Menguak Masa Lalu Mawar

"Lo serius, Bos?" tanya Rendi. "Bukan lagi main-main aja karena lo bosan?"

"Bosan? Kata siapa? Gue serius. Super serius," jawab Djiwa dengan penuh keyakinan. Djiwa membatalkan tidurnya dan duduk dengan tegak.

"Lo belum tau siapa Mawar, Wa. Gue kenal lo. Pasti lo lagi main-main aja 'kan? Kenapa lo enggak main-main di club malam aja sih? Lo mau yang kayak gimana? Yang masih segel di Mami Ina? Gue cariin!" bujuk Rendi.

"Gue enggak mau dan gue enggak main-main. Ren, lo enggak tau siapa Mawar sih! Kalo lo lihat betapa mandiri dan pekerja kerasnya Mawar, pasti lo kagum deh!" bela Djiwa.

"Yakin? Lo tau sendiri Mawar itu Janda Bohay. Dia jadi janda karena cerai atau suaminya meninggal?" tanya Rendi.

"Mana gue tau! Gue enggak enak nanya masalah pribadi begitu sama dia," jawab Djiwa.

"Nah lo aja enggak tau. Cari tau dulu baru memutuskan lo akan ambil keputusan apa!" nasehat Rendi.

"Ya ... lo cari tau lah! Tugas lo itu! Ngapain lo nyuruh gue? Yang jadi atasan siapa? Songong nih anak! Lo cari tau secepatnya dan laporin sama gue. Udah sana lo pulang! Gue mau tidur. Capek gue pagi-pagi udah ke pasar." Djiwa kembali merebahkan tubuhnya dan bersiap tidur.

"Hah? Ke pasar? Serius? Ngapain?" tanya Rendi penasaran.

Djiwa mengambil bantal dan melemparkannya ke arah Rendi. "Berisik! Udah sana pulang! Gue potong gaji lo kalau sekali lagi ngomong!"

"Iya," jawab Rendi sambil memanyunkan bibirnya. Rendi pun pergi dari rumah kontrakkan Djiwa dan meninggalkan Djiwa yang tertidur pulas.

****

Mawar sudah selesai membuatkan sarapan untuk Djiwa. Ayam goreng hangat dan sambal menjadi menu sarapan pagi ini. Mawar berniat memanggil Djiwa untuk sarapan bersama.

Saat keluar rumah, Mawar melihat di jemuran sudah ada pakaian yang Djiwa cuci. Masih basah. Djiwa rupanya tidak memerasnya lebih kencang. Mawar yang ambil alih, memerasnya lebih kencang dan kembali menjemur pakaian tersebut.

"Mas Djiwa!" Mawar memanggil nama Djiwa dan mengetuk pintu kontrakkannya. "Mas!"

Djiwa yang merasa belum lama tertidur masih mengantuk, namun sayup-sayup suara Mawar terdengar di telinganya. Cepat-cepat Djiwa bangun dan menyembunyikan laptop yang dibawa Rendi beserta pekerjaan yang harus ia kerjakan. "Iya, Mawar!" jawab Djiwa.

Djiwa membukakan pintu dan melihat Mawar yang sudah mandi. Mawar mengenakan celana 7/8 dengan kaos yang tidak terlalu ketat namun karena tubuhnya yang bohay, tetap saja terlihat seksi saat dikenakan.

"Ayo sarapan dulu, Mas. Di rumah aku saja ya," ajak Mawar.

"Oh, iya," jawab Djiwa.

Djiwa pun mengikuti Mawar dan mereka sarapan bersama. Hanya makan nasi dan ayam goreng serta sambal namun Djiwa makan dengan lahap. Rasanya nikmat sekali makan di saat perut lapar dan sehabis lelah bekerja.

"Masakan kamu selalu enak, Mawar. Pantas pembeli kamu banyak!" puji Djiwa.

Mawar tersenyum mendengar pujian Djiwa. "Bisa saja Mas Djiwa. Kalau Mas Djiwa suka ya syukur alhamdulillah."

"Oh iya Mawar, maaf kalau aku lancang bertanya. Kamu di Jakarta hanya seorang diri? Tak ada keluarga?" tanya Djiwa penasaran.

