Sambutan Kepulangan Djiwa

Tak sabar rasanya Djiwa ingin berjumpa kembali dengan Mawar. Seminggu tugas ke luar kota sudah membuat rasa rindu dalam diri Djiwa menumpuk tinggi. Harus disalurkan dengan melihat sang pujaan hati tercinta.

Djiwa sudah menukar kemeja beserta jas mahal yang dikenakannya dengan kaos yang dibelikan Mawar beserta celana jeans miliknya yang berwarna usang padahal sebenarnya limited edition. "Keren 'kan kaos gue?" Djiwa memamerkan kaos pemberian Mawar di depan Rendi.

"Biasa aja. Itu kayak kaos yang biasa gue beli di pasar malam," jawab Rendi dengan jujur.

"Yup, tepat sekali! Kaos ini memang beli di pasar malam," kata Djiwa dengan bangga.

"Lalu kerennya dimana?" Rendi merapikan kemeja dan jas mahal milik bosnya yang akan ia laundry.

"Ya keren dong. Ini tuh Mawar yang belikan!"

"Terus?"

"Gue timpuk ya!" ancam Djiwa.

"Marah-marah aja ih!" gerutu Rendi.

"Lo ngeselin! Ini tuh dibeliin Mawar. Lo tau enggak artinya berbagi dalam kesulitan? Mawar yang hidupnya pas-pasan dan harus kerja keras jualan ayam tiap hari mau beliin gue kaos. Kerennya itu, dia mau berbagi padahal uangnya juga enggak banyak. Itu artinya Mawar benar-benar cewek baik. Enggak sia-sia deh gue deketin dia!" kata Djiwa dengan semangat empat lima.

"Wa, lo segitu yakinnya. Lo beneran enggak mau memikirkan tawaran Mama lo dulu? Lo bisa balikkan lagi loh sama Melati, lo tau sendiri Melati sekarang makin cantik dan sukses. Saran gue sih, lo pikirin deh tuh baik-baik tawaran Mama lo. Jangan sampai lo nyesel!" Nasehat Rendi panjang lebar tak Djiwa gubris. Djiwa mengambil tas butut miliknya dan memasukkan oleh-oleh untuk Mawar.

Djiwa kembali menaiki motor Supra butut miliknya dan kembali ke kampung dimana Mawar kekasih hatinya berada. Terbayang di benak Djiwa kalau kedatangannya akan disambut oleh Mawar yang tersenyum hangat melihat kehadirannya. Apalagi saat Djiwa memberikan oleh-oleh khusus untuk Mawar, pasti kekasih hatinya akan bahagia.

Sayangnya, apa yang dibayangkan Djiwa tidak sesuai dengan kenyataan. Saat ia datang, Mawar tengah sibuk melayani pembeli yang datang. Kebanyakan abang ojek online yang datang membeli untuk diri mereka sendiri dibanding membeli pesanan customer. Kecantikan dan kemolekan Mawar sebagai Janda Bohay rupanya membuat para ojek online tertarik dan betah berlama-lama di warung milik Mawar.

Tentu saja Djiwa tidak menyukai pemandangan di depannya. Senyum di wajah Djiwa hilang, berganti wajah masam karena saingannya semakin banyak.

"Mas, antri! Saya duluan!" tegur salah seorang ojek online saat Djiwa mau masuk menemui Mawar.

"Saya tunangannya, Mas," jawab Djiwa dengan sombongnya.

"Lah saya suaminya aja harus antri," ledek ojek online yang menegur Djiwa. "Jangan ngaku-ngaku deh, Mas. Banyak yang ngefans sama Mawar!"

Djiwa sudah kesal dan ingin mengajak ribut ojek online di depannya namun masih ia tahan. Ia tak mau merusak rasa rindunya pada Mawar menjadi rasa benci jika pertengkaran mereka hanya membuat Mawar merugi.

"Mawar!" Djiwa memanggil Mawar.

Mawar mengangkat kepalanya saat namanya disebut. Ia melihat Djiwa dicegat langkahnya untuk masuk ke dalam. "Mas Djiwa? Masuk, Mas!"

Djiwa tersenyum mengejek pada ojek online yang mencegahnya masuk tersebut. "Benar bukan, Mawar itu tunangan saya?" kata Djiwa dengan sombongnya.

