Keluarga Cogan

Ella disambut ruangan yang megah walau baginya suram, bertambah suram saat ia tau bahwa penghuni rumah itu lelaki semua. Dikarenakan ibu Ken sudah meninggal.

Begitu masuk, Ella memang sempat memandangi sekeliling. Tapi acara itu harus terhenti dahulu karena Ayah Ken meminta untuk merapikan barang-barang mereka.

Ken? Dia disuruh untuk memasak di dapur.

Ella hanya mengangguk-angguk menurut ayah mertuanya itu. Ella berjalan ke kamar Ella dan Ken.

Walau sekamar tapi untungnya ada 2 double bed di kamar itu.

Sesampai di kamar, Ella langsung membanting tubuhnya di kasur. Menghela napas panjang-panjang.

"Di daerah sini cukup dingin, sesuai perkataan Ayah (ayah mertuanya). Baru sebentar saja, aku sudah bernapas berat karena suhunya. Apa di sini tidak ada penghangat ruangan?" gumam Ella lalu mengubah posisi ke duduk.

"Hah... Ayo Ella beresin aja dulu!" gumamnya menyemangati diri sendiri.

•••

Setelah selesai, Ella kembali membanting dirinya ke kasur lagi. Kembali menarik napas panjang-panjang. Tubuhnya memang tidak kedinginan karena bergerak.

Kruyukk...

Perut keroncongan, Ella langsung lari ke bawah. Menuju dapur, dengan instingnya yang kuat. Ia menengok ke balik dapur.

"Halo?" gumam Ella mengintip.

"Iya? Siapa itu?" jawab seorang pria jangkung berambut hitam putih itu. Ella terpaku, ia terpesona dengan wajah tampan pria itu.

"Oh, adik ipar." lanjutnya.

"Argh! Ini gimana sih!?" Ken heboh sendiri dengan spatula dan frying pan nya.

"Nah, adik ipar. Tolong bantu suamimu yang gak becus masak tuh," ucap pria jangkung itu terkekeh.

Ella langsung merebut spatula Ken dan melanjutkan masakan Ken dengan kesal.

"Hah, kalo bukan dijodohin aku gak bakal mau sama kamu!" ledek Ella sebal.

"Aku bukannya gak bisa masak, cuma gak biasa buat masakan itu!" Ken membuang muka.

"Hadeuh, gengsinya masih sama aja.. padahal udah nikah," gumam pria jangkung tadi masih terdengar.

"Daripada lo, udah mau kepala 3 gak nikah-nikah!" balas Ken tepat menusuk ke hati.

"Udah-udah, lo udah nikah aja kelakuan rese bat kek bocil umur setahun!" ucap Ella juga menusuk tepat ke hati, savage.

***

Selesai memasak, mereka menyiapkan makanan ke meja untuk makan malam.

"Wah, kalian benar-benar! Semuanya daging, kalian mau merayakan kedatanganku ya?" seru Ella. Ken dan pria jangkung yang adalah kakaknya, saling menatap satu sama lain.

"Yah, bisa dikatakan begitu saja deh, dik." Jawab pria jangkung.

"Oh ya, namaku Leonardo Dylan Lorvenue. Aku putra kedua dari keluarga Lorvenue," salam pria jangkung tadi.

"Panjgil saja Dylan," lanjutnya.

"Kak Dylan?" gumam Ella mencoba.

"Gausah pake kak, pakenya om." ledek Ken. Tapi diacuhkan Dylan.

"Hm, Ella kan?" tanya Dylan, Ella mengangguk. Dylan lalu beranjak dari kursi lalu ke atas memanggil ayah mereka.

"Hey, jangan terlalu percaya dengannya." ucap Ken.

"Kenapa?" tanya Ella polos.

"Pokoknya aja," jawab Ken.

Selang beberapa menit, Dylan kembali sendirian.

"Ayah akan menyusul, dia mau mengurus beberapa berkas dulu." kata Dylan lalu duduk ke tempatnya semula.

"Dan besok kakakmu itu pulang, Ken."

"Oh."

"Kakak? Apa anak ketiga?" Dylan mengangguk.

"Sepertinya mereka punya hubungan yang kurang baik," pikir Ella.

***

Kamar Ella & Ken

Ella membanting tubuhnya ke kasur. Lalu melirik Ken yang ke meja belajar.

"Aku tidur di dekat jendela ya," ucap Ella.

"Hm," jawab Ken tanpa melirik Ella.

"Aku benci gelap, jadi kalau dekat jendela akan ada sinar bulan sedikit." jelas Ella.