Senyum di wajah Mawar menghilang. "Aku hanya seorang diri, Mas."

Mawar tak menjawab pertanyaan Djiwa yang lain. "Biar aku yang cuci piringnya ya!" Djiwa menawarkan diri membantu.

"Tak usah, Mas."

"Tak apa-apa. Kamu harus bersiap untuk membuka warung bukan? Aku saja ya yang cuci piring. Sehabis cuci piring, kamu bilang saja apa yang harus aku lakukan," kata Djiwa.

"Baiklah, Mas. Maaf ya merepotkan."

Djiwa membawa piring kotor dan mencucinya. Kalau mencuci piring, Djiwa suka lihat di rumahnya. Mudah.

Selesai mencuci piring, Djiwa membantu Mawar di warung. Warung sudah mulai ramai dan Mawar kerepotan dengan piring kotor yang belum diangkat. Djiwa sadar diri, ia mengambil piring kotor tersebut dan mencucinya tanpa banyak protes. Ia kasihan dengan Mawar yang terlihat lelah melayani pembeli yang datang.

Saat Mawar sholat, pekerjaannya pun digantikan oleh Djiwa. Kini gantian yang datang, bukan bapak-bapak centil tapi malah ibu-ibu lenjeh. Djiwa jadi bahan godaan karena tampangnya yang tampan.

Sebelum maghrib, semua ayam sudah habis terjual. Djiwa pun kembali ke kontrakkannya. Tubuhnya amat lelah namun pekerjaan kantor menantinya. Djiwa pun memeriksa dokumen dan menandatangani dokumen yang memerlukan tanda-tangannya.

Djiwa benar-benar pekerja keras. Ia adalah pengusaha yang sukses memang karena kerja kerasnya. Saat orang lain terlelap dan menikmati tidur malamnya, Djiwa masih bekerja. Itulah mengapa Djiwa menjadi salah satu pengusaha sukses yang pernah masuk majalah bisnis.

Jam 11 malam, mata Djiwa tak bisa dikondisikan. Ia pun terlelap dengan laptop yang masih menyala. Djiwa terbangun sendiri jam setengah 3 pagi, mau tidur lagi namun sebentar lagi Mawar akan pergi ke pasar. Djiwa putuskan untuk melanjutkan pekerjaannya kembali.

Djiwa membuka email dan melihat ada pesan masuk dari Rendi. Djiwa membuka email tersebut dan ternyata adalah laporan tentang identitas Mawar. Djiwa membacanya dengan serius dan terkejut saat mengetahui kalau Mawar adalah mantan narapidana kasus pembunuhan. Anehnya, Mawar hanya dihukum lima tahun penjara saja.

"Aneh sekali," gumam Djiwa.

Djiwa pun mengambil ponsel jadul yang Rendi bawakan dan menghubungi asisten pribadinya yang sedang tertidur lelap. Beberapa kali Djiwa mengulang panggilannya barulah Rendi menjawab dengan setengah sadar.

"Hallo," jawab Rendi.

"Data yang lo kasih itu valid?" tanya Djiwa.

"Data apa? Lo cek aja sendiri, gangguin gue tidur aja ah!" gerutu Rendi yang belum tersadar sepenuhnya.

"Mau gaji lo gue potong?" ancam Djiwa.

Mata Rendi langsung segar dan ia duduk tegak di tempat tidurnya. "Itu, gue ngomong sama nyamuk. Ganggu gue tidur, baru aja gue pukul sampai mati. Data yang gue kasih valid. Bisa lo cek kebenarannya."

"Kok aneh ya?" gumam Djiwa.

"Iya. Memang aneh. Makanya lo udahan deh les aktingnya. Pulang. Nanti gue cariin yang masih gress di Mami Ina," bujuk Rendi.

"Enggak mau! Justru gue semakin penasaran, kenapa cewek cantik dan mandiri kayak Mawar bisa dipenjara 5 tahun. Tugas lo cari tau semua tentang kasus Mawar! Bagaimana pun caranya, gue mau yang lengkap!" perintah Djiwa.