"Masa sih? Bukannya Pak Lurah ya yang sejak kemarin selalu mengirimi Mawar hadiah? Memang Mas punya apa yang bisa dibanggain selain wajah ganteng? Kalau Pak Lurah sih lebih menjanjikan karena kaya dan punya jabatan. Saya rasa, Mawar akan lebih memilih Pak Lurah daripada Mas," balas ojek online tak mau kalah.

"Pak Lurah? Siapa lagi tuh? Saingan baru lagi? Ampun deh, ditinggal seminggu aja saingan udah banyak!" batin Djiwa.

Djiwa mengacuhkan ojek online tadi dan masuk ke dalam. Belum sempat ia berbicara, sebuah suara berat dan agak serak terdengar. "Assalamualaikum, Mawar Calon Istriku!"

Mendengar ada yang menyebut Mawar dengan sebutan calon istri, Djiwa terbakar api cemburu. Ia berbalik badan dan melihat seorang laki-laki dengan kumis tebal memakai seragam cokelat. Otaknya berpikir cepat dan langsung mengenali lelaki di depannya sebagai Pak Lurah yang tadi dikatakan abang ojek online.

"Nah, saingannya datang nih!" sindir abang ojek online sambil melirik ke arah Djiwa.

Djiwa kini menatap ke arah Mawar yang wajahnya terlihat tertekan dan tidak suka dengan kedatangan Pak Lurah tersebut. "Waalaikumsalam, Pak!" Mawar mematikan api kompornya dan mendekat ke samping Djiwa, seakan meminta perlindungan dari tunangan palsunya yang baru saja pulang dari luar kota.

Pak Lurah melihat dengan sinis Djiwa yang didekati Mawar. "Dia ... tunangan kamu?"

"Iya, saya tunangannya," jawab Djiwa mewakili Mawar.

Pak Lurah lalu melihat penampilan Djiwa dari ujung kepala sampai ujung kaki. "Biasa aja. Tunangan kamu nampak kere, tak punya uang. Cuma menang tampang saja, itu pun tak beda jauh saat saya seusianya," kata Pak Lurah dengan nada merendahkan.

Djiwa kesal mendengar dirinya dibilang kere. Tak tahu saja Pak Lurah itu berapa perusahaan yang Djiwa miliki?!

"Katanya ... dia baru pulang dari luar kota, bawa oleh-oleh apa?" sindir Pak Lurah.

Mawar menyikut pinggang Djiwa, memberi kode kalau Djiwa harus membantunya. Djiwa pun mengeluarkan kantong plastik yang ia bawa. "Maaf, Sayang. Aku cuma beli pisang cokelat saja dan sedikit pempek."

"Hanya itu?" Pak Lurah yang bertanya dengan nada menghina. "Mawar, saya bawakan kamu buket bunga mawar untukmu. Cantik bukan?" Pak Lurah tak mau kalah. Ia menyuruh ajudannya membawakan buket bunga dan memberikannya pada Mawar.

Bukannya mengucapkan terima kasih pada Pak Lurah, Mawar malah lebih memilih berbicara pada Djiwa sambil tersenyum. "Tak apa, Mas. Seharusnya Mas tak perlu bawakan apa-apa. Mas pulang saja aku sudah senang," jawab Mawar.

Pak Lurah merasa diacuhkan oleh Mawar. Mawar selalu menolak pemberiannya namun malah senang dibawakan keripik pisang cokelat dan pempek dari tunangannya. "Kamu suka cokelat mahal tidak? Kalau suka, saya akan kirimkan khusus untuk kamu."

Mawar kini menatap Pak Lurah dengan wajah datar, hilang sudah senyum di wajahnya. "Tidak perlu, Pak. Sekarang tunangan saya sudah pulang. Terima kasih banyak atas pemberian Bapak selama ini."

"Kamu mau nolak saya lagi? Saya masih akan berusaha loh sesuai perkataan saya kemarin. Meskipun kamu punya tunangan, saya masih ada kesempatan. Saya juga berhak diberi kesempatan untuk mendapatkan kamu. Jadi, selama kamu belum menikah, kamu bebas didekati siapa saja, bukan begitu?" Pak Lurah kembali mengancam Mawar.

Djiwa melihat perubahan ekspresi Mawar. Tunangan palsunya itu tak lagi melawan. "Kenapa diam?" tanya Djiwa sambil berbisik. "Balas!"

Kesal karena Mawar diam saja, Djiwa yang sedang emosi melakukan sesuatu tanpa ia pikirkan dulu matang-matang. Menantang Pak Lurah tanpa rencana. "Bapak punya hak? Mawar yang punya hak menolak atau pun menerima orang yang dia suka kali, Pak."

