka, Shinta mengerutkan dahinya dengan bibir dibuat manyun jua. Seolah tidak terima sama cibiran yang tengah merendahkannya. Shinta membusungkan dada, kedua tangan bertengger dipinggangnya.
"Sekali lagi? Bilang apa? Malang sekali punya istri kayak aku?" tekannya
"Tuh, kamu dengar. Jadi aku nggak perlu mengulanginya lagi." Raka menyunggingkan bibirnya, mentiriskan ayam krispy yang telah digoreng
"Bodoh! Justru dia bahagia denganku. Secara aku tuh cantik, pinter, wanita karir, modis, pandai merawat diri, ditambah lagi nilai plusnya aku masih perawan," tandas Shinta membanggakan dirinya yang sempurna itu
Raka tersenyum, ia menoleh menatap wanita yang menyewanya ini. "Kamu memang perfect, tapi-seorang suami pasti akan lebih bangga jika istrinya pintar masak. Apalagi mengurus anak," tuturnya dengan lembut
Seketika, perasaan Shinta meleyot karenanya. "Hmm, ya, nanti aku akan belajar memasak, tapi bukan sekarang. Aku lapar, tau!" rengeknya
"Yowes, duduk sana! Adanya kamu disini bikin aku gerah. Bakal adem kalau kamu bantuin," gerutu Raka, pasrah
Shinta nyengir, tak urung ia menurutinya. Mendudukkan tubuhnya di kursi seraya menyantap buah yang tersisa setengahnya.
Aroma wangi masakan memyeruak menyelinap masuk ke dalam indra penciuman siapa saja yang berada disekitarnya. Shinta yang tengah menonton televisi, mulai terusik dengan sesuatu di dapur sana. Lantas, ia bangkit, menghampiri sang juru masak dengan perasaan senangnya.
"Wangi pool! Ayam krispy dengan saos keju, dan-sambal bawang?" Shinta terpaku melihatnya
"Iya. Katamu kan, nggak kuat makan pedas, jadi yang sambal ini buatku, saosnya untuk kamu," ujar Raka, membenamkan bokongnya dikursi berhadapan dengan sang istri
Shinta mengamgguk paham. "Gila kamu! Ini kan cita rasanya persis kayak di resto," pujinya kagum
Raka mengulas senyum penuh kebanggaan. "Dulu sempat kerja di resto," ucapnya
"Wow! Keren banget! tau gini, kamu jadi chefnya dirumahku nanti," riang Shinta, menatap tak percaya akan keahlian lelaki ini.
"Memangnya kita akan tinggal di mana? apa kita ngontrak?" tanya Raka, mode serius. Belum terlintas sedikit pun akan di mana keduanya memilih tempat tinggal
"Hah? ngontrak? Tidak perlu! kita tinggal di apartement tentunya," ucap Shinta seraya menyendoki hidangannya ke dalam mulut
"Lalu, bagaimna dengan pekerjaanku?"
Shinta terdiam sejenak dan menghentikan kegiatannya. Mengingat sesuatu yang berujung lelah akan ia derita, seketika Shinta mendapat ide cemerlang dari otak jeniusnya.
"Kamu lulusan manajemen bisnis, kan?" tanya Shinta. Raka mengangguk
"Nggak usah jualan lagi, mending ikut denganku, membantuku membereskan pekerjaan kantor."
"Hah? yang benar saja!" gerutu Raka, bingung
"Hanya beberapa hari kok, dan kamu aku gaji!"
"Hmmm, setelahnya? Aku boleh jualan?" tanya Raka. Sebab, jualan adalah pekerjaan yang sudah biasa ia lakoni
...*Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
G
up dong kk dh lama aku nunggu up nya
2023-07-14
0