Ella yang seharian di kamarnya tanpa keluar kamar. Sukses membuat keluarganya khawatir semua.
Dari kemarin pagi, hingga esoknya. Yaitu hari ini, pagi hari.
"Pa, Ella apa memang tidak setuju?" mama Ella yang paling khawatir.
"Pa, dari kemarin dia belum makan lho.." lanjut mama Ella.
"Tenang, Ma. Coba Papa bujuk," jawab papa Ella.
Tok, tok, tok
"Ella? Ini Papa, sayang."
"Ella lagi pengen sendirian," jawaban yang selalu sama.
"Papa, gimana ini? Kalau begini terus, pernikahannya gimana?" mama Ella mulai panik.
"Ella, Papa mohon. Ayo keluar, kita diskusi bareng. Apa yang mengganjal di hati Ella? Papa pasti dengerin."
***
Tiba-tiba saja, ada yang membuka pintu dengan paksa. Ella yang dari dalam terkejut.
"Si-siapa kau?" tanya Ella kebingungan.
"Jadi, ini ya?" gumamnya mendekati Ella.
Sruuk!
Ella dengan paksa ditarik. Pria muda itu menyeret Ella dari kasurnya.
"E-eh, apa ini!? Siapa lu!? Kok narik-narik gini sih!? Narik tangan sih mending! Ini narik malah kaki!?" Ella meronta-ronta, kakinya ditarik dan ia terseret.
"Kalo kamu diem, baru gua lepasin." Ucapnya.
Terpaksa, dan berat hati. Seberat rindu, eh gak deng. Dengan terpaksa, Ella diam. Sesuai ucapannya, lelaki itu melepaskan genggamannya.
Ella berdiri dan menenangkan dirinya, "Apa keperluanmu?" Tanya Ella dingin.
"Hari ini, kita harus memilih gaun 'kan. Jadi bersiap aja, aku udah nungguin daritadi. Aku benci nungguin," ucap pria itu lalu pergi.
"Hih!"
***
"Akhirnya, Ella keluar kamar. Makasih ya, Ken." Ucap mama Ella.
"Jadi, siapa Ken?" Ella dengan polosnya masih bingung.
"Dasar, yasudah. Perkenalkan, aku Albert Kenneth Lorvenue. Calon suamimu." lelaki tampan itu membungkuk.
"Astaga, dia tampan. Tapi tetap saja, dia yang membuat aku jadi menikah di usia masih bayi begini!"
"Jadi, ayo pergi. Kamu udah tau siapa aku kan?" ucap Ken.
"Iya, iya. Ayo pergi." jawab Ella.
•••
Mobil
"Lu dari keluarga mana sih!?" Ella mulai tempramental kali ini.
Ken bukannya menjawab, justru dia mengerem mobil tiba-tiba membuat Ella tersentak. Dia memandang Ella tajam-tajam.
"Kau itu nolep atau gimana sih?"
"Hah? Emang napa kalo gua nolep?"
"Lu gak kenal A. Kenneth Lorvenue? Unik juga lo..." ucapnya lanjut mengemudi.
"Hm, kek pernah denger marganya. Cuma gue kaga peduli aja." balas Ella.
"Yah, lu minoritas lah ceritanya."
"Maksudnya apa sih?"
Sekali lagi, Ken, lelaki dengan rambut merah itu memberhentikan mobil. Ia mendekat ke Ella. Ella berusaha menjauhi wajah putih pucat itu.
Jeduk!
Sayangnya, sudah tidak ada lagi ruang untuk menghindar.
"Heran, wanita manapun jika gue giniin semuanya memerah, mimisan, pingsan, atau agresif. Lo malah jijik gitu?" bisiknya.
"Gimana ga jijik, lu aja deketnya sampe napas lu kebau!" bentak Ella.
"Ya, tinggal buka pintunya ogeb! Udah nyampe kita!" balas Ken.