Rendi menghela nafas dalam. Pekerjaannya semakin banyak saja. "Enggak mau berubah pikiran? Kalau lo yang dibunuh gimana, Wa? Ingat, lo tuh anak konglomerat! Bisa mati dipenggal gue sama bokap lo kalau sampai lo kenapa-napa."

"Tenang aja! Gue akan baik-baik saja. Gue yakin, Mawar bukan pelakunya. Ada yang aneh di kasusnya. Udah lo kerjain aja tugas dari gue. Sekarang gue mau ke pasar. Bye!" Djiwa menutup teleponnya dan bergegas mencuci muka.

"Neng Mawar Bohay, aa dateng!"

****

Terpopuler

Comments

Dwi Sasi

Dwi Sasi

Aku juga pinisirin

2023-12-20

0

Abie Mas

Abie Mas

neng bohay aa dtg

2023-08-05

1

Inaqn Sofie

Inaqn Sofie

Hhhh neng bohay

2023-06-08

0

lihat semua
Episodes
1 Angkasa Djiwa
2 Djiwa si Jago Akting
3 Tiga Fans Laki-laki
4 Tunangan Palsu
5 Asisten Harus Menuruti Perintah Atasan
6 Sekuat Mungkin Menahan Diri
7 Pengalaman Pertama Djiwa
8 Menguak Masa Lalu Mawar
9 Pemuda Berkulit Hitam
10 Strategi Djiwa
11 Memajukan Bisnis Milik Mawar
12 Kencan Pertama
13 Kencan Versi Berbeda
14 Cerita Mawar
15 Pemberian Mawar
16 Kecupan di Pipi
17 Kehendak Kedua Orang Tua Djiwa
18 Lelaki Berseragam Cokelat
19 Oleh-oleh Untuk Neng Mawar
20 Sambutan Kepulangan Djiwa
21 Bukan Settingan
22 Protes Rendi
23 Pernikahan Sederhana
24 Siang Pertama Bukan Malam Pertama
25 Menikmati Hari Berdua
26 Hadiah Door Prize
27 Proses Pencairan Kredit
28 Pindah Tempat Jualan
29 Pembukaan Warung Mawar
30 Lily Adalah Sahabatku
31 Perjodohan
32 Pembicaraan di Halaman Belakang
33 Tangan Melati
34 Djiwa Tidak Mudah Menyerah
35 Tanpa Masker
36 Siang Untuk Mawar
37 Malam Untuk Melati
38 Thinwall
39 Warung Janda Bohay
40 Kedatangan Melati
41 Memecah Masalah Satu Demi Satu
42 Balas Dendam
43 Diskusi Sambil Pijat
44 Curiga
45 Takut
46 Ruang Meeting
47 Martabak Manis
48 Dua Body Guard
49 Perkelahian Dengan Preman Pasar
50 Menginterogasi Jamal
51 Cerita Jamal
52 Menenangkan Mawar
53 Rekaman Video
54 Pujian Untuk Melati
55 Curahan Hati Mawar
56 Pendapat Pemuda Berkulit Hitam
57 Majalah Bisnis
58 Sindiran Mawar
59 Hasil Belajar Mawar
60 Djiwa yang Pusing
61 Mawar Vs Melati
62 Pasukan Melati
63 Permintaan Maaf Djiwa
64 Menjawab Semua dengan Jujur
65 Mengadu
66 Penyelidikan Pak Prabu
67 Disidang
68 Ketidaksetujuan Mama dan Papa Djiwa
69 Kedutan di Mata
70 Bukan Sinetron Ikan Terbang
71 Kesedihan Mawar
72 Dukungan dari Orang di Sekitar
73 Interogasi Ibu Mina
74 Masakan Chef Mawar
75 Perhatian Ibu Mina
76 Hasil Test Pack
77 Kedatangan Ibu-ibu Arisan
78 Jebakan Anton
79 Kabur
80 Lagi-lagi Menyamar
81 Mahasiswa Magang Gadungan
82 Ibu-ibu Arisan
83 Periksa Kehamilan
84 Aksi Pembalasan
85 Kekuatan Netijen
86 Bola Panas
87 Merindukan Djiwa
