🌺
"Jadi nyesal ngomong tentang kekasihmu, eh ujung-ujungnya kesini" gerutu Raka
Kedua insan itu baru saja turun dari pesawat yang mengantarkannya ke Amerika. karena termakan omongan Raka membuat Shinta sedikit takut bila itu benar-benar terjadi pada kekasihnya, Daffin. hingga ia tetap kekeuh ingin kesana hari itu juga.
Sungguh hal ini membuat Raka menyesal mengatakannya, ia tak bisa lagi menikmati suasana Negara Swiss bahkan belum menjelajahinya.
"Nanti setelah kita bercerai, kamu dan keluarga akan mendapatkan bonus dariku berupa tour ke berbagai negara yang kamu suka. asalkan bersedia disini sampai masa liburan kita berakhir" ucap Shinta
"Are you sure, Nona? kami sekeluarga bisa jalan-jalan?" senyum semringah terpatri dibibir itu.
"Ya, tentu saja"
"Oke! ayo kita temui cowokmu" ajak Raka, menarik tangan sang istri untuk bergegas meninggalkan lapangan bandara itu.
Shinta memberontak. "Hei lepas!! denda 1 juta!" erang Shinta menghentakkan tangan mereka.
Raka berbalik, "Apa? saya denda satu juta?? lalu tadi pagi itu apa?" geram Raka.
Shinta mengernyit, pura-pura tidak tahu. "Emang apa?" tanyanya
Raka menghirup udara sejenak, "Kamu memelukku sayang, seperti sepasang kekasih yang mencintai"ujar Raka.
Shinta sedikit kaget, namun ia menatap sinis seolah-olah menutupi rasa malunya. "Mana mungkin itu terjadi, lepas!" ia memberontak.
"Tidak! sampai di Hotel nanti, aku akan tetap terus menyentuhmu" tukas Raka
"Kamu ngambil kesempatan rupanya yaa, gak sepolos wajahmu ternyata" gerutu Shinta
"Hei, ini sudah tengah malam makanya kau harus ada digenggamanku. apalagi ini tempat asing" ucap Raka
"Aku bukan anak kecil" balas Shinta, kemudian menyelonong pergi menyeret kopernya meninggalkan pria itu.
Raka mengejarnya, hingga jarak keduanya bersisian.
Tibalah di Hotel, Shinta segera memesan dua kamar untuk satu malam ini. sedangkan besok, mereka akan menginap di Apartement kekasihnya.
Setelahnya kedua insan itu mengikuti Bellroom, mengantarkan tamunya untuk ke kamar masing-masing.
"Kamu tidur sendiri! bye!" ketus gadis itu, memasuki kamarnya yang sudah terbuka lebar.
"Huuu dasar!" gumam Raka. ia pun juga masuk ke kamar setelah Bellroom itu pergi.
***
Keesokan paginya, tak seperti biasanya Elshinta sudah bangun bahkan terlihat sangat segar. Ia memandang suasana Kota Las Vegas pada pagi hari yang sepi. angin sepoi-sepoi menyejukkan kulit mulusnya dan mengguyahkan sedikit rambutnya menari kesana kemari akibat semilir angin yang cukup kencang.
Shinta menghirup udara banyak-banyak, menikmati kesegaran udara pagi pada indra penciumannya.
"Segarnya .." gumam Shinta, ia memejamkan mata sembari mengulum senyum, hidungnya menikmati sekali angin segar tanpa pencemaran ini.
Setelah puas, ia kembali membuka mata, menelusuri setiap sudut Kota dari atas sana. hingga saat ia menoleh ke sebelah kiri, tatapannya menghangat tatkala tanpa sengaja memandang Raka yang hanya mengenakan handuk pada pinggangnya dan membiarkan tubuh kurus namun berbentuk itu telanjang tanpa balutan benang. Sepertinya pria itu baru saja selesai mandi, tubuh itu terlihat basah nan mengkilat.
"Dasar mesum! apa-apaan dia kayak gitu! telanjang diluar cuma pakai handuk" gerutu Shinta
"Tapi ... aku suka badannya, walau kurus tapi perutnya itu loh.. aw mengagumkan" Shinta memuji suaminya sendiri
Hingga setelah Raka mengusap rambutnya yang basah, tak sengaja mendapati seorang gadis tengah menatapnya dengan intens. Raka tersenyum, hingga lebih mendekat pada gadis itu dan menyisakan jarak 5 meter diantara mereka.
"Pagi sayangku" teriak Raka dengan senyum cengirnya menatap sang istri yang melamun menatap dirinya.
Tak dapat sahutan, Raka mengibas-ngibaskan tangannya ke udara hingga gadis itu tersadar akan lamunannya.
Membuatnya salah tingkah dan merona.
"Eh," gumamnya
"Tertangkap basah! ternyata kamu diam-diam mengagumiku ya" ucap Raka, percaya diri sekali.