Djiwa menatap Pak Lurah dengan tatapan mengancam. "Pak, saya kasih tau ya, itu namanya pengancaman. Bapak tuh pejabat negara yang tugasnya melayani rakyat karena gaji Bapak dibayar oleh rakyat. Bukannya mengancam rakyat yang membayar gaji Bapak!"

"Saya tidak mengancam tuh! Saya cuma minta diberi kesempatan yang sama sebelum Mawar menikah. Jangan salah tafsir kamu!" balas Pak Lurah tak mau kalah.

Djiwa makin kesal dengan pejabat di depannya. "Kalau begitu, kesempatan Bapak sudah tidak ada lagi!"

"Kenapa tidak ada lagi? Biarkan saja Mawar yang-" Belum selesai Pak Lurah bicara, Djiwa sudah memotong ucapannya dan membuat semua orang terdiam kaget.

"Karena kami akan menikah secepatnya!" kata Djiwa tanpa pikir panjang.

****

Terpopuler

Comments

Dewa Dewi

Dewa Dewi

👍👍👍👍👍

2024-03-30

0

Dwi Sasi

Dwi Sasi

Gercep
😍😍😍

2023-12-20

0

Marlina Palembang

Marlina Palembang

pak lurah songong amat ya.ayo fans nya djiwa mau kita apain ni pak lurahnya.baru jd lurah aja udh belagu.😤😤😤😤