88 Kartu As
89 Hadiah Untuk Anak Buah
90 Ada Yang Aneh
91 Tidak Full Power
92 Jalan-jalan Di Mall Bersama Bumil
93 Wanita Misterius
94 Hukuman Untuk Keluarga Melati
95 Bertemu Jamal
96 Tak Kunjung Menyesal
97 Memperkenalkan Mawar ke Karyawan
98 Survey ke Panti Asuhan
99 White and Gold
100 Interupsi
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Angkasa Djiwa
2
Djiwa si Jago Akting
3
Tiga Fans Laki-laki
4
Tunangan Palsu
5
Asisten Harus Menuruti Perintah Atasan
6
Sekuat Mungkin Menahan Diri
7
Pengalaman Pertama Djiwa
8
Menguak Masa Lalu Mawar
9
Pemuda Berkulit Hitam
10
Strategi Djiwa
11
Memajukan Bisnis Milik Mawar
12
Kencan Pertama
13
Kencan Versi Berbeda
14
Cerita Mawar
15
Pemberian Mawar
16
Kecupan di Pipi
17
Kehendak Kedua Orang Tua Djiwa
18
Lelaki Berseragam Cokelat
19
Oleh-oleh Untuk Neng Mawar
20
Sambutan Kepulangan Djiwa
21
Bukan Settingan
22
Protes Rendi
23
Pernikahan Sederhana
24
Siang Pertama Bukan Malam Pertama
25
Menikmati Hari Berdua
26
Hadiah Door Prize
27
Proses Pencairan Kredit
28
Pindah Tempat Jualan
29
Pembukaan Warung Mawar
30
Lily Adalah Sahabatku
31
Perjodohan
32
Pembicaraan di Halaman Belakang
33
Tangan Melati
34
Djiwa Tidak Mudah Menyerah
35
Tanpa Masker
36
Siang Untuk Mawar
37
Malam Untuk Melati
38
Thinwall
39
Warung Janda Bohay
40
Kedatangan Melati
41
Memecah Masalah Satu Demi Satu
42
Balas Dendam
43
Diskusi Sambil Pijat
44
Curiga
45
Takut
46
Ruang Meeting
47
Martabak Manis
48
Dua Body Guard
49
Perkelahian Dengan Preman Pasar
50
Menginterogasi Jamal
51
Cerita Jamal
52
Menenangkan Mawar
53
Rekaman Video
54
Pujian Untuk Melati
55
Curahan Hati Mawar
56
Pendapat Pemuda Berkulit Hitam
57
Majalah Bisnis
58
Sindiran Mawar
59
Hasil Belajar Mawar
60
Djiwa yang Pusing
61
Mawar Vs Melati
62
Pasukan Melati
63
Permintaan Maaf Djiwa
64
Menjawab Semua dengan Jujur
65
Mengadu
66
Penyelidikan Pak Prabu
67
Disidang
68
Ketidaksetujuan Mama dan Papa Djiwa
69
Kedutan di Mata
70
Bukan Sinetron Ikan Terbang
71
Kesedihan Mawar
72
Dukungan dari Orang di Sekitar
73
Interogasi Ibu Mina
74
Masakan Chef Mawar
75
Perhatian Ibu Mina
76
Hasil Test Pack
77
Kedatangan Ibu-ibu Arisan
78
Jebakan Anton
79
Kabur
80
Lagi-lagi Menyamar
81
Mahasiswa Magang Gadungan
82
Ibu-ibu Arisan
83
Periksa Kehamilan
84
Aksi Pembalasan
85
Kekuatan Netijen
86
Bola Panas
87
Merindukan Djiwa
88
Kartu As
89
Hadiah Untuk Anak Buah
90
Ada Yang Aneh
91
Tidak Full Power
92
Jalan-jalan Di Mall Bersama Bumil
93
Wanita Misterius
94
Hukuman Untuk Keluarga Melati
95
Bertemu Jamal
96
Tak Kunjung Menyesal
97
Memperkenalkan Mawar ke Karyawan
98
Survey ke Panti Asuhan
99
White and Gold
100
Interupsi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!