"Hm,"

"Huh! Menjengkelkan," dengus Ella lalu menutupi tubuhnya dengan selimut.

"Jangan buka jendelanya, itu syaratnya."

"Kenapa?" Ella menengok ke arah Ken. Yang bahkan tak menoleh ke arah Ella sama sekali.

"Yaa.. dingin aja," jawab Ken.

"Iya, deh. Up to you," Ella lalu menghadap ke tembok.

"Sok Inggris," gumam Ken tapi masih terdengar.

Bugh!

Dengan indahnya, bantal melayang ke arah kepala Ken.

"Aduh, duh!" gumam Ken mengaduh-aduh sambil memegangi kepala belakangnya yang terkena bantal.

"Bandel," gumam Ella.

"Kamu kenapa gak tidur?" tanya Ella masih menatap tembok dengan keadaan matany tertutup.

"Gak ngantuk."

Ella merasa Ken sudah mode cold, akhirnya memutuskan untuk tidur tanpa sepatah kata terakhir, lagi.

Keesokan paginya,

"Woy! Bangun!" seru Ken menggoyang tubuh Ella.

"Em.. 5 menit.." jawab Ella lirih.

"Lu manusia apa kebo sih! Bangun!"

"Kebo..." jawab Ella lirih.

"Arg.. harusnya gua ga nikahin lu.."

"Yaudah cerai..."

"Gua belum mau jadi duda, ogeb!"

"Yaudah gak cerai..."

Ken akhirnya duduk di kasurnya menyerah. Ia melipat tangannya memandang Ella dengan tatapan marah.

Klek..

Tiupan angin membuat jendela terbuka. Ken menegak salivanya. Angin berhembus lumayan kencang.

***

"Emm.." Ella terbangun karena merasa ada yang menindih tubuhnya. Ia membuka matanya yang masih terasa lengket perlahan. Dan berhasil membelalak sempurna karena melihat Ken hampir mencium lehernya.

"Aaaaaakh!" jerit Ella menendang Ken sekuat tenaga hingga Ken terjatuh menatap kayu kasurnya.

"Aduh!" pekik Ken reflek. Ia mengelus kepalanya yang terbentur.

Ella langsung panik mengecek dirinya. Aman.

"Lo ngapain dah!? Pagi-pagi udah main napsu aje!" teriak Ella mengepalkan tangannya siap memukul Ken habis-habisan.

"E-eeh.. gua gak seperti yang lo bayangin! Gua, gua–" jelas Ken dengan cepat tapi terpotong.

"Aa, banyak alesan lo! Jawab jujur, ato tangan gua bakal mendarat di pipi lo!" ancam Ella.

"Gue bisa jelasin–"

"Ga basa-basi lu tong!" Ella langsung beranjak dari kasur.

Belum sempat kepalan Ella mendarat di muka Ken, pintu kamar terbuka. Dylan melihat mereka berdua berkelahi, menepuk jidatnya.

"Hadeuh, pagi gini udah berantem aja nih pasangan muda..."

"Kak, dia mau perkosa Ella!" ucap Ella mengadu.

"Eng-enggak Lan, eh Kak! Ini salah paham, gua, gua cuma–"

"Tuh! Dia cari alasan tuh, Kak! Boong dia!" ucap Ella memotong kata-kata Ken.

"Diam!" bentak Dylan, sejoli itu langsung diam.

"Ken, ikut Kakak. Kita jemput Kakakmu di bandara!" kata Dylan memegang handel pintu.

"I-iya, Kak." Jawab Ken.

"Awas lu!" ancam Ella.

"Ella, kamu siapkan makan pagi! Berikut-berikutnya Kakak, Ayah, dan Ken gak mau kamu bangunnya molor terus! Apalagi kamu cewek satu-satunya dan masih sekolah! Kamu harus lakuin seluruh kewajibanmu!" Dylan jika sudah marah, bisa membuat kedua kucing dan tikus ini diam dan hanya mengangguk nurut.

"Iya, Kak. Ella minta maaf." jawab Ella.

Ken dan Dylan pergi, Ella bergumam kesal menuju dapur. Mansion itu sepi, mungkin karena seluruh penghuninya melakukan pekerjaannya.

Hanya Ella yang masih libur karena meminta izin dari sekolah. Ya, Ella bukan minta izin sih. Lebih tepatnya, ia akan pindah sekolah. Ia pindah ke sekolah Ken di kota itu.

Rumah ortu Ella bukan di kota yang sekarang ia tempati. Maka otomatis ia juga pindah sekolah. Mungkin bagi Ella, ini adalah kehidupan yang terburuk dan termalang.