"Ya, gue kan kaga tau!" lalu Ella membuka pintu menjauhi lelaki yang dibencinya itu.
***
"Mari kak, ada yang bisa saya bantu?"
"Lu aja sana yang bilang." ucap Ken yang seluruh tubuhnya hampir tertutup. Dari pakai kacamata hitam, masker, hoodie dan lainnya.
"Kok gue?"
"Lu kan pengantin wanitanya, ya lu yang urus gaunnya lah!"
"Lha, lo kan suaminya! Kok lu undur diri gitu!?"
"Kak, ini apa yang perlu dibantu ya?💢" Si Mbaknya gregetan guys.
"Ah, maaf. Emm, gaun pengantinnya ada apa saja ya, yang direkomendasikan?" tanya Ella mendekati meja tunggu tersebut.
"Bentar, saya buka kan tirainya dulu. Nanti silahkan pilih gaun rekomendasi hari ini." jelas mbaknya lalu pergi.
"Phuah! Kok waiternya cewek sih! Bikin repot aja!" celoteh Ken.
"Lu kalo kaga suka ya ga usah nikah ogeb!"
"Bukan gua! Tapi Bapak lo tuh yang maksa!"
"Maksa? Lu bilang Bapak gua!?" muka Ella sekarang lebih seram dari mamanya kemarin.
"E-eh gak gitu, maksud gue..."
"Jadi kak, ini rekomen dari butik kami." untung saja mbak-mbak nya menyelamatkan nyawa Ken. Ella langsung melihat gaun, dan Ken kembali menutup maskernya.
"Hm... coba yang itu mbak." tunjuk Ella. Lalu mbak-mbak itu mengambilkan gaun.
Ella mencoba gaun itu, ia langsung merasa cocok. Ia menunjukkannya ke Ken.
"Gimana. Cocok?" tanyanya.
"Cocok, cocok aja." Ken memerah sedikit di mukanya yang pucat itu.
"Yaudah, mbak saya ambil ini saja."
"Baik, kak." Ken dan Ella langsung pergi setelah menyelesaikan administrasinya.
***
"Selanjutnya, cincin mau kamu pilih atau mama dan papa kamu?" tanya Ken.
"Terserah saja. Lagipula pernikahan ini yang niat cuma kamu dan ortu gua aja."
"Yaudah, kita ke tokonya aja langsung."
Ken mengemudi dengan mengebut. Ella tak peduli, ia hanya fokus pada gadgetnya. Dan mereka sudah sampai saja.
"Ayo, cepat. Aku sudah tak tahan denganmu." ucap Ken lalu turun dari mobil.
***
"Mari, ada yang perlu saya bantu?" kali ini mas-mas yang jaga.
"Saya mau pesan cincin pernikahan." ucap Ken to the point.
"Baik, tuan." ucap masnya lalu mengambil beberapa cincin.
"Ella, sepertinya ini cocok. Bagaimana menurutmu?"
"Terserah."
"Kan kamu istrinya, ya harus milih juga💢" Ken mulai gregetan.
Ella lalu memandang ketiga pasang cincin itu. Ia memandang dengan saksama. Lalu jarinya mulai menunjuk.
"Ini saja."
"Baiklah, aku setuju." timpal Ken.
Lalu mereka membeli cincin itu.
***
"Lo.. belum makan kan?"
"Hm..." Ella hanya diam.
kruyuk...
"Udahlah, kita langsung aja ke resto. Percuma tanya kamu."
"Yaudah, terserah."
***
tbc....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Mukazi♡˖꒰ᵕ༚ᵕ⑅꒱
kagak ngerti gue sumpah
2021-01-19
1
🍃🥀Fatymah🥀🍃
Percuma aja nanya, jawabnya juga terserah 😏
Salam dari MAYLEA SI GADIS MASA DEPAN
2020-09-09
4
Lynne
Like sudah mendarat ya thor, sisanya nyusul, hehehe.
Salam dari "Love Reeks Of Blood"😉
2020-09-06
3