2023-12-02

0

lihat semua
Episodes
1 Angkasa Djiwa
2 Djiwa si Jago Akting
3 Tiga Fans Laki-laki
4 Tunangan Palsu
5 Asisten Harus Menuruti Perintah Atasan
6 Sekuat Mungkin Menahan Diri
7 Pengalaman Pertama Djiwa
8 Menguak Masa Lalu Mawar
9 Pemuda Berkulit Hitam
10 Strategi Djiwa
11 Memajukan Bisnis Milik Mawar
12 Kencan Pertama
13 Kencan Versi Berbeda
14 Cerita Mawar
15 Pemberian Mawar
16 Kecupan di Pipi
17 Kehendak Kedua Orang Tua Djiwa
18 Lelaki Berseragam Cokelat
19 Oleh-oleh Untuk Neng Mawar
20 Sambutan Kepulangan Djiwa
21 Bukan Settingan
22 Protes Rendi
23 Pernikahan Sederhana
24 Siang Pertama Bukan Malam Pertama
25 Menikmati Hari Berdua
26 Hadiah Door Prize
27 Proses Pencairan Kredit
28 Pindah Tempat Jualan
29 Pembukaan Warung Mawar
30 Lily Adalah Sahabatku
31 Perjodohan
32 Pembicaraan di Halaman Belakang
33 Tangan Melati
34 Djiwa Tidak Mudah Menyerah
35 Tanpa Masker
36 Siang Untuk Mawar
37 Malam Untuk Melati
38 Thinwall
39 Warung Janda Bohay
40 Kedatangan Melati
41 Memecah Masalah Satu Demi Satu
42 Balas Dendam
43 Diskusi Sambil Pijat
44 Curiga
45 Takut
46 Ruang Meeting
47 Martabak Manis
48 Dua Body Guard
49 Perkelahian Dengan Preman Pasar
50 Menginterogasi Jamal
51 Cerita Jamal
52 Menenangkan Mawar
53 Rekaman Video
54 Pujian Untuk Melati
55 Curahan Hati Mawar
56 Pendapat Pemuda Berkulit Hitam
57 Majalah Bisnis
58 Sindiran Mawar
59 Hasil Belajar Mawar
60 Djiwa yang Pusing
61 Mawar Vs Melati
62 Pasukan Melati
63 Permintaan Maaf Djiwa
64 Menjawab Semua dengan Jujur
65 Mengadu
66 Penyelidikan Pak Prabu
67 Disidang
68 Ketidaksetujuan Mama dan Papa Djiwa
69 Kedutan di Mata
70 Bukan Sinetron Ikan Terbang
71 Kesedihan Mawar
72 Dukungan dari Orang di Sekitar
73 Interogasi Ibu Mina
74 Masakan Chef Mawar
75 Perhatian Ibu Mina
76 Hasil Test Pack
77 Kedatangan Ibu-ibu Arisan
78 Jebakan Anton
79 Kabur
80 Lagi-lagi Menyamar
81 Mahasiswa Magang Gadungan
82 Ibu-ibu Arisan
83 Periksa Kehamilan
84 Aksi Pembalasan
85 Kekuatan Netijen
86 Bola Panas
87 Merindukan Djiwa
88 Kartu As
89 Hadiah Untuk Anak Buah
90 Ada Yang Aneh
91 Tidak Full Power
92 Jalan-jalan Di Mall Bersama Bumil
93 Wanita Misterius
94 Hukuman Untuk Keluarga Melati
95 Bertemu Jamal
96 Tak Kunjung Menyesal
97 Memperkenalkan Mawar ke Karyawan
98 Survey ke Panti Asuhan
99 White and Gold
100 Interupsi
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Angkasa Djiwa
2
Djiwa si Jago Akting
3
Tiga Fans Laki-laki
4
Tunangan Palsu
5
Asisten Harus Menuruti Perintah Atasan
6
Sekuat Mungkin Menahan Diri
7
Pengalaman Pertama Djiwa
8
Menguak Masa Lalu Mawar
9
Pemuda Berkulit Hitam
10
Strategi Djiwa
11
Memajukan Bisnis Milik Mawar
12
Kencan Pertama
13
Kencan Versi Berbeda
14
Cerita Mawar
15
Pemberian Mawar
16
Kecupan di Pipi
17
Kehendak Kedua Orang Tua Djiwa
18
Lelaki Berseragam Cokelat
19
Oleh-oleh Untuk Neng Mawar
20
Sambutan Kepulangan Djiwa
21
Bukan Settingan
22
Protes Rendi
23
Pernikahan Sederhana
24
Siang Pertama Bukan Malam Pertama
25
Menikmati Hari Berdua
26
Hadiah Door Prize
27
Proses Pencairan Kredit
28
Pindah Tempat Jualan
29
Pembukaan Warung Mawar
30
Lily Adalah Sahabatku
31
Perjodohan
32
Pembicaraan di Halaman Belakang
33
Tangan Melati
34
Djiwa Tidak Mudah Menyerah
35
Tanpa Masker
36
Siang Untuk Mawar
37
Malam Untuk Melati
38
Thinwall
39
Warung Janda Bohay
40
Kedatangan Melati
41
Memecah Masalah Satu Demi Satu
42
Balas Dendam
43
Diskusi Sambil Pijat
44
Curiga
45
Takut
46
Ruang Meeting
47
Martabak Manis
48
Dua Body Guard
49
Perkelahian Dengan Preman Pasar
50
Menginterogasi Jamal
51
Cerita Jamal
52
Menenangkan Mawar
53
Rekaman Video
54
Pujian Untuk Melati
55
Curahan Hati Mawar
56
Pendapat Pemuda Berkulit Hitam
57
Majalah Bisnis
58
Sindiran Mawar
59
Hasil Belajar Mawar
60
Djiwa yang Pusing
61
Mawar Vs Melati
62
Pasukan Melati
63
Permintaan Maaf Djiwa
64
Menjawab Semua dengan Jujur
65
Mengadu
66
Penyelidikan Pak Prabu
67
Disidang
68
Ketidaksetujuan Mama dan Papa Djiwa
69
Kedutan di Mata
70
Bukan Sinetron Ikan Terbang
71
Kesedihan Mawar
72
Dukungan dari Orang di Sekitar
73
Interogasi Ibu Mina
74
Masakan Chef Mawar
75
Perhatian Ibu Mina
76
Hasil Test Pack
77
Kedatangan Ibu-ibu Arisan
78
Jebakan Anton
79
Kabur
80
Lagi-lagi Menyamar
81
Mahasiswa Magang Gadungan
82
Ibu-ibu Arisan
83
Periksa Kehamilan
84
Aksi Pembalasan
85
Kekuatan Netijen
86
Bola Panas
87
Merindukan Djiwa
88
Kartu As
89
Hadiah Untuk Anak Buah
90
Ada Yang Aneh
91
Tidak Full Power
92
Jalan-jalan Di Mall Bersama Bumil
93
Wanita Misterius
94
Hukuman Untuk Keluarga Melati
95
Bertemu Jamal
96
Tak Kunjung Menyesal
97
Memperkenalkan Mawar ke Karyawan
98
Survey ke Panti Asuhan
99
White and Gold
100
Interupsi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!