Ella memasak sarapan, ia beride untuk memasakkan omelette. Begitu selesai memasak. Ia baru ingat kalau Ken alergi pada bawang.

"Aduh, gimana nih.. gua ntar dimasukkin penjara gegara bunuh suami dong.."

"Tapi mubazir juga..." ia beradu mulut dengan dirinya sendiri karena dilanda kebingungan.

"Masak lagi apa ya, ntar omelette nya gua makan sendiri."

Akhirnya, Ella mengulang memasak. Ia belum terbiasa rupanya. Apalagi dia belum bisa memasak selain air, mie, telur. Kalau tidak lihat resep, sedangkan di dapur keluarga Ken? Tidak ada buku resep sama sekali.

Pelayan? Ada. Hanya saja, Ella masih canggung. Dan hanya pelayan bersih-bersih yang ada.

***

Menunggu semua pulang, Ella menunggu di ruang tamu. Ia baru tau beberapa ruang saja. Tak lain, ruang tamu yang menyambung ke arah meja makan.

Di sebalik meja makan atau ruang makan terdapat dapur. Dan tentu saja kamarnya.

Menunggu, menunggu, dan menunggu. Akhirnya ketiduran, emang dasar kebo.

***

"Emm.." Ella terbangun di tengah hari. Ia melihat sekeliling, meja makan sudah bersih. Menandakan sudah pada pulang.

Ella akhirnya juga bengong ke sekelilingnya. Bingung mau ngapain. Akhirnya Ella memutuskan menemui Kak Dylan untuk home tour sedikit.

Mencari, terus mencari, dan mencari ke sana dan sini. Tapi hasilnya nihil. Tak ada seorangpun yang ada di rumah. Yah, karena dia mencarinya ke dapur doang sih.

Malas mencari, adanya. Ia langsung saja berkeliling. Jalan, jalan, jalan tanpa tujuan. Dia tiba-tiba sudah sampai ke halaman belakang, yang luas.

Bahkan ada taman bunga, kolam renang, dan ada orang.

"Eh!? Siapa tuh?" gumam Ella melihat seseorang sedang melukis dari kejauhan. Ella menyipitkan matanya, berusaha agar pandangannya jelas.

Karena terlalu jauh, maka Ella mendekat. Dan cukup dekat, Ella sadar bahwa orang itu adalah seorang pria berambut pirang.

Ella kembali terpesona dengan pria-pria di mansion ini yang semuanya tampan.

Kulit yang putih bagai susu. Matanya putih, menatap sayup menambah keeleganan dirinya. Walau celemeknya sudah kotor, justru menambah karismanya.

"Halo?" sapa Ella. Pria itu hanya melirik dan membentuk pola senyum.

"Hm.. aku Ella, istri Ken. Kamu?"

"Vincentius Aviestro Lorvenue." Jawabnya singkat.

"Oh, apa kamu anak ketiga dari keluarga Lorvenue?" pria itu hanya mengangguk pelan masih fokus pada lukisannya.

"Kak Vincentius, apa kakak mau mengantarku home tour?"

"Vincent saja." jawab Vincent.

Tiba-tiba saja, Ken muncul dengan kehebohannya.

"Ella! Kamu kemana aja sih!?" teriak Ken dari kejauhan.

"Ken?"

Ken mendekati mereka, ia segera menarik tangan Ella ke dalam pelukannya.

"Apa yang kau lakukan dengan dia di sini?" tanya Ken to the poin.

"Aku hanya bertemu dan berkenalan." jawab Ella.

"Ah, sudahlah! Ayo cepat masuk!" Ken menarik Ella ke dalam meninggalkan Vincent. Vincent menatap Ella sayu dengan tersenyum.

***

Sampai di dalam, Ella melepas genggaman Ken. Ken berhenti dan berbalik ke arah Ella.

"Lo napa sih! Itu kan Abang lu, kok malah sikap lo gitu?!"

"Dia itu....

*tbc....

Huaaa aku udah ngetik 1488! Yaudah bye!❤*

Terpopuler

Comments

Mukazi♡˖꒰ᵕ༚ᵕ⑅꒱

Mukazi♡˖꒰ᵕ༚ᵕ⑅꒱

ga nyambung ceritanya 😭

2021-01-20

1

Naomii 伏黒

Naomii 伏黒

FOTONYA FOTO AYATO KASAMAKI😭😭😭

SUAMI AKUU😭😭😭

2020-11-24

2

Zee Iyoh

Zee Iyoh

deuuhh gemesss

2020-11-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!