"Ge'er sekali kamu!" gertak Shinta, tak ayal ia langsung masuk ke kamar karna terdengar suara pintu yang diketuk dari luar.
"Untung saja ada yang ngetuk, setidaknya aku bebas dari pria itu. kenapa aku sampai terpana, jadi besar kepala kan dia!" gumam Shinta sambil melangkah.
Ia membuka pintu, tampaklah seorang pelayan Hotel membawakan sarapan pagi untuk tamunya. tidak ingin sarapan di Resto, Shinta memilih menikmati sarapan pagi diatas balkon ini.
"Thank you" ucap Shinta pada pelayan wanita itu setelah ia menata hidangan diatas meja bundar yang berada di balkon.
"Youre welcome, Mrs" sahutnya, kemudian ia pergi dan menutup pintu.
Tak berapa lama saat ia menikmati sarapan paginya, ketukan pintu kembali terdengar. Shinta berdecak, ia berdiri untuk melihat siapa yang mengganggunya. sontak saja ia kaget,.mendapati sang suami sudah memasuki kamarnya tanpa menunggu perintah.
"Kau!"
"Enak ya makan sendiri, gak ngajak-ngajak" ucap Raka, ia melenggang ke balkon meninggalkan Shinta yang ternganga.
"Eiiit!! itu punyaku! pesan sendiri kalau mau" sergah Shinta mengejarnya.
Tanpa segan dan malu-malu, Raka menyesap susu coklat milik sang istri, lalu menggigit cake dan mengunyahnya.
"Dasar gak sopan!" geram Shinta, merebut kembali cake itu dari tangan suaminya.
"Hei! bagi-bagi dong"
"Enggak! main nyelonong tanpa permisi" gerutu Shinta
"Apa bedanya samamu, kamu bahkan menikmati tubuhku dalam diam. tidur memelukku, dan barusan tadi menikmati bentuk tubuhku yang menggoda ini" ucap Raka dengan santainya. Ia memegang kartu kali ini, membuat wanita itu bungkam tanpa kata.
"Huh!!" Shinta mendengus, menduduki tubuhnya di kursi satu lagi. sedangkan Raka tersenyum seringai menatap raut wajah wanita ini.
**
"Kamu tau alamatnya?" tanya Raka, kedua insan ini menaiki taksi menuju tempat Daffin
"Tau, orang aku pernah kesini" jawab Shinta.
Raka mengangguk paham
Hingga beberapa menit kemudian keduanya telah sampai di gedung menjulang tinggi itu, memiliki beberapa unit Apartment untuk ditinggali.
"Ayo," Shinta menarik lengan suaminya. Raka tertegun, menatap rambut panjang yang dibaluti syall itu lalu beralih menatap tangan mereka.
Raka membiarkannya saja, didalam hati ia senang kalau wanita ini mulai tergoda padanya.
Sungguh percaya diri sekali. haha
Setelah memasuki lobi, menaiki lift hingga berjalan bersisian ke unit milik Daffin, dan tibalah keduanya di depan Apartement itu.
"Astaga, aku lupa lagi paswordnya" gumam Shinta
"Emang untuk apa pasword?" tanya Raka dengan polosnya.
"Akses masuk, tidak perlu pakai kunci. tekan paswordnya maka pintu bisa dibuka" jelas Shinta
"Oh begitu, lebih baik diketuk aja. gak baik kalau nyelonong masuk" saran Raka
"Baiklah" Shinta menuruti, lalu menekan tombol bell.
"Ayo geser sini, jangan sampai dia nampak" bisik Shinta, menyuruh Raka mengumpet dibalik tembok. Raka hanya menurut saja.
Ting tong!
"Sayang, ada bunyi bell" ucap seorang wanita yang berada dibawah kungkungan Daffin, menahan mulut pria itu untuk menciumnya.
"Paling salah Apartement sayang" sanggahnya, kembali menikmati tubuh itu dengan beragam kecupan di leher, dada, bahkan dua gundukan yang menggoda.
Wanita itu menghiraukan lagi, memilih menikmati permainan kekasihnya yang sudah mereka lalukan hingga beberapa ronde.
Aaaahhh ...
Eeemmmh ...
Ting tong!!
"Ah sayang, stop dulu. mending tengok dulu sana" desah wanita itu.
"****!!" Daffin beranjak bangun, melepaskan sang junior dari sangkarnya. lalu mengambil kimono dan memakainya.
Dengan langkah gontai nan kesal, karena seseorang mengganggu aktivitasnya membuat pria itu mengumpat di sepanjang jalan.
Ia mengintip dibalik lubang kecil ditengah pintu, tak ada siapa pun. ia kembali berdecak.
"Orang iseng sialan!" umpatnya lagi, lalu berbalik badan alih-alih ingin ke kamar, namun nyatanya bell kembali bunyi.
"****!" dengan sigap ia membuka pintu.
"Tadaaa!!!" matanya terbelalak melihat kekasihnya, Shinta, berada didepan mata.
🌺
*bersambung*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments